Anda di halaman 1dari 31

DEMENSIA

Zakirah B F A
Definisi
Sindrom yang bersifat kronis progresif yang menandakan adanya
penurunan fungsi kognitif, disebabkan oleh penyakit organik difus pada
hemisfer serebri (demensia kortikal) maupun kelainan struktur subcortical
(demensia subkortikal)
Muncul dalam waktu minimal 6 bulan
Hendaya memori, daya nilai, orientasi dan kognisi pada tingkat kesadaran
yang stabil
Hendaya bersifat persisten dan stabil

Fungsi kognisi yang terganggu


Intelegensia umum
Pengetahuan dan memori
Bahasa
Pemecahan masalah
Orientasi
Persepsi, atensi, konsentrasi

Gejala tersebut menyebabkan gangguan pada fungsi sosial, dan okupasional


yang signifikan
EPIDEMIOLOGI

Semakin bertambahnya Demensia awitan dini


Awitan penyakit usia 60- jarang terjadi
umur faktor resiko an, 70-an, 80-an keatas
terjadinya demensia juga Muncul pada usia 40-an
akan meningkat dan 50-an tahun

Kasus demensia tersering


15 % demensia dapat
adalah tipe alzheimer
10 -15 % pasien menderita reversible
diikuti tipe vascular.
demensia tipe vascular Jika segera dilakukan
Hanya 1-5 % demensia dan tipe Alzheimer terapi sebelum terjadinya
yang disebabkan oleh sekaligus kerusakan yang
trauma kepala, alkohol,
irreversible
dan Parkinson.
KLASIFIKASI
Demensia tipe Alzheimer
Demensia vascular
Demensia akibat kondisi medis umum
HIV
Klasifikasi Trauma kepala
demensia Penyakit Parkinson
berdasarkan Penyakit Huntington
etiologi,
menurut Penyakit Pick
DSM-IV-TR Penyakit Creutzfeldt-Jacob
Kondisi medis umum lain
IRREVERSIBLE
Demensia persisten terinduksi zat
Demensia akibat etiologi multiple
REVERSIBLE
Demensia yang tak tergolongkan
DEMENSIA TIPE ALZHEIMER

Ditemukan pertama kali pada tahun 1907 oleh seorang ahli Psikiatri dan
neuropatologi yang bernama Alois Alzheimer.

Ia mengobservasi seorang wanita berumur 51 tahun, yang mengalami


gangguan intelektual dan memori serta tidak mengetahui kembali ketempat
tinggalnya, sedangkan wanita itu tidak mengalami gangguan anggota
gerak,koordinasi dan reflek. Pada autopsi tampak bagian otak mengalami
atropi yang difus dan simetri, dan secara nikroskopik tampak bagian kortikal
otak mengalami neuritis plaque dan degenerasi neurofibrillary.

2 kelompok yaitu kelompok yang menderita pada usia

Usia kurang dari 58 tahun disebut sebagai early onset


usia lebih dari 58 tahun disebut sebagai late onset
ETIOPATOGENESIS
DEMENSIA TIPE ALZHEIMER

Defisit formasi
Neurotransmit
Genetik sel-sel
er
filament

Kematian
Degenerasi daerah Intoksikasi
neuronal spesifik Alumunium Mengakibatkan
jaringan otak gangguan fungsi
kognitif dengan
Gangguan penurunan daya
Polusi
fungsi Infeksi virus ingat secara
udara/industri
imunitas
progresif

Trauma
DEMENSIA VASKULAR
Nama lain: Demensia multi infark

Penyebab

Penyakit vascular serebral multiple

Epidemiologi

Laki-laki > perempuan


Pasien dengan hipertensi atau penyakit kardiovaskular lain

Patogenesis

Menyerang vascular serebral kecil atau sedang yang mengalami infark lesi
parenkim multiple yang tersebar secara luas di otak.
Penyebab infark berupa plak aterosklerosis atau tromboemboli dari asal yang jauh
(spt:katup jantung)
DEMENSIA VASKULAR
Penyakit Binswanger

Nama lain: ensefalopati arteriosclerosis


subcortical
Patologi
Banyak infark kecil pada substansia alba yang
menyisakan region korteks
PENYAKIT PICK
Atrofi frontotemporal dalam jumlah yang
besar
Regio yang atrofi, Neuron
mengalami Gliosis
kehilangan:
Munculnya jism pick Massa elemen sitoskeletal
neural Terdapat pada 5% demensia yang reversible

Epidemiologi Laki-laki>perempuan

Hiperseksualitas
Gambaran sindrom Plasiditas
Kluver-Bucy: hiperoralitas
PENYAKIT HUNTINGTON

Demensia tipe subcortical


Lebih banyak abnormalitas motoric
Lebih sedikit abnormalitas Bahasa
Perlambatan psikomotorik dan kesulitan dengan tugas yang rumit
Memori, bahasa dan tilikan masih intak pada stadium awal dan
pertengahan penyakit
Pada stadium akhir
Demensia menjadi komplet

Dibedakan dengan Alzheimer


Pada Huntington, terdapat gangguan khoreoatheoid serta tingginya insiden
depresi dan psikosis
PENYAKIT PARKINSON

Penyakit pada ganglia basalis


Umumnya dikaitkan dengan demensia dan
depresi
20-30% pasien parkinsonisme mengalami demensia
Gambaran klinis yang khas berupa
bradifenia
Lambatnya pergerakan yang sejajar dengan
keterlambatan berfikir pasien
DEMENSIA TERKAIT HIV

75 % AIDS
Mengalami keterlibatan SSP pada saat
otopsi
Demensia infeksius lain
Disebabkan oleh kriptokokus
GAMBARAN KLINIS
Hendaya memori ringan :
Disorientasi
Berpakaian Hendaya Lupa mengingat no. tlpn,
Lupa kembali ke Mudah lupa percakapan,
tidak rapi intelektual kamarnya
setelah ke kejadian yang berlangsung
kamar mandi hari itu
Hendaya memori berat
Emosi yang Sarkasme , Ucapan yang Lelucon Hanya mengingat informasi
labil eksplosif tak terinhibisi konyol yang paling awal,
spt tempat lahir seseorang

Kelakuan Berkata-kata yang samar-samar


atau ekspresi Reaksi Kesulitan Stereotipe
Apatis
wajah yang katastrofik berbahasa Tidak tepat
kosong Sirkumstansial
Kesulitan menyebutkan nama
benda
Sindrom
sundowner
GAMBARAN KLINIS
Gangguan kepribadian
Ciri keprinadian sebelumnya semakin menonjol

Halusinasi dan waham


Demensia terutama tipe Alzheimer 20-30% mengalami halusinasi, 30-40%
mengalami waham
Terutama waham paranoid
Gangguan mood
40-50% mengalami gejala mayor beruma depresif dan ansietas
Tangisan dan tawa patologis ( emosi yang ekstrem tanpa provokasi yang jelas)
Kejang
10% demensia tipe Alzheimer, 20 % demensia vaskular
GAMBARAN KLINIS
Refleks primitive
Refeleks menggenggam, mencucur, mengisap, kaki tonik, dan palmomental

Gejal neurologis tambahan


Terjadi pada pasien demensia vascular: nyeri kepala, pusing, pingsan, kelemahan,
tanda neurologis fokal, gangguan tidur
pseudobulbar palsy, disartria, disfagia
Terutama terjad I pada demensia vascular dibandingkan dgn yang lain

Katastrofik

Sindrom sundowner
Pemeriksaan MMSE
salah satu alat yang paling umum untuk pemeriksaan penurunan kognitif pada
dewasa tua dan lanjut usia.

membedakan antara lanjut usia dengan atau tanpa gangguan neuropsikiatri


awal dalam proses penyakit

MMSE mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menilai lima bidang fungsi


kognitif
Orientasi,
Memori langsung
Perhatian / konsentrasi
Daya ingat
Bahasa
DIAGNOSIS
Berdasarkan kriteria DSM IV-TR
DEMENSIA TIPE ALZHEIMER
A. Munculnya defisit kognitif multiple yang dimanifestasikan, salah satu dari 2
dibawah ini:
1. Hendaya memori (terganggunya kemampuan mempelajari informasi baru atau mengingat
informasi yang telah dipelajari sebelumnya)
2. Satu (atau lebih) gangguan kognitif dibawah ini:
Afasia (gangguan berbahasa)
Apraksia (terganggunya melakukan aktifitas motorik meskipun fungsi motorik masih intak)
Agnosia (kegagalan mengenali atau mengidentifikasi objek meski fungsi sensorik masih
intak)
B. Defisit kognitif
Gangguan dalampada kriteria
melakukan A1eksekutif
fungsi dan A2 (merencanakan,
masing-masing menyebabkan
mengorganisasi,
merangkai,abstraksi)
hendaya yang signifikan dalam fungsi sosial dan okupasional serta
menggambarkan penurunan tingkat kemampuan berfungsi sebelumnya yang
signifikan.

C. Perjalanan penyakit ditandai oleh awitan yang bertahap dan penurunan


kognitif yang kontinu
DEMENSIA TIPE ALZHEIMER
D. Defisit kognitif pada ktriteria A1 dan A2 tidak disebabkan oleh
salah satu hal berikut ini:
Penyakit sistem saraf pusat lain yang menyebabkan deficit progresif memori
dan kognisi
Seperti: Penyakit serebrovaskuler, penyakit Parkinson, hungtinton, hematoma
subdural, hidrosefalus tekanan normal, tumor otak
Penyakit sistemik yang diketahui menyebabkan demensia
Seperti: hipotiroidisme, defisiensi vit B 12 atau asam folat, defisiensi niasin,
hiperkalsemia, neurosifilis, infeksi HIV
Penyakit terinduksi zat
E. Defisit tidak terjadi hanya pada saat delirium

F. Gangguan ini tidak lebih mungkin disebabkan oleh gangguan lain


pada aksis I
Cth: gangguan depresif mayor, skizofrenia
DEMENSIA VASKULAR
A. Munculnya deficit kognitif multiple yang dimanifestasikan baik oleh:

1. Hendaya memori (terganggunya kemampuan mempelajari informasi baru atau mengingat


informasi yang telah dipelajari sebelumnya)
2. Satu (atau lebih) gangguan kognitif dibawah ini:
Afasia (gangguan berbahasa)
Apraksia (terganggunya melakukan aktifitas motorik meskipun fungsi motorik masih intak)
Agnosia (kegagalan mengenali atau mengidentifikasi objek meski fungsi sensorik masih
intak)
B. Defisit kognitifdalam
Gangguan pada kriteria
melakukanA1 dan A2 eksekutif
fungsi masing-masing menyebabkan
(merencanakan, hendaya yang signifikan
mengorganisasi,
dalammerangkai,abstraksi)
fungsi sosial dan okupasional serta menggambarkan penurunan tingkat kemampuan
berfungsi sebelumnya yang signifikan.

C. Tanda dan gejala neurologis fokal

Refleks tendon dalam yang berlebihan, respons plantar ekstensor, psudobulbar palsy,
abnormalitas cara berjalan, kelemahan pada satu ekstremitas atau data lab yang
menunjukkan adanya peny serebrovaskular

D. Defisit tidak terjadi hanya pada saat delirium


DEMENSIA AKIBAT KONDISI MEDIS UMUM LAIN

A. Munculnya deficit kognitif multiple yang dimanifestasikan baik oleh:


1. Hendaya memori (terganggunya kemampuan mempelajari informasi baru atau
mengingat informasi yang telah dipelajari sebelumnya)
2. Satu (atau lebih) gangguan kognitif dibawah ini:
Afasia (gangguan berbahasa)
Apraksia (terganggunya melakukan aktifitas motorik meskipun fungsi motorik masih
intak)
Agnosia (kegagalan mengenali atau mengidentifikasi objek meski fungsi sensorik masih
intak)
B. Defisit kognitif pada kriteria A1 dan A2 masing-masing menyebabkan hendaya yang signifikan
dalam fungsi sosial
Gangguan dan okupasional
dalam melakukanserta menggambarkan
fungsi penurunan tingkat
eksekutif (merencanakan, kemampuan berfungsi
mengorganisasi,
sebelumnya yang signifikan.
merangkai,abstraksi)

C. Terdapat bukti dari anamnesis dan pemeriksaan fisik atau temuan lab bahwa
gangguan tersebut merupakan konsekuensi fisiologis langsung dari suatu kondisi medis
umum selain penyakit Alzheimer dan penyakit cerobrovaskular, seperti
Infeksi HIV, cedera kepala traumatic, penyakit Parkinson, penyakit Hungtinton,
penyakit Pick, penyakit Creutzfeldt-Jacob, hidrosefalus tek normal, hipotiroidisme,
tumor otak, atau def vit B12.
D. deficit tidak terjadi hanya pada saat delirium
DEMENSIA PERSISTEN TERINDUKSI ZAT
A. Munculnya deficit kognitif multiple yang dimanifestasikan baik oleh:

1. Hendaya memori (terganggunya kemampuan mempelajari informasi baru atau mengingat


informasi yang telah dipelajari sebelumnya)
2. Satu (atau lebih) gangguan kognitif dibawah ini:
Afasia (gangguan berbahasa)
Apraksia (terganggunya melakukan aktifitas motorik meskipun fungsi motorik masih intak)
Agnosia (kegagalan mengenali atau mengidentifikasi objek meski fungsi sensorik masih
intak)
Gangguan
B. Defisit kognitifdalam melakukan
pada kriteria fungsi
A1 dan A2 eksekutif (merencanakan,
masing-masing mengorganisasi,
menyebabkan hendaya yang signifikan
merangkai,abstraksi)
dalam fungsi sosial dan okupasional serta menggambarkan penurunan tingkat kemampuan
berfungsi sebelumnya yang signifikan.

C. deficit tidak terjadi hanya pada saat delirium dan bertahan melampaui durasi yang
umum pada intoksikasi atau keadaan putus zat

D. terdapat bukti dari anamnesis dan pemeriksaan fisik atau temuan lab bahwa deficit
tersebut secara etiologi berkaitan dengan efek persisten penggunaan zat
Obat yang salah digunakan : alkohol; inhalan; sedative, hipnotik, atau ansiolitik ; zat
lain
DEMENSIA AKIBAT ETIOLOGI MULTIPEL
A. Munculnya deficit kognitif multiple yang dimanifestasikan baik oleh:

1. Hendaya memori (terganggunya kemampuan mempelajari informasi baru atau mengingat


informasi yang telah dipelajari sebelumnya)
2. Satu (atau lebih) gangguan kognitif dibawah ini:
Afasia (gangguan berbahasa)
Apraksia (terganggunya melakukan aktifitas motorik meskipun fungsi motorik masih intak)
Agnosia (kegagalan mengenali atau mengidentifikasi objek meski fungsi sensorik masih
intak)
B. Defisit kognitifdalam
Gangguan pada kriteria
melakukanA1 dan A2 eksekutif
fungsi masing-masing menyebabkan
(merencanakan, hendaya yang signifikan
mengorganisasi,
dalammerangkai,abstraksi)
fungsi sosial dan okupasional serta menggambarkan penurunan tingkat kemampuan
berfungsi sebelumnya yang signifikan.

C. Terdapat bukti dari anamnesis dan pemeriksaan fisik atau temuan lab bahwa gangguan
tersebut memiliki lebih dari satu etiologi, cth
Trauma kepala disertai gangguan alkohol kronik
Demensia tipe Alzheimer disertai mulculnya dimensia vascular dikemudian hari

D. deficit tidak terjadi hanya pada saat delirium


DEMENSIA YTT
Kriteria diagnosis DSM-IV-TR

Kategori ini sebaiknya digunakan


untuk mendiagnosis demensia
yang tidak memenuhi, salah satu
kriteria tipe spesifik yang
dideskripsikan dibagian ini

Contohnya adalah presentasi


klinis demensia yang tidak
memiliki cukup bukti untuk
menetapkan satu etiologi spesifik
DIAGNOSIS BANDING
Demensia tipe
Gangguan
Alzheimer vs Delirium Skizofrenia Penuaan normal
buatan
vascular
Vaskular : Awitan Serampangan Gejala pada Hendaya
gejala mendadak dan tidak skizofrenia memori ringan
neurologis Durasi singkat konsisten tidak separah Tidak terjadi
fokal lebih Adanya Pada demensia gejala psikosis gangguan
sering terjadi gangguan memori dan gangguan fungsi perilaku
kesadaran akan tempat isi pikir yang sosial dan
Fluktuasi dan waktu tampak pada okupasional
hendaya akan hilang demensia secara
kognitif sebelum Tidak ada signifikan
sepanjang hari memori gangguan
Eksaserbasi terhadap memori
gejala secara orang
nocturnal memori
Gangguan jangka
yang nyata pendek
pada siklus hilang
tidur-bangun terlebih
Gangguan dahulu
sebelum
PENANGANAN
Tindakan preventif
perubahan pola diet, olahraga,
pada penyakit pengendalian diabetes, dan hipertensi
penyebabnya Obat antihipertensi, antikoagulan, atau
terutama antiplatelet
demensia vascular

Pelayanan medis suportif


Pengobatan Dukungan emosional untuk pasien dan
demensia secara keluarga
umum, berupa Terapi farmakologis untuk gejala spesifik
A. Terapi Psikososial

Menjelaskan sifat dan perjalanan penyakit

Memaksimalkan area fungsi yang masih intak


Membantu pasien mengenali aktifitas yang memungkinkan fungsinya
berjalan dengan sukses
Pengkajian psikodinamik terhadap ego detektif dan
keterbatasan kognitif
Mencatat terjadinya problem orientasi dalam kelender
Membuat jadwal untuk membantu menyusuk aktifitas
Membuat catatan untuk problem memori
B. Farmakoterapi

Benzodiazepin
Untuk insomnia
Antidepresan

Antipsikotik

Hindari obat dengan aktifitas antikolinergik yang tinggi


Pengobatan hendaya kognitif ringan-sedang pada penyakit Alzheimer dengan obat-obatan
penghambat kolinesterase:
Donepezil
Rivastigmin
Galantamin
Takrin jarang digunakan, karena efek hepatotoksisitasnya
Memantin mempengaruhi metabolisme glutamat
PERJALANAN PENYAKIT
DAN PROGNOSIS
Perjalanan penyakit yang Awitan usia 50-an atau 60-an tahun

Perburukan bertahap 5 10 tahun yang akhirnya
klasik berujung kematian
Awitan dini dengan
adanya riw keluarga Mengalami perjalanan penyakit yang cepat
dengan demensia
Awitan yang bertahap, Tipe Alzheimer, vascular, endokrinopati, tumor otak dan
ditemukan pada: gangguan metabolic

Awitan yang mendadak, Trauma kepala, henti jantung dengan hipoksia serebri,
pada ensefalitis

10 15 % demensia potensial reversible jika pengobatan


dimulai sebelum terjadi kerusakan otak permanen
PERJALANAN PENYAKIT
DAN PROGNOSIS
Benzodiazepin Memicu perilaku agitatif, agresif, dan
dan alkohol psikotik pada pasien demensia
Pasien menjadi sangat terdisorientasi,
Pada stadium inkoheren, amnesik, inkontinensia uri dan
terminal demensia alvi
Demensia tipe Progresi mantap
Alzheimer
Demensia terkait Perjalanan penyakitnya stabil
trauma kepala
Dengan penanganan psikososial dan farmakologis
gejala demensia dapat berjalan secara lambat dan
sedikit menyurut
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai