Anda di halaman 1dari 12

REGULASI DAN LINGKUNGAN

MIGAS
Undang-undang Migas Indonesia
OLEH
KELOMPOK III

1. DARMIATI
2. RIAYU NINGSIH
3. KHAMILLA HANUM
4. M. AGUS D.N
5. SENDY RISKI K.
6. M. ROKHIM
UNDANG-UNDANG MIGAS
INDONESIA

1. INDISCHE MIJNWET (Hindia Belanda)


2. UU (PRP) NO. 44 Tahun 1960
3. UU NO 8 Tahun 1971
4. UU NO. 22 Tahun 2001
1. INDISCHE MIJNWET (Hindia
Belanda)
Sejarah
- Regulasi pertama yang mengatur tentang
pengusahaan migas
- Dikeluarkan oleh pemerintah hindia
belanda tahun 1899
Aspek-aspek Kebijakan Migas
1. Hak kepemilikan :
Diserahkan ke pemerintah
hindia belanda
2. Hak pengelolaan :
Menurut ketentuan pasal 5a
pemerintah hindia belanda
berwenang untuk mengelola
eksplorasi dan eksploitasi serta
mengadakan kerjasama dengan
perusahaan minyak dalam
3. Kebijakan fiskal :
Dalam Indische Mijnwet, royalti
kepada pemerintah ditetapkan
sebesar 4% dari produksi kotor
dan kontraktor diwajibkan
membayar pajak tanah untuk
setiap hektar lahan konsesi

4. Kebijakan kontrak : menganut


sistem konsesi
UU (PRP) NO. 44 Tahun 1960
1. Hak kepemilikan : diserahkan ke
negara Indonesia
2. Hak pengelolaan :
kuasa pertambangan ada pada
kontraktor (yang mendirikan
perusahaan itu) sedangkan
batas wilayah pertambangan
beserta syaratnya ditetapkan
oleh pemerintah. Tetapi tidak
memiliki hak atas tanah
3. Kebijakan fiskal :
kontraktor membayar segala
iuran yang berhubungan dengan
pemberian kuasa pertambangan
kepada negara.

4. Kebijakan kontrak : menganut


sistem kontrak karya
3. UU NO 8 Tahun 1971
1. Hak kepemilikan sumber daya migas
di berikan kepada Negara
2. Hak Pengelolaan :
Kepada Pertamina di sediakan Kuasa
Pertambangn di seluruh wilayah
hukum pertambangan minyak dan
gas bumi di Indonesia. Batas-batas
wilayah kuasa pertambangan di
tetapkan oleh pemerintah
(Keputusan Presiden) atas usul
mentri pertambangn dan negeri.
Pasal 11 UU No.8 Tahun 1971
3. Kebijakan Administrasi :
Diterapkan sebagai tanggung jawab
departemen/instansi pemerintah
untuk mengemban fungsi
pengaturan, pengawasan dan
pembinaan, pengawasan berupa
pengawasan kerja, pengawasan
keselamatan kerja dll. Tercantum
dalm UU No. 8 Tahun 1971 pada Pasal
1, Ketentuan umum
Kebijakan Kontrak
Sistem kontarak pada masa ini adalah
Kontrak Production Sharing.
Pelaksanaan kontrak production
sharing antara Pertamina dan
Kontraktor adalah sebagai tindak
lanjut dari pasal 12 UU No. 8 Tahun
1971. Kontraktor kontrak production
sharing mengadakan negosiasi
mengenai suatu Wilayah Kuasa
pertambangan yang di tawarkan
Pertamina, setelah negosiasi menjadi
kesepakatan, maka Rancangan
Kontrak disampaikan Pertamina,
kemudian ditanda tangani oleh Mentri
UU NO. 22 Tahun 2001

1. Hak kepemilikan : diserahkan ke


negara Indonesia
2. Hak pengelolaan :
Pemerintah mengatur,
mengelola, dan memanfaatkan
data sebagaimana dimaksud
dalam ayat 1 dan 2 untuk
merencanakan penyiapan
pembukaan wilayah kerja.
3. Kebijakan Fiskal
Badan usaha atau bentuk usaha
tetap yang melaksanakan
kegiatan usaha hulu wajib
membayar penerimaan negara
yang berupa pajak dan
penerimaan negara bukan pajak.

4. Kebijakan Kontrak : menganut


sistem PSC, yang dilaksanakan
oleh badan pelaksana dengan
sharing contract 85:15

Anda mungkin juga menyukai