Oleh : Syamsudin, Sp. PKK Elda Oncossya 10-134 PENDAHULUAN Mikrobiologiadalah sebuah cabang dari ilmubiologi yang mempelajari mikroorganisme Kulit manusia tidak bebas mikroorganisme (steril). Kulit steril hanya didapatkan pada waktu yang sangat singkat setelah lahir.
Djuanda Adhi, Hamzah Mochtar. Ilmu Penyakit Ku
dan Kelamin. Jakarta. UI Press. 2013. hal 19-22. Organisme yang tinggal di permukaan kulit bergantung pada beberapa faktor : Suhu kelembapan keasaman (pH) nutrisi
Djuanda Adhi, Hamzah Mochtar. Ilmu Penyakit Ku
dan Kelamin. Jakarta. UI Press. 2013. hal 19-22. Mengenai hubungannya dengan manusia, bakteri dapat bertindak sebagai parasit yang dapat menimbulkan penyakit, atau sebagai komensal yang merupakan flora normal.
Djuanda Adhi, Hamzah Mochtar. Ilmu Penyakit Ku
dan Kelamin. Jakarta. UI Press. 2013. hal 19-22. Frekuensi kontaminasi menimbulkan kolonisasi dan kolonisasi menimbulkan penyakit infeksi yang bergantung pada : 1. virulensi organisme, 2. besarnya inokulasi, 3. tempat masuk kuman, 4. pertahanan atau imunitas hospes
Djuanda Adhi, Hamzah Mochtar. Ilmu Penyakit Ku
dan Kelamin. Jakarta. UI Press. 2013. hal 19-22. TINJAUAN PUSTAKA Kulit adalah barier/ pelindung yang membatasi invasi dan pertumbuhan dari bakteri patogen walaupun di kulit terdapat banyak sekali jenis bakteri
Wasiaatmaja, Syarif M. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik.
Jakarta.UI Press .1997. hal 16-21 Tipe dan densitas dari bakteri ditentukan dari lokasi anatomi, kelembapan setempat; jumlah kelenjar sebasea dan produksi keringat, status hormonal usia host
and Bacterial Infections of the Skin. Department of Dermatology, University of California, U.S.A. San Fransisco. 2001. Vol. 7: 199-209. Pada tahun 1983, flora normal kulit dibedakan menjadi flora transien dan flora residen Flora Transien 1. Patogen/ non patogen 2. Bukan organisme yang teratur di permukaan kulit 3. Tidak dapat mempertahankan diri secara tetap pada kulit normal, tidak dapat memperbanyak diri 4. Mudah dihilangkan dari kulit normal dengan disinfektan, susah dihilangkan dari kulit yang sakit
Flora transien terdiri atas organisme aerobik yang
membentuk spora (Bacillus spp.), Streptococcus, Neisseria, Basil negatif-Gram
Weinberg, A.N. and Swartz, M.N.: Bacterial disease with cutaneous
involvements; in Fitzpatrick, 3rd ed, pp. 2089-2180 (McGraw-Hill Flora Residen 1. Non patogen 2. Sebagai organisme stabil di permukaan kulit, hampir selalu teratur dan banyak pada orang normal 3. Dapat mempertahankan diri dari tekanan kompetisi oleh mikroorganisme lain, dapat memperbanyak diri secara teratur 4. Tidak mudah dihilangkan
Flora residen yang tersering adalah Micrococcaceae,
Corynebacterium acnes, Aerobic diphteroids.
Dibagi menjadi Gram-positif dan Gram-negatif
Djuanda Adhi, Hamzah Mochtar. Ilmu Penyakit Ku
dan Kelamin. Jakarta. UI Press. 2013. hal 19-22. Organisme aerobik terdapat di permukaan lapisan terluar stratum korneum. Ada sekitar 103-104 mikroorganisme/ cm2yang kebanyakan terletak padastratum korneum. Juga banyak ditemukan organisme pada infundibulum folikel rambut
Organisme anaerobik terdapat dalam
jumlah besar pada sebum yang disekresikan dan mungkin pada bagian dalam folikel pilosebaseus. Kelenjar keringat, baik ekrin maupun apokrin dan saluran keluarnya bebas dari bakteri Feringold DS: Bacterial adherence, colonization, and pathogenicity. Arch Dermatol 122:161163, 1986 MEKANISME PERTAHANAN KULIT 1. Keadaan kering lingkungan yang baik untuk replikasi bakteri. Kulit mempunyai perlindungan yang kering dan secara mekanik terhadap kontaminasi organisme dengan jalan deskuamasi Teori acid mantle Derajat kekeringan kulit yang relatif dapat membatasi pertumbuhan kuman Marples, R.R. Fundamental Cutaneus Microbiology; gram negatif Textbook of Dermatology; 4 ed. pp. 725-733 th
(Blackwell Scientific Publications, Oxford, 1986)
2. Mekanisme Kimiawi asam-asam lemak berantai karbon yang tidak jenuh terbentuk di permukaan kulit sebagai hasil pemecahan ester-ester sebum oleh flora komensal. asam-asam lemak tidak jenuh yang mempunyai efek antibakteri, ialah terutama asam oleat
Streptococcus pyogenes sangat sensitif terhadap
asam-asam yang tidak jenuh yang berantai karbon panjang.
Faktor kering dan bahan-bahan yang terdiri atas asam-
asam lemak berantai karbon tidak jenuh rupanya juga dapat mengeliminasi Staphylococcus aureus.
Marples, R.R. Fundamental Cutaneus Microbiology; Textbook of
Dermatology; 4th ed. pp. 725-733 (Blackwell Scientific Publications, Oxford, 3. Fenomena interferensi bakteri pengaruh supresif bakteri atau galur bakteri terhadap kolonisasi bakteri lainnya.
Fredricks, David. Microbial Ecology of Human Skin in Health and
Disease. Standford University of Medicine, U.S.A. South Carolina. th Berbagai faktor eksternal dapat mempengaruhi keberadaan flora kulit baik yang residen maupun yang transien. 1. dibersihkan secara mekanis 2. dipanaskan mula-mula dapat memperbanyak flora namun bila suhu cukup tinggi akan membunuh flora, 3. disinari sinar matahari/ultraviolet 4. diolesi pelarut lemak (defatting) 5. diolesi alkohol, kalium permanganat, rivanol, sublimat, dan lainnya tentu akan mengurangi jumlah flora, 6. pantang mandi tidak meningkatkan jumlah organisme, 7. musim rupanya hanya berpengaruh sedikit pada jumlah organisme 8. penambahan hidrasi akan meningkatkan flora total. Djuanda Adhi, Hamzah Mochtar. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta. UI Press. 2013. hal 19-22. TERIMA KASIH