Anda di halaman 1dari 47

REFRESHING

Telinga
(Anatomi, Fisiologi, Anamnesis
dan Pemeriksaan)

Firdha Triasurya Ramdahni


2010730039

Pembimbing:
Dr. Dian Nurul Al Amini, Sp. THT
Anatomi

Telinga dibagi atas telinga luar, telinga


tengah dan telinga dalam.
Telinga Luar (1)

Telinga luar atau pinna (aurikula = daun telinga)


terdiri dari daun telinga sampai membran timpani.
Telinga luar terdiri dari daun telinga.
Telinga Luar (2)

Daun telinga terdiri dari tulang rawan elastin dan


kulit. Liang telinga berbentuk huruf S, dengan
rangka tulang rawan pada sepertiga bagian luar,
sedangkan duapertiga bagian dalam rangkanya
terdiri dari tulang. Panjangnya kir-kira 2 -3 cm.
Telinga Luar (3)

Pada sepertiga bagian luar kulit liang telinga


terdapat banyak kelenjar serumen (kelenjar
keringat) dan rambut. Kelenjar keringat terdapat
pada seluruh kulit liang telinga.

Pada duapertiga bagian dalam hanya sedikit


dijumpai kelenjar serumen.
Telinga Tengah (1)

Telinga tengah berbentuk kubus dengan:


Bagian luar : membran timpani
Bagian depan : tuba eustachius
Batas bawah: vena jugularis (bulbus jugulari)
Batas belakang: aditus ad antrum, kanalis fasialis
pars vertikularis.
Telinga Tengah (2)

Batas atas : tegmen timpani (meningen/otak)

Batas dalam : berturut-turut dari atas kebawah


kanalis semisirkularis horizontal, kanalis fasialis,
tingkap lonjong (oval window), tingkap bundar
Membran timpani
Membran timpani
berbentuk bundar
dan cekung bila
dilihat dari arah
liang telinga dan
terlihat oblik
terhadap sumbu
liang telinga.
Bagian atas disebut
pars flaksida
(membran
Shrapnell), sedang
bagian bawah pars
tensa (membran
Membran timpani dibagi dalam 4 kuadran,
dengan menarik garis searah dengan prosesus
longus maleus dan garis yang tegak lurus pada
garis itu di umbo.
Tulang pendengaran didalam
telinga tengah saling
berhubungan.

Prosesus longus maleus


melekat pada membran
timpani, maleus melekat
pada inkus dan inkus
melekat pada stapes.

Stapes terletak pada tingkap


lonjong (oval window) yang
berhubungan dengan koklea.
Hubungan antar tulang-
tulang pendengaran
merupakan persendian.
Telinga Dalam
Telinga dalam berisi
dua sistem sensorik
yang berbeda:
koklea, yang
mengandung
reseptor-reseptor
untuk mengubah
gelombang suara
menjadi impuls-
impuls saraf,
sehingga dapat
mendengar; dan
apparatus
vestibularis, yang
penting untuk sensasi
keseimbangan.
Pada irisan melintang koklea tampak skala vestibuli sebelah atas,
skala timpani disebelah bawah dan skala media (duktus kolearis)
diantaranya. Skala vestibuli dan skla timpani berisi perilimfa,
sedangkan sekala media berisi endolimfa. Hal ini penting untuk
pendengaran.

Dasar skala vestibuli disebut juga sebagai membran vestibuli


(Reissners membrane), sedangkan dasar skala media adalah
membran basalis. Pada membran ini terletak organ corti.
Pada skala media terdapat bagian yang berbentuk
lidah yang disebut dengan membrana tektoria dan
pada membran basal melekat sel rambut yang terdiri
dari sel rambut dalam, sel rambut luar dan kanalis
corti, yang membentuk organ corti.
Labirin terdiri dari labirin statis yaitu utrikulus dan sakulus
yang merupakan pelebaran labirin membran yang terdapat
dalam vestibulum labirin tulang. Pada setiap pelebarananny
terdapat makula utrikulus yang didalamnya terdapat sel-sel
reseptor keseimbangan.
Labirin kinetik terdiri daritiga kanalis semisikularis dimana
pada tiap kanalis terdapat kista ampularis yang terdiri dari
sel-sel reseptor keseimbangan dan seluruhnya tertutup oleh
suatu substansi gelatin yang disebut kupula.
FISIOLOGI (1)
Ditangkapnya energi bunyi oleh daun telinga
dalam bentuk gelombang yang dialirkan
melalui udara atau tulang ke koklea

Getaran tersebut menggetarkan membran timpani

Diteruskan ke telinga tengah melalui rangkaian


tulang pendengaran yang akan mengaplifikasi
getaran melalui daya ungkit tulang pendengaran
FISIOLOGI (2)
Energy getar yang telah di amplifikasi ini akan
diteruskan ke stapes yang menggerakan tingkap
lonjong sehingga perilimfa pada skala vestibule
bergerak
Getaran di teruskan melalui Proses ini
membran Reissner yang merupakan
rangsang
mendorong endolimfa, mekanik yang
sehingga akan menimbulkan menyababkan
gerak relative antara terjadinya
membrane basilaris dan defleksi
membrane tektoria sterosilia sel-sel
depolarisasi sel rambut rambut,
sehingga kanal
ion bermuatan
listrik dari
FISIOLOGI (3)
Dilepaskannya neurotransmitter ke dalam
sinapsis yang akan menimbulkan potensial
aksi pada saraf auditorius

Nucleus auditorius sampai ke korteks


pendengaran (area 39 40) d lobus
temporalis
FISIOLOGI (4)
Keseimbangan
Keseimbangan dan orientasi tubuh
seseorang terhadap lingkunan di
sekitarnya tergantung pada
Reseptor Organ Proprioseptif
vestibular di Visual
labirin

Di olah di Sisten Saraf


Pusat

FKUI. Halaman 94-97


Gerakan atau perubahan kepala dan tubuh akan
menimbulakan perpindahan cairan atau endolimfa dilabirin
dan selanjutnya silia sel rambut akan menekuk. Tekukan
silia menyebabkan permeabilitas membrane sel berubah,
sehingga ion kalsium akan masuk ke dalam sel yang
menyebabkan terjadinya proses depolarisasi dan akan
merangsang penglepasan neurotransmitter eksitator yang
VIDEO PENDENGARAN
VIDEO VESTIBULAR
Anamnesis
Anamnesis yang terarah diperlukan untuk menggali
lebih dalam dan lebih luas keluhan utama pasien.
Keluhan utama telinga dapat berupa:
1. Gangguan pendengaran/ pekak (tuli), bila ada
keluhan pendengaran perlu ditanyakan;
2. Suara berdenging/berdengung (tinnitus);
3. Rasa pusing yang berputar (vertigo);
4. Rasa nyeri di dalam telinga (otalgia);
5. Keluar cairan dari telinga (otore)
Gangguan pendengaran/ pekak (tuli), bila
ada keluhan pendengaran perlu ditanyakan;
Apakah keluhan tersebut pada satu atau kedua telinga?
Timbul tiba-tiba atau bertambah berat secara bertahap?
Sudah berapa lama di derita?
Ada riwayat trauma kepala, telinga tertampar, trauma
akustik, terpajan bising?
Ada pemakaian obat yang bersifat ototoksik?
Pernah menderita penyakit infeksi virus seperti
parotitis, influenza berat dan meningitis?
Apakah gangguan pendengaran ini diderita dari bayi?
(Anak)
Pada orang dewasa tua perlu ditanyakan apakah
gangguan ini lebih terasa ditempat yang bising atau di
tempat yang tenang?
Suara
berdenging/berdengung
(tinnitus);
Pada satu sisi atau kedua telinga?
Apakah tinnitus ini disertai dengan gangguan
pendengaran?
Apakah disertai dengan pusing berputar
(vertigo)?
Rasa pusing yang berputar
(vertigo);
Kapan dimulai serangan pertama?
Sudah berapa kali serangan sampai sekarang
ini?
Apakah intensitas beratnya serangan apakah
tetap, makin berat atau bahakan menurun?
Ada rasa seperti akan jatuh?
Adakah keluhan mual muntah?
Adakah keluhan rasa penuh ditelinga?
Apakah keluhan ini timbul pada posisi kepala
tertentu?
Rasa nyeri di dalam telinga
(otalgia);

Apakah pada telinga kiri atau kanan?


Sudah berapa lama?
Ada keluhan di gigi/tonsil, telinga?
Keluar cairan dari telinga
(otore)

Apakah secret ini keluar dari satu atau kedua


telinga?
Disertai nyeri atau tidak?
Sudah berapa lama?
Berbau? Warna dari sekretnya?
PEMERIKSAAN TELINGA

Pasien duduk dengan posisi badan


condong sedikit kedepan dan kepala
lebih tinggi sedikit dari kepala
pemeriksa untuk memudahkan melihat
liang telinga dan membran timpani.
Pemeriksaan
A. Pendengaran
Alat yang diperlukan untuk pemeriksaan telinga adalah lampu
kepala, corong telinga, otoskop, pelilit kapas, pengait serumen,
pinset telinga dan garpu tala.
-. Inspeksi dan palpasi
-. Uji pendengaran, memakai garputala dan dari hasil
pemeriksaan dapat diketahui jenis ketulian, apakah tuli
konduktif atau tuli perseptif (sensorineural). Uji penala yang
dilakukan sehari-hari adala uji pendengaran Rinne, Weber dan
Tes Schwabach.
-. Otoskopi adalah pemeriksaan telinga denganmenggunakan
otoskop, terutama untuk melihat gendang telinga.
B. Keseimbangan
-. Uji Romberg, Uji berjalan (Stepping Test) dan Pemeriksaan
fungsi serebelum
Inspeksi Telinga Luar
Inspeksi Telinga Luar

Perikondri
tis

Microtia
Daun grade III atau
Telinga atresia liang
telinga

Serumen
Derajat Microtia (1)

Derajat I : Jika telinga luar terlihat normal,


namun memiliki ukuran yang lebih kecil dari
telinga normal. Seluruh struktur telinga luar
ada pada derajat 1.

Derajat II : jika terdapat defisiensi struktur


telinga seperti tidak terbentuknya skapa, lobul,
heliks atau konka. Ada struktur normal telinga
Derajat Microtia (2)

Derajat III : terlihat seperti bentuk kacang


tanpa struktur telinga. Telinga hanya tersusun
dari kulit dan kartilago. Tidak ada kanal
disebut juga atresia telinga.

Derajat IV : ketiadaan dari telinga luar dan


kanal disebut juga dengan anotia
Hemato
ma

Fistula Preaurikuler
Daun
Telinga
Sekret/ Nanah

Mastoiditis
Inspeksi Liang Telinga

Membran timpani
normal

Serangga
Liang
Telinga

Benda
asing

Gendang Telinga perforasi


Inspeksi Liang Telinga

Hiperemia
pada Otitis
media akut
Liang
Telinga

Stadium
supurasi
(bulging)
Pendengaran
TES PENALA (1)
Tes Rinne ialah tes untuk membandingkan
hantaran melalui udara dan hantaran melalui
dengan telinga kanan.
Penala digetarkan, tangkainya diletakkan di
prosesus mastoid, setelah tidak terdengar penala
dipegang di depan telinga kira-kira 2 cm. bila
masih terdengar disebut Rinne positif (+), bila
tidak terdengar disebut Rinne negative (-).
TES PENALA (2)
Tes Weber ialah tes pendengaran untuk
membandingkan hantaran tulang telinga kiri dengan
telinga kanan.
Penala digetarkan dan tangkai penala diletakkan di
garis tengah kepala (di verteks, dahi, pangkal hidung,
ditengah-tengah gigi seri atau dagu).
Apabila bunyi penala terdengar lebih keras pada salah
satu telinga disebut Weber lateralisasi ke telinga
tersebut. Bila tidak dapat dibedakan kearah telinga
mana bunyi terdengar lebih keras disebut Weber tidak
ada lateralisasi.
TES PENALA (3)
Tes Schwabach ialah tes untuk membandingkan hantaran
tulang orang yang diperiksa dengan pemeriksa yang
pendengarannya normal.
Penala digetarkan, tangkai penala diletakkan pada prosesus
mastoideus sampai tidak terdengar bunyi. Kemudian tangkai
penala segera dipindahkan pada proseus mastoideus telinga
pemeriksa yang pendengarannya normal.
Bila pemeriksa masih dapat mendengar disebut Schwabach
memendek, bila pemeriksa tidak dapat mendengar,
pemeriksaan diulang dengan cara sebaliknya yaitu penala
diletakkan pada prosesus mastoideus pemeriksa lebih dulu.
Bila pasien masih dapat mendengar bunyi Schwabach
memanjang dan bila pasien dan pemeriksa kira-kira sama-
sama mendengarnya disebut dengan Schwabach sama
dengan pemeriksa.
Interpretasi tes
Pendengaran
Tes Rinne Tes Weber Tes Diagnosis
Schwabach
Positif Tidak ada Sama dengan Normal
lateralisasi pemeriksa
Negative Lateralisasi Memanjang Tuli Konduktif
ketelinga yang
sakit
Positif Lateralisasi Memendek Tuli
ketelinga yang Sensorineural
sakit
Catatan: pada tuli konduktif < 30 dB, rinne bisa masih
positif
TES PENALA (4)
Tes Bing (tes Oklusi)
Cara pemeriksaan : Tragus telingan yang
diperiksa ditekan sampai menutup liang telinga,
sehingga terdapat tuli konduktif kira-kira 30 dB.
Penala digetarkan dan diletakkan pada
pertengahan kepala (seperti pada tes Weber).
Penilaian : Bila terdapat lateralisasi ke telinga
yang ditutup, berarti telinga tersebut normal.
Bila bunyi pada telinga yang ditutup tidak
bertambah keras, berarti telinga tersebut
menderita tuli konduktif.
TES PENALA (5)
Tes Stenger ; digunakan pada pemeriksaan tuli
anorganik (simulasi atau pura-pura tuli).
Misalnya pada seseorang yang berpura-pura tuli pada
telinga kiri. Dua buah penala yang identic digetarkan
dan masing-masing diletakkan di depan telinga kiri dan
kanan, dengan cara tidak kelihatan oleh yang diperiksa.
Penala pertamadigetarkan dan diletakkan di depan
telinga kanan (yang normal) sehingga terdengar jelas.
Kemudian penala yang keduadigetarkan lebih keras dan
diletakkan di depan telinga kiri (yang pura-pura tuli).
Apabila kedua telinga normal karena efek masking,
hanya telinga kiri yang mendengar bunyi; jadi telinga
kanan tidak akan mendengar bunyi.
Tetapi bila telinga kiri tuli, telinga kanan tetap
mendengar bunyi.
Tes Keseimbangan (1)

Pemeriksaan fungsi serebelum. Seperti: Past


Pointing test, dilakukan dengan merentangkan
tangan diangkat tinggi, kemudian telunjuk
menyentuh telunjuk yang lain dengan mata
tertutup, tes jari hidung, dilakukan pada posisi
duduk pasien diminta menunjuk hidung dengan
jari dalam keadaan mata terbukan dan tertutup.
Tes Keseimbangan (2)
Uji Romberg: Berdiri, lengan
dilipat di dada, mata ditutup
dapat dipertajam (Sharp
Romberg) dengan memposisikan
kaki tandem depan belakang,
lengan dilipat didada, mata
tertutup. Pada orang normal
dapat berdiri lebih dari 30 detik.
Uji berjalan (Stepping Test) :
berjalan di tempat 50 langkah,
bila tempat berubah melebihi
jarak 1 meter dan badan
berputar lebih dari 300 berarti
sudah terdapat gangguan
keseimbangan.
Daftar Pustaka
Buku Ajar Ilmu Kesehatan. Telinga
Hidung Tenggorok, Kepala dan Leher.
Cetakan ke 6 2011. FK UI.
Sherwood, lauralee.2001. Fisiologi
Manusia Dari Sel ke Sistem edisi 2.
Jakarta: EGC
Atlas Anatomi Manusia Sobbota. Jilid 1.
Edisi 21. Jakarta : EGC
Boies, Lawrence dkk. Buku Ajar
Penyakit THT. Edisi 6. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai