Anda di halaman 1dari 61

FARINGITIS

DEFINISI

Peradangan dinding faring yang


dapat disebabkan oleh virus, bakteri,
alergi, trauma, toksin, dan lain - lain.
KLASIFIKASI
Faringitis Akut Faringitis Kronis

Faringitis Viral Faringitis Kronis


Hiperplastik
Faringitis Bakterial
Faringitis Kronis Atrofi
Faringitis Fungal Faringitis Spesifik
Faringitis Gonorea Faringitis Luetika
Faringitis TB
Anatomi Nasofaring

Adenoid
Koana

Fossa Rosenmuller
Konka media

Torus tubarius

Konka inferior
Muara tuba
Septum nasi Eustachius
Patofisiologi
Virus dan bakteri melakukan invasi ke
faring reaksi inflamasi lokal.
Infeksi bakteri grup A Streptokokus
hemolitikus kerusakan jaringan yang
hebat, karena bakteri ini melepaskan
toksin ekstraseluler demam rematik,
kerusakan katup jantung, glomerulo
nefritis akut terbentuknya kompleks
antigen-antibodi
Etiologi
Bakterial
Group A beta-hemolytic streptococci (GABHS) (15%)
Group C, G, F Streptococci ( 10%),
Arcanobacterium Chlamydia pneumoniae (5%)
Corynebacterium diphtheria
Corynebacterium haemolyticus ( 5%)
Mycoplasma pneumoniae
Jarang : Borrelia species, Francisella tularensis,
Yersinia species, Corynebacterium ulcerans.
Viral pharyngitis
Adenovirus (5%):.
Herpes simplex (< 5%):
Coxsackieviruses A and B (< 5%):
Epstein-Barr virus (EBV):
CMV.
HIV-1:
Penyebab lain
Candida sp
Manifestasi Klinik
Gejala dan tanda faringitis akut
nyeri tenggorok, sulit menelan, demam, mual dan kelenjar
limfe leher membengkak.
Pada pemeriksaan tampak hiperemis, udem dan dinding
posterior faring bergranular.
Infeksi Virus
gejala disertai dengan konjungtivitis, malaise, fatigue, serak,
dan demam yang tidak tidak terlalu tinggi (low-grade fever)
Faringitis pada anak dapat disertai dengan diare, nyeri
perut, dan muntah.
Faringitis Akut
dinding posterior
faring hiperemis
dan bengkak
Gejala : nyeri
tenggorok, sulit
menelan,
demam, mual
dan kelenjar
limfe leher
membengkak
Manifestasi Klinik
Streptococcus group A
Riwayat infeksi bakteri Streptococcus sebelumnya
Streptococcus meningkat pada musim dingin.
Gejala :
rasa sakit pada tenggorokan, nyeri menelan,
demam, pusing, nyeri perut, mual dan muntah.
Tanda :
adanya eritema faring dan tonsil, eksudat pada
faring dan tonsil, petechiae palatine, edema uvula,
limfadenopati servikalis anterior
Faringitis
Kronis
penebalan mukosa dinding posterior faring, hipertrofi kelenjar
limfe di bawah mukosa sehingga dinding posterior tidak rata
(granuler) dan lateral band menebal.
Gejala klinik: rasa kering, gatal atau berlendir atau mengganjal di
tenggorok yang disertai batuk.
Penatalaksanaan:
1.Dicari dan diobati infeksi kronis hidung dan sinus paranasalis
2.Lokal kaustik dg zat kimia (AgNO3, albothyl) atau listrik
(elektrokauter)
3.Simptomatik: obat kumur/isap, antitusif/ekspektoran
Faringitis Jamur
Tampak plak putih di
(Candidiasis) orofaring dan mukosa
faring lainnya
hiperemis.
Kalau diangkat tidak
berdarah

Terapi: Nystatin
100.000-400.000 IU
2x/hari, analgetika
Faringitis Sifilis
Stadium primer menimbulkan
bercak/ulkus pada lidah,
palatum, tonsil dan dinding
posterior faring.
Ulkus tidak menimbulkan
nyeri dan pembesaran
kelenjar submandibula tidak
nyeri tekan.
Stadium tersier menimbulkan
nyeri pada tonsil dan
palatum.
Terapi: penisilin dosis tinggi
Faringitis Gonorea
Pada pasien dengan
kontak orogenital.

Terapi: Sefalosporin
generasi ke-3
Seftriakson 250 mg
IM
Kultur Tenggorok
Faringitis yang disebabkan oleh bakteri
GABHS
Pengambilan swab pada daerah tonsil
dan dinding faring posterior.
Spesimen di inokulasi pada agar darah
dan ditanami disk antibiotik.
Sensitifitas mencapai 90-99 %.
Penting bagi penderita > 10 hari.
GABHS rapid antigen
detection test
Untuk mendiagnosa faringitis karena infeksi GABHS.
Jika pasien memiliki resiko sedang, atau jika seorang dokter
tidak nyaman memberikan terapi antibiotik dengan resiko
tinggi untuk pasien.
Jika positif maka pengobatan antibiotik yang tepat, namun
jika negatif maka pengobatan antibiotik dihentikan dan
dilakukan follow-up
Hasil kultur tenggorok negative
Rapid antigen detection tidak sensitive untuk
Streptococcus Group C dan G atau jenis bakteri
patogen lainnya.
Penatalaksanaan
Virus diberikan analgetik dan tablet isap
Antibiotika faringitis bakteri Gram positif,
disamping analgetika dan kumur dengan
air hangat.
Penisilin bakteri GABHS
Dosis 250 mg, 2-3 kali/hari untuk anak-anak,
Dewasa 250 mg 4 kali sehari atau 500 mg 2 kali
sehari selama 10 hari
Jika alergi penisilin, diganti dengan eritromisin
Komplikasi
Komplikasi umum
Sinusitis, otitis media, epiglotitis, mastoiditis, dan pneumonia.

Demam rheumatic akut (3-5 minggu setelah infeksi),


poststreptococcal glomerulonephritis, dan toxic shock
syndrome, peritonsiler abses.

Komplikasi infeks mononukleus


Ruptur lien, hepatitis, Guillain Barr syndrome, encephalitis,
anemia hemolitik, myocarditis, B-cell lymphoma, dan
karsinoma nasofaring.
Prognosis
Sebagian besar sembuh spontan dalam
10 hari
Waspadai terjadinya komplikasi
Definisi
Semua proses inflamasi baik akut atau
kronik, infeksi atau non infeksi,
terlokalisir atau sistemik yang terjadi di
laring.
Klasifikasi
Laringitis Akut
Laringitis Kronis
Laringitis Kronis Atrofi
Laringits Kronis Hipertrofi
Laringitis Kronis Spesifik
Laringitis Tuberkulosis
Laringitis Sifilis
Anatomi Laring
- dibagi 3:
- 1. supraglotis terdiri dari epiglotis,
plika ariepiglotis, kartilago aritenoid,
plika vestibular(pita suara palsu), dan
ventrikel laringeal
- 2. glotis pita suara dan plika vokalis
- 3 . subglotis memanjang dari
permukaan bawah pita suara hingga
kartilago krikoid
-
Fisiologi
Fungsi Dasar
Proteksi mencegah agar makanan dan benda
asing masuk kedalam trakea dengan cara
menutup aditus laring dan rima glotis yang
secara bersamaan.
Respirasi mengatur besar kecilnya rima glotis
Fonasi membuat suara serta mementukan
tinggi rendahnya nada

Fungsi lain
sirkulasi, menelan, dan emosi
Respirasi Fonasi

Plika vokalis normal


Etiologi
Laringitis Akut Laringitis Kronik
Rhinovirus Infeksi bakteri
Parainfluenza virus Infeksi tuberkulosis
Adenovirus Sifilis
Virus mumps Leprae
Virus
Varisella zooster virus
Jamur
Penggunaan asma inhaler
Actinomycosis
Penggunaan suara berlebihan :
Penggunaan suara berlebih
menyanyi, Berbicara dimuka Alergi
umum Mengajar
Faktor lingkungan seperti
Alergi
asap, debu
Streptococcus grup A Penyakit sistemik : wegener
Moraxella catarrhalis granulomatosis, amiloidosis
Alkohol
Gastroesophageal refluks
Gatroesophageal refluks
Laringitis Akut
Suatu keadaan inflamasi dimana
merupakan kelanjutan dari rinofaringitis
(command cold)
Etiologi
Penggunaan suara yang salah, paparan
agen berbahaya, serta agen infeksi yang
menyebabkan infeksi saluran pernapasan
atas.
Merupakan kelanjutan dari
rinofaringitis akut (common cold)
Disebabkan oleh:
1. Infeksi virus Haemophilus influenzae
2. Infeksi bakteri (Streptococcus,
Staphylococcus, Pneumococcus)
3. Perubahan cuaca
4. Kurang gizi/malnutrisi
Laringitis Akut
Sangat hiperemis,
disoni(serak), ada
sekret

Gejala :suara parau,


tidak nyaman dan
nyeri pada laring dan
sering kali batuk
iritatif. Suara lemah
dan serak serta
memburuk seharian.
Laringitis Kronis
Proses inflamasi yang terjadi pada laring yang
memperlihatkan perubahan dari mukosa laring serta terjadi
selama lebih dari beberapa minggu atau > 3 minggu
Penyebab
Perokok
Sering terpapar debu pada saat bekerja
Berkaitan dengan penyakit nasal dan oral serta refluks
gastroesofageal
Penggunaan steroid inhaler
Infeksi Staphylococcus aureus. Haemophilus influenzae dan
spesies pneumokokus, serta virus
Laringitis Kronis
laringitis akut yang
tidak sembuh dan
berlanjut
suara yang parau,
dengan hilangnya
kekuatan suara
seharian dan mungkin
disertai dengan batuk
Tidak terlalu
hiiperemis
Terjadi penebalan
plika vokalis
Laringitis Jamur Kronis
Bergranul
Terdapat
bercak putik
pd PV
Laringitis Tuberkulosis
Adanya
tuberkel
Gejala : batuk
lama,
keringat
malam
mor

Laringitis tuberkulosa terdiri dari 4 stadium


1. Stadium infiltrasi
Tampak tuberkel di daerah interaritenoid
sehingga
menjadi berbenjol-benjol dan tidak rata
2. Stadium ulserasi
Tampak beberapa ulkus pada pros.vokalis yang

meluas ke pita suara memberi kesan seperti


digigit
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan histologi nodul-nodul atau tuberkel-

tuberkel yang terdiri atas histiosit epiteloid dengan


sel giant mononukleasi,
Pemeriksaan kultur jaringan, dan smear

menghasilkan diagnosis pasti


Laringoskop indirek dan biopsy untuk

menyingkirkan Ca laring
Laringitis Non Infeksi
terjadi setelah menyanyi secara agresif
atau berteriak

Rasa emosional yang menyebabkan


bersuara sangat keras pita suara
menjadi kemerahan dan edema ringan.
Laringitis Kronis Non
Infeksi
Perubahan epitel pada pita suara terjadi
sebagai akibat kekerasan suara kronis
diikuti dengan efek iritasi pemakaian
alcohol jangka panjang dan merokok

Pada laryngitis hyperplasia kronis dapat


terjadi dysplasia bahkan neoplasia yang
nyata
Laringitis Kronis Atrofi
(Laringitis Sika)
PV menipis
Ada sekret
Laringitis Kronis
Hipertrofi Bergranul
Sedikit hiperemis
Perubahan epitel
pada pita suara
dapat terjadi sebagai
akibat kekerasan
suara kronis diikuti
dengan efek iritasi
pemakaian alcohol
jangka panjang dan
merokok
Laringitis Kronis
Hipertrofi Difus
Pemeriksaan Fisik
Dapat ditemukan
suara yang serak
pernafasan cuping hidung
frekuensi pernafasan dan denyut jantung yang meningkat
anak bisa sampai megap-megap (air hunger)
faring yang meradang
retraksi suprasternal
infrasternal dan intercostal serta stridor yang terus
menerus
Hipoksia dan saturasi oksigen yg rendah
Kemerahan yang difus
Pelebaran pembuluh
darah
dari pita suara
Gambaran laringoskopi
LARINGO
SKOPI yang pucat disertai edema

yang berair dari jaringan


subglotis
Pergerakan pita suara
yang asimetris dan tidak
periodik
Pencitraan
rontgen polos regio colli lateral untuk melihat edema pada
supraglotik dan retrofaringeal dan ketebalan jaringan lunak
di jalan nafas subglotik
Rontgen thorak
CT scan dan MRI untuk melihat perubahan dan struktur
laring dengan lebih baik
barium enema, rontgen double kontras pada saluran cerna
atas untuk mengevaluasi

Pemeriksaan lain
skin tes jika penyebab alergi dicurigai
monitoring pH selama 24 jam jika dicurigai GERD
penatatalaksanaan

Umum :
Mengistirahatkan pita suara selama 2 3 hari. Jika
pasien harus berbicara, fonasi sambil menghela
nafas lembut adalah yang terbaik.

Menghirup udara yang dilembabkan (humidifikasi)


membantu melembabkan saluran nafas atas.

Mengindari faktor-faktor yang dapat mengakibatkan


iritasi pada faring dan laring, seperti merokok, polusi
udara, makanan pedas dan minum es.
Laringitis Akut
Simptomatik
Paracetamol atau aspirin gargles dapat
mengurangi keluhan.

Antibiotic diberikan setelah keluar hasil


pewarnaan Gram dan kultur dengan tes
sensitifitas
Laringotrakeobronkitis
Akut (Croup)
Terapi Non Farmakologi
Kenyamanan posisi.
Humidifikasi udara
Oksigen
Campuran helium-oksigen

Terapi Farmakologi
Analgetik dan Antipiretik
Antibiotik
Nebulisasi 2 Agonis kerja cepat
Nebulisasi Epinefrin
Kortikosteroid
Laringitis kronis
Laryngopharingeal reflux
Level I
(LPR)
Modifikasi pola makan
Modifikasi gaya hidup
Penggunaan antasida cair

Level II Antirefluks medikasi


H2 bloker : Ranitidine, Cimetidine, Famotidine
Obat-obat prokinetik : Bethanecol, Metoclopramid
Agen sitoprotektive : Sucralfat
Pompa proton inhibitor
Tuberculosis
Laryngitis
INH, rifampisin dan pirazinamid selama 3 bulan.
Diikuti isoniazid dan rifampisin selama 9 bulan.
Pengobatan penyakit paru.
Istirahat bersuara dan berbicara.
Analgetik untuk nyeri.
Injeksi procain pada saraf laringeal superior atau
alcohol untuk meringankan nyeri hebat.
Trakeostomi jika ada sumbatan jalan nafas.
Pembedahan untuk stenosis sekunder jika ada
indikasi.
Komplikasi
Penyebaran secara sistemik atau ke struktur
sekitarnya dari proses infeksinya
Stenosis laring akibat superinfeksi dan
edema atau stenosis yang terjadi secara
sekunder akibat proses penyakit yang lama
Kerusakan permanen dari struktur dan fungsi
pita suara
Transformasi kearah keganasan
Prognosis
Laringitis akut sembuh spontan, jika pasien
mematuhi pengobatan, prognosis untuk
kesembuhan yang cepat dan level premorbid
dari fonasi adalah baik.

Laringitis kronis, tergantung proses yang


mendasari timbul penyakitnya.

Anda mungkin juga menyukai