Anda di halaman 1dari 22

Selulitis

Latifa Mulyandau
Identitas
Nama : Bp. I
Usia : 64 th
Pekerjaan : Petani
Agama : Islam
Alamat : Kramat
Tanggal masuk : 4 Desember 2016
Keluhan Utama

Kaki kiri membengkak dan kemerahan

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien dikonsulkan ke bagan kulit karena mengalami bengkak


kemerahan pada kaki kiri yang dirasakan sejak pasien masuk ke RS Tidar
Magelang. Sebelumnya pasien merasa panas pada kaki kirinya disertai
rasa nyeri yang akhirnya timbul kemerahan dan membengkak kemudian
muncul benjolan seperti gelembung pada pertengahannya. Pasien
mengaku merasa nyeri dan kaku terutama saat berjalan.
Pasien menyangkal sebelumnya mengalami perlukaan pada kaki kirinya.
RPD
Riwayat mengalami gejala yang sama : disangkal
Riwayat alergi : disangkal
Riwayat diabetes melitus : disangkal
Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat penyakit jantung : disangkal

RPK
Riwayat mengalami gejala yang sama : disangkal
Riwayat alergi : disangkal
Riwayat diabetes mellitus : disangkal
Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat penyakit jantung : disangkal
Pemeriksaan fisik
KU :
Tampak lemah
Kesadaran :
Compos Mentis
Vital Sign :
T : 110/70 mmHg
S : 37,5 0C
N : 80 x/menit
R : 28 x/menit
Pemeriksaan fisik
Kepala
Mata: conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),
penglihatan kabur (-/-)
Hidung: sekret (-), epistaksis (-)
Mulut: lidah kotor (-), gusi berdarah (-)
Telinga: nyeri tekan mastoid (-), berdenging (-)
Tenggorokan: faring hiperemis (-) nyeri telan (-)

Leher
Pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran limfonodi (-), JVP
tidak meningkat.
Pemeriksaan fisik

Depan Belakang
PARU
Statis Dinamis Statis Dinamis

Simetris
Inspeksi Simetris simetris simetris
Retraksi (-)

Palpasi Taktil fremitus ka=ki Taktil fremitus ka=ki

Perkusi sonor sonor

Auskultasi SDV +/+ SDV +/+


Pemeriksaan fisik
Jantung
Inspeksi: ictus cordis tak nampak
Perkusi:
Batas atas: SIC II parasternal kiri
Batas Kanan: SIC IV garis parasternal kanan
Batas Kiri: SIC IV garis midclavicula kiri
Palpasi: ictus cordis tidak kuat angkat
Auskultasi: S1>S2, reguler, BJT (-)
Pemeriksaan fisik

Abdomen
Inspeksi : datar
Auskultasi : bising usus (+)
Perkusi : undulasi (-) shifting dullness (-)
Palpasi : supel (+), nyeri tekan epigastrik (-),
splenomegali (-), hepatomegali (-)
Pemeriksaan fisik

Ekstremitas :
Pada regio cruris sinistra bagian medial tampak
patch eritema berbatas tidak tegas disertai bulla
pada bagian tengah.
Nyeri tekan (-), hangat (+), pitting edema (+)
Laboratorium
Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan DIFF COUNT
PRESENTASE
Hemoglobin 14.3 g/dL Eosinofil 0 %
Basofil 0 %
JUMLAH SEL DARAH Netrofil segmen 84 %
Leukosit 19.5 103/uL Limfosit 7 %
Eritrosit 4.6 106/uL Monosit 9 %
Hematokrit 38.5 %
FUNGSI GINJAL
Angka Trombosit 192 103/uL
Ureum 23.4 mg/dL
KIMIA KLINIK
Kreatinin 0.84 mg/dL
Gula Darah Sewaktu 95 mg/dL
Diagnosis
Different diagnosis:
Erispelas
Dermatitis
Impetigo bullosa
Osteomyelitis

Diagnosis
Selulitis Bullosa
Terapi

Inj. Ceftriaxon 1 gr/12 jam


Clindamicin 4 x 300 mg
Kompres NaCl selama 15 menit
Bactoderm oint 2 x/ hari post kompres
Balut kassa
Selulitis

Selulitis adalah peradangan akut


terutama menyerang jaringan dermis
dan subkutis.
Lebih dari 40% penderita selulitis
memiliki penyakit sistemik. Penyakit ini
biasanya didahului trauma, karena itu
tempat predileksinya di tungkai bawah.
Etiologi
Penyebab utama pada banyak kasus selulitis adalah Streptococcus
pyogenes or Staphylococcus aureus.
Streptococcus B hemolitycus
In individuals with normal host defenses, the most common
causative organisms are group A streptococci (GAS) andS aureus.
Group BStreptococcuscellulitis occurs in infants younger than 6
months, because their immune responses are not fully developed,
and it may also be seen in adults with comorbidities such as
diabetes or liver disease.
Manifestasi Klinis
Gejala prodormal selulitis adalah demam dan malaise,
kemudian diikuti tanda-tanda peradangan. Nonpurulent
cellulitis is associated with the 4 cardinal signs of infection.
Bengkak (tumor)
Nyeri(dolor)
Kemerahan / erythema (rubor)
Hangat (kalor)
Diagnosis
Diagnosis is based upon clinical manifestations. Cultures
of blood, needle aspirations, or punch biopsies arent
useful in mild infection.
Cultures should be performed in patients with systemic
toxicity, extensive skin involvement, underlying
comorbidities (ie diabetes), animal bite, or recurrent
cellulitis.
Radiographic exam can be useful in excluding occult
abscess and osteomyelitis.
Faktor Risiko
Faktor risiko untuk terjadinya infeksi ini adalah trauma lokal
(robekan kulit), luka terbuka di kulit atau gangguan pembuluh
vena maupun pembuluh getahbening.
The elderly and individuals with diabetes mellitus are at risk for
more severe disease.
Patients with diabetes, immunodeficiency, cancer, venous stasis,
chronic liver disease, peripheral arterial disease, and chronic
kidney disease appear to be at higher risk for recurrent
infection because of an altered host immune response.
Penatalaksanaan
General measures include rest, elevation of any affected limbs, and
analgesia.
The area of cellulitis should be clearly marked and reviewed daily for
progression or regression to assess the efficacy of the antibiotic regimen.
CREST guidelines still recommend amoxicillin or flucloxacillin for the
majority of cases of cellulitis caused by S aureus, Streptococcus, or when
the organism has not been identified
Kompes terbuka dengan larutan antiseptic
Jika terdapat edema dapet diberikan diuretic.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai