EUTROFIKASI
PERAIRAN
OLEH:
T I M D O S E N M K . L I M N O LO G I
FPIK UB
2016
Apakah itu
Eutrofikasi ?
Eu: awalan dari bahasa yunani yang artinya
Baik
Troph: Nutrisi atau makanan
O2 CO2 nutrien
Kondisi anaerob
Bakteri anaerob
(dekomposisi)
CH4 + H2S
Proses Eutrofikasi tahap
demi tahap
23
Respon terhadap Peningkatan Eutrofikasi
Fisika: - transparasi (Secchi berkurang)
- Padatan tersuspensi (TSS meningkat)
Kimia: - nutrien meningkat
- Klorofil a meningkat
- TDS meningkat
- O2 di hypolimnion menurun
- O2 di epilimnion lewat jenuh
Biologi: - frekuensi blooming algae meningkat
- Keanekaragaman spesies algae menurun
- Biomassa fitoplankton meningkat
- vegetasi litoral meningkat atau menurun
- Ikan meningkat
- benthos (zoo) meningkat (bisa juga menurun)
- Keanekaragaman benthos menurun
- Produksi primer meningkat
Dampak Eutrofikasi
1.Menurunnya Kecerahan perairan
.Kecerahan air dapat diukur menggunakan
Secchi disc
.Cahaya sangat penting untuk pertumbuhan
tanaman hijau. Sinar matahari menyediakan
energi untuk fotosintesis.
.Penetrasi cahaya matahari kedalam badan
air menentukan kedalaman dan jumlah
algae serta tanaman bawar air lainnya
.Kecerahan air menurun jika warna, sedimen
tersuspensi dan algae meningkat.
..
Kedalaman Secchi disc menunjukkan kecerahan air dan
dapat menduga secara kasar penetrasi cahaya di dalam
kolom air. Sebagai aturan umum, cahaya dapat menembus
kedalaman dua kali kedalaman Secchi. Misal, jika
kedalaman Secchi adalah 3 m, maka cahaya dapat
menembus kedalaman 6 m.
Kedalaman Secchi danau yang subur dan berlumpur,
estuari serta sungai-sungai besar berkisar antara 0 s/d 2 m,
tetapi pada laut yang berair biru atau oligotrofik kedalaman
secchi bisa > 40 m.
Pada sebagian besar danau, kedalaman Secchi sekitar 1/3
dari kedalaman daerah fotik.
2. Perkembangan kondisi anoksik
(Kadar O2 rendah)
Kadar oksigen terlarut di permukaan dan dekat permukaan
air menjadi ukuran penting kesehatan lingkungan perairan.
Penurunan Oksigen terlarut bisa berbahaya pada kasus
eutrofikasi, terutama pada saat ada buangan limbah organik
dari industri, pertanian.
Kondisi Anoksik, khususnya pada sedimen, dapat
menimbulkan pembebasan bentuk logam yang kurang
reaktif dari partikel menjadu fase encer.
Dibawah kondisi anoksik bakteri anaerob berkembang.
Bakeri anaerob sering menghasilkan senyawa berbau busuk
seperti hidrogen sulfida (H2S), thioalcohols (RSH) dan
ammonia (NH3).
Kadar oksigen terlarut >7 mg/l di permukaan laut
dan air tawar, tergantung suhu, menunjukkan
kondisi jenuh oksigen,
Kadar < 4 mg/l menunjukkan penurunan oksigen
serius dgn beberapa spesies menghindari.
Kematian spesies dapat terjadi di bawah kadar
tersebut terhadap sebagian besar organisme aerob
28
3. Blooming algae meningkat
Algae adalah tumbuhan sederhana, yang
mengndung klorofil-a sebagai pigmen fotosintesis
primer.
Algae ditemukan di air laut dan tawar dengan
berbagai ukuran dari besar (meter dalam panjang)
sampai organisme mikroskopik.
Pada jumlah yang rendah, sebagian algae kurang
berbahaya dan merupakan bagian penting dari
ekosistem karena memproduksi oksigen dan
sebagai sumber makanan bagi hewan akuatik.
Tetapi apabila pertumbuhannya meledak atau
blooming dapat menyebabkab masalah kualitas air
yang serius, termasuk rasa dan bau.
Blooming Blue-green algae
Microcystis
A toxic blue-green alga
Bloomin Microcystis yang menutupi area seluas 600 km 2
Blooming terparah
Blooming terparah
Hilangnya habitat (e.g. Sea grass beds)
Tekanan yang diberikan pada keanekaragaman
hayati secara umum dapat dibagi menjadi
hilangnya ekosistem, fragmentasi, degradasi dan
modifikasi. Hal ini telah mengakibatkan penurunan
atau kepunahan banyak spesies tanaman dan
Eutrofikasi
hewan. dapat
berpengaruh serius
terhadap sumberdaya
kehidupan atau
habitanya. Sistem laut
atau estuarine dengan
habitat yang terstruktur
secara biogenik, seperti
terumbu karang atau
padang lamun, rentan
terhadap eutrofikasi.
5. Perubahan biota dominan
Produksi makrofita akuatik dan algae merupakan
komponen penting rantai makanan lahan basah. Makrofita
akuatik menyediakan struktur habitat bagi
kehidupan invertebrata dan vertebrata dan juga
menyediakan substrat bagi kolonisasi mikroba dan
algae epifit yang merupakan makanan penting
invertebrata akuatik. Apabila makrofita mati,
menyumbangkan serasah bagi mikroba yang tersedia
sebagai sumber makanan bagi invertebrata akuatik. Algae
epifit, phytoplankton dan algae epibentik juga merupakan
sumber karbon utama di lahan basah dan merupakan
sumber makanan penting bagi invertebrata akuatik.
Sedimentasi anthropogenik mempunyai potensi menekan
produksi primer dan mengubah interaksi rantai makanan
alami. Meningkatnya sedimen di kolom air umumnya
mengurangi kedalaman daerah fotik, sehingga mengurangi
ketersediaan cahaya untuk produksi primer makrofita
akuatik dan algae. Jika sedimen jatuh dari suspensi,
pengendapan bisa cukup untuk mengubur algae epibentik,
Klasifikasi status trophic perairan (OECD,
1982)
Danau di daerah
Indikator trofik Danau tropis
iklim sedang
Produksi primer rata- 1.0 2-3
rata
(gC/m2 hari)
10-15 10-15
chl-a (g/l)
30 50-60
Total P (g/l)
50-100 20-100
Total N (g/l)
Diatom Blue-green
Tipe algae dominan
Fosfor (P) algae
Nutrien pembatas
Nitrogen (N)
Konsentrasi nutrien minimal dalam
kondisi seimbang
Fosfor = 0,01 mg/l
Nitrogen = 0,3 mg/l
Dibawah kadar diatas, maka akan terjadi
keterbatasan nutrien
39
Eutrofikasi sungai
Danau sebelum dan sesudah mengalami Eutrofikasi
Perbandingan danau normal
dan yang sedang mengalami
eutrofikasi
dangkal normal dan yang
sedang mengalami
eutrofikasi
Eutrophication - Solutions
45