Anda di halaman 1dari 25

osteoartritis

Disusun oleh
Desi Romsiah (08061181419028)
Juwita Eka Larasati
Indry Nurfitrianingsih
Sheni Herdina (08061281419053)
Ulum Bidari (08061281419042)
Yasrina
Yuni Fitriani (08061181419006)
definisi
Osteoartritis (OA) merupakan
penyakit sendi degeneratif kronik
non inflamasi yang berkaitan dengan
kerusakan kartilago sendi.
Disebut juga degenerative arthritis,
hypertrophic arthritis, dan
degenerative joint disease.
Paling umum terjadi yang mengenai
mereka di usia lanjut atau usia
dewasa
klasifikasi
Klasifikasi OA dapat berdasarkan etiologi dan lokasi
sendi yang kena
Berdasarkan lokasi sendi
yang terkena :
Berdasarkan etiologi : OA tangan
Osteoartritis Primer OA sendi Lutut
(idiopatik) OA panggul/koksa
Osteoartritis Sekunder OA vertebra
OA kaki dan pergelangan
kaki
OA bahu
OA siku
OA temporomandibular
Idiopatik ( OA Primer)

Osteoartritis primer atau OA idiopatik belum diketahui


penyebabnya dan tidak berhubungan dengan penyakit
sistemik maupun proses perubahan lokal pada sendi.
Osteoartritis primer banyak dihubungkan pada penuaan.

Osteoartritis sekunder

adalah OA yang disebabkan oleh penyakit atau kondisi


lainnya, seperti pada post-traumatik, kelainan kongenital
dan pertumbuhan (baik lokal maupun generalisata), kelainan
tulang dan sendi, penyakit akibat deposit kalsium, kelainan
endokrin, metabolik, inflamasi, imobilitas yang terlalu lama.
Etiologi OA SEKUNDER
PATOFISIOLOGI
perubahan-perubahan metabolisme tulang rawan sendi.
Destruksi kartilago yang progresif
patogenesis
gangguan homeostasis dari metabolisme kartilago sehingga ter
faktor-faktor pro inflamasi juga terinduksi dan dilepask
diagnosis
Faktor resiko penyakit
- Bertambahnya usia
- Riwayat keluarga dengan OA
generalisata
- Aktivitas fisik yang berat
- Obesitas
- Trauma sebelumnya atau adanya
deformitas pada sendi yang
bersangkutan.
tatalaksana
Tujuan:
1. Mengurangi/mengendalikan nyeri
2. Mengoptimalkan fungsi gerak sendi
3. Mengurangi keterbatasan aktivitas
fisik sehari hari dan meningkatkan
kualitas hidup
4. Menghambat progresivitas penyakit
5. Mencegah terjadinya komplikasi
Terapi Non farmakologi
Terapi okupasi menggunakan splint dan alat bantu gerak sendi untuk a
Terapi Farmakologi
Untuk nyeri ringan hingga sedang:
Acetaminophen (kurang dari 4 gram per
hari).
Obat anti inflamasi non-steroid (OAINS).

Untuk nyeri sedang hingga berat dan disertai


pembengkakan sendi:
injeksi glukokortikoid intraartikular (misalnya
triamsinolone hexatonide 40 mg) untuk nyeri
jangka pendek (satu sampai tiga minggu)
Terapi alternatif...
Untuk penderita dengan keluhan nyeri sedang
hingga berat, dan memiliki kontraindikasi
pemberian COX-2 inhibitor spesifik dan OAINS,
dapat diberikan Tramadol (200-300 mg dalam
dosis terbagi).
Terapi intraartikular seperti pemberian
hyaluronan atau kortikosteroid jangka pendek
(satu hingga tiga minggu) pada OA lutut.
Kombinasi : kombinasi paracetamol-kodein
meningkatkan efektifitas analgesik hingga 5%.
Contoh kasus
Pasien MD, laki-laki 58 tahun. Pasien memiliki keluhan

utama nyeri pada lutut kiri. Pasien datang diantar

keluarganya ke IRD RSUP MEDIKA HUSADA tanggal 12

Oktober 2016, dengan keluhan nyeri pada lutut kiri sejak 6

bulan yang lalu namun semakin memberat sejak adanya

bengkak dilututnya 2 hari sebelum datang ke rumah sakit.

Nyeri dirasakan pasien di tempat lututnya mengalami

pembengkakan. Nyerinya seperti berdenyut dan ditusuk

tusuk. Nyeri tersebut juga tidak menghilang setelah lutut

pasien dikompres, nyeri makin memberat saat pasien

melipat lututnya dan menggerakkan kakinya namun sedikit


Pemeriksaan fisik
Keadaan umum pasien baik

Kesadaran kompos mentis

Berat badan 50 kg

Tekanan darah 130/90 mmHg

Nadi 80x per menit

Laju respirasi 22x per menit dan suhu axilla 36C.


Pemeriksaan ekstremitas
edema pada genu sinistra
kemerahan (+),
tofus lateral ankle dextra (+)
massa pada suprapatella sinistra (+) ukuran 3
cm x 2 cm,
benjolan mobile,
permukan rata,
undulasi (+),
nyeri tekan (+) pada inspeksi.
Diagnosa
Pemeriksaan fisik : pada pasien ini terdengar adanya
krepitasi pada lutut kirinya ketika digerakkan secara
pasif. Selain itu pada pasien juga terdapat hambatan
gerak aktif pada sendi lutut kiri yaitu pasien hanya
mampu untuk memfleksikan lututnya sebatas 40-45
saja, begitu pula jika digerakkan secara pasif.

Diagnosa : positif OA (adanya pembengkakan


disebabkan adanya efusi cairan dan adanya osteofit
pada permukaan sendi)

Pada hasil radiografi pasien ditemukan adanya osteofit


pada emminentia intercondilaris medialis os tibia kiri.
terapi
Pada kasus ini dipilih obat yang memiliki efek
nefrotoksik minimal yaitu paracetamol karena
usia pasien yang sudah berumur dan pasien
jarang memeriksakan kesehatannya sehingga
ditakutkan ada penyakit sistemik lain yang
belum diketahui.
Pasien juga dianjurkan untuk melakukan
fisioterapi.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai