Anda di halaman 1dari 31

Tutorial

Terapi Cairan dan Produk


Darah

Oleh :
Adli Wafijabar
Nublah Permata Lestari
Putri Intan Nurrahma
Tiara Putri Noviasari

Kepaniteraan Klinik Stase Ilmu Anastesi


Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih
Universitas Muhammadiyah Jakarta
2017
Komposisi Cairan Tubuh
Distribusi Cairan Tubuh

Antara CES dan CIS dipisahkan oleh membran sel yang sangat
selektif
Transpornya pasif
Adanya protein selular yang Na+ ke ekstrasel, K+ ke intrasel
Antara cairan intravaskular dan interstisial dipisahkan oleh dinding
pembuhluh darah
Transpornya aktif dan pasif
Tekanan hidrostatik, tekanan osmotik
Faktor yang Mempengaruhi
Keseimbangan Cairan

Volume CES
Mengatur tekanan darah
Pengaturan keseimbangan ion Na+

Osmolalitas CES
Mencegah penyusutan dan pembengkakan sel
Klasifikasi Cairan Tubuh
Kompartemen Volume Cairan Presentase Presentase BB
(L) Cairan (%) (%)
Total Cairan 42 100 60
Tubuh
CIS 28 67 40

CES 14 33 20

Plasma 2.8 6.6 (20% CES) 4

Cairan 11.2 26.4 (80% CES) 16


Interstisial
Evaluasi Volume Intravaskular
Anamnesis
Tanda dan Gejala Kehilangan Cairan
Kehilangan Cairan
Tanda 5% 10% 15%

Membran Mukosa Kering Sangat Kering Kering Sekali

Kesadaran Normal Letargis Obtundasi


Perubahan Tidak ada Ada Bermakna
Orthostatik Naik > 15 bpm
Pada HR Turun > 10 mmHg
Pada TD
Ekskresi Urin Sedikit berkurang Berkurang Sangar Berkurang

Laju Nadi Normal atau > 100 bpm > 120 bpm
meningkat
Tekanan Darah Normal Agak berkurang Berkurang
Jenis Cairan Intravena

Kristaloid, Koloid, atau Kombinasi

Cairan kristaloid sama efektifnya dengan koloid dalam mengembalikan


volume vaskular
Mengganti defisit cairan intravaskular dengan cairan kristaloid
memerlukan tiga atau empat kali dibandingkan penggunaan koloid
Pasien-pasien bedah mungkin mengalami defisit CES yang melibihi
defisit cairan intravaskular
Kehilangan cairan intravaskular yang berat dapat lebih cepat dikoreksi
menggunakan larutan koloid
Pemberian segera sejumlah besar kristaloid (> 45 L) lebih sering
menyebabkan edema jaringan.
Komposisi Cairan Kristaloid
Larutan Tonusitas Na+ Cl- K+ Ca2+ Mg2+ Glukosa Laktat Asetat
(mOsm/L) (mEq/L) (mEq/L) (mEq/L) (mEq/L) (mEq/L) (g/L) (mEq/L) (mEq/L)

D5W Hipo (253) 50

NS Iso (308) 154 154 50


D5NS Iso (355) 38.5 38.5 50
Darrow Iso (314) 122 104 35 50 53
D5NS Hiper (586) 154 154 50 28

RL Iso (273) 130 109 4 3 28


RA Iso (273) 130 109 4 3 28
D5RL Hiper (525) 130 109 4 3 50

NS Hipo (154) 77 77

3%S Hiper 513 513


(1026)
5%S Hiper 855 855
(1710)
Plasma Iso (282.6) 146 105 4.2 2.5 27
Cairan Kristaloid

Cairan kristaloid biasa digunakan sebagai cairan resusitasi pasien


dengan perdarahan dan syok sepsis, pasien luka bakar, pasien cedera
kepala.
Pada pasein bedah, kebanyakan kehilangan cairan adalah cairan
isotonik.
Cairan yang paling sering digunakan adalah Ringer Laktat. Cairan
ini sedikit hipotonik, sehingga memiliki efek terhadap CES.
Cairan kristaloid di intravaskular hanya bertahan 2030 menit saja.
Cairan Koloid

Indikasi :
Resusitasi cairan dengan syok
Cairan koloid memiliki di hemoragik, sebelum adanya
intravaskular 36 jam darah untuk transfusi
Albumin, protein plasma, Resusitasi cairan untuk pasien
dextran, hidroksietil starch dengan hipoalbuminemia berat
(HES) atau kondisi yang berhubungan
dengan adanya kehilangan
protein dalam jumlah besar
Terapi Cairan Intraoperatif

Kebutuhan cairan rumatan normal


Tidak adanya intake karena puasa
Pembentukan urine terus berlangsung
Adanya insensible water loss
Defisit yang terjadi selama operasi
Normal maintenance dikalikan lama puasa
Kehilangan cairan ke kompartemen ketiga
Kehilangan Cairan Intraoperat

Kehilangan darah
Memonitor dan memperkirakan kehilangan darah yang terjadi
Wadah suction dan secara visual dari kasa operasi
Kehilangan cairan lainnya
Luka operasi yang besar dan terekspos dalam waktu yang
lama
Pergeseran cairan ke kompartemen ketiga
Penggantian Cairan Intraoperatif

Kehilangan darah harus diganti dengan cairan kristaloid atau


koloid untuk menjaga normovolemia.
Pada kehilangan darah dapat diganti dengan transfusi sel darah
merah.
Transfusi dapat diberikan pada Hb 7-8 g/dL (hematokrit 21-24%)
RL kira-kira 3-4 kali dari banyaknya darah yang hilang, dan cairan
koloid dengan perbandingan 1:1 sampai dicapai Hb yang diharapkan.
Mengganti Kehilangan Darah

Konsentrasi hemoglobin di bawah 7 gr/dL, CO meningkat untuk


mempertahankan delivery oksigen dalam keadaan normal.
Pasien dengan hematokrit normal biasanya perlu menjalani
transfusi bila mengalami perdarahan lebih dari 1020% dari
estimated blood volume (EBV).
Mengganti Kehilangan Darah

Usia Volume Darah


Neonatus
Prematur 95 ml/kg
Cukup Bulan 85 ml/kg
Bayi 80 ml/kg
Dewasa
Laki-laki 75 ml/kg
Perempuan 65 ml/kg
Mengganti Kehilangan Cairan ke
Kompartemen Ketiga

Derajat Trauma Jaringan Cairan yang Dibutuhkan

Minimal (cth : Herniorafi) 02 cc/kg

Sedang (cth : Kolesistektomi) 24 cc/kg

Berat (cth : Diseksi Usus) 48 cc/kg


Transfusi Darah

Golongan Darah
Sistem ABO
Rh
Uji Kompatibilitas
Uji Kompatibilitas

Tujuan
Mencegah reaksi antigen-antibodi
Uji ABO-Rh
mengakibatkan hemolisis intravaskular
diuji dengan antibodi anti-D untuk menentukan Rh
Uji Crossmatch
mendeteksi dalam serum adanya antibodi yang biasanya dihubungkan
dengan reaksi hemolitik non-ABO
mencampur serum pasien dengan sel darah merah dari antigen yang
dikenal
Transfusi Gawat Darurat

Jika jenis golongan pasien sudah diketahui, dapat dilakukan


crossmatch dalam waktu kurang dari 5 menit, dapat
mengkonfirmasikan kompatibilitas ABO.
Jika jenis darah penerima tidak dikenal dan transfusi harus
dimulai sebelum penentuan, jenis O Rh-Negatif darah
mungkin bisa digunakan.
Transfusi Intraoperatif

Packed Red Cell


Fresh Frozen Plasma
Platelet
Granulosit
Packed Red Cells
(PRC)

Ideal untuk pasien yang memerlukan


sel darah merah tetapi tidak
penggantian volume
Fresh Frozen Plasma
(FFP)

Mengandung semua protein plasma dan mencakup


semua faktor pembekuan.
Transfusi FFP diindikasikan untuk pengobatan defisiensi
faktor pembekuan, reverse warfarin therapy, dan koreksi
koagulopati karena penyakit hati
Dosis awal 10-15 mL/kg
Platelet

Diberikan kepada pasien dengan trombositopenia


atau disfungsi platelet dengan pendarahan.
Transfusi platelet profilaktik diindikasikan pada
pasien dengan hitung platelet di bawah 10.000-20.000
karena adanya peningkatan resiko perdarahan
spontan.
Granulosit

Diindikasikan pada pasien neutropenia dengan


infeksi bakteri yang tidak respon dengan antibiotik.
Transfusi granulosit mempunyai masa hidup dalam
sirkulasi sangat pendek, sehingga pemberian transfusi
sehari-hari 1010 granulosit pada umumnya diperlukan.
Komplikasi Transfusi

Imunologis
Infeksi
Transfusi Masif
Imunologi
s

Hemolisis
Hemolisis Akut
Hemolisis Lambat
Non-Hemolisis
Febril
Urtikaria
Anafilaktik
Edema paru
Graft-Vs-Host Disease
Purpura
Imunosupresi
.
Infeksi

Virus
Hepatitis
AIDS
CMV
Parasit
Malaria
Toxoplasmosis
Bakteri
.
Transfusi
Masif

Koagulopati
Intoksikasi sitrat
Hipotermia
Keseimbangan asam-basa
.
Daftar Pustaka

Sherwood, Lauralee. Fluid and Acid-Base Balance dalam Fundamental of Human


Physiology. Fourth Edition. Brooks/Cole Cengange Learning, 2012; 4189.
Price, Sylvia A. Keseimbangan Cairan dan Asam-Basa dalam Patofisiologi : Konsep Klinis
Proses-Proses Penyakit. Volume 1. EGC, 2011; 3089.
Butterworth, John F. Mackey, David C. Wasnick, John D. Fluid Management and Blood
Component Therapy dalam Morgan and Mikhails Clinical Anesthesiology. Fifth Edition.
McGraw-Hill, 2013; 116176.
Leksana, Ery. Terapi Cairan dan Elektrolit. Bagian Anestesi dan Terapi Intensif
Universitas Diponegoro. 2004; 22944.
Harijanto, Eddy. Transfusi Intraoperatif dalam Panduan Tatalaksana Terapi Cairan
Perioperatif. Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Reanimasi. 2010; 14.
Latief, Said A. Suryadi, Kartini A. Dachlan, M Ruswan. Terapi Cairan dalam Pembedahan
dalam Petunjuk Praktis Anestesiologi. Edisi Kedua.2010; 13346.
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai