DT Skabies - Cutenaous Larva Migrans
DT Skabies - Cutenaous Larva Migrans
Pembimbing:
dr. Herni, Sp. KK
Definisi
Langsung
Kulit-kulit
Berjabat tangan, tidur bersama,
hubungan seksual
Tidak langsung
Lewat benda
Pakaian, handuk, sprei, bantal
Patogenesi
s
Masuknya S. scabiei ke dalam
epidermis tidak segera memberikan
gejala pruritus.
Rasa gatal timbul 1 bulan setelah
infestasi primer serta adanya infestasi
kedua sebagai manifestasi respons
imun terhadap tungau maupun sekret
yang dihasilkan terowongan di bawah
kulit.
Kanalikulus
Efloresensi Papul
Vesikel
Ekskoriasi
Krusta
Erosi
Manifestasi
klinis
Tanda
Kardinal
Pruritus
Pemeriksaa
n Penunjang
Kerokan Kulit & Apusan Kulit
Mengambil Tungau Dengan Jarum
Epidermal Shaved Biopsy & Punch
Biopsy
Tetrasiklin Topikal & Kuretase
Terowongan
Tes Tinta Burowi
Diagnosis
Banding
Pedikulosis Korporis
Pyoderma
Prurigo
Scabies
Terapi Non-
farmakologi
Edukasi tentang pentingnya menjaga
higienitas tubuh dan tempat tinggal
Mandi dan mengganti pakaian
minimal 2x sehari serta menjemur
handuk serta cuci pakaian dan
sprei secara teratur
Pemakaian obat kulit secara benar
hendaknya dilakukan pada malam
hari sebelum tidur
Setiap anggota keluarga / teman
serumah yang terkena juga harus
mendapatkan pengobatan yang sama
dan ikut menjaga kebersihan
Terapi
Farmakologi
Cutaneus Larva
Migrans
Pembimbing:
dr. Herni, Sp. KK
Definisi
Creeping eruption :
kelainan kulit berupa peradangan
berbentuk linear atau berkelok
kelok, menimbul dan progresif,
disebabkan oleh invasi larva cacing
tambang yang berasal dari feces
anjing / kucing
Risiko
Penyebab lainnya :
Anatrichosoma cutaneum
Strongyloides stercoralis
Dirofila repens
Spirometra sp
Gnathosoma sp
Loa-loa
Gasterophylus hypoderma
Patofisiologi
Gejala Klinis
Loeffers syndrome :
adanya infiltrasi dalam paru paru
sel eosinifil dalam darah dan
sputum
bersifat sementara
Larva
Currens
Strongyloides stercoralis
Erupsi papular yang hebat pada
tempat penetrasi
Urtikaria dan erupsi
papulovesikuler
Edematosus
Predileksi paling sering di
perianal / bokong
bermigrasi cepat dapat sampai 10
cm/jam
kronik dan intermitten
Diagnosis
SISTEMIK TOPIKAL
Tiabendazol 50 mg/kgBB/hari, Tiabendazol topical 10%, 4 kali
2xsehari, selama 2 hari ( max 3 sehari, selama 1 minggu
gr /hari)
Ivermectin dosis tunggal Salep albendazole 10%, 2 kali
200g/kgBB/hari, rata-rata sehari, selama 10 hari
dosisnya 12mg, selama 2 hari
Albendazole 400-800mg/hari, 3 Kortikosteroid topical yang
hari berturut-turut superpoten
( c0 : clobetasol cream )
Cara lain dengan cryotherapy yakni menggunakan CO2 snow (dry
ice) , N2 cair dan cara beku dengan menyemprotkan kloretil
sepanjang lesi
Pencegahan