Anda di halaman 1dari 14

MEDIA

PEMBELAJARAN
MENUMBUHKAN
KESADARAN
BERKONSTITUSI
KOMANDO GINTING,
S.Pd
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

3. Memahami pengetahuan 3.2 Memahami sejarah


( faktual, konseptual, dan perumusan dan pengesahan
prosedural) berdasarkan rasa Undang Undang Dasar
ingin tahunya tentang ilmu Negara Republik Indonesia
pengetahuan, teknologi, seni, Tahun 1945
budaya terkait fenomena dan 3.3 Memahami isi alinea
kejadian tampak mata Pembukaan Undang Undang
Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
Perumusan UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
Pembahasan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945
dilakukan dalam sidang BPUPKI, sidang
pertama pada 29 Mei-1 Juni 1945 lalu
dilanjutkan pada sidang kedua pada 10-17
Juli 1945. Dalam sidang pertama dibahas
mengenai dasar negara sedangkan
pembahasan rancangan Undang- Undang
Dasar dilakukan pada sidang yang kedua.
Pada sidang BPUPKI tanggal 10 Juli 1945, setelah dibuka
oleh ketua dilanjutkan dengan pengumuman penambahan
anggota baru, yaitu Abdul Fatah Hasan, Asikin Natanegara,
Surio Hamidjojo, Muhammad Noor, Besar, dan Abdul Kaffar.
Kemudian Ir. Soekarno selaku Ketua Panitia Kecil
melaporkan hasil kerjanya, bahwa Panitia Kecil sudah
menerima usulan-usulan mengenai Indonesia merdeka yang
digolongkannya menjadi sembilan kelompok, yaitu: usulan
yang meminta Indonesia merdeka selekas-lekasnya, usulan
tentang dasar negara, usulan mengenai unifikasi atau
federasi, usulan mengenai bentuk negara dan kepala
negara, usulan mengenai warga negara, usulan mengenai
daerah, usulan mengenai agama dan negara, usulan
mengenai pembelaan negara, dan usulan mengenai
keuangan.
Ketika akan mengambil pemungutan suara untuk
menentukan bentuk negara, para pendiri negara diliputi
suasana yang penuh dengan permufakatan, tanggung
jawab, toleransi, dan religius
Pada sidang BPUPKI tanggal 11 Juli
1945, setelah mendengarkan pandangan
dan pemikiran 20 orang anggota, maka
dibentuklah tiga Panitia Kecil, yaitu:
1. Panitia Perancang Undang-Undang
Dasar, dengan ketua Ir. Soekarno.
2. Panitia Perancang Keuangan dan
Perekonomian, dengan ketua Moh.
Hatta.
3. Panitia Perancang Pembelaan Tanah Air,
dengan ketua Abikusno Tjokrosujoso.
Pada tanggal 11 Juli 1945, Panitia
Perancang Undang-Undang Dasar
melanjutkan sidang yang antara lain
menghasilkan kesepakatan:
1. Membentuk Panitia Perancang
Declaration of Rights, yang
beranggotakan Subardjo, Sukiman, dan
Parada Harahap.
2. Bentuk Unitarisme.
3. Kepala Negara di tangan satu orang,
yaitu Presiden.
4. Membentuk Panitia Kecil Perancang
Undang-Undang Dasar, yang diketuai
oleh Supomo
Pada tanggal 14 Juli 1945, BPUPKI mengadakan
sidang dengan agenda Pembicaraan mengenai
pernyataan kemerdekaan. Sedangkan sidang pada
tanggal 15 Juli 1945 melanjutkan acara
Pembahasan Rancangan Undang-Undang Dasar.
Setelah Ketua Perancang Undang-Undang Dasar,
Soekarno memberikan penjelasan naskah yang
dihasilkan dan mendapatkan tanggapan dari Moh.
Hatta, lebih lanjut Soepomo, sebagai Panitia Kecil
Perancang Undang-Undang Dasar, diberi
kesempatan untuk memberikan penjelasan pada
naskah Undang-Undang Dasar.
Naskah Undang-Undang Dasar akhirnya diterima
dengan suara bulat pada Sidang BPUPKI tanggal 16
Juli 1945.
Penetapan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945
Sehari setelah Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia, Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI) yang menggantikan BPUPKI,
yakni pada tanggal 18 Agustus 1945 melakukan
sidang. Keputusan sidang PPKI adalah sebagai
berikut.
1. Mengesahkan UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
2. Menetapkan Ir. Soekarno sebagai presiden dan
Drs. Moh. Hatta sebagai wakil presiden
Republik Indonesia.
3. Membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat.
Arti Penting UUD Negara Republik
Indonesia untuk Bangsa dan Negara
Indonesia
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 berisi pola dasar kehidupan
bernegara di Indonesia. Semua peraturan
perundang-undangan yang dibuat di Indonesia
tidak boleh bertentangan dengan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945. Semua peraturan perundangundangan
yang dibuat di Indonesia wajib berpedoman pada
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
Sebagai warga negara Indonesia kita patuh pada
ketentuan yang terdapat dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Kepatuhan warga
negara pada Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 akan mengarahkan kita pada
kehidupan yang tertib dan teratur. Ketertiban dan
keteraturan dalam kehidupan bernegara akan
memudahkan kita mencapai masyarakat yang sejahtera.
Sebaliknya bila Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 tidak dipatuhi, maka kehidupan
bernegara kita mengarah pada ketidakharmonisan.
Akibatnya bisa terjadi perang saudara. Siapa yang
dirugikan? Semua warga negara Indonesia. Karena hal itu
dapat mengakibatkan tidak terwujudnya kesejahteraan.
Bahkan mungkin bubarnya Negara Republik Indonesia.
Marilah kita berkomitmen untuk melakukan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Peran Tokoh Perumus UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
Tokoh bangsa dan pendiri negara Indonesia adalah
putra terbaik bangsa yang mempunyai kemampuan dan
visi ke depan untuk kebaikan bangsa Indonesia. Anggota
BPUPKI adalah tokoh bangsa Indonesia dan orang-orang
yang terpilih serta tepat mewakili kelompok dan
masyarakatnya pada saat itu. Anggota BPUPKI sudah
mewakili seluruh wilayah Indonesia, suku bangsa, golongan
agama, dan pemikiran yang berkembang di masyarakat
saat itu. Ada dua paham utama yang dimiliki pendiri negara
dalam sidang BPUPKI, yaitu nasionalisme dan agama.
Pendiri negara yang didasarkan pemikiran nasionalisme
menginginkan negara Indonesia yang akan dibentuk adalah
negara nasionalis atau negara kebangsaan, sedangkan
golongan agama menginginkan didasarkan salah satu
agama. Berbagai perbedaan di antara anggota BPUPKI
dapat diatasi dengan sikap dan perilaku pendiri negara
yang mengedepankan kepentingan bangsa dan negara di
atas kepentingan pribadi dan golongan.
BPUPKI melakukan sidang dengan
semangat kebersamaan dan
mengedepankan musyawarah dan
mufakat. Ir. Soekarno dalam sidang
BPUPKI tanggal 1 Juni 1945 menyatakan,
. . . Kita hendak mendirikan negara
Indonesia, yang bisa semua wajib
melakukannya. Semua buat semua!. . .
Dari pendapat Ir. Soekarno itu jelas terlihat
bahwa para pendiri negara berperan
sangat besar dalam mendirikan negara
Indonesia, terlepas dari para pendiri
negara itu mempunyai latar belakang suku
dan agama yang berbeda.
Dalam Persidangan PPKI, para tokoh pendiri
negara memperlihatkan kecerdasan, kecermatan,
ketelitian, tanggung jawab, rasa kekeluargaan,
toleransi, dan penuh dengan permufakatan
dalam setiap pengambilan keputusan. Sikap
patriotisme dan rasa kebangsaan antara lain
dapat diketahui dalam pandangan dan pemikiran
mereka yang tidak mau berkompromi dengan
penjajah dan bangga sebagai bangsa yang baru
merdeka.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai