Anda di halaman 1dari 32

SISTEM

TRANSPORT SEL

Fakultas Farmasi UMP


Sistem Transport Sel

1. Pengaturan tekanan osmotik sel


2. Endositosis
3. Eksositosis
4. Sistem transport aktif dan pasif
(difusi terfasilitasi)
Osmosis

Osmosis adalah perpindahan molekul


air menyebrangi suatu membran
semipermeabel
Molekul air bergerak secara acak
dengan menggunakan energi kinetik
dalam jumlah tertentu.
Air suling terpisah oleh suatu
membran semipermeabel

Molekul air bergerak dari satu


sisi membran ke sisi yang lain,
tapi tidak terjadi Osmosis
potensial osmosisnya = 0
Bila suatu senyawa terlarut dalam air,
energi kinetik dari molekul air akan
menjadi lebih rendah potensial
osmosis air menjadi negatif

Hal ini terjadi karena beberapa molekul air menempel


pada permukaan molekul senyawa lain itu
Molekul air selalu bergerak dari
potensial osmosis kurang negatif ke
potensial osmosis yang lebih
negatif
Net osmosis

= LN MN
Potensi osmosis dari suatu
sel dinamakan WATER
POTENTIAL. Pada sel
hewan, water potensial sel
= potensial osmosis
sitoplasma
Sel hewan dengan
water potential 50
diletakkan dalam suatu
larutan
Jika potensi
osmosis larutan
lebih negatif
dibanding water
potential
sitoplasma
(larutan bersifat
Water potential hipotonis), akan
sitoplasma = -50 terjadi
endosmosis air
Osmotic potential akan masuk ke
larutan = -20 dalam sel dan
menyebabkan
haemolysis (sel
Jika potential
osmosis larutan
lebih negatif
dibanding
water potential
sitoplasma
(larutan
hipertonis),
akan terjadi
Water potential eksosmosis
sitoplasma= -50 terjadi
crenation (the
Osmotic potential cell will shrivel
larutan = -80 up)
Jika
potensial
osmosis
larutan
sama
dengan
water
potential
sitoplasma
Water potential
sitoplasma= -50
(larutan
isotonis)
Osmotic potential tidak
larutan = -50
terjadi
osmosis.
Pada sel hewan, water potential
sama dengan potensial osmosis
sitoplasma. Pada sel tumbuhan
berbeda
Sel tumbuhan memiliki dinding sel
yang bisa menahan tekanan saat
sel turgid. Hal ini dinamakan
Potensial Tekanan
Water potential sel tumbuhan
sama dengan potensi osmosis
sitoplasma ditambah dengan
potensial tekanan dinding sel

W.P.= O.P. + P.P.


Sel tumbuhan dengan
water potential 50
diletakkan dalam suatu
larutan
Jika larutan
hypotonis,
terjadi
endosmosis
dan sel
menjadi turgid.

Water potential
sitoplasma = -50
Osmotic potential larutan
= -20
Jika larutan
hipertonis,
terjadi
eksosmosis dan
menyebabkan
terjadinya
plasmolisis
Water potential
sitoplasma = -50 (membran sel
lepas dari
Osmotic potential
dinding sel. Sel
larutan = -80
tetap utuh.
Jika larutan
isotonis, tidak
terjadi
osmosis.
Water potential
sitoplasma = -50
Osmotic potential
larutan = -50
Osmosis pada Sel Hewan
dan Tumbuhan
Osmosis pada Sel Hewan
dan Tumbuhan

Isotonic

Hypertonic

Hypertonic

Hypotonic
Hypotonic
Perpindahan Senyawa Menembus
Membran Sel
Membran plasma
memiliki fungsi ganda
Mempertahankan
senyawa yang
terlarut di sitoplasma
Memungkinkan
pertukaran
senyawa:
Pasif
Aktif
Proses Perpindahan Molekul

1. Difusi sederhana melalui lipid bi-


layer
2. Difusi sederhana melalui channel
air-protein
3. Difusi terfasilitasi
4. Transport Aktif
Perpindahan Senyawa Menembus
Membran Sel
Senyawa tak bermuatan berpindah
melalui difusi
Senyawa bermuatan menggunakan 2
macam gradien
Gradien kimia
Gradien potensi listrik

Keduanya bila bergabung dinamakan


gradien elektrokimia
Difusi
Kecepatannya tergantung pada polaritas dan ukuran
molekul
Polaritas diperkirakan dengan menggunakan koefisien
partisi semakin tinggi kelarutannya dalam lemak,
semakin tinggi kecepatan difusinya
Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat pula
pergerakannya menembus membran
Molekul yang mudah berdifusi (highly permeable) antara
lain O2, CO2, NO dan H2O
Molekul polar berukuran besar (gula, intermediet
terfosforilasi) memiliki permeabilitas yang buruk
padahal esensial bagi fungsi sel, sehingga harus
ditransport secara aktif
Difusi Air
Air bergerak menembus membran
jauh lebih cepat dibanding solut
Membrannya adalah membran
semipermeabel
Perpindahan air ini melalui osmosis
Kompartemen dengan kadar solut
lebih tinggi dinamakan hipertonis
Kompartemen dengan kadar solut
lebih rendah dinamakan hipotonis
Difusi Ion
Membran sel impermeabel terhadap
Na+, K+, Ca2+ and Cl-
Channel ion memungkinkan transport
ion-ion tersebut menembus membran
sel
Kebanyakan chanel memiliki bentuk
buka-tutup
Ada 2 macam pintu:
Channel berpintu voltase
Channel berpintu ligan
Channel Ion
Difusi Ion K+
Merupakan channel berpintu Voltase
Semua channel ini memiliki arsitektur yang mirip
memiliki ujung N- and C- yang berada dalam
sitoplasma
Satu channel tersusun oleh 4 subunit polipeptida yang
identik
Subunit-subunit tersebut tertata secara simetris
disekitar pori
Antara S5 dan S6 terdapat H5 (juga dinamakan P)
tertanam ditengah-tengah dan membentuk pori
Daerah P memiliki pentapeptida Thr-Val-Gly-Tyr-Gly
yang merupakan filter selektif bagi ion K+
S4 memiliki muatan positif yang berperan sebagai
sensor voltase
Difusi Ion K+
Difusi Ion K+
Difusi Terfasilitasi
Banyak substrat yang secara selektif terikat
pada protein yang tersisip pada membran
sel yang dinamakan facilitative transporter
Facilitative transporter ini memperantarai
pergerakan solut pada 2 arah
Tidak tergantung pada gradien konsentrasi
Contohnya, transporter glukosa
Transporter Glukosa
Transpor yang berkesinambungan
diperoleh melalui fosforilasi glukosa dan
pengaturan gradien glukosa
Glut 4 merupakan transporter glukosa yang
responsif terhadap insulin
Transpor Aktif
Terjadi bila gradien konsentrasi amat kecil
Membutuhkan energi yang berasal dari hidrolisis ATP
Protein dalam transport aktif dinamakan pompa
Dibantu enzim, misalnya Na+/K+ATP-ase yang
dinamakan pompa natrium/kalium (sodium-potassium
pump)
Memperantarai transpor ion pada 1 arah saja
Pada setiap hidrolisis 1 molekul ATP
3 Na+ dipompa keluar
2 K+ dipompa masuk
Pompa Natrium/Kalium

Perubahan konformasi protein akan


merubah afinitasnya terhadap ion
terjadi karena fosforilasi protein
Proses ini memakan kira-kira 1/3 dari
total energi sel hewan

Anda mungkin juga menyukai