Anda di halaman 1dari 34

LUKA BAKAR

PENDAHULUAN
DEFINISI

Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan


jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti
api, air panas, bahan kimia, listrik, dan radiasi. Luka bakar
merupakan suatu jenis trauma dengan morbiditas dan mortalitas
tinggi yang memerlukan penatalaksanaan khusus sejak awal
(fase syok) sampai fase lanjut.
ETIOLOGI
Paparan api

Scalds (air panas) Kedalaman luka bakar ditentukan oleh


tinggi suhu, lamanya pajanan suhu tinggi,
Uap panas
dan adanya infeksi pada luka. Baju yang ikut
Gas panas terbakar juga memperdalam luka bakar.
Bahan baju yang paling aman adalah yang
Aliran listrik
terbuat dari bulu domba (wol). Bahan sintetis
Zat kimia (asam atau basa) seperti nilon dan dakron, selain mudah
terbakar juga mudah meleleh oleh suhu
Radiasi
tinggi, lalu menjadi lengket sehingga
Sunburn sinar matahari, terapi memperberat kedalaman luka bakar.
radiasi
Klasifikasi
Kedalaman luka bakar dideskripsikan dalam derajat luka bakar:
Pajanan hanya merusak epidermis,

TI masih bisa regenerasi, sembuh dalam 5-


AJ A
DER 7 hari dan dapat sembuh secara
sempurna. Luka biasanya tampak
sebagai eritema dan timbul dengan
keluhan nyeri dan atau hipersensitivitas
lokal. Contoh luka bakar derajat I adalah
sunburn.
T II
AJA
DER

Lesi melibatkan epidermis dan mencapai


kedalaman dermis namun masih terdapat epitel
vital yang bisa menjadi dasar regenerasi dan
epitelisasi. Dengan adanya jaringan yang masih
sehat tersebut, luka dapat sembuh dalam 2-3
minggu. Gambaran luka bakar berupa bula yang
berisi cairan eksudat dari pembuluh darah
karena perubahan permeabilitas dindingnya,
disertai rasa nyeri. Apabila luka bakar derajat II
yang dalam tidak ditangani dengan baik, dapat
timbul edema dan penurunan aliran darah di
jaringan, sehingga cedera berkembang menjadi
full-thickness burn atau luka bakar derajat III
I
JAT II
A
DER

Mengenai seluruh lapisan kulit, dari subkutis hingga


mungkin organ atau jaringan yang lebih dalam. Pada
keadaan ini tidak tersisa jaringan epitel yang dapat
menjadi dasar regenerasi sel spontan, sehingga untuk
menumbuhkan kembali jaringan kulit harus
dilakukan cangkok kulit. Gejala yang menyertai
justru tanpa nyeri maupun bula, karena pada
dasarnya seluruh jaringan kulit yang memiliki
persarafan sudah tidak intak.
PEMBAGIAN LUKA
BAKAR
Derajat II-III Berat
> 20 % pada Luka bakar Sedang
dengan luas Ringan
major burn
pasien berusia di bawah 15 25 moderet
% pada burn
dewasa, minor burn
10 tahun atau di atas usia dengan luka bakar
50 tahun. derajat III kurang dari
Derajat II-III > 25 % pada
10 %.
kelompok usia selain Luka bakar dengan luas
disebutkan pada butir Luka bakar dengan luas
< 15 % pada dewasa
pertama. 10 20 % pada anak
Luka bakar dengan luas
Luka bakar pada muka, usia < 10 tahun atau
< 10 % pada anak dan
telinga, tangan, kaki, dan dewasa > 40 tahun,
usia lanjut
perineum dengan luka bakar
Adanya cedera pada jalan Luka bakar dengan luas
derajat III kurang dari
nafas (cedera inhalasi) < 2 % pada segala usia
10 %.
tanpa memperhitungkan (tidak mengenai muka,
Luka bakar dengan
luas luka bakar. tangan, kaki, dan
derajat III < 10 % pada
Luka bakar listrik tegangan perineum
tinggi anak maupun dewasa
Disertai trauma lainnya yang tidak mengenai
Pasien-pasien dengan muka, tangan, kaki, dan
resiko tinggi. perineum.
BERAT DAN LUAS LUKA BAKAR

Berat luka bakar bergantung pada dalam, luas, dan letak luka.
Luas luka bakar dinyatakan dalam persen terhadap luas seluruh tubuh. Ada beberapa
metode cepat untuk menentukan luas luka bakar, yaitu:

Estimasi luas luka bakar menggunakan luas


permukaan palmar pasien. Luas telapak tangan
individu mewakili 1% luas permukaan tubuh.
Luas luka bakar hanya dihitung pada pasien
dengan derajat luka II atau III.
Rumus 9 atau rule of nine untuk orang
dewasa:
yaitu luas kepala dan leher, dada,
punggung, pinggang dan bokong,
ekstremitas atas kanan, ekstremitas atas
kiri, paha kanan, paha kiri, tungkai dan
kaki kanan, serta tungkai dan kaki kiri
masing-masing 9%. Sisanya 1% adalah
daerah genitalia. Rumus ini membantu
menaksir luasnya permukaan tubuh yang
terbakar pada orang dewasa.
Pada anak dan bayi digunakan rumus lain
karena luas relatif permukaan kepala anak jauh
lebih besar dan luas relatif permukaan kaki
lebih kecil. Karena perbandingan luas
permukaan bagian tubuh anak kecil berbeda,
dikenal rumus 10 untuk bayi, dan rumus 10-15-
20 untuk anak.
Apabila tidak tersedia tabel tersebut,
perkiraan luas permukaan tubuh pada
anak dapat menggunakan Rumus 9
dan disesuaikan dengan usia:
o Pada anak di bawah usia 1 tahun:
kepala 18% dan tiap tungkai 14%.
Torso dan lengan persentasenya
sama dengan dewasa.
o Untuk tiap pertambahan usia 1
tahun, tambahkan 0.5% untuk tiap
tungkai dan turunkan persentasi

Lund and Browder chart illustrating the method for calculating the percentage kepala sebesar 1% hingga tercapai
of body surface area affected by burns in children. nilai dewasa.
PATOFISIOLOG
ASE PADA LUKA BAKAR
Gangguan mekanisme bernafas, dikarenakan adanya eskar melingkar di
dada atau trauma multipel di rongga toraks; dan gangguan sirkulasi
t, f a se seperti keseimbangan cairan elektrolit, syok hipovolemia.
aku
al , fase
aw
F a se syok Masalah utama adalah Systemic Inflammatory Response Syndrome
(SIRS) dan Multi-system Organ Dysfunction Syndrome (MODS) dan

Fase setelah syok berakhir, sepsis, merupakan perkembangan masalah yang timbul pada fase
fase sub akut pertama dan masalah yang bermula dari kerusakan jaringan (luka dan
sepsis luka)

Fase Berlangsung setelah penutupan luka sampai terjadinya maturasi jaringan.


lanju
t
Masalah nya adalah penyulit dari luka bakar seperti parut hipertrofik,
kontraktur dan deformitas lain akibat kerapuhan jaringan atau struktur
tertentu akibat proses inflamasi yang hebat dan berlangsung lama
embagian zona kerusakan jaringan

Daerah yang langsung mengalami kerusakan (koagulasi protein)


Zona koagulasi, zona akibat pengaruh cedera termis, hampir dapat dipastikan jaringan ini
nekrosis
mengalami nekrosis beberapa saat setelah kontak.

Daerah yang langsung berada di luar/di sekitar zona koagulasi, terjadi kerusakan
endotel pembuluh darah disertai kerusakan trombosit dan leukosit, sehingga
terjadi gangguam perfusi (no flow phenomena), diikuti perubahan permeabilitas Zona statis
kapilar dan respon inflamasi lokal. Proses ini berlangsung selama 12-24 jam
pasca cedera dan mungkin berakhir dengan nekrosis jaringan.

Daerah di luar zona statis, ikut mengalami reaksi berupa


Zona hiperemi
vasodilatasi tanpa banyak melibatkan reaksi selular.
INDIKASI RAWAT INAP PASIEN
LUKA BAKAR
Menurut American Burn Association, seorang pasien diindikasikan untuk dirawat inap bila:
1. Luka bakar derajat III > 5%
2. Luka bakar derajat II > 10%
3. Luka bakar derajat II atau III yang melibatkan area kritis (wajah, tangan, kaki, genitalia,
perineum, kulit di atas sendi utama) risiko signifikan untuk masalah kosmetik dan
kecacatan fungsi
4. Luka bakar sirkumferensial di thoraks atau ekstremitas
5. Luka bakar signifikan akibat bahan kimia, listrik, petir, adanya trauma mayor lainnya, atau
adanya kondisi medik signifikan yang telah ada sebelumnya
6. Adanya trauma inhalasi
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1 Pemeriksaan darah rutin dan kimia darah

2 Urinalisis

3 Pemeriksaan keseimbangan elektrolit

4 Analisis gas darah

5 Radiologi jika ada indikasi ARDS

Pemeriksaan lain yang dibutuhkan untuk menegakkan diagnosis


6 SIRS dan MODS
PENATALAKSANAAN LUKA
BAKAR
Bantuan Pertama untuk Luka Bakar Derajat Pertama
Jika kulit tidak rusak, Setelah membilas
siram air dingin di Luka bakar dapat atau merendam luka
atas area yang sangat menyakitkan, beberapa menit, tutup
terbakar atau tenteramkan hati bakar dengan suatu
rendam dengan air korban dan jaga ia perban yang steril,
dingin (bukan air es). agar tetap tenang tidak mudah lengket
Lakukan beberapa atau kain bersih.
menit.

Pemberian analgesik
mungkin diperlukan
Luka bakar ringan
untuk mengurangi Lindungi luka
pada umumnya
sakit, mereka juga bisa bakar dari
sembuh tanpa
membantu gesekan dan
perawatan lebih
mengurangi tekanan
lanjut
peradangan dan
pembengkakan
Bantuan Pertama untuk Luka Bakar Derajat Dua & Tiga
Jika korban bernafas, tutup
luka bakar dengan suatu perban
Jangan lepas atau tanggalkan Jika nafasnya berhenti atau yang steril, lembab, dingin atau
pakaian yang terbakar; (kecuali airway korban terhalang kain bersih. Jangan
jika pakaian itu lepas dengan kemudian buka airway dan menggunakan suatu selimut
mudah), pastikan bahwa korban jika perlu mulai resusitasi atau handuk; suatu seprai yang
tidak kontak dengan bahan atau mudah terbakar. Jangan
material yang terbakar gunakan obat salep dan hindari
terjadinya lepuh
Lakukan tindakan untuk mencegah syok.
Letakkan korban pada tempat yang datar, Angkat area yang terbakar
angkat kaki setinggi 12 inci, dan tutup korban dan lindungi dari tekanan Jika jari tangan atau jari kaki
dengan suatu mantel atau selimut. Jangan telah dibakar, pisahkan
atau gesekan.
tempatkan korban pada posisi syok bila mereka dengan pembalut luka
dicurigai ada kepala, leher, punggung, atau kaki yang tidak mudah lengket
yang luka atau jika posisi tersebut membuat steril, kering
korban tidak nyaman
Lanjutkan dengan memonitor tanda
vital korban (nafas, denyut nadi,
tekanan darah)
Hal yang tidak Boleh Dilakukan

Jangan biarkan luka bakar


Jangan oleskan obat salep,
terkontaminasi. Hindari bernafas atau
mentega, es, pengobatan,
batuk di area yang terbakar
pakaian berbahan kapas halus,
perban yang mudah lengket,
Jangan lakukan
kain sari, meminyaki percikan, Jangan lakukan apapun pada
kompres beku dan
atau menggunakan bahan kulit yang mati atau melepuh
jangan rendam suatu
rumah tangga apapun untuk
luka bakar serius
memperbaiki luka bakar. Hal
Jangan letakkan bantal di bawah
dengan air dingin. Hal
ini dapat bertentangan dengan
kepala korban jika ada suatu luka
ini dapat menyebabkan
penyembuhan yang sesuai
bakar pada airway. Hal ini dapat
syok
menutup airway
DUA PULUH EMPAT JAM PERTAMA
Survei primer :
(HARI 1)
A = Airway

adakah trauma inhalasi: anamnesa, suara serak (stridor)observasi selama 24 jam bila perlu pasang ET atau lakukan
trakheostomi

B = Breathing

Gangguan nafas karena eschar yang melingkar dada, trauma thorax dlllakukan escharotomi atau penanganan trauma
thorax yang lain

C = Circulation

Dilakukan resusitasi cairan. Bila penderita syok maka diatasi dulu syoknya dengan infus RL diguyur sampai nadi
teraba atau tekanan darah >90mmHg. Baru kemudian lakukan resusitasi cairan. Cairan yang dibutuhkan dalam
penanganan syok tidak dihitung. Resusitasi cairan yang sering digunakan adalah cara Baxter.
Baxter dengan rumus : 4cc x kgBB x %luka bakar

Setengah dari jumlah cairan diberikan dalam 8 jam pertama dan sisanya diberikan selama 16 jam berikutnya. Cairan yang
diberikan biasanya RL karena terjadi defisit ion Na.

Cara lain yang bisa dilakukan adalah cara Evans :

1. %luka bakar x kgBB menjadi NaCl per 24 jam

2. %luka bakar x kgBB menjadi ml plasma per 24 jam

Keduanya merupakan pengganti cairan yang hilang akibat edema. Plasma diperlukan untuk mengganti plasma yang keluar
dari pembuluh darah dan meninggikan tekanan osmosis hingga mengurangi perembesan keluar dan menarik kembali cairan
yang telah keluar.

3. Sebagai pengganti cairan yang hilang akibat penguapan, diberikan 2000cc glukosa 5% per 24jam.

Separuh dari jumlah 1+2+3 diberikan dalam 8 jam pertama. Sisanya dalam 16 jam berikutnya.

- Pasang kateter untuk memonitor produksi urin. Diharapkan produksi urin - 1cc/KgBB/jam

- Pasang CVP pada luka bakar >/=40% dan pada penderita yang mengalami kesulitan untuk mengukur tekanan darah.
Survei Sekunder

Penilaian luas luka bakar dan derajat kedalamannya. Biasanya dihitung sebelum resusitasi cairan definitive
Pasang NGT. Untuk dekompresi penderita yang mengalami ileus paralitik dan untuk memasukkan makanan
Cuci luka dengan NaCl dan savlon, keringkan, olesi dengan salep (Dermazin) kemudian rawat luka secara tertutup
Pemeriksaan laboratorium darah dan Analisa Gas Darah tiap 24 jam
Pemberian analgetika dan antibiotika
Luka bakar termal, listrik dan bahan kimia membutuhkan penanganan dan pengobatan yang berbeda. Terapi farmakologi
memiliki peran yang terbatas dalam penatalaksanaan luka bakar kimia. Disisi lain kunci dari penanganan luka bakar listrik adalah
pada rehidrasi sementara luka bakar termal memerlukan analgetik dan antibiotik topikal. Pastikan pasien memberi informasi
tentang alergi obat yang mereka miliki, obat obatan yang sedang diminum atau kondisi kesehatan lain.
Terapi Luka Bakar Termal

Untuk menghilangkan rasa nyeri dan memberikan


kenyamanan pada pasien. Morfin sulfat, Demerol dan
Analgetik Vicodin mungkin diresepkan untuk nyeri yang sangat
hebat

Golongan obat ini digunakan untuk nyeri akibat luka bakar ringan
Anti Inflamasi Non sampai sedang. Ibuprofen biasanya digunakan untuk terapi awal,
steroid tapi pilihan lain seperti naproxen, ansaid dan anaprox dapat juga
diberikan

Antibiotik topikal digunakan untuk mencegah infeksi dan


Antibiotik Topikal pertumbuhan bakteri. Neo sporin digunakan untuk
infeksi minor dan dioleskan ke kulit 1 3x sehari.
Silvadene adalah krim topikal yang digunakan untuk luka bakar
yang lebih berat. Silvadene adalah obat golongan sulfa yang
digunakan untuk mencegah dan mengobati infeksi bakteri atau
jamur. Silvadene harus dioleskan menggunakan teknik steril ke
tempat luka bakar dan tempat luka bakar tersebut harus dicuci
bersih sebelum pemakaian. Hindari menggunakan silvadene pada
wajah dan silvadene tidak boleh digunakan pada neonatus, bayi
berumur kurang dari 2 tahun atau pada kehamilan trimester akhir
Terapi Luka Bakar
Kimia
Silvadene digunakan untuk luka bakar pada kulit dan berguna
dalam pencegahan infeksi pada luka bakar derajat 2 dan 3. Obat
ini harus dioleskan pada kulit 1 atau 2x sehari dan semua obat
Antibiotik yang diberikan sebelumnya harus dibersihkan terlebih dahulu
sebelum mengoleskan salep baru. Eritromicin salep (bacitracin)
digunakan untuk mencegah infeksi pada luka bakar yang terdapat
di bagian mata

Analgetik Morfin dan asetaminofen diberikan untuk penatalaksanaan nyeri dan


mungkin dapat bertindak sebagai sedatif yang penting bagi pasien yang
mengalami cedera pada daerah mata

Anti Inflamasi Non


Steroid Advil, Motrin, Ansaid, Naprosyn, dan anaprox adalah obat anti
inflamasi yang digunakan untuk menghilangkan nyeri ringan
sampai sedang
Terapi Luka Bakar
Elektrik

Terapi Cairan Osmosis diuretik

Ringer Lactat
biasanya digunakan Manitol adalah
untuk terapi. Ringer diuretik osmosis
lactat adalah larutan yang tidak
isotonik dan dimetabolisme
berfungsi sebagai secara signifikan dan
pengganti volume melewati glomerulus
cairan tubuh. tanpa direabsorpsi
Pemberiannya oleh ginjal. Manitol
melalui jalur intra digunakan untuk
vena dan harus mengembalikan dan
dihentikan apabila mempertahankan
terdapat tanda- urin output
tanda edema pulmo
Komplikasi Luka
Bakar

ng an
imba
kese
g u an lit
g a ng lektro
o k, n e
a
u t : sy iran d
k ca
eA
Fas
SIRS adalah suatu bentuk respon klinik
yang bersifat sistemik terhadap
berbagai stimulus klinik beratakibat
infeksi ataupun noninfeksi seperti
trauma, luka bakar, reaksi
Fase sub autoimun,sirosis, pankreatitis, dll.
akut
MODS (Multi-system Organ Disfunction
Syndrome) bahkan sampai kegagalan
berbagai organ (Multi-system
OrganFailure/MOF).

SIRS dan MODS merupakan penyebab utama tingginya angka mortalitas pada pasien luka
bakar maupuntrauma berat lainnya. Dalam penelitian dilaporkan SIRS dan MODS
keduanya menjadi penyebab 81% kematianpasca trauma; dan dapat dibuktikan pula bahwa
SIRS sendiri mengantarkan pasien pada MODS.Ada 5 hal yang bisa menjadi aktivator
timbulnya SIRS, yaitu infection,injury,inflamation,inadequateblood flow, dan
ischemia-reperfusion injury
Hipertrofi
Jaringan Parut

Fase Lanjut Kontraktur adalah


komplikasi yang
hampir selalu
menyertai luka
bakar dan
menimbulkan
gangguan fungsi
pergerakan
Prognosis

Prognosis luka bakar umumnya jelek pada usia yang sangat muda dan usia lanjut. Pada usia
yang sangat muda (terutama bayi) beberapa hal mendasar menjadi perhatian, antara lain sistem
regulasi tubuh yang belum berkembang sempurna ; komposisi cairan intravaskuler dibandingkan
dengan cairan ekstravaskuler, interstitial, dan intraselular yang berbeda dengan komposisi pada
manusia dewasa, sangat rentan terhadap suatu bentuk trauma. Sistem imunologik yang belum
berkembang sempurna merupakan salah satu faktor yang patut diperhitungkan, karena luka bakar
merupakan suatu bentuk trauma yang bersifat imunosupresi.
DAFTAR PUSTAKA

1. Ahmadsyah I, Prasetyono TOH. Luka. Dalam: Sjamsuhidajat R, de Jong W, editor. Buku


ajar ilmu bedah. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2005. h. 73-5.
2. Moenadjat Y. Luka bakar. Edisi 2. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2003.
3. Heimbach DM, Holmes JH. Burns. In: Brunicardi FC, Andersen DK, Billiar TR, Dunn DL,
Hunter JG, Pollock RE, editors. Schwartzs principal surgery. 8 th ed. USA: The McGraw-
Hill Companies; 2007.
4. Naradzay JFX, Alson R. Thermal burns. Dalam: Slapper D, Talavera F, Hirshon JM,
Halamka J, Adler J, editors. Diunduh dari: http://www.emedicinehealth.com. 28 Agusuts
2009.
5. Split & Full Thickness Skin Grafting. Diunduh dari
http://www.burnsurvivorsttw.org/burns/grafts.html. 30 Agustus 2009.

Anda mungkin juga menyukai