Anda di halaman 1dari 30

Laporan

Kasus

PPOK EKSASERBASI AKUT

AZRINA ARIF
HARAHAP
1307101030166

Pembimbing:
dr. Dewi Behtri, Sp.P (k)
PENDAHULUA
N
LAPORAN
KASUS
Identitas Pasien

Nama : Sumarno
Umur : 70 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku : Aceh
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Lembah Seulawah
Tanggal Masuk : 18 Juni 2015
Tanggal Pemeriksaan : 22 Juni 2015
Nomor CM : 0-98-93-07
Anamnesis

Keluhan
Utama Sesak Napas

Keluhan
Batuk Tambaha
n
Anamnesis

Riwayat Penyakit Sekarang:


Pasien di bawa ke unit gawat darurat dengan keluhan sesak.
Sesak napas di alami sejak 1 hari SMRS. Sesak awalnya tidak
mengganggu aktivitas. Namun beberapa jam sebelum masuk rumah
sakit sesak di rasakan semakin memberat dan mengganggu aktivitas.
Pasien juga mengeluhkan batuk sejak 1 minggu sebelum masuk rumah
sakit yang awalnya putih kemudian semakin banyak 3 hari terakhir dan
menjadi kekuningan. Pasien sudah pernah mengalami sesak berulang
sebelumnya dan memiliki riwayat penyakit jantung. Riwayat keringat
malam hari tidak ada, batuk darah tidak ada, dada berdebar-debar
tidak ada, mual muntah tidak ada, BAB dan BAK tidak ada keluhan.
Riwayat kontak dengan penderita batuk lama tidak ada.
Anamnesis
RPD
Sesak napas
muncul pertama
kali pada usia 33

RPK
tahun, pada saat Ayah, ibu,
pasien berada adik
dalam ruangan

RPO
pasien
dan menghirup
menderita Pasien
asap obat mengaku
nyamuk. sesak penyakit
seperti mengguna
napas sering kan obat
timbul pada saat pasien.
cuaca dingin Penyakit berotec
(malam, pagi, lain untuk
saat hujan), pada disangkal menguran
saat pasien capek gi sesak
dan sesak napas napas
timbul apabila yang
menghirup asap dirasakan
(obat nyamuk
selama ini.
bakar, asap
rokok, parfum
semprot). riwayat
alergi seafood
Pemeriksaan Fisik
Kulit
Keadaan Umum : Tampak
Warna : Sawo Matang
lemah Turgor : Cepat Kembali
Kesadaran : E4 M6 V5 Cyanosis : (-)
Tekanan Darah : 140/80 Icterus : (-)
mmHg Oedema : (-)
Nadi : 88 x/menit
Pernapasan : 22 x/menit
Suhu : 36,9 C
Pemeriksaan Fisik
Kepala

Rambut : hitam, lurus


Wajah : simetris, deformitas (-), lemas (-)
Mata : Konjungtiva palpebrae inferior pucst (-/-), sklera
ikterik (-/-),
RCTL (+/+), Pupil bulat isokor 3 mm / 3 mm
Telinga : serumen(-/-), normotia
Hidung: sekret(-/-), Nafas Cuping Hidung (-)
Mulut : Mukosa bibir lembab (+), sianosis (-)
Inspeksi
Statis : barrel chest (+)
Inspeksi : simetris Dinamis : simetris, retraksi
suprasternal (-) retraksi intercostal (-),
Palpasi : Pembesaran KGB (-)
retraksi epigastrium (-),
Palpasi : nyeri tekan (-),sela iga
melebar (+)
Perkusi : hipersonor/hipersonor
Auskultasi : vesikuler melemah di
Leher Paru
kedua lapangan paru, Rhonki (+/+),
wheezing (+/+), ekspirasi
memanjang(+/+)

Jantu Thora
ng x
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat Statis : barrel chest (+)
Palpasi : ictus cordis teraba, thrill (-)
Dinamis : simetris, retraksi
Perkusi : Batas jantung kanan: Linea
parasternal kanan
suprasternal (-) retraksi
intercostal (-), retraksi
Batas jantung kiri: ICS V linea mid
clavikula kiri epigastrium (-),
Batas jantung atas: ICS III line mid
clavikula kirI
Pemeriksaan Fisik

Abdomen
Inspeksi : simetris, distensi tidak dijumpai
Palpasi : Soepel
Hepar : tidak ada pembesaran
Lien : tidak ada pembesaran
Ginjal : Ballotement (-/-)
Perkusi : timpani
Auskultasi : peristaltik 4 s/d 5x/menit, kesan normal

Ekstremitas :
Superior: Sianosis (-/-), edema (-/-), Pucat (-/-) akral hangat
Inferior : Sianosis (-/-), edema (-/-), Pucat (-/-) akral
hangat
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan LAB
Thorax PA
Tanggal Normal 18/6/2015 Hasil Foto Thorax PA pada
tanggal 25 Mei 2014
Pemeriksaan Hasil Hasil
Cor: Besar dan bentuk
Hemoglobin [gr/dl] 14,0-17,0 16,1 normal
Leukosit [103/mm3] 6,2-17,0 8,6 Pulmo : Tampak corakan
Hematokrit [%] 45-55 50 paru kasar
Eritrosit [106 mm3] 4,7-6,1 5,1 Sinus phrenicocostalis
kanan dan kiri tajam
Trombosit [103 U/L] 150-450 238
Kesimpulan : Bronchitis
Diftell 6/0/66/21/5
Na/K/Cl 148/5,6/115

Pemeriksaan kultur (22


Juni 2015)
Hasil : terisolasi
Diagnosa Banding

Asma akut
sedang Gastroes
pada asma Bronkitis Emfisema
persisten Paru ophageal
Kronik
berat + reflux
GERD

Diagnosa Sementara:
PPOK eksaserbasi akut+CHF+Pneumonia
Penatalaksanaan

Non-medikamentosa Medikamentosa
Modifikasi Gaya hidup IVFD RL 20 gtt/i
Diet MB tanpa seafood
O2 4L/i
Nebule combivent / 6 jam
Prognosisis

Quo ad vitam : dubia ad


bonam
Quo ad functionam : dubia ad
bonam

Quo ad sanactionam : dubia


ANALISA
KASUS
Asm
a
napa adalah
s p
gang yang d enyakit
g i s
n a p a u a n p e t a nd a i d a l u r a n

ma
s da ra d a e
terh n pe ngan ngan
a n
(pem dap ber ingkata saluran
si As i c b ag a n
men u ) . H ip i ran respon
y e g
salu ebabka raktivit sangan
ra n n ob a s in
paro n a s t i
ksism pas, ba ruksi
sesa a l , tu k
ni

k d
mun dan me yspnea,
g n d
men kin mun gi. Geja ada
Defi

g c l
teru i dan ha ul deng a lain
ta r a
tidak ma pad us dipe n
resp a pa rhat
onsi sien ikan
f ter y an g ,
hada
p te
ra p i
Asma diklasifikasikan atas asma saat tanpa
serangan dan asma saat serangan (akut).
1. Asma saat tanpa serangan
Klasifikasi berdasarkan derajat berat asma
Klasifikasi berdasarkan kontrol asma
2. Asma saat serangan
Klasifikasi berdasarkan
derajat berat asma
Klasifikasi berdasarkan
kontrol asma
Asma saat serangan
Kasus

Pasien datang dengan keluhan sesak napas


sejak 1 jam sebelum masuk rumah sakit. Sesak
napas timbul setelah pasien muntah muntah 12
jam sebelum sesak napas. Pasien mengaku sesak
biasanya sering timbul pada saat cuaca dingin
(malam, pagi, saat hujan), pada saat pasien capek
dan sesak napas timbul apabila menghirup asap
(obat nyamuk bakar, asap rokok, parfum
semprot). Sesak napas biasanya berkurang
dengan menggunakan obat semprot.
Teori

Pada pembahasan dinyatakan bahwa


gastroesofageal reflux didapatkan pada 45-89%
penderita asma, hal ini mungkin disebabkan oleh
refluks esofageal, refluks esfagopulmoner dan obat
relaksan otot polos yaitu golongan betha
adrenergik, aminofilin, inhibitr fosfodiesterase
menyebabkan inkompetensi LES esfagus.
Kasus

Pasien juga mengeluhkan batuk. Batuk dialami


sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Batuk
berdahak berwarna putih tidak berdarah. Keluhan
demam disangkal, pilek dan sakit kepala juga
disangkal. Keluhan sesak napas sebelumnya (+).
Riwayat kecelakaan (+) 4 tahun yang lalu
GejalaTeori
asma, yaitu batuk, sesak dengan mengi
merupakan akibat dari obstruksi bronkus yang
didasari oleh inflamasi kronik dan hiperaktivitas.
Pencetus serangan asma dapat disebabkan oleh
sejumlah faktor Antara lain allergen, virus dan
iritan yang dapat menginduksi respon inflamasi
akut yang terdiri atas reaksi asma dini (early
asthma reaction= EAR) dan reaksi asma lambat
(late asthma reaction= LAR). Setelah EAR dan LAR
, proses dapat terus berlanjut menjadi reaksi
inflamasi sub-akut atau kronik. Pada keadaan ini
terjadi inflamasi di bronkus dan sekitarnya, berupa
infiltrasi sel-sel inflamasi terutama eosinophil dan
monosit dalam jumlah besar ke dinding lumen
bronkus
Penatalaksan
aan
medikamento
sa
Terapi selama perawatan

IVFD RL 20 gtt/i
Diet MB tanpa seafood
O2 4L/i
Nebule combivent / 6 jam
Nebule flixotide / 12 jam
Inj. Metilprednisolon vial/12jam
Inj. Omeperazole 1 vial / 24 jam
Azithromisin 1x500 mg
Vectrin cap 2x1
Sucralfat Syr 3x C1
Cetirizine 2x 10 mg tab

Obat pulang
Seretide discuss 2xpuff I
Metilprednisolon 3x4mg tab
Omeperazole cap 2x1
Sucralfat syr 3x C1
Edukasi
KESIMPULAN
Asma adalah penyakit saluran napas yang ditandai dengan
gangguan peradangan saluran napas dan peningkatan respon
terhadap berbagai rangsangan (pemicu). Hiperaktivitas ini
menyebabkan obstruksi saluran napas, batuk paroksismal,
dyspnea, dada sesak dan mengi. Gejala lain mungkin muncul
dengan mengi dan harus diperhatikan, terutama pada pasien
yang tidak responsif terhadap terapi.
Tatalaksana pasien asma adalah manajemen kasus untuk
meningkatkan dan mempertahankan kualitas hidup agar pasien
asma dapat hidup normal tanpa hambatan dalam melakukan
aktivitas sehari-hari (asma terkontrol.
Pencegahan meliputi pencegahan primer yaitu mencegah
tersensitisasi dengan bahan yang menyebabkan asma,
pencegahan sekunder adalah mencegah yang sudah tersensitisasi
untuk tidak berkembang menjadi asma dan pencegahan tersier
adalah mencegah agar tidak terjadi serangan / bermanifestasi
klinis asma pada penderita yang sudah menderita asma.
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai