Anda di halaman 1dari 22

PKRT ( DETERJEN dan

PESTISIDA)

JAMILA FACHRUNNISA KABAKORAN


260120160012
pkrt

Penggolongan :
Kelas I
Kelas II
Kelas III
Deterjen
Pengertian

Deterjen berasal dari bahasa latin yaitu detergere


yang berarti membersihkan campuran berbagai bahan,
yang digunakan untuk membantu pembersihan dan
terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi

Molekul deterjen terdiri atas dua bagian yaitu bagian


yang bersifat hidrofilikdan yang bersifat hidrofobik
Jenis jenis deterjen :
1. Deterjen Cair
2. Deterjen Krim
3. Deterjen Bubuk

Komponen penyusun deterjen :


1. Surfaktan
2. Builder/pembentuk
3. Filler / pengisi
4. Bahan tambahan
>> Builder, merupakan bahan kimia, seperti polifosfat, natrium karbonat atau natrium
silikat, dan aluminosilikat, yang membantu meningkatkan kualitas deterjen. Selain itu, builder
juga mencegah larutan terlalu basa agar pembersihan berjalan lebih optimal.

>> Natrium silikat, bertindak sebagai anti korosi sehingga mencegah bagian mesin cuci dari
karat.

>> Optical brightener, merupakan senyawa kimia yang mengubah panjang gelombang
cahaya ultra violet menjadi cahaya tampak untuk memberi kesan pakaian tampak lebih putih.

>> Fragrance, merupakan wewangian yang memberikan aroma unik pada deterjen sekaligus
meredam bau tidak menyenangkan dari bahan kimia yang digunakan dalam deterjen.

>> Colorant, merupakan pewarna yang bertindak sebagai aditif khusus pada deterjen.

>> Natrium sulfat, digunakan untuk mencegah penggumpalan pada deterjen bubuk.
>> Enzim, digunakan untuk membantu memecahkan senyawa kotoran yang kompleks seperti
noda darah.

>> Aditif lain, seperti Monoethanolamine (alkohol) untuk menurunkan titik beku deterjen
dan membuatnya lebih mudah digunakan dalam suhu rendah
Berdasarkan dapat tidaknya zat aktif terdegradasi,
detergen terbagi atas dua
bagian yaitu :
Deterjen jenis keras sukar dirusak oleh mikroorganisme
meskipun bahan tersebut dibuang akibatnya zat tersebut
masih aktif. Jenis inilah yang
menyebabkan pencemaran air.
Contohnya alkil benzena sulfonat . dengan mereaksikan
alkil benzena dengan belerang trioksida,
asamsulfat pekat atau oleum. Reaksi ini menghasilkan
alkil benzena sulfonat.

netralisasi dengan NaOH sehingga dihasilkan


natriumdodekil ben3ena sulfonat
Detergen jenis lunak, bahan penurun tegangan
permukaannya mudah dirusak oleh mikroorganisme,
sehingga tidak aktif lagi setelah dipakai .
Contoh: Lauril Sulfat atau Lauril Alkil Sulfonat. (LAS).
Proses pembuatan (LAS) adalah dengan mereaksikan
Lauril Alkohol dengan asam Sulfat pekat

Asam Lauril Sulfat yang terjadi dinetralisasikan dengan


larutan NaOH sehingga dihasilkan Natrium Lauril Sulfat
Ada dua ukuran yang digunakan untuk melihat sejauh
mana produk kimia aman di lingkungan yaitu daya
racun (toksisitas) dan daya urai (biodegradable).

Kerugian lain dari penggunaan deterjen adalah


terjadinya proses eutrofikasi di perairan. Ini terjadi
karena penggunaan deterjen dengan kandungan fosfat
tinggi. Eutrofikasi menimbulkan pertumbuahan tak
terkendali bagi eceng gondok dan menyebabkan
pendangkalan sungai.
Analisis deterjen

Analisis kadar kandungan surfaktan anionik


menggunakan Spektrofotometri
Pereaksi metilen biru
Metode MBAS
Inti dari metode MBAS ini ada 3 secara berurutan yaitu:
Ekstraksi metilen biru dengan surfaktan anion dari media
larutan air ke dalam kloroform (CHCl3) kemudian diikuti
terpisahnya antara fase air dan organik dan pengukuran
warna biru dalam CHCl3 dengan menggunakan alat
spektrofotometri pada panjang gelombang 652 nm.
Spektrofotometri UV-Vis

Metilenbirudigunakan untuk uji coba bahan


pewarna organik. Bahan pewarna organik yang
berwarna biru tua ini, akan menjadi tidak berwarna
apabila oksigen pada sampel (air yang tercemar yang
sedang dianalisis) telah habis dipergunakan
Surfaktan anion bereaksi dengan warna biru metilen
membentuk pasangan ion baru yang terlarut dalam
pelarut organik, intensitas warna biru yang
terbentuk diukur dengan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 652 nm.
PESTISIDA
pestisida

Pestisida menurut The United States


Environmental Pesticide Control Act

Semua zat atau campuran zat yg khusus


digunakan utk mengendalikan,mencegah,atau
menangkis gangguan serangga,binatang
mengerat,nematoda,gulma,virus,bakteri,jasad
renik yg dianggap hama
Kandungan
Nama umum bahanPestisida
aktif adalah CARBOFURAN. Salah satunya adalah
Atraktan yaitu zat kimia yang baunya dapat menyebabkan serangga
menjadi tertarik

1. Golongan organoklor, senyawa organik yang mengandung klorin


pada umumnya bersifat racun. Contoh: DDT, aldrin, dieldrin,
endosulfan, dikofol, folpet, lindan, dan klordan.
2. Golongan organofosfat, senyawa organik yang mengandung gugus
fosfat, bersifat racun, mudah terdegradasi, lebih cepat hilang
keaktifannya. Contoh: malation, diazinion, fention, metil paration,
dan etil paration.
3. Golonghan karbamat, senyawa organik yang mengandung turunan
asam ditiokarbomin/ditiokarbamat. Contoh:
karbaril, karbotorum, propoksur, dan BPMC
JENIS-JENIS PESTISIDA

1. Insektisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia beracun


yang bisa mematikan semua jenis serangga.

2. Fungisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia beracun dan


bisa digunakan untuk memberantas dan mencegah fungi/cendawan

3. Bakterisida. Disebut bakterisida karena senyawa ini mengandung bahan


aktif beracun yang bisa membunuh bakteri.

4. Nematisida, digunakan untuk mengendalikan nematoda/cacing.

5. Akarisida atau sering juga disebut dengan mitisida adalah bahan yang
mengandung senyawa kimia beracun yang digunakan untuk membunuh
tungau, caplak, dan laba-laba.
6. Rodentisida adalah bahan yang mengandung senyawa
kimia beracun yang digunakan untuk mematikan
berbagai jenis binatang pengerat, misalnya tikus.

7. Moluskisida adalah pestisida untuk membunuh


moluska, yaitu siput telanjang, sumpil, bekicot, serta
trisipan yang banyak terdapat di tambak.

8. Herbisida adalah bahan senyawa beracun yang dapat


dimanfaatkan untuk membunuh tumbuhan pengganggu
yang disebut gulma.
Batas Maksimum Residu Dalam Makanan
Dampak pestisida bagi kesehatan

a. Golongan organofosfatmenghambat kerja enzim kholineterase, enzim ini secara


normalmenghidrolisis asetycholin menjadi asetat dan kholin

b. Golongan organoklor, jenis pestisida ini dapat menimbulkan keracunan dengan gejala sakit
kepala, pusing, mual, muntah-muntah, mencret, badan lemah, gugup, gemetar, kejang-kejang,
dan kehilangan kesadaran.

c. Golongan karbamat, gejalanya sama dengan gejala yang di timbulkan golongan organofosfat,
hanya saja berlangsung lebih singkat karena lebih cepat terurai dalam tubuh.

d. Golongan bipiridilium, setelah 1-3 jam pestisida masuk dalam tubuh baru timbul sakit perut,
mual, muntah-muntah, dan diare.

e. Gologan arsen, tingkat akut akan terasa nyeri pada perut, muntah, dan diare, sementara
keracunan semi akut ditandai dengan sakit kepala dan banyak keluar air ludah.

f. Golongan antikoagulan, gejala yang ditimbulkan seperti nyeri punggung, lambung dan usus,
muntah-muntah, perdarahan hidung dan gusi, kulit berbintik-bintik merah, kerusakan ginjal
Faktor yang menyebabkan keracunan, menurut WHO

1. Dosis
2. Toksisitas pestisida dapat diketahui dari LD 50 oral
dan dermal yaitu dosis yang diberikan dalam
makanan hewan-hewan percobaan yang
menyebabkan 50% dari hewan-hewan tersebut
mati
3. ka waktu atau lamanya terpapar pestisida.
4. Jalan masuk pestisida dalam tubuh
Metode yang digunakan untuk analisis residu
Metode Analisis Pestisida
pestisida bervariasi tergantung pada spesifikasi dan
kondisi sampel yang akan diuji

KCKT Mengetahui kadar residu


pestisida dalam hasil pertanian, Karl Fisher Titrator Digunakan
produk makanan dan minuman, untuk mengetahui kadar air,
peternakan perikanan, tanah dan air pestisida, hasil pertanian, oli, lemak
Limbah CPO (Crude Palm Oil) dsb

Kromatografi Gas,Digunakan untuk


mengetahui kadar residu bahan aktif (mutu
formulasi pestisida) yang beredar di lapangan.
Mengetahui kadar residu pestisida dalam hasil
pertanian, peternakan, perikanan, tanah, air
limbah,
makanan, minuman, muntahan dan cairan
lambung
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai