Anda di halaman 1dari 54

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida

Wacana
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
No. Rekam Medik : 92-30-23
Nama lengkap : Ny. FH Nama suami : Tn. Y

Umur : 24 tahun Umur : 23 tahun

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Agama : Islam Agama : Islam

Suku / Bangsa : Sumatera / Suku / Bangsa : Jawa /


Indonesia Indonesia
Pekerjaan : Ibu rumah tangga Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jln. Manyar Dalam, Alamat : Jln. Manyar Dalam,


Kalideres, Jakarta Barat Kalideres, Jakarta Barat
RT.005 / RW.015 RT.005 / RW.015
Anamnesis
Keluhan utama
Keluar cairan bening dari jalan lahir
tiba tiba sejak 10 jam SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat penyakit dahulu:
Riwayat DM (-) Riwayat Hipertensi, asma,
penyakit jantung dan alergi obat disangkal.

Riwayat penyakit keluarga:


Tidak ada keluarga yang memiliki keluhan
serupa.
Keluarga tidak ada yang menderita penyakit
kronis.

Riwayat Pernikahan:
1x, sudah 1 tahun 3 bulan dengan suami
sekarang
Riwayat haid:
Menarche umur 14 tahun
Siklus haid : Teratur
Lama haid: 3 hari
Dismenore: (-)

Riwayat Obstetri:
HPHT : Lupa
HPL : 10-02-2017
Tanggal pemeriksaan: 20-02-2017
UK : 38 minggu
Kehamilan : G1P0A0

Riwayat ANC :
Pemeriksaan kehamilan dilakukan
rutin di bidan

Riwayat KB : (-)
Pemeriksaan Fisik
KU: Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Vital Sign:
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 102 x / menit
Suhu : 36,3C
RR : 22 x / menit
Status Generalis
Kepala:
Mata: Subanemis (-/-), ikterus (-/-)
Hidung: Discharge (-), nafas cuping hidung
(-)
Mulut: Bibir sianosis (-), bibir kering (-)

Tenggorokan:
Faring hiperemis (-), pembesaran tonsil (-)

Leher:
Simetris, pembesaran kelenjar limfe (-)
Kulit:
Turgor baik, ptekiae (-)

Thorax:
Cor: S1-S2 tunggal, reguler
Pulmo: Ves +/+, Rh -/-, wheezing (-/-)

Ekstremitas:
Edema (-), akral hangat
Status Obstetricus
Inspeksi: striae gravidarum (+)

Auscultasi: DJJ: 144 x / menit

Palpasi: Janin tunggal, memanjang, preskep , puka

- Leopold I : Teraba bagian lunak (Bokong), TFU 32


cm
- Leopold II : Teraba bagian punggung di perut
kanan (PUKA)
- Leopold III : Teraba bagian bulat, keras (Kepala)
- Leoplod IV : Letak kepala sudah masuk PAP

HIS : 1-2 x / 10 / 10-15


Inspekulo :
Tidak dilakukan

Pemeriksaan Dalam: (Pukul 22.00)


v/u tenang, portio tebal di belakang,
pembukaan 2 cm, selaput ketuban
tdk dpt dinilai, Hodge I
Pemeriksaan Penunjang
Hematologi
- Leukosit : 20,2 rb / uL (N: 4-10)
- Hemoglobin : 12,8 g/dl
- Hematokrit : 38 %
- Trombosit : 192.000
- Masa perdarahan : 0130
- PT/PTC : 11,7/12,2
- APTT/APTTC : 27,9/29,3
- Golongan darah/Rhesus : A/+
Kimia Darah
- Glukosa Darah Sewaktu : 83
mg/dl
- SGOT :-
- SGPT :-
- Ureum :-
- Kreatinin :-
Baseline : 140
Variability : 5-15
Aselerasi : 2 kali dalam 12 menit
Deselerasi :-
KESAN : Kategori I
Resume
Ny.FH umur 24 tahun dengan G1P0A0 usia kehamilan 38 minggu,
mengeluh adanya cairan bening yang keluar dari jalan lahir sejak
10 jam SMRS. Cairan berwarna jernih, tidak berbau, tidak berdarah.
Pasien langsung datang ke bidan untuk kontrol. Dari hasil
pemeriksaan dikatakan sudah pembukaan dua. Pukul 20.00 WIB,
pasien kembali merasa ada cairan yang keluar dari jalan lahir.
Awalnya air yang keluar sedikit, tetapi hingga malam hari air yang
keluar semakin banyak kira-kira sebanyak 1 gelas aqua, mengalir
seperti kencing yang merembes tidak dapat ditahan. Pasien
kemudian dirujuk ke IGD RSUD Cengkareng. Pukul 21.00 WIB pasien
dibawa ke ruang bersalin RSUD Cengkareng. Pasien mulai merasa
mulas, muncul 1 jam sekali, dengan durasi kurang dari 5 menit.
Pasien mengaku sudah diberikan obat Oksitosin sebanyak kurang
lebih 4 kali, namun rasa mulas tidak bertambah. Saat dilakukan
pemeriksaan dalam, masih tetap pada pembukaan dua.
Dari riwayat penyakit dahulu, selama pasien hamil pasien
tidak pernah menderita penyakit yang berat, tidak pernah
demam tinggi yang lama, tidak juga menderita tekanan darah
tinggi (hipertensi), asma, penyakit jantung, maupun penyakit
kencing manis. Pasien menyangkal mengkonsumsi obat-
obatan, alkohol, dan rokok selama hamil ataupun sebelum
hamil. Pasien tidak mengikuti program KB.

Gerak janin (+), nyeri saat janin bergerak (-), mulas (-),
lendir darah (-), demam (-). ANC di bidan teratur. Di USG
terakhir, dikatakan normal tidak ada kelainan. HPHT : Pasien
lupa, TP : 10/02/2017.
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan tampak sakit
sedang dengan kesadaran compos mentis. Didapatkan suhu
36,3oC, TD 110/70 mmHg, frekuensi nadi 102 x/menit,
berat badan 58 kg, tinggi badan 145 cm, status generalis
dalam batas normal.

Status Obstetrik :
Inspeksi: Striae gravidarum (+)
Auscultasi: DJJ: 144 x / menit
Palpasi: Janin tunggal, hidup, memanjang, preskep , puka
HIS : 1-2 x / 10 / 10-15
VT : v/u tenang, portio tebal di belakang, pembukaan 2
cm, selaput ketuban tdk dpt dinilai, Hodge I
Diagnosis
G1P0A0 Gravida aterm, janin tunggal hidup,
letak kepala, KPD
Planning
Rawat inap
IVFD RL 12 tpm
Injeksi Ceftriaxon 1 gr
Rencana SC
Prognosis
Ibu
Ad Vitam : Dubia ad bonam
Ad Fungsionam : Dubia ad bonam
Ad Sanationam : Dubia ad bonam

Janin
Ad Vitam : Dubia ad bonam
20/02/2016, Pukul 23.55 WIB
Lahir bayi laki-laki, presentasi kepala,
berat lahir 2900 gram, panjang badan 47
cm. Bayi dikeringkan dan diselimuti.
Follow Up
S O A P
20/02/2017

TSS/CM KPD pada


Kencang TD = 120 / 70 RR = 20 x G1P0A0,
Rawat inap
kencang (-), /m H.aterm,
21.30 WIB IVFD RL 12 tpm
rasa ingin N = 80 x /m S = 36,3 presentasi
Inj. Ceftriaxon 1
mengedan (-), C kepala
gr
rembesan ak Obs & Gyn : tunggal
Rencana SC
(+), lendir His 5x 10 - 30 hidup

darah (-) DJJ : 150x/menit dengan
VT : Pembukaan 2 cm, KPD > 12
kepala di Hodge 1 jam
Tinjauan Pustaka

KETUBAN PECAH DINI


Selaput ketuban :
Chorion dan amnion
Fungsi selaput
ketuban :
Menghasilkan air
ketuban dan
melindungi janin
dari infeksi
Fungsi air
ketuban :
Pelindung bagi
janin, sebagai
sumber nutrien dan
Ketuban pecah dalam proses

persalinan

Hal ini disebabkan oleh kontraksi

uterus dan peregangan berulang


Ketuban Pecah Dini adalah pecahnya
selaput ketuban sebelum persalinan
PPROM (preterm premature rupture of

membranes)
PROM (prelabour rupture of membrane)
Ketuban pecah dini adalah keadaan
pecahnya selaput ketuban sebelum
persalinan (Prawirohardjo, 2010).
Ketuban pecah dini : Keluarnya cairan
berupa air-air dari vagina setelah
kehamilan berusia 22 minggu, dapat
terjadi pada kehamilan preterm
(sebelum usia kehamilan 37 minggu)
maupun kehamilan aterm (Saifuddin,
2010).
Dalam keadaan normal, 8-10%
perempuan hamil aterm akan
mengalami ketuban pecah dini
KPD pada midsmester kehamilan
(<1%)
KPD prematur terjadi pada 1%
kehamilan
Selaput ketuban
Serviks inkompeten
Polihidramnion
Kehamilan ganda
Malpresentasi janin (letak sungsang dan
lintang)
Infeksi vagina/serviks (vaginosis bacterial,
klamidia, gonore, streptokokus grub B)
Faktor lain : Umur, merokok selama
kehamilan, defisiennsi gizi dan vitamin C,
Degenerasi jaringan ikat dan vaskularisasi
selaput ketuban tidak kuat
Bila terjadi pembukaan serviks selaput
ketuban sangat lemah dan mudah pecah

Melemahnya kekuatan selaput


berhubungan dengan pembesaran uterus,
kontraksi rahim, dan gerakan janin
Faktor infeksi Peningkatan aktifitas IL-1 dan
prostaglandin Menghasilkan kolagenase
jaringan Terjadi depolimerase kolagen pada
selaput korion/ amnion Sebabkan selaput
ketuban tipis, lemah dan mudah pecah spontan
Faktor trauma dan tekanan intra abdominal
Adanya stress material dan fetal Peningkatan
pelepasan plasental cortikotropin releasing
hormon (CRH) Pembentukan enzym matriks
metalloproteinase (MMP) Ketuban pecah
Keluar cairan ketuban dari vagina
Pemeriksaan spekulum : ada cairan
keluar dari ostium uteri externum
Kultur dari swab untuk chlamydia,
gonnorhea, dan stretococcus group
B
Tes Lakmus (Tes nitrazine)
Cairan yang keluar dari vagina perlu
diperiksa: warna, konsentrasi, bau
dan pHnya.
mengukur pH
pH normal dari vagina = 4,5 - 5,5
pH cairan ketuban = 7,1 - 7,3
Ferning test
Cairan dari fornix posterior
diletakan pada slide dan
keringkan pada udara kering
Cairan amnion akan berubah
menjadi bentuk bekuan dari
kristalisasi (gambaran seperti
daun pakis)
Cairan ketuban berbau dan keruh
Demam > 38C
Leukositosis > 15.000/mm3
Takikardi ibu dan janin
Pemeriksaan TTV
Tanda infeksi KPD (+) periksa
janin
Kontraksi teratur terminasi
kehamilan
USG : Umur kehamilan, letak plasenta,
letak janin, berat janin, Amnioticfluid
index (AFI), DJJ, kelainan kongenital
atau deformitas
Amniosenteses : Evaluasi
kematangan paru janin (Rasio L/S :
Fosfatidilgliserol, fosfatidil kolin jenuh)
Protein C-reaktif : Bila meningkat ->
Tanda awal koriaomnionitis
Penangan
an KPD
KONSERVATIF :
- Rawat inap
- Antibiotik (Ampicilin /
Eritromisin 4x500mg dan
Metronidazol 2x500mg selama
7 hari
Profilaksis Infeksi Tidak ada
infeksi

Stop antibiotik Lanjutkan untuk Tidak ada


24-48 jam antibiotik
setelah bebas
panas
Prognosis pada ketuban pecah dini
sangat bervariatif tergantung pada :
Usia kehamilan
Adanya infeksi / sepsis
Faktor resiko / penyebab
Ketepatan Diagnosis awal dan
penatalaksanaan
Usia kehamilan 34-37 minggu
mempunyai prognosis yang lebih baik
dari kelahiran prematur.
Ketuban pecah dini (KPD) merupakan masalah
penting dalam obstetrik berkaitan dengan penyulit
kelahiran prematur dan terjadinya infeksi
korioamnionitis sampai sepsis, yang meningkatkan
morbiditas dan mortalitas perinatal dan
menyebabkan infeksi ibu. Insidensi KPD berkisar
antara 8 10 % dari semua kehamilan. Meskipun
tidak ada satu protokol pengelolaan yang tepat
untuk semua kasus KPD, tetapi harus ada panduan
pengelolaan yang strategis, yang dapat
mengurangi mortalitas perinatal dan dapat
menghilangkan komplikasi yang berat baik pada
anak maupun pada ibu.

Anda mungkin juga menyukai