Anda di halaman 1dari 18

+

TUTORIAL KLINIK KASUS MATI


KL 022/2017

PEMBIMBING : dr. Idha arfiyanti wira agni,


Sp. F
+
Identitas

Identitas Korban Identitas Penyidik

Nama : Tn. M Nama : Rian Permana Putra

Pangkat: SIK
Jenis Kelamin: Laki-laki
NRP : 89120531
Umur : 56 tahun
Jabatan : Kanit Reskrim
Kewarganegaraan : Indonesia Asal : Asrama Polsek Sewon
Agama : Islam Surat Nomor : R/04/11/2017/
Reskrim
Alamat : Dusun sindet, RT 03,
Tanggal : 28 Februari 2017
Desa ukirsari, kecamatan imogiri
Peristiwa Kasus : Kejadian lain
+
Kronologis kasus (Keterangan
Penyidik)

Pada hari selasa tgl 28 Februari 2017


jam 08.00 pagi dilaporkan telah Menurut keterangan anak kost yang
didapat dari penyidik korban terakhir Keseharian korban berkerja sebagai
ditemukan jenazah di kost Syailendra
terlihat pada hari sabtu jam 06.00 serabutan, tukang becak dan
oleh anak kost tersebut. Jenazah
pagi sedang menagih uang kost, dipercaya menjaga kost Syailendra
ditemukan dalam posisi tengkurap
menurut keterangan keponakan semenjak sebelum menikah. Korban
dengan kaki mendorong pintu, seolah-
korban, korban sudah menikah merupakan individu yang tertutup,
olah pintu terkunci dari dalam.
memiliki 1 istri dan 2 anak, istri dan bagi masyarakat sekitar maupun
Terdapat banyak darah dilantai dengan
anak korban berada di Solo. Terkadang keluarga.
korban, namun tidak ditemukan luka
di tubuh jenazah anak korban datang menjenguk.

Penyidik menemukan nota pembelian


obat didalam dompet, didalam kamar
Pada Desember, korban pernah
korban yang bertuliskan spironolakton
dirawat namun keluarga tidak pernah 100mg, sanmol 500mg, Kcl 300 mg,
mengetahui penyakit yang diderita
furosemid tablet, digoksin 0,25 mg,
korban. Ditemukan riwayat darah
brosolvan, allopurinol 300mg yang
tinggi pada ayah korban menurut
ditebus pada tanggal 16 Desember
keterangan keponakan korban.
2016. Tidak ditemukan adanya sisa
obat di dalam kamar.
+
Sikap jenazah

Jenazah terlentang dengan muka menghadap kedepan


Lengan atas kanan terhadap sumbu tubuh membentuk sudut 45 derajat
Lengan atas kanan terhdadap lengan bawah kanan membentuk sudut 60 derajat
Tangan dan jari-jari tangan kanan menekuk menghadap kedalam disamping paha
kanan
Lengan atas kiri terhadap sumbu tubuh membentuk sudut 75 derajat
Lengan atas kiri terhadap lengan bawah kiri membentuk sudut 180 derajat
Tangan dan jari-jari tangan kiri menekuk menghadap kedalam disamping paha kiri
Tungkai atas kanan terhadap sumbu tubuh membentuk sudut 45 derajat
Tungkai atas kanan terhadap tungkai bawah kanan membentuk sudut 90 derajat
Tampak kaki kanan menghadap kedalam dan jari-jari kaki menghadap kebawah
Tungkai atas kiri terhadap sumbu tubuh membentuk sudut 45 derajat
Tungkai atas kiri terhadap tungkai bawah kiri membentuk sudut 90 derajat
Terdapat kaki kiri menghadap ke dalam dan jari-jari kaki menghadap ke bawah
+

Kaku jenazah: Tidak terdapat kaku jenazah karena


sulit dinilai akibat pembusukan

Bercak jenazah: Tidak terdapat bercak jenazah


karena sulit dinilai akibat pembusukan

Pembusukan jenazah: Terdapat pembusukan jenazah


di seluruh tubuh

Berat jenazah: 59, 65 kg


Panjang jenazah: 160 cm
+
Pemeriksaan Luar

Rambut : lurus berwarna hitam, tidak beruban, sukar dicabut, dalam


keadaan basah, rambut depan panjang 3,5cm, rambut samping kanan
3,5 cm dan kiri panjang 2,5 cm, rambut belakang panjang 3 cm.

Dahi : luka tidak dapat dinilai dan tidak terdapat derik tulang karena
telah mengalami pembusukan

Mata kanan : Sudah mengalami pembusukan. Dalam keadaan membuka


2 cm, kelopak mata bagian luar dan dalam, sekitar mata sudah
mengalami pembusukan, selaput bening mata keruh. selaput lendir
mata keruh, bola mata tidak utuh dan sudah mengalami pembusukan.
Manik mata tdak dapat dinilai

Mata kiri : Dalam keadaan menutup, kelopak mata bagian luar dan
dalam, sekitar mata sudah mengalami pembusukan, selaput bening
mata keruh. selaput lendir mata keruh, bola mata tidak utuh dan sudah
mengalami pembusukan. Manik mata tdak dapat dinilai

Hidung : dari hidung keluar belatung, luka tidak dapat dinilai karena
mengalami pembusukan, tidak teraba derik tulang
+
Mulut : dalam keadaan terbuka, luka tidak dapat dinilai
karena telah mengalami pembusukan, dari lubang mulut
keluar lidah dalam keadaan tergigit

Terdapat gigi patah pada premolar 1, molar 1 dan molar 3


rahang kanan atas. Terdapat karies pada premolar 2, rahang
kanan atas dan incisivus rahang kiri atas. Gigi premolar 1, 2,
molar 1 dan 2 rahang kanan bawah; molar 1 dan molar 3
rahang kiri atas hilang

Dagu : luka tidak dapat dinilai karena terjadi pembusukan


dan tidak teraba derik tulang

Pipi : pipi kanan dan kiri luka tidak dapat dinilai karena
terjadi pembusukan dan tidak teraba derik tulang

Telinga : luka tidak dapat dinilai karena terjadi pembusukan


dan tidak teraba derik tulang
+

Leher : luka tidak dapat dinilai karena terjadi pembusukan dan tidak
teraba derik tulang, tidak teraba tanda-tanda penjeratan

Dada : luka tidak dapat dinilai karena terjadi pembusukan dan tidak
teraba derik tulang. Pada pengetukan terdapat suara nyaring

Perut : permukaan lebih tinggi 3 cm dari permukaan dada. Luka sulit


dinilai pengetukan nyaring, perabaan keras.

Alat kelamin : laki-laki rambut kelamin hitam keriting dengan ukuran


4 cm mudah dicabut
+
Anggota atas kanan :
Lengan atas : luka tidak dapat dinilai karena terjadi pembusukan dan tidak

teraba derik tulang

Lengan bawah : luka tidak dapat dinilai karena terjadi pembusukan dan tidak
teraba derik tulang

Tagan : luka tidak dapat dinilai karena terjadi pembusukan dan tidak teraba
derik tulang, jaringan dibawah kuku berwarna kemerahan

Anggota atas kiri :


Lengan atas : luka tidak dapat dinilai karena terjadi pembusukan dan tidak
teraba derik tulang
Lengan bawah : luka tidak dapat dinilai karena terjadi pembusukan dan tidak
teraba derik tulang
Tagan : luka tidak dapat dinilai karena terjadi pembusukan dan tidak teraba
derik tulang, jaringan dibawah kuku berwarna kehitaman
+ Anggota bawah kanan :
Paha : luka tidak dapat dinilai karena terjadi pembusukan dan tidak teraba derik
tulang

Tungkai bawah : luka tidak dapat dinilai karena terjadi pembusukan dan tidak
teraba derik tulang

Kaki : luka tidak dapat dinilai dan tidak teraba derik tulang. Jaringan dibawah
kuku bewarna keunguan
Anggota bawah kiri :
Paha : luka tidak dapat dinilai karena terjadi pembusukan dan tidak teraba derik
tulang

Tungkai bawah : luka tidak dapat dinilai karena terjadi pembusukan dan tidak
teraba derik tulang

Kaki : luka tidak dapat dinilai dan tidak teraba derik tulang. Jaringan dibawah
kuku bewarna kehitaman

Punggung : luka tidak dapat dinilai karena terjadi pembusukan dan tidak
teraba derik tulang
Pantat: luka tidak dapat dinilai
Dubur : Dari lubang dubur keluar jaringan usus, luka tidak dinilai .
+
Pemeriksaan laboratorium

Dilakukan pemeriksa larva mati dicampur dengan alkohol


+
Pertanyaan

1. Mengapa tidak dilakukan pemeriksaan dalam pada


kasus?

2. Apakah perlu dilakukan pemeriksaan darah dan urin


pada kasus ini?

3. Bagaimana cara pengambilan sampel belatung pada


kasus ini?

4. Apakah proses pembusukan saat di air dan darat itu


sama?

5. Ada berapa tingkatan dekomposisi?


+
Pertanyaan

1. Mengapa tidak dilakukan pemeriksaan


dalam pada kasus?

Jawab:

Pada kasus ini tidak dilakukan karena sudah


terjadi pembusukan, sehingga hanya
dilakukan pemeriksaan luar.
2. Apakah perlu dilakukan pemeriksaan darah
dan urin pada kasus ini?

Pada pemeriksaan jenazah perlu dilakukan


pemeriksaan darah dan urin, namun pada
kasus ini jenazah sudah ditemukan lebih dari
24 jam, dan pembuluh darah sudah lisis
(berwarna hijau kehitaman), sehingga tidak
dapat di ambil.

Untuk pemeriksaan urine sulit dilakukan,


karena sudah terjadi pembusukan, dapat
dicoba melalui pungsi suprapubic.
+
3. Bagaimana cara pengambilan sampel belatung pada
kasus ini?
pengambilan belatung diambil 10% dari jumlah belatung yang ada,
dan di ambil sampel hidup dan mati.
Sampel yang mati larva dicampur dengan alkohol
Sampel yang hidup dilihat pertumbuhanya hingga menjadi lalat
dewasa
+
4. Apakah proses pembusukan saat di udara dan media
lain sama?

Pembusukan akan timbul lebih cepat bila suhu keliling


optimal, kelembaban udara cukup, banyak bakteri
pembusuk, tumbuh gendut, atau menderita penyakit
infeksi. Media tempat mayat juga berperan. Mayat
yang terdapat di udara akan lebih cepat membusuk
dibandingkan dengan yang terdapat dalam air atau
tanah. Perbandingan kecepatan pembusukan mayat
yang berada dalam tanah : air : udara adalah 1:2:8.
+
5. Ada berapa tingkatan dekomposisi?

Fase pembusukan awal


Darah terkumpul di bagian terendah tubuh, menimbulkan lebam besar berwarna
keunguan. sel-sel otot yang masih aktif secara kimia akan menghasilkan asam laktat

Fase Putrefaksi

Bakteri dalam proses kimia yang dilakukannya juga memproduksi gas, dan juga
disertai bau busuk warna kehijauan abdomen menjadi kembung, mata akan
menonjol, lidah dapat menjulur keluar, sel-sel akan makin rusak

Fase Pembusukan Lanjut (Black Putrefaction)


Jaringan lunak mencair. Kulit akan menggelembung dan mudah terkelupas. Kulit,
rambut, kuku, bahkan gigi menjadi mudah lepas. Bila mayat telah terpajan serangga
ditemukan banyak larva. Sisa-sisa organ terdorong keluar bersama cairan karena
tekanan gas yang tinggi.

Fase Butirat (Fase Fermentasi)


Fermentasi berarti perubahan molekul-molekul komplek menjadi molekul-molekul
sederhana, yang disertai terbentuknya gelembung-gelembung kecil gas. Karena
adanya asam butirat maka mayat akan berbau seperti keju.

Fase Skeletal (Dry Decay)


Kini yang tersisa hanya tulang-belulang. Tergantung kondisi lingkungan, dekomposisi
tulang akan memakan waktu bertahun-tahun bahkan mungkin berabad-abad.
+

Anda mungkin juga menyukai