Bronkiolitis Akut
Oleh :
Norfaridzuan Bin Abd Nain
Pembimbing :
dr. Henri Azis, Sp.A, M.Kes
Penyakit infeksi saluran pernafasan
akut masih menjadi masalah
kesehatan didunia.
Bronkiolitis adalah suatu inflamasi
infeksi virus pada bronkiolus.
90% penderita adalah bayi yang
berusia dibawah 9 bulan.
Pendahuluan
Status Pasien
IDENTIFIKASI
Nama : By. S
Umur / Tanggal Lahir : 5 bulan/ 2-7-2016
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Nama Ayah : Tn.S
Nama Ibu : Ny. M
Alamat : Tanjung Enim
Bangsa : Jawa
Dikirim oleh : Poliklinik Anak RSUD H.
M. Rabain
MRS : 29-11-2016
KU: Sesak napas
KT: Batuk
2
Riwayat Pengobatan
Berobat ke bidan dan diberikan obat (ibu lupa nama obat)
Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
Masa kehamilan : Aterm
Partus : Pervaginam
Tempat : Rumah
Ditolong oleh : Bidan
Tanggal : 2-7-2016
Berat badan : 2700 gram
Panjang badan : Ibu lupa
Lingkar kepala : Ibu lupa
Riwayat Makan
ASI : Dari lahir - sekarang
Riwayat Keluarga
Perkawinan : Pertama
Umur : Ayah (30), ibu (29)
Pendidikan :Ayah (SMA), ibu (SMA)
Penyakit yang pernah diderita : Tidak ada
Etiologi
Bronkiolitis merupakan penyakit infeksi
pernapasan tersering pada bayi.
Tersering usia 2 sampai 24 bulan, dengan
puncak 2 sampai 8 bulan.
Bronkiolitis lebih banyak terjadi pada laki-laki,
yaitu sekitar 1,25 sampai 1,6 kali lebih banyak
dibandingkan anak perempuan.
Angka morbiditas dan mortalitas lebih tinggi
pada negara-negara berkembang.
Epidemiologi
Patofisiologi
Anamnesis
Gejala infeksi saluran napas atas
Pilek ringan disertai rinorea
Batuk
Demam
Sesak napas yang makin hebat
Muntah setelah batuk
Rewel
Sulit makan
Diagnosis
Pemeriksaan fisik
Sianosis
Dispnea dengan expiratory effort
Takipnea
Takikardia
Peningkatan suhu di atas 38,5oC
Napas cuping hidung
Retraksi interkostal
Konjungtivitis
Faringitis
Gejala ekpirasi memanjang hingga wheezing
Auskultasi paru
Wheezing
Rhonki basah halus
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan darah tidak khas
Leukosit : normal
Elektrolit: normal
AGD : adanya hiperkarbia sebagai tanda air trapping,
asidosis metabolik atau respiratorik
Kultur virus
ELISA
PCR
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan radiologi
Hiperinflasi paru (emfisema)
Infiltrat/bercak konsolidasi yang tersebar
(patchy infiltrate)
Atelektasis
Kolaps segmenta
Oksigen 1-2 liter per menit dengan nasal kanul
Cairan dan kalori yang cukup (bila perlu dengan
infus)
Koreksi asam-basa yang timbul
Antibiotik dapat diberikan:
Untuk community acquired
Ampisilin 100 mg/kgBB/hari dalam 4 kali
pemberian
Kloramfenikol 75 mg/kgBB/hari dalam 4 kali
pemberian
Tatalaksana
Untuk hospital acquired
Sefotaksim 100 mg/kgBB/hari dalam 2 kali
pemberian
Lama pemberian antibiotik 7-10 hari atau sampai
4-5 hari bebas demam
Bronkodilator
Kortikosteroid
Ribavirin
Pemberian immunoglobulin dan vaksinasi
Menjaga higienitas umum
Menghindari kontak dengan orang
dewasa/anak yang menderita infeksi
saluran pernapasan.
Pencegahan
23% bayi yang memiliki riwayat
bronkiolitis berkembang menjadi
asma
Prognosis
Tidak diperlukan pemberian oksigen
selama 10 jam terakhir
Retraksi dada minimal
Mampu makan/minum
Perbaikan tanda klinis yang lain
Kriteria pulang
Analisis kasus
Bayi
Pasien
Kemudian
Karena
Dari
Pemeriksaan
Tatalaksana
Mengatasi sesak dan menjaga agar oksigen dalam
darah tercukupi.
Diberikan kortikosteroid untuk mengurangi inflamasi
yang terjadi sehingga edema pada saluran napas
bawah berkurang dan aliran udara ke alveolus dapat
meningkat.
Adanya infeksi saluran pernapasan yang terjadi pada
pasien menjadi indikasi pemberian antibiotik
(ceftazidim 2x150 mg) secara intravena.
Status gizi pada pasien termasuk cukup
gizi
Edukasi terhadap orang tua agar
menjauhkan pasien dari anggota keluarga
yang menderita infeksi saluran pernapasan
dan yang merokok.
Ventilasi di rumah ditambah dan dilakukan
Pembersihan rutin pada lingkungan rumah
sehingga tidak menyimpan debu.
Terima Kasih