Anda di halaman 1dari 19

REFRAT

PERSALINAN PRETERM

Oleh
Ferdinand M.Sraun, S.ked
Pembimbing I
dr.Fitri Ria D. Sp.OG
Pembimbing II
dr.Septria Lisa
PENDAHULUAN

Persalinan preterm didefinisikan sebagai kelahiran yang terjadi pada umur kehamilan kurang dari
37 minggu atau 259 hari, penyebab utama morbiditas dan mortalitas neonatal serta menjadi
kerugian kesehatan dalam jangka yang panjang.
Epidemiologi

Angka kejadian persalinan preterm umumnya bervariasi antara 6 15% pada seluruh persalinan.
Diperkirakan terdapat 12.870 persalinan preterm per 1000 kelahiran di seluruh dunia (9,6%), di USA
kejadian persalinan preterm adalah 12 -13%. di Afrika terdapat 4.047 persalinan preterm per 100
kelahiran (11,9%) di Eropa sebesar 466 per 1000 kelahiran (6,2%), di Asia 6.097 per 1000 kelahiran
atau 9,1%, dan di Asia Tenggara 6.097 per 1000 kelahiran (11,1%).

Di Indonesia sendiri angka kejadian persalinan preterm belum dapat dipastikan jumlahnya namun
berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Departemen Kesehatan tahun 2007, proporsi
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Indonesia mencapai 11,5%.
Lima provinsi mempunyai persentase BBLR tertinggi adalah Provinsi Papua (27,0%), Papua Barat
(23,8%), Nusa Tenggara Timur (20,3%), Sumatera Selatan (19,5%), dan Kalimantan Barat (16,6%).
Etiologi
etiologi persalinan preterm tidak terdiagnosis dan umumnya multifaktor.
Kurang lebih 30% persalinan preterm tidak diketahui penyebabnya.
Sedangkan 70% sisanya, disumbang oleh beberapa faktor seperti kehamilan
ganda (30% kasus), infeksi genitalia, ketuban pecah dini, perdarahan
antepartum, inkompetensia serviks, dan kelainan kongenital uterus (20-25%
kasus), Sisanya 15-20% sebagai akibat hipertensi dalam kehamilan,
pertumbuhan janin terhambat, kelainan kongenital dan penyakit-penyakit lain
selama kehamilan.

faktor risiko persalinan preterm

Faktor maternal
Faktor uterus
infeksi
Indikasi Medis dan Obstetris
Preeklampsia, distress janin, kecil masa kehamilan, dan solusio plasenta
merupakan indikasi paling umum atas intervensi medis yang
mengakibatkan persalinan preterm.

Ketuban pecah dini


Didefinisikan sebagai pecahnya ketuban sebelum persalinan dan
sebelum usia kehamilan 37 minggu, ketuban pecah dini prematur
dapat disebabkan oleh beragam mekanisme patologis termasuk infeksi
intraamnion. Faktor lain yang terlibat adalah IMT yang rendah kurang
dari 19,8, kurang gizi, dan merokok.

Persalinan Kurang Bulan


Persalinan kurang bulan dikaitkan dengan beberapa hal, yaitu
withdrawal progesteron, inisiasi oksitosin, dan aktivitas desidua.
Teori withdrawal progesteron menjelaskan bahwa semakin mendekati
proses persalinan sumbu adrenal janin menjadi lebih sensitif terhadap
adrenokortikotropik sehingga meningkatkan sekeresi kortisol.
Infeksi
Infeksi Intra
Intra Uterin
Uterin
Infeksi
Infeksi intra
intra uterin
uterin merupakan
merupakan salah
salah satu
satu penyebab
penyebab terjadinya
terjadinya persalinan
persalinan
preterm.
preterm. Infeksi
Infeksi bakterial
bakterial dalam
dalam uterus
uterus dapat
dapat terjadi
terjadi antara
antara jaringan
jaringan maternal
maternal
dan
dan fetal.
fetal.

Perdarahan Desidua
Perdarahan desidua dapat menyebabkan persalinan preterm. Lesi vaskuler
dari plasenta biasanya dihubungkan dengan persalinan preterm dan ketuban
pecah dini.
Lesi plasenta dilaporkan terjadi pada 34% wanita dengan persalinan
preterm. Lesi ini dapat dikarakteristikkan sebagai kegagalan transformasi
fisiologis dari arteri spiralis, atherosis, dan trombosis arteri ibu atau janin.
DIAGNOSIS

Anamnesis
Anamnesis diperlukan untuk mencari faktor resiko:
Faktor resiko mayor :
Kehamilan multipel, Polihidramniom, Anomali uterus, Dilatasi serviks > 2cm pada usia
kehamilan 32 minggu, Riwayat abortus 2 kali atau lebih pada trimester II, Riwayat
persalinan preterm sebelumnya, Riwayat menjalani prosedur operasi pada serviks (cone
biopsy, loop electrosurgical excision procedure), Penggunaan cocain dan amphetamine,
Operasi besar pada abdomen .

Faktor resiko minor:


Perdarahan pervaginam setelah 12 minggu, Riwayat pyelonephritis, Merokok, Riwayat
abortus.
GEJALA KLINIS

Sering terjadi kesulitan dalam diagnosis ancaman persalinan preterm.


Kontraksi uterus sendiri sulit dibedakan karena adanya kontraksi
braxtons hicks. Kontraksi ini digambarkan sebagai kontraksi yang tidak
teratur, tidak ritmis, tidak begitu sakit atau tidak sakit sama sekali,
namun dapat menimbulkan keraguan besar dalam diagnosis persalinan
preterm.
Beberapa kriteria yang dapat dipakai sebagai ancaman persalinan preterm :
Usia kehamilan antara 20-37 minggu atau 140 dan 259 hari.
Kontraksi uterus (his) yang teratur yaitu berulang 7-8 kali atau 2-3 kali dalam
10 menit.
Merasakan gejala seperti kaku di perut, menyerupai rasa kaku seperti
menstruasi, rasa tekanan intrapelvik, nyeri punggung bawah (low back pain).
Mengeluarkan lendir bercampu darah pervaginam.
Pemeriksaan dalam menunjukkan serviks telah mendatar 50-80%, atau telah
terjadi pembukaan sedikitnya 2 cm.
Selaput amnion sering kali telah pecah.
Presentasi janin rendah, sampai mencapai spina ischiadika.
American Academy of Pediatrics dan The American College of
Obstreticians and Gynecologists,

Kontraksi yang terjadi 4 kali dalam 20 menit atau 8 kali dalam 60


menit dan perubahan progresif pada serviks.
Dilatasi serviks lebih dari 1 cm.
Pendataran serviks sebesar 80% atau lebih.
Penatalaksanaan
Manajemen persalinan perterm (P.O.G.I, 2011):
1. Tirah baring (Bedrest)
2. Hidrasi dan sedasi
3. Pemberian tokolitik
4. Pemberian steroid
5. Pemberian antibiotik
6. Emergency Cerclage
7. Perencanaan persalinan
komplikasi

Komplikasi pada ibu :


Pada ibu setelah persalinan preterm, infeksi endometrium lebih sering
terjadi sehingga menyebabkan sepsis dan lambatnya penyenbuhan
luka episiotomy.
Komplikasi pada bayi
Pencegahan
Intervensi yang dilakukan untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas
yang beruhungan dengan persalinan preterm
Kesimpulan
Partus prematurus atau persalinan prematur merupakan dimulainya
kontraksi uterus yang teratur disertai pendataran dan atau dilatasi
serviks serta turunnya bayi pada wanita hamil yang lama
kehamilannya kurang dari 37 minggu (kurang dari 259 hari) dari hari
pertama haid terakhir.
Persalinan preterm menjadi masalah obstetri penting sebab menjadi
salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas perinatal.
Pengenalan faktor resiko dan identifikasi penyebab terjadinya
persalinan preterm adalah penting dalam upaya pencegahan terhadap
terjadinya persalinan preterm yang dapat dijelaskan kepada ibu hamil
melalui komunikasi, informasi, dan edukasi.
Wanita yang diketahuin beresiko mengalami persalinan preterm dan
mereka yang diketahui memiliki tanda dan gejala persalinan preterm
telah menjadi kandidat penerima intervensi yang dimaksudkan untuk
meningkatkan prognosis neonatus. Jika tidak ada indikasi ibu atau janin
yang mengharuskan pelaksanaan persalinan yang disengaja, maka
intervensi dimaksudkan untuk mencegah persalinan kurang bulan.
Intervensi medik yang dilakukan adalah pemberian tokolisis,
kortikosteroid, dan antibiotik.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai