Anda di halaman 1dari 106

Pengantar Perpajakan

KUP-A
CONTENTS

Pengantar Hukum Pajak

NPWP

SPT

Wakil danKuasa

OUTLINE Pembayaran Pajak


PEMBELAJARAN
Pembukuan dan
Pencatatan

Ketetapan Pajak
PENGANTAR
HUKUM PAJAK
Albert Einstein

Hal yang
paling rumit
di dunia
adalah Pajak
Penghasilan
.
Direktorat Jenderal Februari 2010
Pajak
Benjamin Franklin

The only
two
certainties in
life are
DEATH and
TAXES
Direktorat Jenderal Februari 2010
Pajak
Sri Mulyani Indrawati

Penerimaan Pajak = 77,98% dari Total


Pendapatan Negara
Direktorat Jenderal Februari 2010
Pajak
Definisi Pajak

kontribusi wajib kepada negara yang terutang


oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan Undang-Undang,
dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan
negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat

(UU KUP No. 28 tahun 2007 Pasal 1 (1))


Ciri-ciri Pajak
1. Kontribusi, Prestasi, Iuran yang dibayarkan
kepada penguasa / Negara (yang berhak
memungut pajak hanyalah Negara)
2. Berdasarkan Undang-undang serta aturan
pelaksanaannya (dapat dipaksakan)
3. Tanpa jasa timbal (kontraprestasi) dari
Negara yang secara langsung dapat
ditunjukkan
4. Digunakan untuk membiayai rumah tangga
Negara, yaitu pengeluaran umum yang
bermanfaat bagi masyarakat luas
Fungsi Pajak
Fungsi Budgeter
sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagi
pembiayaan pengeluaran - pengeluaran
pemerintah. Misal: dimasukkannya pajak dalam
APBN sebagai penerimaan dalam negeri
Fungsi Reguler (mengatur)
sebagai alat untuk mengatur atau
melaksanakan kebijakan dibidang sosial dan
ekonomi. Misal: pajak yang tinggi dikenakan
kepada minuman keras, dengan tujuan untuk
mengurangi konsumsi minuman keras
Asas-asas Pemungutan Pajak
(Four Maxims of Adam Smith)
1. Equality

Pemungutan pajak harus bersifat adil dan


merata, yaitu pajak dikenakan kepada orang
pribadi yang harus sebanding dengan
kemampuan membayar pajak atau ability to pay
dan sesuai dengan manfaat yang diterima
Asas-asas Pemungutan Pajak
(Four Maxims of Adam Smith)
2. Certainty

Penetapan pajak itu tidak ditentukan sewenang-


wenang
Oleh karena itu, Wajib Pajak harus mengetahui
secara jelas dan pasti besarnya pajak yang
terutang, kapan harus dibayar serta batas waktu
pembayaran
Asas-asas Pemungutan Pajak
(Four Maxims of Adam Smith)

3. Convenience

Pemungutan pajak harus nyaman bagi Wajib


Pajak
Baik terkait dengan waktu dan tempat
pembayaran maupun pelaporan, pelayanan dll
Asas-asas Pemungutan Pajak
(Four Maxims of Adam Smith)

4. Economy

Secara ekonomi bahwa biaya pemungutan dan


biaya pemenuhan kewajiban pajak bagi Wajib
Pajak diharapkan seminimum mungkin
Teori-teori Pemungutan Pajak
Teori Asuransi

Dalam perjanjian asuransi diperlukan


pembayaran premi. Premi tersebut
dimaksudkan sebagai pembayaran atas usaha
melindungi orang dari segala kepentingannya,
misalnya keselamatan atau keamanan harta
bendanya
Teori asuransi ini menyamakan pembayaran
pajak dengan pembayaran premi
Teori-teori Pemungutan Pajak
Teori Kepentingan

Memperhatikan beban pajak yang harus


dipungut dari masyarakat. Pembebanan ini
harus didasarkan pada kepentingan setiap
orang pada tugas pemerintah termasuk
perlindungan jiwa dan hartanya
Oleh karena itu, pengeluaran Negara untuk
melindunginya dibebankan pada masyarakat
Teori-teori Pemungutan Pajak
Teori Gaya Pikul

Dasar keadilan pemungutan pajak terletak


dalam jasa-jasa yang diberikan oleh Negara
kepada masyarakat berupa perlindungan jiwa
dan harta bendanya
Oleh karena itu, untuk kepentingan
perlindungan, maka masyarakat akan
membayar pajak menurut gaya pikul
seseorang
Teori-teori Pemungutan Pajak
Teori Bakti (teori kewajiban pajak mutlak)

berdasarkan pada pertimbangan bahwa


Negara mempunyai hak mutlak untuk
memungut pajak
Di lain pihak, masyarakat menyadari bahwa
pembayaran pajak sebagai suatu kewajiban
untuk membuktikan tanda baktinya terhadap
Negara
Dengan demikian, dasar hukum pajak terletak
pada hubungan masyarakat dengan Negara
Teori-teori Pemungutan Pajak

Teori Asas Daya Beli

Mendasarkan bahwa penyelenggaraan


kepentingan masyarakat yang dianggap
sebagai dasar keadilan pemungutan pajak,
sehingga lebih menitikberatkan pada fungsi
mengatur
Sistem Pemungutan Pajak
A. OFFICIAL ASSESSMENT SYSTEM
- Fiskus berwenang menentukan besarnya pajak terutang
- WP bersifat pasif
- Utang pajak timbul setelah diterbitkan surat ketetapan pajak
oleh fiskus
B. SELF ASSESSMENT SYSTEM
- Wewenang
- Kepercayaan diberikan kepada
- Tanggung jawab wajib pajak
C. WITHHOLDING SYSTEM
Wewenang diberikan kepada pihak ketiga untuk
memotong/memungut besarnya pajak terutang oleh WP
Stelsel Pajak
A. STELSEL NYATA (RIIL STELSEL)
- Penggunaan pajak berdasarkan obyek (penghasilan
yang nyata)
- Pemungutan dilakukan pada akhir tahun pajak
B. STELSEL FIKTIF (FICTIVE STELSEL)
Pengenaan pajak berdasarkan suatu anggapan yang diatur
Undang-undang
C. STELSEL CAMPURAN
Kombinasi antara stelsel nyata dengan stelsel anggapan
Tarif Pajak
1. Tarif sebanding / proporsional
Tarif berupa persentase yang tetap, terhadap
berapapun jumlah yang dikenai pajak
sehingga besarnya pajak yang terutang
proporsional terhadap besarnya nilai yang
dikenai pajak
Contoh:
Untuk penyerahan Barang Kena Pajak di
dalam daerah pabean akan dikenakan Pajak
Pertambahan Nilai sebesar 10%
Tarif Pajak
2. Tarif tetap
Tarif berupa jumlah yang tetap (sama)
terhadap berapapun jumlah yang dikenai pajak
sehingga besarnya pajak yang terutang tetap
Contoh :
Besarnya tarif Bea Materai untuk cek dan bilyet
giro dengan nilai nominal berapapun adalah
Rp 3.000
Tarif Pajak
3. Tarif progresif
Persentase tarif yang digunakan semakin besar
bila jumlah yang dikenai pajak semakin besar
Tarif Pajak
4. Tarif degresif
Persentase tarif yang digunakan semakin kecil
bila jumlah yang dikenai pajak semakin besar
HUKUM PAJAK
Kumpulan peraturan-peraturan yang
mengatur hubungan antara pemerintah
sebagai pemungut pajak dan rakyat
sebagai pembayar pajak
Sistematika Hukum Pajak
Hukum pajak materiil
Memuat norma-norma yang menerangkan
keadaan, perbuatan, peristiwa hukum yang
dikenakan pajak (objek-objek), siapa yang
dikenakan pajak (subjek), berapa besar
pajak yang dikenakan, segala sesuatu
tentang timbul dan hapusnya utang pajak
dan hubungan hukum antara pemerintah
dan Wajib Pajak
Contoh: UU PPh, UU PPN
Sistematika Hukum Pajak
Hukum pajak formal
memuat bentuk / tata cara untuk mewujudkan
hukum pajak materiil menjadi kenyataan,
hukum pajak formal ini memuat:
Tata cara penetapan utang pajak
Hak-hak fiskus untuk mengawasi WP
mengenai keadaan, perbuatan dan peristiwa
yang dapat menimbulkan utang pajak
Kewajiban WP, misal penyelenggaraan
pembukuan / pencatatan dan hak-hak Wajib
Pajak mengajukan keberatan dan banding
Contoh: UU KUP
Jenis Pajak Berdasarkan Golongan
Pajak Langsung
Pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib
Pajak dan tidak dapat dibebankan atau
dilimpahkan kepada orang lain
Contoh: Pajak Penghasilan
Pajak Tidak Langsung
Pajak yang pembebanannya dapat
dilimpahkan kepada pihak lain
Contoh: Pajak Pertambahan Nilai
Jenis Pajak berdasarkan Wewenang
Pemungut
Pajak Pusat
pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga negara
Contoh: PPh, PPN
Pajak Daerah
pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah
Pajak Daerah terdiri atas :
Pajak Propinsi, contoh: Pajak Kendaraan Bermotor
dan Kendaraan di Atas Air, Pajak Bahan Bakar
Kendaraan Bermotor
Pajak Kabupaten/Kota, contoh: Pajak Hotel, Pajak
Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame
Jenis Pajak berdasarkan Sifat
Pajak Subjektif
Yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan
pada subjeknya, dalam arti memperhatikan
keadaan diri Wajib Pajak
Contoh: PPh
Pajak Objektif
Yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya,
tanpa memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak
Contoh: PPN dan PPnBM
Perlawanan terhadap Pajak
Perlawanan Pasif
Berupa hambatan yang mempersulit pemungutan
pajak dan mempunyai hubungan erat dengan
struktur ekonomi
Perlawanan Aktif
Secara nyata terlihat pada semua usaha dan
perbuatan yang secara langsung ditujukan kepada
pemerintah (fiskus) dengan tujuan untuk
menghindari pajak, bisa dalam bentuk Tax
Avoidance dan Tax Evasion
Penugasan-
UU No. 6 Tahun 1983
Persetujuan-
s.t.d.t.d
Instruksi-
UU No. 16Tahun
Pemeriksaan
2009 tentang KUP
UTANG Pajak
DAN
HAPUSNYA
UTANG PAJAK
(H)utang pajak & hapusnya (h)utang pajak

Hutang atau utang?


utang n 1 uang yang dipinjam dari orang lain: membayar -- di
bank; 2 kewajiban membayar kembali apa yang sudah
diterima: -- budi dibawa mati;-- emas boleh dibayar -- budi
dibawa mati, pb budi baik orang hanya dapat dibalas dengan
kebaikan pula; -- selilit (sebelit) pinggang ( -- tiap helai bulu),
pb utangnya banyak sekali;
-- budi mendapat kebaikan hati dari orang lain dan wajib
dibalas;
-- kayu arang utang yang tidak akan dibayar;
-- nyawa tertolong hidupnya; dapat hidup karena pertolongan
orang;
-- piutang (uang) yang dipinjam dari dan yang dipinjamkan
kepada orang lain;

Sumber: KBBI
Utang Pajak
Utang pajak adalah pajak yang masih harus
dibayar termasuk sanksi administrasi berupa
bunga, denda, atau kenaikan yang
tercantum dalam surat ketetapan pajak atau
surat sejenisnya berdasarkan peraturan
perundang-undangan perpajakan (UU No 19
tahun 2000 ttg PPSP Pasal 1 angka 8).
Pajak yang terutang adalah pajak yang
harus dibayar pada suatu saat, dalam Masa
Pajak, dalam Tahun Pajak, atau dalam
Bagian Tahun Pajak sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan (UU KUP Pasal 1 Angka 10).
Timbulnya Utang Pajak
Ajaran formal: disebabkan karena adanya
Surat Ketetapan Pajak
Pada official assessment system
Ajaran Materiil: disebabkan karena UU
Pada self-assessment system
Terutang :
pada suatu saat, untuk PPh yang dipotong oleh pihak

ketiga;
pada akhir masa, untuk PPh yang dipotong oleh

pemberi kerja, atau yang dipungut oleh pihak lain atas


kegiatan usaha, atau oleh Pengusaha Kena Pajak atas
pemungutan Pajak Pertambahan Nilai Barang dan
Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah; atau
pada akhir Tahun Pajak, untuk Pajak Penghasilan.
Hapusnya Utang Pajak
Pembayaran
Kompensasi
Daluwarsa
Pembebasan
Penghapusan
Pembayaran
Hapusnya utang pajak karena adanya
pembayaran pajak ke kas negara
Kompensasi
Kompensasi terjadi karena adanya
kelebihan pembayaran pajak
Jumlah kelebihan pembayaran
tersebut harus dikompensasikan
terhadap pajak-pajak lainnya yang
terutang
Daluwarsa
Daluwarsa penagihan disebabkan
telah lampau waktu sepuluh tahun
terhitung sejak saat terutangnya
pajak atau berakhirnya masa pajak,
bagian tahun pajak, atau tahun pajak
Tujuan: Kepastian hukum
Dapat ditangguhkan apabila ada
Surat Teguran atau Surat Paksa
Pembebasan
Tidak diberikan kepada pokok pajak
Diberikan atas sanksi administrasi
Penghapusan
Diberikan karena keadaan WP
i.e: keadaan keuangan WP
NPWP
(NOMOR POKOK WAJIB
PAJAK)
WAJIB PAJAK

ORANG PRIBADI BADAN

MELIPUTI

PEMBAYAR PEMOTONG PEMUNGUT


PAJAK PAJAK PAJAK

YANG MEMPUNYAI HAK DAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN


SESUAI DENGAN KETENTUAN PERUNDANG-UNDANGAN
PERPAJAKAN

page 45
Subjek Pajak Orang Pribadi

WP OP yang tidak
melakukan usaha
atau pekerjaan bebas
e.g.: Karyawan, PNS, TNI/Polri

1
WP OP yang
melakukan usaha

WP OP yang melakukan
pekerjaan bebas
pekerjaan yang dilakukan oleh orang pribadi yang
mempunyai keahlian khusus sebagai usaha untuk
memperoleh penghasilan yang tidak terikat oleh
suatu hubungan kerja

e.g. Pengacara, Akuntan, Konsultan, Penilai,


Arsitek, Notaris, Dokter, Aktuaris;
Subjek Pajak Badan
Sekumpulan ORANG dan/atau MODAL yang merupakan kesatuan
baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha
yang meliputi:

PERSEROAN TERBATAS

PERSEROAN KOMANDITER

PERSEROAN LAINNYA

BUMN/BUMD dengan nama dan dalam bentuk apapun

Firma, Kongsi, Koperasi, Dana Pensiun, Persekutuan, Perkumpulan,


Yayasan, Ormas, Orsospol, atau Organisasi Lainnya, Lembaga, BUT,
Dan bentuk badan lainnya termasuk Kontrak Investasi Kolektif
NOMOR POKOK WAJIB PAJAK
Kewajiban Mendaftarkan Diri
ORANG
BADAN PRIBADI
Syarat
Objektif
Syarat
Subjektif

Wilayah Wilayah
tempat tempat
kedudukan
KANTOR tinggal
PELAYANAN
PAJAK

48
Pasal 2
KEWAJIBAN PAJAK SUBJEKTIF
Pasal 2A ayat (1),(2),(3),(4) dan (5)

SUBJEK PAJAK SUBJEK PAJAK WARISAN


DALAM NEGERI LUAR NEGERI YG BELUM
TERBAGI
ORANG PRIBADI SELAIN BUT

MULAI : MULAI :
- SAAT DILAHIRKAN SAAT MENERIMA/MEMPEROLEH MULAI :
- SAAT BERADA ATAU BERNIAT PENGHASILAN DARI INDONESIA SAAT TIMBULNYA
TINGGAL DI INDONESIA WARISAN
BERAKHIR :
BERAKHIR : SAAT TIDAK LAGI
- SAAT MENINGGAL BERAKHIR : SAAT
MENERIMA/MEMPEROLEH
- MENINGGALKAN WARISAN
PENGHASILAN
INDONESIA UNTUK SELESAI
DARI INDONESIA
SELAMANYA. DIBAGIKAN

BUT
BADAN MULAI :
MULAI : SAAT MELAKUKAN USAHA /
SAAT DIDIRIKAN/BERKEDUDUKAN KEGIATAN MELALUI BUT DI
DI INDONESIA INDONESIA

BERAKHIR :
BERAKHIR : SAAT TDK LAGI MENJALANKAN
SAAT DIBUBARKAN ATAU TIDAK USAHA/KEGIATAN MELALUI BUT
LAGI BERKEDUDUKAN DI DI INDONESIA.
INDONESIA. 49
OBJEK PAJAK
Pasal 4 ayat (1)

PENGHASILAN

SETIAP TAMBAHAN KEMAMPUAN EKONOMIS YANG :

- Diterima atau diperoleh Wajib Pajak,


- Berasal dari Indonesia maupun dari luar
Indonesia,
- Dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk
menambah kekayaan Wajib Pajak,

DENGAN NAMA DAN DALAM


BENTUK APAPUN
NOMOR POKOK WAJIB PAJAK

Nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana dalam


administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai:

TANDA IDENTITAS
PENGENAL WAJIB
DIRI PAJAK

DALAM MELAKSANAKAN
HAK DAN KEWAJIBAN PERPAJAKANNYA
CONTOH NPWP

NPWP : 09. 123. 456. 7 015.


000
HADI SETIAWAN
Jl. Penuh Harap & Cemas No.
1, Pamulang, Tang-Sel 12345
Terdaftar: 01 Januari 2005
FORMAT NPWP (& NPPKP)

07 . 234 . 567 . 8 - 051 . 000

Kode Kode
Kode Wajib Pajak
KPP Cabang
Siapa yang wajib NPWP?
Menjalankan usaha/
pekerjaan bebas

Tidak menjalankan usaha/


WPOP pek bebas tapi penghasilan
pd suatu bulan > PTKP

Wanita Kawin Pisah Harta

WP Badan
Wanita kawin dapat
mendaftar atas
WP Pemungut/ namanya sendiri
Pemotong pajak
Kapan mendaftar (NPWP)
WPOP yang menjalankan
1 bulan setelah usaha/pekerjaan bebas
Saat usaha
Mulai dijalankan
WP Badan

Paling lambat
Pada akhir bln WPOP yg tdk menjalankan
Berikutnya pengh usaha/pek bebas tapi peng
Telah melebihi sd suatu bulan > PTKP
PTKP

Sebelum saat WP Pemungut/


Terutang PPh Pemotong pajak
Kapan direspon?
Berkas diterima lengkap

Pendaftaran NPWP Pengukuhan PKP

Paling lambat Paling lambat 10


1 hari kerja berikutnya hari kerja berikutnya

Surat Surat
Kartu
Keterangan Pengukuhan
NPWP
Terdaftar PKP
Persyaratan NPWP
ORANG PRIBADI YANG WAJIB
MENDAFTARKAN DIRI UNTUK
MENDAPATKAN NOMOR POKOK
WAJIB PAJAK (NPWP) : - Identitas Diri
WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI - Dokumen yang menujukkan
YANG MENJALANKAN USAHA tempat tinggal
ATAU PEKERJAAN BEBAS - Dokumen yang menunjukkan ijin
usaha
WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
YANG TIDAK MENJALANKAN - Identitas Diri
USAHA ATAU PEKERJAAN BEBAS, - Dokumen yang menujukkan
YANG MEMPEROLEH tempat tinggal
PENGHASILAN DIATAS
PENGHASILAN TIDAK KENA - Dokumen pendirian
PAJAK; - Dokumen identitas diri pengurus
- Dokumen yang menunjukkan ijin
WAJIB PAJAK BADAN usaha

- Dokumen penunjukan bendahara


- Dokumen identitas diri bendahara
WAJIB
NB:
PAJAK BENDAHARA
WANITA KAWIN YG INGIN MELAKSANAKAN
KEWAJIBAN PERPAJAKAN SENDIRI DAPAT
MEMILIKI NPWP ATAS NAMANYA
Tempat Pendaftaran
NPWP
KPP YANG WILAYAH KERJANYA
MELIPUTI TEMPAT TINGGAL
ATAU TEMPAT KEDUDUKAN WP
YBS.

DALAM HAL KEGIATAN USAHA


DI BEBERAPA TEMPAT, JUGA
WAJIB MENDAFTARKAN DIRI
KE KPP YANG WILAYAH
KERJANYA MELIPUTI TEMPAT-
TEMPAT KEGIATAN USAHA WP;

DALAM HAL TEMPAT TINGGAL


ATAU TEMPAT KEDUDUKAN WP
BERADA DALAM DUA ATAU
LEBIH WILAYAH KERJA KPP,
DIREKTUR JENDERAL PAJAK
DAPAT MENETAPKAN KPP
TEMPAT WP TERDAFTAR.
E-Registration
NOMOR POKOK WAJIB PAJAK
Wanita Kawin

Wanita Kawin yg Memiliki Penghasilan


hidup terpisah berdasarkan
Penghasilan isteri keputusan hakim atau dikehendaki
digabung dgn secara tertulis berdasarkan
suami perjanjian pemisahan penghasilan &
harta
NPWP isteri = NPWP
suami
TIDA
(Hak & kewajiban YA
perpajakan K
digabung) ingin melaksanakan hak
bila telah memiliki & memenuhi kewajiban
NPWP sebelum kawin perpajakan terpisah dari
maka harus hak & kewajiban
mengajukan perpajakan suami
penghapusan
bila telah memiliki Isteri &suami masing-masing
NPWP sebelum kawin memiliki NPWP,
maka tidak perlu (Hak & kewajiban perpajakan
mendaftarkan diri lagi terpisah)
59
Pasal 2
NOMOR POKOK WAJIB PAJAK
Anak yang Belum Dewasa

anak yg belum Sesuai UU PPh 1984 dan perubahannya


dewasa belum berumur 18 tahun
&
belum pernah menikah
kewajiban
perpajakan
digabung dgn orang
tuanya

NPWP ikut dgn orang


tuanya

60
Pasal 2
NOMOR POKOK WAJIB PAJAK
Warisan Yang Belum terbagi

Warisan yg belum terbagi


sebagai satu kesatuan
menggantikan yg berhak

menggunakan

NPWP dari orang pribadi yg


meninggalkan warisan

diwakili oleh
o salah seorang ahli
waris;
o pelaksana wasiat;
atau
o pihak yang mengurus
harta peninggalan.
61
Pasal 3
Manfaat NPWP
- Mendapatkan pelayanan dari instansi/pihak lain misal:
- Transaksi pengalihan hak atas tanah dan/atau
bangunan
- Pengajuan kredit ke bank

- Mulai Tahun 2009 dikenakan tarif yg lebih tinggi


seperti tabel di bawah ini:

Jenis Pot/Put Tarif Non-NPWP


dibandingkan Tarif NPWP
Pasal 21 20% lebih tinggi
Pasal 22
Pasal 23
100% lebih tinggi
100% lebih tinggi
PENGUSAHA KENA PAJAK

PENGUSAHA YANG MELAKUKAN PENYERAHAN

BARANG JASA
KENA KENA
PAJAK PAJAK

YANG DIKENAI PAJAK BERDASARKAN


UNDANG-UNDANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI 1984
DAN PERUBAHANNYA
KEWAJIBAN MELAPORKAN USAHA
Pasal 2 ayat (2)

SETIAP WAJIB PAJAK SEBAGAI PENGUSAHA


YANG DIKENAI PAJAK BERDASARKAN UU PPN 1984 DAN PERUBAHANNY

WAJIB WAJIB MELAPORKAN USAHANYA PADA KANTOR


DIREKTORAT JENDERAL PAJAK YANG WILAYAH KERJANYA
MELIPUTI:

TEMPAT
TEMPAT
TEMPAT TINGGAL KEGIATAN USAHA
KEDUDUKAN
DILAKUKAN

DIKUKUHKAN MENJADI PENGUSAHA KENA PAJAK


Kapan melaporkan usaha
(Pengukuhan PKP)
Sblm melakukan WPOP yang menjalankan
penyerahan usaha/pekerjaan bebas
BKP/JKP

WP Badan
Paling lambat
Pada akhir masa
Pajak berikutnya Pengusaha Kecil
Setelah omzet
> 4800 juta
Konsekuensi PKP :
1. Memungut PPN --------
Terbitkan FP

2. Menyetor PPN ----------- SSP


3. Melapor PPN ------------- SPT

4. Memfile Dokumen -----


Hard/Soft Copy
PENERBITAN NPWP & PKP
SECARA JABATAN
Pasal 2 ayat (4)

DIREKTUR JENDERAL PAJAK MENERBITKAN NPWP


DAN MENGUKUHKAN PKP

SECARA
JABATAN

APABILA WAJIB PAJAK atau PENGUSAHA KENA PAJAK


TIDAK MELAKSANAKAN KEWAJIBANNYA
KEWAJIBAN PERPAJAKAN
SELAMA 5 TAHUN KE BELAKANG
Pasal 2 ayat (4a)

PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN BAGI WAJIB PAJAK


ATAU PENGUSAHA KENA PAJAK YANG DITERBITKAN
NPWP DAN/ATAU PKP

SECARA
JABATAN
DIMULAI SEJAK SAAT WAJIB PAJAK MEMENUHI PERSYARATAN

SUBJEKTIF OBJEKTIF

PALING LAMA 5 (LIMA) TAHUN SEBELUM DITERBITKANNYA NPWP


DAN/ATAU DIKUKUHKANNYA SEBAGAI PKP
Contoh
CV PQR adalah pengusaha di bidang perdagangan barang elektronik yang mulai berusaha sejak
awal Januari 2007, tetapi belum mendaftarkan diri sampai dengan tanggal 10 Oktober 2009 ketika
Dirjen Pajak menerbitkan NPWP secara jabatan. Berdasarkan data yang ada, diperoleh
penghasilan neto selama tahun 2007 adalah sbb:
Penghasilan Neto Rp1.000.000.000,00
PPh terutang Rp 282.500.000,00
Kredit Pajak Rp 0,00
Pajak yang kurang dibayar Rp 282.500.000,00

Atas kekurangan pembayaran PPh badan tahun 2007 sebagai


akibat penerbitan NPWP secara jabatan, Dirjen Pajak dapat
menerbitkan SKPKB. Misalkan diterbitkan tgl 10 Oktober 2009
maka SKPKB tersebut adalah sbb:
Jumlah Pokok Pajak Rp282.500.000,00
Jumlah Kredit Pajak Rp 0,00
Jumlah Kekurangan Pokok Pajak Rp282.500.000,00
Sanksi administrasi (bunga 22 bulan) Rp124.300.000,00
Jumlah pajak yang masih harus dibayar Rp406.800.000,00
PENGHAPUSAN NPWP
Pasal 2 ayat (6)

DIAJUKAN PERMOHONAN PENGHAPUSAN NPWP oleh WAJIB PAJ


dan/atau AHLI WARISNYA apabila WAJIB PAJAK SUDAH TIDAK
MEMENUHI PERSYARATAN SUBJEKTIF DAN/ATAU OBJEKTIF
uai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpa

WAJIB PAJAK BADAN


DILIKUIDASI karena PENGHENTIAN atau PENGGABUNGAN USA

WAJIB PAJAK BENTUK USAHA TETAP


MENGHENTIKAN USAHANYA DI INDONESIA

DIANGGAP PERLU oleh DIRJEN PAJAK untuk MENGHAPUSKAN


NPWP dari WAJIB PAJAK yang SUDAH TIDAK MEMENUHI
PERSYARATAN SUBJEKTIF DAN/ATAU OBJEKTF
uai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpa
PENGHAPUSAN NPWP DAN/ATAU PENCABUTAN PKP

Jabatan Permohonan
WP
Catatan:
Dirjen Pajak Verifikasi dapat
juga untuk
penerbitan
NPWP secara
jabatan
WP
TERTENTU
Pemeriksaan Verifikasi

Penghapusan NPWP dan/atau LANJUT


Pencabutan Pengukuhan PKP

71
Pasal 4
KEPUTUSAN atas PERMOHONAN
PENGHAPUSAN NPWP
Pasal 2 ayat (7)

DIREKTUR JENDERAL PAJAK SETELAH MELAKUKAN

PEMERIKSAAN
HARUS MEMBERIKAN KEPUTUSAN ATAS PERMOHONAN
PENGHAPUSAN NPWP DALAM JANGKA WAKTU

6 BULAN 12 BULAN

WP OP WP BADAN

SEJAK PERMOHONAN DITERIMA SECARA LENGKAP


PENCABUTAN PENGUKUHAN PKP
Pasal 2 ayat (8)

DIREKTUR JENDERAL PAJAK DAPAT MELAKUKAN


PENCABUTAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK

PERMOHONAN
JABATAN
WP

PEMERIKSAAN

KEPUTUSAN 6 BULAN
a.OP telah meninggal dunia & tidak meninggalkan warisan;
P
WWPNTTUU
b.Bendahara Pemerintah yg tidak lagi memenuhi syarat
RRTTEEN
TTEEsebagai WP;
c.OP yg telah meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya;
d.WP memiliki lebih dari 1 NPWP untuk menentukan NPWP yg
dapat digunakan sebagai sarana administratif dlm
pelaksanaan hak & pemenuhan kewajiban perpajakan;
e.WP badan kantor perwakilan perusahaan asing yg tidak
mempunyai kewajiban PPh Badan yg telah menghentikan
kegiatan usahanya;
f. Warisan yg belum terbagi dlm kedudukan sebagai Subjek
Pajak sudah selesai dibagi;
g.Wanita yg sebelumnya telah memiliki NPWP & menikah tanpa
membuat perjanjian pemisahan harta & penghasilan serta
tidak ingin melaksanakan hak & memenuhi kewajiban
perpajakannya terpisah dari suaminya;
h.WP BUT yg telah menghentikan kegiatan usahanya di
Indonesia;
i. PKP yg telah dipusatkan tempat terutangnya PPN di tempat
CK
lain; BA
j. PKP yg pindah alamat ke wilayah kerja kantor DJP lainnya;
74
Pasalatau
4
Kewajiban Pajak Melekat
Bagi Punya NPWP/PKP
Wajib Pajak Tempat Pendaftaran di KPP Kewajiban Pajak
yang meliputi :

Orang Pribadi Tempat Tinggal WP PPh Pasal 25 OP


PPh Psl 21/22/23/26/4(2)

PPN & PPnBM

PBB & BPHTB


Badan Tempat Kedudukan WP PPh Badan
PPh Psl 21/22/23/26/4(2)/15

PPN & PPnBM

Cabang, Tempat Kegiatan Usaha PPN & PPnBM


perwakilan PPh Psl 21/22/23/26/4(2)
PBB & BPHTB
SPT
(SURAT
PEMBERITAHUAN)
SURAT PEMBERITAHUAN (SPT)

SURAT yang oleh WAJIB PAJAK digunakan untuk MELAPORKA

PENGHITUNGAN dan/atau PEMBAYARAN PAJAK

OBYEK PAJAK dan/atau BUKAN OBYEK PAJAK

HARTA dan KEWAJIBAN

ESUAI DENGAN KETENTUAN PERUNDANG-UNDANGAN PERPAJAKA


1. Kewajiban Menyampaikan Surat Pemberitahuan

Setiap Wajib Pajak wajib mengisi Surat Pemberitahuan dengan:


o benar, lengkap, dan jelas,
o dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf Latin,
angka Arab, satuan mata uang Rupiah, dan
o menandatangani serta menyampaikannya

Penandatanganan SPT dapat dilakukan:


o secara biasa,
o dengan tanda tangan stempel, atau
o tanda tangan elektronik atau digital,
yang semuanya mempunyai kekuatan hukum yang sama

tata cara pelaksanaannya diatur


dengan atau berdasarkan
PerMenKeu
Penyampaian SPT
Wajib Pajak Yang Dikecualikan
Menyampaikan SPT

SPT
Wajib Pajak SPT Masa
Tahunan
Wajib Pajak orang pribadi yang
dalam satu Tahun Pajak Wajib Wajib
menerima atau memperoleh Tidak Tidak
penghasilan netotidak Wajib Wajib
melebihi PTKP
Wajib Pajak orang pribadi yang
Wajib Wajib
tidak menjalankan kegiatan
Tidak Tidak
usaha atau tidak melakukan
Wajib Wajib
pekerjaanbebas
Fungsi Surat Pemberitahuan
pembayaran atau pelunasan pajak yang telah
dilaksanakan sendiri dan/atau melalui
pemotongan atau pemungutan pihak lain
dalam 1 (satu) Tahun Pajak atau Bagian Tahun
Pajak;
Pajak penghasilan yang merupakan objek pajak
Penghasila dan/atau bukan objek pajak;
n harta dan kewajiban; dan/atau
pembayaran dari pemotong atau pemungut
tentang pemotongan atau pemungutan pajak
orang pribadi atau badan lain dalam 1 (satu)
Masa Pajak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak
Keluaran; dan
pembayaran atau pelunasan pajak yang telah
PPN/PPnBM
dilaksanakan sendiri oleh Pengusaha Kena
Pajak dan/atau melalui pihak lain dalam satu
Masa Pajak, sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan.
Bagi sarana untuk melaporkan dan
Pengambilan Surat Pemberitahuan
BATAS WAKTU PENYAMPAIAN SPT
Pasal 3 ayat (3)

PALING LAMA 20 (dua puluh) HARI


SPT MASA
setelah AKHIR MASA PAJAK

SPT TAHUNAN PPh PALING LAMA 3 (tiga) BULAN


WP OP setelah AKHIR TAHUN PAJAK

SPT TAHUNAN PPh PALING LAMA 4 (empat) BULAN


WP BADAN setelah AKHIR TAHUN PAJAK

page 83
Batas Waktu Penyampaian SPT
Disampaikan Jenis Setoran
PPh Pasal 4 ayat (2) yang dipotong oleh Pemotong Pajak
Penghasilan
PPh Pasal 4 ayat (2) yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak
PPh Pasal 15 yang dipotong oleh Pemotong PPh
PPh Pasal 15 yang harus dibayar sendiri
PPh Pasal 21 yang dipotong oleh Pemotong PPh
PPh Pasal 23 dan PPh Pasal 26 yang dipotong oleh Pemotong PPh
PPh Pasal 25
PPh Pasal 22 atas penyerahan bahan bakar minyak, gas, dan
paling lama 20 pelumas kepada penyalur/agen atau industri yang dipungut oleh
(dua puluh) hari Wajib Pajak badan yang bergerak dalam bidang produksi bahan
setelah Masa bakar minyak, gas, dan pelumas
Pajak berakhir PPh pasal 22 yang pemungutannya dilakukan oleh Wajib Pajak
badan tertentu sebagai Pemungut Pajak
PPh Pasal 25 bagi Wajib Pajak dengan kriteria tertentu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3b) Undang-Undang
KUP yang melaporkan beberapa Masa Pajak dalam satu Surat
Pemberitahuan Masa
Pembayaran masa selain PPh Pasal 25 bagi Wajib Pajak dengan
kriteria tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3b)
Undang-Undang KUP yang melaporkan beberapa masa pajak dalam
satu Surat Pemberitahuan Masa
Batas Waktu Penyampaian SPT

PN yang terutang atas kegiatan membangun sendiri


PPN yang terutang atas pemanfaatan BKP tidak
berwujud dan/atau JKP dari luar Daerah Pabean
harus disetor oleh orang pribadi atau badan yang
memanfaatkan BKP tidak berwujud dan/atau JKP dari
paling lama akhir bulan
luar Daerah Pabean
berikutnya setelah Masa
PPN atau PPN dan PPnBM yang pemungutannya
Pajak berakhir
dilakukan oleh Bendahara Pemerintah atau instansi
Pemerintah yang ditunjuk
PPN atau PPN dan PPnBM yang pemungutannya
dilakukan oleh Pemungut PPN selain Bendahara
Pemerintah atau instansi Pemerintah yang ditunjuk
paling lama pada hari
PPh Pasal 22, PPN atau PPN dan PPnBM atas impor
kerja terakhir minggu
yang dipungut oleh DJBC
berikutnya
paling lama 14 (empat
belas) hari setelah Masa PPh Pasal 22 yang dipungut oleh bendahara
Pajak berakhir
Penyampaian Surat Pemberitahuan

secara langsung;
melalui pos dengan bukti pengiriman surat; atau
dengan cara lain, meliputi :
melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir
dengan bukti pengiriman surat; atau
e-Filling.

Pasal 8 ayat (2) PMK 152/PMK.03/2009


PERPANJANGAN JANGKA WAKTU
PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN
PPh
Pasal 3 ayat (4)

WAJIB PAJAK DAPAT MEMPERPANJANG JANGKA


WAKTU PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN PAJAK
PENGHASILAN PALING LAMA 2 (DUA) BULAN
DENGAN SYARAT :
a. Menyampaikan pemberitahuan secara tertulis, atau
b. Dengan cara lain

KEPADA DIRJEN PAJAK


KETENTUANNYA DIATUR DALAM PERMENKEU
Pasal 9 ayat (2) PER-181/PMK.03/2007

page 87
PERPANJANGAN JANGKA
WAKTU
PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN
PPh
Pasal 3 ayat (5)

SELAIN PEMBERITAHUAN sebagaimana dimaksud


PASAL 3 AYAT (4), SYARAT LAIN YANG DITENTUKAN
ADALAH :
1. PEMBERITAHUAN HARUS DISERTAI DENGAN
PENGHITUNGAN SEMENTARA PAJAK YANG
TERUTANG DALAM 1 (SATU) TAHUN,
2. SURAT SETORAN PAJAK SEBAGAI BUKTI
PELUNASAN KEKURANGAN PEMBAYARAN PAJAK
YANG TERUTANG.

page 88
SURAT TEGURAN
KETERLAMBATAN PENYAMPAIAN
SPT
Pasal 3 ayat (5a)

APABILA SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) :

TIDAK DISAMPAIKAN PADA WAKTU YANG TELAH


DITENTUKAN, ATAU
PERPANJANGAN JANGKA WAKTU PENYAMPAIAN
TERLAMPAUI,

DIRJEN PAJAK DAPAT MENERBITKAN


SURAT TEGURAN

page 89
SURAT PEMBERITAHUAN
DIANGGAP TIDAK DISAMPAIKAN
Pasal 3 ayat (7)

APABILA :
1. SPT TIDAK DITANDATANGANI,
2. SPT TIDAK SEPENUHNYA DILAMPIRI KETERANGAN
sebagaimana dimaksud ayat (6),
3. SPT YANG MENYATAKAN LEBIH BAYAR DISAMPAIKAN
SETELAH 3 (TIGA) TAHUN SESUDAH BERAKHIRNYA
MASA PAJAK, BAGIAN TAHUN PAJAK ATAU TAHUN
PAJAK, DAN WAJIB PAJAK TELAH DITEGUR SECARA
TERTULIS, ATAU
4. SPT DISAMPAIKAN SETELAH DIRJEN PAJAK
MELAKUKAN PEMERIKSAAN ATAU MENERBITKAN
SURAT KETETAPAN PAJAK.

page 90
KEWAJIBAN DIRJEN PAJAK
sebagaimana dimaksud Pasal 3
ayat (7)
Pasal 3 ayat (7a)

DIRJEN PAJAK WAJIB MEMBERITAHUKAN


KEPADA WAJIB PAJAK,

APABILA DIANGGAP
SURAT PEMBERITAHUAN TIDAK DISAMPAIKAN
SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM
PASAL 3 AYAT (7)

page 91
SANKSI ADMINISTRASI BERUPA
DENDA
Pasal 7 ayat (1)

APABILA SPT TIDAK DISAMPAIKAN DALAM JANGKA WAKTU


ATAU BATAS WAKTU PERPANJANGAN, DIKENAKAN
SANKSI ADMINISTRASI
BERUPA DENDA

1. SPT MASA PPN Rp. 500.000,00

2. SPT MASA LAINNYA Rp. 100.000,00

3. SPT TAHUNAN PPh Rp. 1.000.000,00


WP BADAN
4. SPT TAHUNAN PPh Rp. 100.000,00
WP ORANG PRIBADI
page 92
SANKSI DENDA
TIDAK DILAKUKAN TERHADAP
Pasal 7 ayat (2) jo. PER-186/PMK.03/2007

1. WP ORANG PRIBADI yang TELAH MENINGGAL DUNIA;


2. WP ORANG PRIBADI yang SUDAH TIDAK MELAKUKAN KE
GIATAN USAHA ATAU PEKERJAAN BEBAS;
3. WP ORANG PRIBADI yang BERSTATUS SEBAGAI WARGA
NEGARA ASING yang TIDAK TINGGAL LAGI DI INDONESIA;
4. BUT yang TIDAK MELAKUKAN KEGIATAN LAGI DI INDONESIA;
5. WP BADAN yang TIDAK MELAKUKAN KEGIATAN USAHA LAGI
TETAPI BELUM DIBUBARKAN SESUAI KETENTUAN YANG
BERLAKU;
6. BENDAHARA yang TIDAK MELAKUKAN PEMBAYARAN LAGI;
7. WP yang TERKENA BENCANA, yang KETENTUANNYA DI ATUR
DENGAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN; ATAU
8. WAJIB PAJAK LAIN yang DIATUR DENGAN ATAU
BERDASARKAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN.
page 93
WAJIB PAJAK LAIN
Pasal 2 PER-186/PMK.03/2007

YANG DIMAKSUD DALAM KETENTUAN DI ATAS


ADALAH :
KERUSUHAN MASSAL,
KEBAKARAN,
LEDAKAN BOM ATAU AKSI TERORISME,
PERANG ANTAR SUKU, ATAU
KEGAGALAN SISTEM KOMPUTER ADMINISTRASI
PENERIMAAN NEGARA ATAU PERPAJAKAN.

page 94
PEMBETULAN SPT
Pasal 8 ayat (1)

WAJIB PAJAK DENGAN KEMAUAN SENDIRI DAPAT


MEMBETULKAN SPT YANG TELAH DISAMPAIKAN,

DENGAN MENYAMPAIKAN
SURAT PERNYATAAN

SYARAT :
BELUM DILAKUKAN TINDAKAN PEMERIKSAAN
oleh DIREKTUR JENDERAL PAJAK.

page 95
PEMBETULAN SPT
Pasal 8 ayat (1a)

DALAM HAL PEMBETULAN SPT MENYATAKAN :

RUGI ATAU
LEBIH BAYAR

PEMBETULAN SPT HARUS DISAMPAIKAN


PALING LAMA 2 (DUA) TAHUN
SEBELUM DALUWARSA PENETAPAN

page 96
PEMBETULAN SPT TAHUNAN
Pasal 8 ayat (2)

DALAM HAL WAJIB PAJAK MEMBETULKAN SENDIRI


SPT TAHUNAN YANG MENGAKIBATKAN UTANG PAJAK
MENJADI LEBIH BESAR,
DIKENAI SANKSI ADMINISTRASI BERUPA BUNGA
SEBESAR 2% (DUA PERSEN) PER BULAN ATAS JUMLAH
PAJAK YANG KURANG DIBAYAR,

DIHITUNG SEJAK PENYAMPAIAN SPT BERAKHIR SAMPAI


DENGAN TANGGAL PEMBAYARAN,
BAGIAN DARI BULAN DIHITUNG PENUH
1 (SATU) BULAN.

page 97
PEMBETULAN SPT MASA
Pasal 8 ayat (2a)

DALAM HAL WAJIB PAJAK MEMBETULKAN SENDIRI


SPT MASA YANG MENGAKIBATKAN UTANG PAJAK
MENJADI LEBIH BESAR,
DIKENAI SANKSI ADMINISTRASI BERUPA BUNGA
SEBESAR 2% (DUA PERSEN) PER BULAN ATAS JUMLAH
PAJAK YANG KURANG DIBAYAR,

DIHITUNG SEJAK JATUH TEMPO PEMBAYARAN SAMPAI


DENGAN TANGGAL PEMBAYARAN,
BAGIAN DARI BULAN DIHITUNG PENUH
1 (SATU) BULAN.

page 98
PEMBETULAN SPT WP Membetulkan SPT
dengan menyampaikan
pernyataan tertulis
Beri tanda di
SPT
Syarat, belum dilakukan:
o Verifikasi dalam rangka
menerbitkan skp;
o Pemeriksaan; atau
o Pemeriksaan Bukti Permulaan.

rugi atau lebih


bayar
TIDA
YA
K

sampai paling lama 2 (dua)


daluwars tahun sebelum
a daluwarsa
99
Pasal 5
PENGUNGKAPAN KETIDAKBENARAN PENGISIAN SPT

Dirjen Wajib Pemeriksaa


Pajak Pajak n tetap
dilanjutkan
skp
Pengungkapa
Pemeriksa n
an Ketidakbenar
an Pengisian
Syarat:
Ditandatangani
SPT
Kesadaran sendiri WP
penghitungan
kekurangan
Laporan tertulis
pajak dalam dikreditk
SSP Kurang
Sepanjang SPHP belum format SPT
Bayar an
disampaikan SSP kenaikan
sebesar 50%

Catatan untuk SPT Masa PPN:


PM yg tidak dilaporkan dalam SPT tidak dapat diperhitungkan dalam
pengungkapan ketidakbenaran pengisian SPT

100
Pasal 8
PENGUNGKAPAN KETIDAKBENARAN PERBUATAN (2)

alpa/ tidak menyampaikan SPT


senga menyampaikan SPT tidak benar atau tidak lengkap,
ja atau melampirkan keterangan yg isinya tidak benar

Syarat:
Kemauan sendiri
Ditandatangani WP
Pernyataan tertulis
penghitungan kekurangan pajak
Sepanjang mulainya penyidikan belum dalam format SPT
diberitahukan kpd penuntut umum
SSP Kurang Bayar
SSP denda sebesar 150%

Dirjen
Pajak
101
Pasal 7
PEMBUKUA
& PENCATATAN
N
Pembukuan Menurut UU Pajak
(Pasal 28 UU KUP)

Wajib Pajak orang pribadi yang


melakukan kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas dan Wajib Pajak
badan di Indonesia wajib
menyelenggarakan pembukuan.
(Ps 28 ayat (1) UU KUP)
ec u
p en g
alian

Wajib Pajak yang dikecualikan dari kewajiban menyelenggarakan


pembukuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tetapi wajib
melakukan pencatatan, adalah Wajib Pajak orang pribadi yang
melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan Peredaran
diperbolehkan menghitung penghasilan neto dengan < 4,8 M
menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto dan Wajib
Pajak orang pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas.
(Ps 28 ayat (2) UU KUP)
Pembukuan menurut UU Pajak (Pasal 28 UU KUP)

Page 104
Sanksi terkait Pembukuan

Tidak memenuhi kewajiban terkait pembukuan sehingga tidak dapat diketahui


besarnya pajak terutang:
atas SKPKB terbit, pokok pajak yang kurang ditambah sanksi kenaikan
sebesar 50% untuk PPh dan 100% untuk PPh Potput, PPN & PPNBM dari
pajak yang tidak/kurang dibayar/dipotong/ dipungut/disetor

Memperlihatkan pembukuan, pencatatan atau dokumen yang palsu/dipalsukan;


Tidak menyelenggarakan pembukuan di Indonesia/tidak meminjamkan buku,
catatan atau dokumen; maka
dipidana penjara paling singkat 6 bulan dan paling lama 6 tahun
dan didenda paling sedikit 2 kali jumlah pajak tidak/kurang bayar dan paling
banyak 4 kali kali jumlah pajak tidak/kurang bayar

Anda mungkin juga menyukai