SMAN 1 BENGALON
Bersyukurlah kau bukan Indonesia yang terakhir.
Mari ikut bersama kami, ajak pria pucat yang satu lagi.
Tapi tak ada apa-apa disini, selain pintu besi bertuliskan nomor aneh yang
entah apa artinya. Kupandangi benda pemberian pria pucat tadi. Apa yang
harus aku lakukan dengan benda ini?
Tiba-tiba seorang perempuan keluar dari pintu tepat disamping pintuku. Aku
tak dapat melihat matanya ketika ia tersenyum padaku. Ia memiliki mata
sipit dan ia juga berkulit pucat.
Kau tak bisa membuka pintunya? Sini, aku ajari, ia meminta benda yang ku
anggap kunci itu. Ia memasangnya dengan posisi ujung bintang berada tepat
di angka pertama dari deretan angka di nomor pintuku. Kemudian ia
memutar bintangnya sebanyak angka terakhir dalam deretan angka tersebut
searah jarum jam. Dan pintu pun terbuka. Hebat. Sulap macam apa ini.
Ehm makan siang dimulai sepuluh menit lagi. Ruang makan berada
di lantai dua, kau tau kan? Dan sebaiknya kau jangan melewatkannya.
Kabarnya menu siang ini sangat lezat. Hhmm yummy. Aku tunggu kau
disana ya. Bye Awan , Amy melambaikan tangannya padaku. Ia
berjalan riang menelusuri lorong.
SMAN 1 BENGALON
Aku melongok keluar. Meskipun kunci masih menempel di pintu ini namun
masih bisa dibuka dari dalam. Gagang pintu tidak berada di luar, namun
berada di dalam. Aku tahu pintu ini terbuat dari besi, namun pintu itu tak
terasa berat ketika ku dorong tadi. Pintu yang aneh.
Ruangan ini juga. Seperti halnya ruangan kepala asrama. Ruangan yang
begitu putih, lagi-lagi tanpa jendela. Tak ada ventilasi disini, namun udaranya
tetap sejuk meski tak sedingin udara AC. Ranjang kecil berada di pojok
ruangan. Dengan sebuah meja-kusi di sampingnya. Lemari merah itu menarik
perhatianku. Aku ingin tau apa isinya. Ternyata cuma dua stel pakaian. Kaos
dan celana, dan semuanya berwarna putih. Untuk apa memiliki dua baju
yang sama?
Aku coba pakaian itu. Pas. Bagaimana bisa? Aku menemukan sebuah tombol
yang mirip dengan kancing terletak di kaos bagian dalam dekat leher bagian
belakang. Ketika ku tekan tobol itu wuuss tiba-tiba kaos putih itu
berubah menjadi kemeja kotak-kotak. Wow keren sekali benda ini.
Ternyata di lorong yang ku pikir tak berujung ini terdapat sebuah tangga menuju
lantai dua. Terdengar sebuah nada ketika kakiku menginjak anak tangga
pertama, begitu pula anak tangga selanjutnya, suaranya indah sekali mirip
dentingan piano. Aku tak sabar untuk menghadapi keajaiban lainnya di lantai
dua.
Ruang makan yang begitu luas, dibangun dengan desain arsitektur minimalis
dipenuhi dengan meja-meja panjang dengan banyak makanan di atasnya. Aku
melihat lautan manusia berkulit pucat disini. Mulai dari ujung sana sampai di
tempat aku berdiri saat ini. Aku bingung. Mereka mempunyai wajah yang
hampir sama. Dari kejauhan terlihat tangan melambai-lambai ke arahku, itu
pasti Amy. Aku berjalan ke arahnya diiringi tatapan tatapan tajam ke arahku.
Aku duduk di sebelahnya. Amy tersenyum.
SMAN 1 BENGALON
Jangan kaget kalau banyak orang yang memandangmu seperti itu.
Aku tidak mengerti apa yang dikatakannya.
Ini makananmu, cobalah, ia menyerahkan semangkuk penuh makanan berwarna oranye. Ough
wortel.
Amy menyantap makanannya dengan sangat lahap. Kau tidak mau mencobanya? Makanan ini sangat
lezat loh. Ia menyuap sesendok penuh ke mulutnya.
Apa yang dipikirkan anak ini. Sebuah sayuran oranye yang disebut wortel ini adalah makanan lezat? Aku
tidak kepikiran untuk mencobanya, walaupun hanya sekali.
Ku perhatikan sekeliling, ternyata bukan Amy saja yang begitu menyukai makanan oranye ini, tetapi juga
semuanya. Memang kandungan wortel sangat besar, entah karena apa, namun dari dulu aku tak pernah
menyukai makanan ini.
Aku melihat keluar ruangan di balik jendela sana. Di luar dipenuhi pohon-pohon besar dengan diameter
yang melebihi rangkulan tanganku, pohon-pohon itu sepertinya berusia lebih dari 100 tahun. Ada bagian dari
ruangan ini yang menjorok ke arah pepohonan rindang itu, sebuah halaman yang tidak terlalu luas dan ada
satu-dua meja-kursi panjang disana. Hanya ada seseorang yang berada di luar sana, ia sedang asyik
menikmati hijaunya pepohonan. Alangkah terkejutnya aku begitu mengetahui bahwa ia berkulit cokelat sama
denganku.
SMAN 1 BENGALON
Aku bangkit dari tempat dudukku, berjalan ke arahnya.
Kau mau kemana?, aku sama sekali tak merespon pertanyaan Amy.
SMAN 1 BENGALON
Kemudian ia berjalan menjauhi sinar matahari yang
menembus jendela-jendela besar di ruang makan itu,
Aku harus ke klinik untuk mengobatinya. Aku tak
mengerti mengapa kulitnya dapat berubah seperti itu.
sebenarnya aku ingin menemui seseorang berkulit
cokelat di luar sana, namun, lebih baik aku membantu
Amy.
SMAN 1 BENGALON
Di ruang makan tadi sepertinya kau mau menuju
ruang luar? tanyanya, ia masih mengusapi
tangannya dengan obat.
Ku berikan kalkulatorku padanya. Ya, aku ingin
menemui seseorang di luar sana. Aku sangat
penasaran sekali dia di luar sana.
Aku berharap hari ini aku dapat bertemu dengannya, aku tak menyesal karena kemarin gagal
bertemu dengannya. Karena aku yakin aku akan bertemu dengannya, entah kapan. Amy juga
mau membantuku, ia mengajakku mengelilingi asrama.
Ia menunjukkan berbagai hal yang baru padaku. Seperti obat-obatan, meja-meja di setiap kelas
yang dipenuhi dengan layar segitiga seperti di kamarku, juga cara mandi.
SMAN 1 BENGALON
Aku sangat terkejut karena tak ada acara mandi dengan air disini. Air sangat
langka, katanya. Oleh karena itu penggunaan air sangat dihemat. Hanya
dipakai untuk kebutuhan-kebutuhan penting saja. Maka dari itu Amy
memperkenalkanku pada Akuatik, robot jangkung yang mempunyai enam
roda sebagai kakinya. Cukup berdiri di depannya, kau akan terkena sinaran
laser darinya berulang kali, dan kau akan bersih seketika. Dari baju, sepatu,
rambut sampai kulit, bahkan gigi juga lubang hidung dan telinga. Ajaib.
Bukan hanya penggunaan air saja yang dihemat disini, namun juga listrik, api,
penggunaan tisu, kertas, dan plastik. Amy bercerita padaku bahwa dampak
global warming terhebat sepanjang sejarah adalah pada tahun 2013. Karena
bencana itulah banyak negara lenyap karena kebakaran dan kekurangan air.
Tak heran banyak manusia bermutasi menjadi manusia yang berpenyakit.
Manusia yang dapat bertahan kemudian berkumpul menjadi satu membentuk
negara baru. Dan mulai saat itu penggalakan reboisasi dilakukan besar-
besaran. SMAN 1 BENGALON
Aku merinding ketakutan. Aku tak tahu berita
itu. Aku tak pernah mendengar sejarah
seperti itu di Indonesia, baru kali ini aku
mendengarnya. Lagi pula aku lahir tujuh
tahun sesudahnya, pasti pembaharuan telah
terjadi dimana-mana. Contoh yang nyata
adalah seperti yang kulihat saat ini, disini.
Semuanya penuh dengan teknologi.
SMAN 1 BENGALON
Museum? Ruangan yang dipenuhi rak-rak buku segala
jaman ini disebut museum. Apa tidak salah? Ku berikan
kalkulatorku, katakan padanya bahwa ia salah mengatakan
tempat ini adalah museum. Tempat ini adalah
perpustakaan.
TEMA : INDONESIA.
LATAR : SEKOLAH,JALAN,DLL
PENOKOHAN : AMY:BAIK
AWAN:BAIK
LINTANG:RAMAH
SUDUT PANDANG : ORANG KETIGA
ALUR : GABUNGAN
SMAN 1 BENGALON
Pantun Anak-Anak
Pergi ke sawah menanam padi,
Sawah dibajak dengan sapi.
Jadi anak yang baik hati,
Tentu tahu balas budi.
Pantun Nasehat
Kelapa Gading buahnya banyak,
Lebat berjurai dipangkal pelepah.
Bila berunding sesama bijak,
Kusut selesai, sengketapun sudah.
Pantun teka teki
Hari ini orang bertengkar,
Hari esok orang berkawan;
Kalau adik orang yang pintar,
Coba tebak binatang apa yang cantik rupawan?
SMAN 1 BENGALON
Pantun adat
Kembang merayu tidaklah padat
Kembang indah bukanlah tomat
Jagalah adat istiadat
Agar orang lain pada hormat
Pantun percintaan
Coba-coba menanam di padang,
moga-moga tumbuh kembang.
Coba-coba menjadi teman,
moga-moga menjadi sayang.
SMAN 1 BENGALON