PENDAHULUAN
DEFINISI
Berat luka bakar bergantung pada dalam, luas, dan letak luka.
Luas luka bakar dinyatakan dalam persen terhadap luas seluruh tubuh. Ada beberapa
metode cepat untuk menentukan luas luka bakar, yaitu:
Lund and Browder chart illustrating the method for calculating the percentage kepala sebesar 1% hingga tercapai
of body surface area affected by burns in children. nilai dewasa.
PATOFISIOLOG
ASE PADA LUKA BAKAR
Gangguan mekanisme bernafas, dikarenakan adanya eskar melingkar di
dada atau trauma multipel di rongga toraks; dan gangguan sirkulasi
t, f a se seperti keseimbangan cairan elektrolit, syok hipovolemia.
aku
al , fase
aw
F a se syok Masalah utama adalah Systemic Inflammatory Response Syndrome
(SIRS) dan Multi-system Organ Dysfunction Syndrome (MODS) dan
Fase setelah syok berakhir, sepsis, merupakan perkembangan masalah yang timbul pada fase
fase sub akut pertama dan masalah yang bermula dari kerusakan jaringan (luka dan
sepsis luka)
Daerah yang langsung berada di luar/di sekitar zona koagulasi, terjadi kerusakan
endotel pembuluh darah disertai kerusakan trombosit dan leukosit, sehingga
terjadi gangguam perfusi (no flow phenomena), diikuti perubahan permeabilitas Zona statis
kapilar dan respon inflamasi lokal. Proses ini berlangsung selama 12-24 jam
pasca cedera dan mungkin berakhir dengan nekrosis jaringan.
2 Urinalisis
Pemberian analgesik
mungkin diperlukan
Luka bakar ringan
untuk mengurangi Lindungi luka
pada umumnya
sakit, mereka juga bisa bakar dari
sembuh tanpa
membantu gesekan dan
perawatan lebih
mengurangi tekanan
lanjut
peradangan dan
pembengkakan
Bantuan Pertama untuk Luka Bakar Derajat Dua & Tiga
Jika korban bernafas, tutup
luka bakar dengan suatu perban
Jangan lepas atau tanggalkan Jika nafasnya berhenti atau yang steril, lembab, dingin atau
pakaian yang terbakar; (kecuali airway korban terhalang kain bersih. Jangan
jika pakaian itu lepas dengan kemudian buka airway dan menggunakan suatu selimut
mudah), pastikan bahwa korban jika perlu mulai resusitasi atau handuk; suatu seprai yang
tidak kontak dengan bahan atau mudah terbakar. Jangan
material yang terbakar gunakan obat salep dan hindari
terjadinya lepuh
Lakukan tindakan untuk mencegah syok.
Letakkan korban pada tempat yang datar, Angkat area yang terbakar
angkat kaki setinggi 12 inci, dan tutup korban dan lindungi dari tekanan Jika jari tangan atau jari kaki
dengan suatu mantel atau selimut. Jangan telah dibakar, pisahkan
atau gesekan.
tempatkan korban pada posisi syok bila mereka dengan pembalut luka
dicurigai ada kepala, leher, punggung, atau kaki yang tidak mudah lengket
yang luka atau jika posisi tersebut membuat steril, kering
korban tidak nyaman
Lanjutkan dengan memonitor tanda
vital korban (nafas, denyut nadi,
tekanan darah)
Hal yang tidak Boleh Dilakukan
adakah trauma inhalasi: anamnesa, suara serak (stridor)observasi selama 24 jam bila perlu pasang ET atau lakukan
trakheostomi
B = Breathing
Gangguan nafas karena eschar yang melingkar dada, trauma thorax dlllakukan escharotomi atau penanganan trauma
thorax yang lain
C = Circulation
Dilakukan resusitasi cairan. Bila penderita syok maka diatasi dulu syoknya dengan infus RL diguyur sampai nadi
teraba atau tekanan darah >90mmHg. Baru kemudian lakukan resusitasi cairan. Cairan yang dibutuhkan dalam
penanganan syok tidak dihitung. Resusitasi cairan yang sering digunakan adalah cara Baxter.
Baxter dengan rumus : 4cc x kgBB x %luka bakar
Setengah dari jumlah cairan diberikan dalam 8 jam pertama dan sisanya diberikan selama 16 jam berikutnya. Cairan yang
diberikan biasanya RL karena terjadi defisit ion Na.
Keduanya merupakan pengganti cairan yang hilang akibat edema. Plasma diperlukan untuk mengganti plasma yang keluar
dari pembuluh darah dan meninggikan tekanan osmosis hingga mengurangi perembesan keluar dan menarik kembali cairan
yang telah keluar.
3. Sebagai pengganti cairan yang hilang akibat penguapan, diberikan 2000cc glukosa 5% per 24jam.
Separuh dari jumlah 1+2+3 diberikan dalam 8 jam pertama. Sisanya dalam 16 jam berikutnya.
- Pasang kateter untuk memonitor produksi urin. Diharapkan produksi urin - 1cc/KgBB/jam
- Pasang CVP pada luka bakar >/=40% dan pada penderita yang mengalami kesulitan untuk mengukur tekanan darah.
Survei Sekunder
Penilaian luas luka bakar dan derajat kedalamannya. Biasanya dihitung sebelum resusitasi cairan definitive
Pasang NGT. Untuk dekompresi penderita yang mengalami ileus paralitik dan untuk memasukkan makanan
Cuci luka dengan NaCl dan savlon, keringkan, olesi dengan salep (Dermazin) kemudian rawat luka secara tertutup
Pemeriksaan laboratorium darah dan Analisa Gas Darah tiap 24 jam
Pemberian analgetika dan antibiotika
Luka bakar termal, listrik dan bahan kimia membutuhkan penanganan dan pengobatan yang berbeda. Terapi farmakologi
memiliki peran yang terbatas dalam penatalaksanaan luka bakar kimia. Disisi lain kunci dari penanganan luka bakar listrik adalah
pada rehidrasi sementara luka bakar termal memerlukan analgetik dan antibiotik topikal. Pastikan pasien memberi informasi
tentang alergi obat yang mereka miliki, obat obatan yang sedang diminum atau kondisi kesehatan lain.
Terapi Luka Bakar Termal
Golongan obat ini digunakan untuk nyeri akibat luka bakar ringan
Anti Inflamasi Non sampai sedang. Ibuprofen biasanya digunakan untuk terapi awal,
steroid tapi pilihan lain seperti naproxen, ansaid dan anaprox dapat juga
diberikan
Ringer Lactat
biasanya digunakan Manitol adalah
untuk terapi. Ringer diuretik osmosis
lactat adalah larutan yang tidak
isotonik dan dimetabolisme
berfungsi sebagai secara signifikan dan
pengganti volume melewati glomerulus
cairan tubuh. tanpa direabsorpsi
Pemberiannya oleh ginjal. Manitol
melalui jalur intra digunakan untuk
vena dan harus mengembalikan dan
dihentikan apabila mempertahankan
terdapat tanda- urin output
tanda edema pulmo
Komplikasi Luka
Bakar
ng an
imba
kese
g u an lit
g a ng lektro
o k, n e
a
u t : sy iran d
k ca
eA
Fas
SIRS adalah suatu bentuk respon klinik
yang bersifat sistemik terhadap
berbagai stimulus klinik beratakibat
infeksi ataupun noninfeksi seperti
trauma, luka bakar, reaksi
Fase sub autoimun,sirosis, pankreatitis, dll.
akut
MODS (Multi-system Organ Disfunction
Syndrome) bahkan sampai kegagalan
berbagai organ (Multi-system
OrganFailure/MOF).
SIRS dan MODS merupakan penyebab utama tingginya angka mortalitas pada pasien luka
bakar maupuntrauma berat lainnya. Dalam penelitian dilaporkan SIRS dan MODS
keduanya menjadi penyebab 81% kematianpasca trauma; dan dapat dibuktikan pula bahwa
SIRS sendiri mengantarkan pasien pada MODS.Ada 5 hal yang bisa menjadi aktivator
timbulnya SIRS, yaitu infection,injury,inflamation,inadequateblood flow, dan
ischemia-reperfusion injury
Hipertrofi
Jaringan Parut
Prognosis luka bakar umumnya jelek pada usia yang sangat muda dan usia lanjut. Pada usia
yang sangat muda (terutama bayi) beberapa hal mendasar menjadi perhatian, antara lain sistem
regulasi tubuh yang belum berkembang sempurna ; komposisi cairan intravaskuler dibandingkan
dengan cairan ekstravaskuler, interstitial, dan intraselular yang berbeda dengan komposisi pada
manusia dewasa, sangat rentan terhadap suatu bentuk trauma. Sistem imunologik yang belum
berkembang sempurna merupakan salah satu faktor yang patut diperhitungkan, karena luka bakar
merupakan suatu bentuk trauma yang bersifat imunosupresi.
DAFTAR PUSTAKA