Anda di halaman 1dari 40

REFLEKSI KASUS

DERMATITIS ATOPIK
PEMBIMBING:

DR. DONO UTORO,SP.KK



DISUSUN OLEH:
NELY HALIDIYAH
(1102011192)

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU PENYAKIT KULIT DAN


KELAMIN PERIODE 29 JUNI 2015 - 31 JULI 2015

UNIVERSITAS YARSI RUMAH SAKIT TK.I R.S. SUKANTO RS POLRI
BAB I
KASUS
I. Identitas Pasien
. Nama : AN. F
. Umur : 12 tahun
. Jenis Kelamin : laki-laki
. Alamat : Jakarta Timur
. Pekerjaan : Pelajar
. No RM : 617243
II. Anamnesis
Luka koreng pada kulit
Keluhan akibat garukan di kedua
utama tungkai kaki

Rasa gatal yang


Keluhan intermiten terutama
Tambahan menjelang malam.
Riwayat Penyakit Sekarang
Seorang anak usia 12 tahun di bawa kaka perempuannya ke spesialis
kulit dengan keluhan luka koreng pada kedua tungkai kaki sejak 1
minggu yang lalu. Menurut kaka pasien, keluhan ini diawali bintik-bintik
kemerahan dengan rasa gatal pada kaki yang intermiten akibat kulit
yang sering kering sehingga pasien berkeinginan untuk menggaruk kulit
terutama pada saat malam hari sampai timbul luka akibat garukan
tersebut. Pasien juga mudah gatal apabila berkeringat.
Menurut kaka pasien, keluhan yang sama seperti ini sudah pernah
dialami oleh pasien sejak 6 bulan yang lalu. Gejala hilang timbul.
Keluhan saat ini merupakan keluhan yang ke 3 kalinya. Biasanya saat
keluhan muncul pasien dibawa berobat oleh kakanya dan diberikan salep
serta obat minum sehingga keluhannya berkurang dan luka mengering.
1 minggu terakhir ini rasa gatal muncul kembali dirasakan terus
menerus sehingga membuat pasien menggaruk dan menimbulkan luka
kembali sehingga pasien dibawa kerumah sakit untuk berobat.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien sudah mengalami keluhan yang sama sejak 6
bulan yang lalu, hilang timbul.
Riwayat alergi di sangkal, riwayat bersin-bersin di pagi
hari disangkal dan riwayat asma di sangkal.

Riwayat Keluarga
riwayat rhinitis alergi (+), riwayat asma di keluarga (-).
III. Pemeriksaan Fisik
A. Status Generalis
. Keadaan umum : Baik
. Kesadaran : compos mentis
. Suhu : afebris
. Berat badan : 53 kg
Hasil pemeriksaan status generalisata Abdomen :
Kepala : Normocephal I : Datar, tidak terdapat lesi kulit
Wajah : Simetris atau kelainan lain.
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sclera A : Tidak diperiksa.
ikterik (-/-),pupil isokor 3mm/3mm. P : Tidak diperiksa.
Hidung : Normonasi, secret (-/-), P : Tidak diperiksa.
hipertrofi konka (-/-), polip (-/-). Punggung :
Mulut : Mukosa oral lembab, gigi- I : Simetris pada keadaan statis
geligi lengkap, oral hygiene baik. dan dinamis.
Telinga : MAE +/+, Serumen -/-. P : Tidak diperiksa.
Leher : P : Tidak diperiksa.
I : Trakea ditengah. A : Tidak diperiksa.
P : Trakea ditengah, Ekstremitas Atas:
P : KGB tidak teraba membesar. Akral hangat, CRT < 2 detik,
A : Tidak diperiksa.
deformitas -, motorik baik, tidak ada
gerak involunter, sensorik baik,
Toraks Paru :
terdapat garis hiperlinear pada
I : Simetris pada keadaan statis
telapak tangan.
dan dinamis.

P : Tidak diperiksa.
Ekstremitas Bawah :
P : Tidak diperiksa.
Akral hangat, CRT < 2 detik,
A : Tidak diperiksa.
deformitas -, motorik baik, tidak ada
gerak involunter, sensorik baik.
B. Status Dermatologis
Lokasi : tungkai kaki kanan dan kiri
Distribusi : Regional.
Penyebaran : Diskret dan simetrik.
Bentuk dan Susunan : Teratur. Bulat, sirsinar
anular.
Warna : coklat kehitaman
Batas : Sirkumskrip.
Ukuran : Numular
Efloresensi : lesi kulit berbentuk bulat disertai
ulkus dangkal dibagian central, likenifikasi
disekitar luka, berskuama halus. Sebagian
disertai papul mutipel dengan eksoriasi, papul
fibrotik (prurigo nodularis).
Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan.
Pemeriksaan Anjuran
Pemeriksaan titer IgE
Pemeriksaan darah lengkap
Uji tempel

DIAGNOSIS
Diagnosis Kerja :
Infeksi sekunder et. Causa Dertmatitis Atopik

Diagnosis Banding :
pioderma
Dermatitis numularis
PENATALAKSANAAN
Tatalaksana umum dermatitis atopik :
Edukasi pasien: diusahakan apabila gatal tidak digaruk,
dijaga kebersihan kulit dan apabila luka sudah kering
bisa menggunakan lotion agar kulit tidak kering.
Kontrol kembali jika tidak mengalami perbaikan.

Tatalaksana khusus dermatitis atopik :


Clindamycin tab 150mg (x) 3dd tab 1.
Methyl prednisolone tab 4 mg (x) 2dd tab 1.
Dexamethasone cr tube 1.
VI. PROGNOSIS
a. Quo ad vitam : bonam
b. Quo ad functionam : bonam.
c. Quo ad sanationam : bonam.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

DERMATITIS ATOPIK
Definisi Dermatitis Atopik
Dermatitis atopik adalah suatu penyakit kulit
kronis, berulang, ditandai dengan adanya
inflamasi dan disertai rasa gatal yang hebat, dan
distribusinya pada tempat-tempat tertentu dari
tubuh ditandai dengan eritema dengan batas
tidak tegas, disertai edema, vesikel, dan basah
pada stadium akut, dan penebalan kulit
(likenifikasi) pada stadium kronis.
Dermatitis atopik sering dihubungkan dengan
penyakit atopi yang lain seperti asma, rhinitis
alergi, urtikaria, dan alergi makanan.
Epidemiologi
Prevalensi meningkat
Negara industri : AS, Eropa, Jepang, Australia
o Anak 10-20%
o Dewasa 1-3 %
Negara agraris lebih rendah
Wanita : laki-laki = 1,3:1
Etiologi Dertmatitis
Atopik
1. Faktor Endogen
a. Sawar kulit

kerusakan Hilangnya ceramide pengikat air di ruang


sawar kulit di kulit ekstraselular stratum korneum

meningkatkan peningkatan transepidermal


Kulit kering
rasa gatal water loss (TEWL) 2-5 kali
normal

garukan berulang penetrasi alergen, iritasi,


(siklus gatal-garuk- kerusakan dan infeksi menjadi lebih
gatal) sawar kulit mudah.
Faktor Endogen
b. Genetik (peran Kromosom 5 q31 33 )
c. Faktor imunologi
d. Faktor psikis
Pada penderita dermatitis atopik sering tipe astenik,
egois, frustasi, merasa tidak aman yang
mengakibatkan timbulnya rasa gatal. Namun
demikian teori ini masih belum jelas.
B. FAKTOR IMUNOLOGI
Faktor Eksogen
a. Iritan
Seperti sabun alkalis, bahan kimia yang terkandung pada
berbagai obat gosok untuk bayi dan anak, sinar matahari, dan
pakaian wol.
b. Alergen
. Alergen hirup, yaitu debu rumah dan tungau debu rumah.
. Alergen makanan, khususnya pada bayi dan anak usia kurang
dari 1 tahun (mungkin karena sawar usus belum bekerja
sempurna).
c. Lingkungan
. misalnya asap rokok, polusi udara (nitrogen dioksida, sufur
dioksida), walaupun secara pasti belum terbukti. Suhu yang
panas, kelembaban, dan keringat yang banyak akan memicu
rasa gatal dan kekambuhan DA.
etiopatogenesis
EKSTRINSIK
INTRINSIK
Makanan: susu, telur,
GENETIK kacang, kedelai, ikan
SAWAR Kontakan: wool,
KULIT detergen, udara
IgE Tungau debu rumah
PSIKIS bakteri

IMUNOLOGI

SCRATCH
PRURITUS

DERMATITIS ATOPIK
GEJALA KLINIS
Fase bayi (early infantile phase) (0-2 tahun )
muncul pada bulan pertama kehidupan, biasanya bersifat akut, sub akut,
rekuren, simetris di kedua pipi, di dahi dan kulit kepala.
Eritema, papul-vesikel, pecah, eksudatif, krusta.
Pada umumnya lesinya polimorfik, cenderung eksudatif, kadang-kadang
disertai dengan infeksi sekunder atau pioderma.
Fase anak (childhood phase) (2-12 tahun )
predileksi terutama di daerah fleksural bersifat simetris
dan sangat jarang terjadi di daerah wajah
Papul>>, kering, tidak teralu eksudatif, skuama,
likenifikasi.
Gatal garuk gatal eksoriasi, erosi = infeksi
sekunder
Fase dewasa (adolescent phase)
lesi ditandai dengan adanya hiperpigmentasi,
hyperkeratosis dan likenifikasi
Remaja: lipat lutut, siku, samping leher, sekitar
mata, dahi.
Dewasa: tidak spesifik = vulva, putting susu,
bibir, bisa meluas.
Menurut Hanifin dan Rajka, kriteria diagnosis dermatitis atopik
DIAGNOSIS adalah sebagai berikut :

KRITERIA MAYOR
KRITERIA MINOR Keratokonus
Pruritus Xerosis Katarak subkapsular
Dermatitis di muka atau Infeksi kulit (khususnya oleh anterior
ekstensor pada bayi S.aureus dan virus herpes Orbita menjadi gelap
dan anak simpleks) Muka pucat atau eritem
Dermatitis di fleksura Dermatitis non spesifik pada Gatal bila berkeringat
pada dewasa
bagian tangan atau kaki Intoleransi terhadap wol
Dermatitis kronis atau
residif
Iktiosis / hiperlinear atau pelarut lemak
Riwayat atopi pada palmaris / keratosis piliaris Aksentuasi perifolikular
penderita atau keluarga Pitiriasis alba Hipersensitif terhadap
Dermatitis di papilla makanan
mamme Perjalanan penyakit
White dermagraphism dan dipengaruhi oleh faktor
delayed blanch response lingkungan atau faktor
Keilitis emosi
Lipatan infraorbital Dennie- Tes kulit alergi tipe
Morgan dadakan positif
Konjungtivitis yang Kadar IgE didalam serum
berulang meningkat
Awitan pada usia dini
DIAGNOSIS BANDING
Sebagai diagnosis banding D.A. ialah:
Dermatitis seboroik (terutama pada bayi)
Dermatitis kontak
Dermatitis numularis
Scabies
Iktiosis
Psoriasis (terutama pada daerah plamoplantar)
DIAGNOSIS BANDING
PENATALAKSANAAN
PRINSIP PENGOBATAN DERMATITIS ATOPIK:
1. Menghindari bahan iritan
2. Mengeliminasi alergen yang telah terbukti
3. Pengobatan Topikal
a. Menghilangkan pengeringan kulit (hidrasi)
b. Kortikosteroid topical
c. Preparat tar
d. Inhibitor kalsineurin topicaL
e. Pengobatan sistemik
f. Mengurangi stress
g. Edukasi pada penderita maupun keluarganya
h. Terapi sinar
i. Balut basah (wet wrap dressing)
PENGOBATAN
SISTEMIK
1. Pemberian anti histamin
o Antihistamin digunakan sebagai antipruritus terutama
pada malam hari
o antihistamin yang dipakai ialah yang mempunyai efek
sedatif
o misalnya hidroksisin, difenhidramin dan sinequan.
cetrizine dan fexofenadine telah diuji keberhasilannya
untuk mengatasi rasa gatal pada penderita dermatitis
atopik anak-anak dan dewasa.
2. Pemberian antibiotik
o Pada penderita dermatitis atopik lebih dari 90% ditemukan
peningkatan koloni Staphylococcus aureus .
o Untuk yang belum resisten dapat diberikan eritromisin, asitromisin
atau klaritomisin .
o untuk yang sudah resisten diberikan dikloksasilin, oksasilin, atau
generasi pertama sefalosporin.
o Apabila dicurigai terinfeksi oleh virus herpes simpleks, kortikosteroid
dihentikan sementara dan diberikan oral asiklovir.

3. Kortikosteroid Sistemik
o Digunakan hanya untuk mengontrol eksaserbasi akut. Penggunaannya
hanya dalam jangka pendek, dosis rendah, berselang-seling,
diturunkan bertahap dan kemudian diganti kortikosteroid topical.

4. Siklosporin
o Dermatitis atopik yang sulit digunakan dengan pengobatan konvesional
dapat diberikan siklosporin jangka pendek
o tersedia dalam bentuk kapsul gelatin 25 atau 100 mg, durasi terapi
singkat, namun penggunaan lebih dari setahun tidak dianjurkan.
Relaps dan rekurensi sering terjadi setelah penghentian terapi
siklosporin.
KOMPLIKASI
semua presdiposisi mempengaruhi penderita
dermatitis atopik terkena infeksi sekunder.
yang paling berbahaya adalah herpes simplex
Komplikasi pada mata juga dihubungkan dengan
dermatitis kelopak mata dan blepharitis kronis
yang umumnya terkait dengan dermatitis atopik
dan dapat mengakibatkan gangguan penglihatan
dari jaringan parut kornea.
PROGNOSIS
Prognosis baik apabia terkontrol dan lebih buruk bila kedua orang
tuanya menderita dermatitis atopik.Ada kecenderungan perbaikan
masa spontan pada masa anak dan sering ada yang kambuh pada
masa dewasa.
Faktor yang berhubungan dengan prognosis kurang baik, adalah :
DA yang luas pada anak.
Menderita rinitis alergika dan asma bronkiale.
Riwayat DA pada orang tua atau saudaranya.
Awitan (onset) DA pada usia muda.
Anak tunggal.
Kadar IgE serum sangat tinggi.
Diperkirakan 30 35% penderita DA infantil akan berkembang
menjadi asma bronkiale atau hay fever. Penderita DA mempunyai
resiko tinggi untuk mendapat dermatitis kontak iritan akibat kerja di
tangan.
KESIMPULAN
Dermatitis atopik adalah suatu penyakit kulit kronis, berulang,
ditandai dengan adanya inflamasi dan disertai rasa gatal yang hebat
Etiologi dermatitis atopic dibagi menjadi dua yakni faktor endogen
dan faktor eksogen.
Gejala utama dermatitis atopik ialah pruritus, dapat hilang timbul
sepanjang hari, tetapi umumnya lebih hebat pada malam
hari.Akibatnya, penderita akan menggaruk sehingga timbul
bermacam-macam kelainan kulit berupa papul, likenifikasi, eritema,
erosi, eksoriasi, eksudasi, dan krusta.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan identifikasi gambaran morfologi
yang sering terdapat pada dermatitis atopik dan ditunjang oleh
adanya riwayat atopi dalam keluarga. Terdapat beberapa kriteria
yang dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis dermatitis
atopik, antara lain kriteria Hanifin Rajka dan kriteria Williams.
Diagnosis ditegakkan apabila ditemukan minimal 3 kriteria mayor dan
3 kriteria minor.
Penatalaksanaan dermatitis atopik sendiri harus mengacu pada
kelainan dasar , selain mengobati gejala utama gatal untuk
meringankan penderitaan penderita.
BAB III
PEMBAHASAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai