Anda di halaman 1dari 32

BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA (BPH)

Perceptor
dr. Mars Dwi Tjahjo, Sp.U
oleh :

Eduard, S.Ked
Ferina Nur Haqiqi, S.Ked
Hera Julia Garamina, S.Ked

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
RSUD dr. H. ABDUL MOELOEK
BANDAR LAMPUNG
2016
BPH DEFINISI
Adalah
proliferasi
abnormal dari
sel-sel prostat
yang bersifat
jinak. Terjadi
pada laki-laki
berusia di atas
50 tahun yang
menyumbat
saluran kemih.
NORMAL TIDAK
NORMAL (BPH)
PREVALENSI
Angka kejadian BPH di Indonesia yang pasti
belum pernah diteliti.
Penduduk Indonesia yang berusia tua
jumlahnya semakin meningkat, diperkirakan
sekitar 5% atau kira-kira 5 juta pria di Indonesia
berusia 60 tahun atau lebih dan 2,5 juta pria
diantaranya menderita gejala saluran kemih
bagian bawah (Lower Urinary Tract
Symptoms/LUTS) akibat BPH.
Prevalensi BPH yang bergejala pada pria
berusia 40-49 tahun mencapai hampir 15%,
usia 50-59 tahun prevalensinya mencapai
hampir 25%, dan pada usia 60 tahun mencapai
angka sekitar 43%.
ETIOLOGI
Umur
Pria berumur lebih dari 50 tahun,
kemungkinannya memiliki BPH
adalah 50%.
Ketika berusia 8085 tahun,
kemungkinan itu meningkat
menjadi 90%.

Faktor Hormonal
Testosteron > hormon
pada pria.
Hipotesis penyebab timbulnya
hiperplasia prostat

Ketidaks
eimbang
an Interaksi Berkurangn
Teori ya
antara stroma- Teori sel
dihidrote kematian
estrogen epitel stem
stosteron sel prostat
-
testoster
on
PATOFISIOLOGI

Mekanisme BPH secara umum


Kelenjar Prostat patofisiologi hasil dari faktor
terdiri dari atas 3 penyebab BPH statik (pelebaran
jaringan : secara jelas belum prostat secara
Epitel atau diketahui dengan berangsur-angsur)
pasti. dan faktor dinamik
glandular, stromal
(pemaparan
atau otot polos, Namun diduga terhadap agen atau
dan kapsul. intaprostatik kondisi yang
Jaringan stromal dihidrosteron (DHT) menyebabkan
dan kapsul dan 5- reduktase konstriksi otot polos
ditempeli dengan tipe II ikut terlibat. kelenjar.)
reseptor
adrenergik 1.
TANDA DAN GEJALA

Tanda BPH :
Gejala Umum BPH
Tanda klinis terpenting
: BPH adalah
ditemukannya
Sering kencing pembesaran konsistensi
Sulit kencing kenyal pada
Tidak lampias pemeriksaan colok
Urin berdarah dubur/ digital rectal
examination (DRE).
Manifestasi Klinis
Dapat dibagi ke dalam dua kategori :
Obstruktif :
terjadi ketika
faktor dinamik Iritatif :
dan atau faktor hasil dari
statik obstruksi yang
mengurangi sudah berjalan
pengosongan lama pada
kandung kemih. leher kandung
kemih.
DIAGNOSIS

Endoskopi
menggunak
an
Anamnesa uretrosistok
opi

Pemeriksaa
Pemeriksa n
an laboratoriu Radiologi
fisik m

Pengukuran kadar prostat spesifik


antigen (PSA)
Pengukuran kadar kreatinin
TERAPI BPH

Non
Farmakolo
Farmakolo
gi
gi
Terapi Farmakologi
Jika gejala ringan maka pasien cukup
dilakukan watchful waiting (perubahan gaya
hidup).
Jika gejala sedang maka pasien diberikan
obat tunggal antagonis adrenergik atau
inhibitor 5- reductase.
Jika keparahan berlanjut maka obat yang
diberikan bisa dalam bentuk kombinasi
keduanya.
Jika gejala parah dan komplikasi BPH, dilakukan
pembedahan.
Algoritma manajemen terapi BPH
BPH

Menghilangkan Menghilangkan Menghilangkan gejala


gejala ringan gejala sedang parah dan komplikasi
BPH
Operasi
Watchful
waiting
-adrenergik -adrenergik
antagonis atau antagonis dan
5- 5-
Reductace Reductace
inhibitor inhibitor

Jika Jika respon Jika Jika respon


respon tidak respon tidak
berlanjut berlanjut, berlanjut berlanjut,
antagonis adrenergik
Mekanisme kerja : memblok reseptor
adrenergik 1 sehingga mengurangi
faktor dinamis pada BPH dan
akhirnya berefek relaksasi pada otot
polos prostat.
inhibitor 5- reductase
Mekanisme kerja dari obat ini adalah
mengurangi volume prostat dengan
menurunkan kadar hormon
testosteron.
5-reduktase inhibitor digunakan jika
pasien tidak dapat mentolerir efek
samping dari alfa blocker.
1. Golongan Antagonis -
adrenergik (Penurun Faktor
Dinamik)

Prazosi Terazosi Doksazos Tamsulo


n n in sin
PRAZOSIN

Mekanisme kerja obat


Memblok reseptor 1-adernergic didalam jaringan stromal
prostatic (prazosin, terazosin, doksazosin) dan memblok
reseptor 1A didalam prostat (tamsulosin).
Dosis : 2 mg 2x sehari.
Indikasi : retensi urin, gagal jantung, anti hipertensi dan
penyakit vascular.
Kontraindikasi : hipotensi ortostatik
Peringatan
dosis pertama menyebabkan kolaps karena hipotensi (oleh
karena itu harus istirahat ditempat tidur), usia lanjut dosis
mula mula dikurangi pada gagal ginjal.
Efek Samping
hipotensi, sedasi, pusing, kantuk, lemah, lesu, depresi, sakit
kepala, mulut kering, mual, sering berkemih, takikardia,
palpitasi.
TERAZOSIN
Mekanisme Kerja :
memblok 1 dengan efek minimal pada 2; hal ini
mengakibatkan penghambatan postsynaptic perifer, dengan
akibat menurunkan arterial tone. Terazosin merelaksasi otot
polos pada leher kandung urin, sehingga menurunkan
obstruksi kandung urin.
Dosis : 5 atau 10 mg / hari.
Efek samping
Mengantuk, sering urinasi, peningkatan berat badan,
dyspnoea (gangguan pernafasan), penurunan libido.
Peringatan
Dosis pertama dapat menyebabkan kolaps karena hipotensi
(dalam 30-90 menit, sehingga harus diminum sebelum tidur) .
Informasi Pasien
Digunakan tidak bersama makanan, pada waktu yang sama
setiap hari. Obat ini dapat menyebabkan mengantuk dan
pusing.
DOKSAZOSIN
Mekanisme Kerja
antagonis adrenergic alfa-1 perifer mendilatasi
arteri atau vena.

Indikasi
hipertensi , BPH.

Kontraindikasi
hypersensitive.

Efek samping
hipotensi postural, sakit kepala, kelelahan, vertigo
dan edema.

Dosis : 1 mg sehari,
TAMSULOSIN

Mekanisme kerja :
menghambat pembentukan dihidrotestosteron
(DHT) dari testosteron, yang dikatalisis oleh
enzim 5-redukstase di dalam sel-sel prostat.

Dosis : 0,2-0,4 mg 1 x/hr.

Efek samping :
Pusing, sakit kepala, gelisah, hipotensi
ortostatik, takikardi, palpitasi, obstruksi nasal.
Lanjutan
Peringatan :
Hipotensi ortostatik, Gangguan fungsi
hati,gangguan fungsi ginjal ringan s/d sedang.
Dapat mengganggu kemampuan mengemudi
kendaraan bermotor atau menjalankan mesin.

Indikasi :
Gangguan miksi pada hiperplasia prostat jinak.

Kontraindikasi
Gangguan fungsi ginjal, insufisiensi hati berat.
Pemberian bersama dengan vardenafil HCl.
2. Golongan Agonis dan Antagonis
Hormon (Penurun Faktor Statik)

Finasteri Megestro
Flutamid
d l asetat
FINASTERID

Mekanisme Kerja Obat :


Memblok enzim 5 reduktase steroid tipe II, sebuah enzim
intraselular yang mengubah testosterone menjadi androgen 5-
Dihidrotestosteron (DHT).

Dosis : 1-5 mg/hari.

Efek samping :
Impotensi, Libido dan volume ejakulat menurun, nyeri dan
tegang payudara.

Interaksi obat : Tidak ada interaksi penting yang


dilaporkan.

Peringatan
Obstruksi kemih, kanker prostat, menggunakan kondom bila
pasangan seksual sedang hamil atau diharapkan hamil.

Indikasi : Hiperplasia prostat ringan.


FLUTAMID
Mekanisme Kerja Obat
Memblok dihidrotestosteron pada reseptor
intraselularnya.

Indikasi : Tumour flase pada terapi kanker prostat


dengan gonadorelin.

Peringatan : Penyakit jantung (retensi Na dan


edema); pantau fungsi hati (hepatotoksik).

Interaksi obat : Antikoagulan : efek warfarin


ditingkatkan.

Efek samping : Ginekomastia (kadang disertai


galaktorea), mual, muntah, diare, nafsu makan
naik, insomnia, libido menurun.
MEGESTEROL ASETAT

Mekanisme Kerja Obat


Memblok pituitary mengeluarkan hormon Iuteinizing dan
memblok reseptor androgen.

Indikasi : Kanker payudara, kanker endometrium.

Kontraindikasi : gangguan fungsi ginjal hepatitis kronis


aktif, penyakit vaskular.

Efek Samping
Nausea, retensi cairan, dan pertambahan berat badan,
perubahan libido.
Terapi Non Farmakologi
Pembatasan Minuman Berkafein
Tidak mengkonsumsi alkohol
Pemantauan beberapa obat seperti
diuretik, dekongestan, antihistamin,
antidepresan
Diet rendah lemak
Meningkatkan asupan buah-buahan
dan sayuran
Latihan fisik secara teratur
Tidak merokok
Terapi Bedah Konvensional (Open
simple prostatectomy)

Indikasi untuk melakukan tindakan


ini adalah bila ukuran prostat terlalu
besar, di atas 100g, atau bila disertai
divertikulum atau batu buli-buli.
Terapi Invasif Minimal

Transurethral resection of the prostate


(TUR-P) Menghilangkan bagian
adenomatosa dari prostat yang
menimbulkan obstruksi dengan
menggunakan resektoskop dan
elektrokauter.
Transurethral incision of the prostate
(TUIP) Dilakukan terhadap penderita
dengan gejala sedang sampai berat dan
dengan ukuran prostat kecil.
TERAPI LAIN
Microwave hyperthermia
Memanaskan jaringan adenoma melalui alat
yang dimasukkan melalui uretra atau rektum
sampai suhu 42-45 C sehingga diharapkan
terjadi koagulasi.

Trans urethral needle ablation


(TUNA)
Alat yang dimasukkan melalui uretra yang
apabila posisi sudah diatur, dapat
mengeluarkan 2 jarum yang dapat menusuk
adenoma dan mengalirkan panas, sehingga
terjadi koagulasi sepanjang jarum yang
Intraurethral stent
Adalah alat yang secara endoskopik
ditempatkan di fosa prostatika untuk
mempertahankan lumen uretra tetap
terbuka.
Transurethral baloon dilatation
Dilakukan dengan memasukkan kateter
yang dapat mendilatasi fosa prostatika
dan leher kandung kemih.
High intensity focused ultrasound
(HIFU)
Melalui probe yang ditempatkan di rektum
yang memancarkan energi ultrasound dengan
intensitas tinggi dan terfokus.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai