Anda di halaman 1dari 11

Case 30

Anamnesis
23 tahun perempuan kauskasian, G1P0 H. 33
mgg dalam persiapan untuk induksi persalinan
karena preeklamsia berat. Pasien dalam
penggunaan epidural kateter selama 20 menit.
DJJ bayi dalam keadaan normal namun
terdapat deselerasi memanjang hingga 60
detak per menit selama 3 menit. Dilakukan
pemeriksaan vagina dan didapatkan keluarnya
tali pusat, pembukaan lengkap , kepala bayi
setinggi stasion +2. Sekarang menit ketujuh
dan DJJ tetap di 60s.
Kesimpulan : Nulipara dengan preeklamsia H.33
mgg terinduksi oxytocin. Telah mencapai kala 2
dengan keadaan bayi teriindikasi untuk persalinan
lancar.

Diagnosis : deselerasi memanjang DJJ pada kala 2

Langkah yang diambil : persalinan dengan bantuan


forceps

Complication : perdarahan jalan lahir, kemungkinan


trauma pada spingter ani dengan gambaran partus
macet. Bayi dapat trauma dan hipoksia.
Pemikiran
Etiologi dalam deselerasi DJJ tidak jelas

Diagnosa banding lepasnya plasenta

Komblikasi tali pusat : kompresi


tersembunyi, tali pusat yang ketat dan
lilitan pada tali puat.

Management terbaik adalah pengggunaan


forsep pada persalinan.
Pendekatan persalinan operatif pervaginam

Engagement : diameter biparietal telah


melewati rongga panggul (ketika ujung
kepala berada atau dibawah station 0)

Deselerasi Memanjang : Gambaran visual


penurunan DJJ dari baseline sejauh 15 bpm
selama 2 menit , namun 10 menit

Persalinan forsep rendah : dilakukan ketika


bagian terdepan tulang kepala bayi berada
+ 2cm dan tidak berada pada dasar panggul.
Pendekatan Klinis
Langkah awal mematikan oxytocin,
reposisi, berikan oxygenisasi sudah harus
dilakukan

Ketika DJJ tetap rendah dalam 7 menit,


lakukan intervensi.

Prematur merupakan kontraidikasi dari


ekstraksi vakum.

Sebelum menggunakan forseps, skrining


cepat prasyarat persalinan dibantu forsep.
Harus dipastikan bahwa ubun-ubun posterior
berada satu jari di atas dasar panggul dan bahwa,
jika bilah fenestra digunakan, jari operator tidak
dapat dimasukkan ke dalam posterior fenestra

Rotasi kepala bayi bila dibutuhkan

Setelah menilai ulang tindakan, traksi dapat


dilakukan dengan menggunakan manuver Pajot-
Saxtorph atau Bill axis traksi.

Episiotomi dapat dilakukan sesuai penilaian


operator
Persalinan dengan forsep di United States hanya 1 %
dibandingkan persalinan sesar 32 %, relatif sedikit yang
mempertahankan dan memiliki skill dan teknik ini.

Kematian bayi pada persalinan pervaginam operatif dapat


dikurangi dengan melakukan penilaian dan penggunaan
teknik yang baik.

Penggunaan ekstraksi vakum tidak dillakukan pada gestasi


dibawah 34 mg. insidensi distosia bahu lebih sering terjadi
pada ekstraksi vakum dibanding penggunaan forsep.

Di US dan beberapa negara teknik persalinan operatif


pervaginam sudah tergantikan dengan operasi sesar
dikarenakan keuntungan yang didapat bagi ibu dan bayi lebih
besar.

Anda mungkin juga menyukai