Anda di halaman 1dari 35

INTRODUKSI VAKSIN DPT-HB-

HIB (PENTAVALENT)

KEPMENKES RI NOMOR: 23/MENKES/SK/I/2013


LATAR BELAKANG
Pneumonia menyebabkan kematian terbesar pada anak
23% pneumonia yang serius pada anak disebabkan oleh
Haemophillus Influenzae tipe b (Hib). Penyebab lain
adalah pneumococcus, staphilococcus, streptococcus,
virus, dan jamur
Hib dan streptococcus pneumonia juga menyebabkan
meningitis yg dpt menimbulkan kecacatan dan kematian
pd anak
Meningitis radang pada selaput otak dan korda spinalis
(bagian dari sistem saraf pusat)
Gejala: demam, kaku kuduk, penurunan kesadaran dan
kejang
LATARBELAKANG
Penyebab Meningitis : virus, bakteri, dan jamur.
Meningitis akibat bakteri umumnya sangat parah dan
dapat menyebabkan kerusakan otak dan kematian.
Laporan CDC (2000), Hib dapat menyebabkan :
- meningitis (50%) - selulitis (6%)
- epiglotitis (17%) - osteomyelitis (2%)
- pneumonia (15%) - bakteriemia (2%)
- arthritis (8%)
EPIDEMIOLOGI
HAEMOPHILLUS INFLUENZAE TYPE
Haemophilus Influenzae type b (Hib) merupakan bakteri
B (HIB)
gram negatif
Hib terbagi atas jenis: berkapsul dan tidak berkapsul.
Tipe yg tidak berkapsul umumnya tidak ganas dan hanya
menyebabkan infeksi ringan, misalnya faringitis atau otitis
media.
Tipe yg berkapsul yg paling ganas dan salah satu penyebab
yg paling sering dari kesakitan dan kematian pada bayi dan
anak kurang dari 5 tahun
Kelompok usia paling rentan terhadap infeksi Hib adalah
usia 4 8 bulan
EPIDEMIOLOGI
HAEMOPHILLUS INFLUENZAE TYPE
B (HIB)
Sebelum era vaksinasi Hib, penyakit akibat Hib
pada balita secara global (estimasi WHO)
menyebabkan:
3 juta anak menderita penyakit serius per tahun
Kematian 400.000 anak
Penyebab kematian nomor 1
EPIDEMIOLOGI
HAEMOPHILLUS INFLUENZAE TYPE
Bhanya
Hib (HIB)ditemukan pada manusia
Penyebaran melalui percikan ludah (droplet) dari individu
yg sakit kepada orang lain ketika batuk atau bersin
Sebagian besar orang yg mengalami infeksi tidak menjadi
sakit, tetapi menjadi pembawa kuman karena Hib menetap
di tenggorokan (kolonisasi)
Prevalensi karier > 3% menunjukkan angka yg cukup
tinggi. Penelitian di Pulau Lombok menunjukkan
prevalensi carrier rate sebesar 4,6%. Bila prevalensi
pembawa kuman cukup banyak, kemungkinan kejadian
meningitis dan pneumonia akibat Hib, biasanya juga tinggi.
EPIDEMIOLOGI
HAEMOPHILLUS INFLUENZAE TYPE
B (HIB)
Upaya penanggulangan infeksi Hib yg dianggap
efektif Imunisasi Hib.
Penelitian di Pulau Lombok 1998 2002
menunjukkan bahwa Imunisasi Hib:
dapat mencegah sebagian besar dari semua
meningitis klinis
dapat mencegah salah satu penyebab pneumonia
REKOMENDASI
Hasil kajian Regional Review Meeting on Immunization
WHO/ SEARO di New Delhi dan Komite Ahli Penasihat
Imunisasi Nasional/ ITAGI th 2010, merekomendasikan:

Agar Vaksin Hib diintegrasikan ke dalam


program imunisasi nasional untuk
menurunkan angka kesakitan, kematian, dan
kecacatan bayi dan balita akibat pneumonia
dan meningitis
Hal ini selaras dengan rencana introduksi vaksin baru yg
terdapat dalam Comprehensive Multi Years Plan (cMYP)
2010-2014 mempercepat pencapaian Millenium
Development Goals (MDGs) 4.
KEAMANAN VAKSIN
Dari segi keamanan ; reaksi KIPI sistemik dan
lokal secara umum tdk terdapat perbedaan
bermakna antara pemberian secara kombinasi
dan terpisah
Reaksi lokal dialami oleh 14,9% subjek dengan
gejala terbanyak adalah nyeri
Reaksi sistemik dialami oleh 28% subjek dengan
gejala terbanyak adalah demam
KEUNTUNGAN PENTAVALENT
Preparat tunggal (DPT-HB-Hib) rekomendasi SAGE
tentang kombinasi vaksin Hib dengan DPT-HB
menjadi vaksin DPT-HB-Hib tidak menambah jumlah
suntikan.
Efikasi vaksin : 90-99%
Tingkat kekebalan yg protektif terbentuk setelah
pemberian DPT-HB-Hib 3 dosis, namun antibodi
ini menurun pada usia 15 s.d 18 bulan.
perlu booster untuk mempertahankan tingkat
kekebalan dg pemberian imunisasi lanjutan DPT-HB-
Hib pada usia 18 bulan *WHO Position paper on Hib vaccine, 2006.

Note:
SAGE (Strategic Advisory Group of Experts
on Immunization)
EFEK
SIMPANG
Vaksin Hib ditoleransi dengan baik.
Reaksi lokal dapat terjadi dalam 24
jam setelah vaksinasi
dimana penerima vaksin dapat
merasakan nyeri pada lokasi
penyuntikan.
Reaksi ini biasanya bersifat ringan dan
sementara.
EFEK
Pada umumnya, akan sembuhSIMPANG
dengan
sendirinya dalam dua
atau tiga hari, dan tidak memerlukan
tindakan medis lebih lanjut.
Reaksi sistemik ringan, termasuk
demam, jarang terjadi
setelah penyuntikkan vaksin Hib.
Reaksi berat lainnya sangat jarang, hub
kausalitas antara reaksi berat lainnya
dan vaksin belum pernah ditegakkan.
Pentabio
Segera release DPT-HB-Hib
Untuk pencegahan Difteri, Pertusis,
Tetanus,
Hep.B, Haemophillus influenzae tipe
b
Komposisi :
Tiap dosis (0,5 ml) mengandung :
Toksoid Difteri Murni 30 IU
Toksoid Tetanus Murni 60 IU
B pertusis (inaktif) 4 IU
HBsAg 10 g
Hib (PRP-TT) 10 g 13
PRODUKSI VAKSIN
BIOFARMA
PENTABIO
MASA SIMPAN VAKSIN
SUHU UMUR
VAKSIN
PENYIMPANAN VAKSIN
HEP. B 26 bulan
DPT/HB 2 tahun

FS DPT/HB/Hib
DT
+20C s/d +80C 2 tahun
2 tahun
TT 2 tahun
+20C s/d +80C atau
BCG -150C s/d -250C 1 tahun

HS POLIO

CAMPAK
+20C s/d +80C atau
-150C s/d -250C
+20C s/d +80C atau
6 bulan
2 tahun

-150C s/d -250C 2 tahun

Pelarut BCG
+20C s/d suhu kamar 4 tahun
Pelarut Campak EPI COLD CHAIN
JUMLAH DOSIS DALAM VIAL
Jenis vaksin Pemberian dosis / vial
Hept. PID 0,5 mL 1 dosis
BCG strain Paris 0,05 mL 20 dosis
BCG strain Danish 0,05 mL 20 dosis
Polio 2 tetes 10 / 20 dosis
DPT/HB 0,5 mL 5 dosis
DPT/HB/Hib 0,5 mL 5 dosis
DT 0,5 mL 10 dosis
TT 0,5 mL 10 dosis
Campak 0,5 mL 10 dosis
EPI COLD CHAIN
DOSIS DAN CARA PEMBERIAN
VAKSIN
Jenis vaksin Dosis Pemberian
Hep. B 0,5 mL intra muskular
BCG 0,05 mL intra kutan
Polio 2 tetes oral
DPT/HB 0,5 mL intra muskular
DPT/HB/Hib 0,5 mL intra muskular
DT 0,5 mL intra muskular
TT 0,5 mL intra muskular
Campak 0,5 mL sub kutan

EPI COLD CHAIN


PENGGUNAAN VAKSIN YANG TELAH
DIBUKA
DI PELAYANAN STATIS
VAKSIN MASA PEMAKAIAN
HEP. B (Uniject) N/a
BCG 3 jam
POLIO 2 minggu
DPT/HB 4 minggu
DPT/HB/Hib 4 minggu
CAMPAK 6 jam
DT 4 minggu
TT 4 minggu
Kemenkes nomor 1611/MENKES/SK/XI/2005. tentang Pedoman Penyelenggaraan
Imunisasi, hal 32-33
EPI COLD CHAIN
KRITERIA VIAL VAKSIN YANG
TELAH DIBUKA, HARUS
MEMENUHI
Vaksin KETENTUAN
tidak melewati masa
kadaluarsa
Vaksin disimpan pada suhu +2 OC s/d
+8 OC
Sterilitas vaksin dapat terjamin
Vial vaksin tidak terendam dalam air
VVM masih dalam kondisi A atau B

EPI COLD CHAIN


KERUSAKAN VAKSIN
DPT/HB/HIB
Vaksin DPT/HB/Hib rusak bila dibekukan/terpapar suhu 0 C
minus
Vaksin DPT/HB/Hib Rusak apabila di bawa ke Posyandu
menggunakan es batu/es yang dicairkan di dalam vaksin
carrier
Vaksin DPT/HB/Hib sisa pelayanan Posyandu tidak boleh
dipakai lagi

Semua vaksin rusak :


bila terkena sinar matahari langsung.

EPI COLD CHAIN


SASARAN DAN JADUAL
PEMBERIAN
Sasaran
Imunisasi dasar : Bayi
Imunisasi lanjutan : Batita

Jadual Pemberian (imunisasi dasar)


Umur Jenis Imunisasi
0 bulan Hepatitis B 0
1 bulan BCG, Polio 1
2 bulan DPT-HB-Hib 1, Polio 2
3 bulan DPT-HB-Hib 2, Polio 3
4 bulan DPT-HB-Hib 3, Polio 4
9 bulan Campak

- Imunisasi DPT-HB-Hib diberikan pd bayi baru lahir


-Bayi yg sdh imunisasi DPT-HB 1, atau DPT-HB 2, maka
dilanjutkan dg pemberian DPT-HB 2 & DPT-HB 3
KESEHATAN IBU, BAYI & ANAK
BCG/ DPT1/HB DPT2/HB/ DPT3/HB/
TT /HIB HIB HIB Campak
HB0
Polio1 DPT/HB/HIB
Polio2 Polio3 Polio4
CAMPAK

hamil lahir 1 bln 2 bln 3 bln 4 bln 6 bln 9 bln 12 bln 18 bln 2 th 5 th

Fasilitas Rumah Posyandu


kesehatan

ANC Persalinan Kunj Kunj Kunj Kunj Kunj Kunj


neonatal bayi bayi bayi bayi balita
Manaj
asfiksis Kunj nifas SDIDTK SDIDTK SDIDTK SDIDTK SDIDTK
Vit K1 inj MTBS Bk KIA Bk KIA Bk KIA Bk KIA Bk KIA
Salep mata
Manaj
BBLR
22
MTBS
SASARAN DAN JADUAL
PEMBERIAN
Jadual Pemberian (imunisasi lanjutan)

Umur Jenis Interval minimun stlh imunisasi


Imunisasi dasar
18 bulan (1,5 DPT-HB-Hib 12 bulan dari DPT-HB-Hib 3
tahun)
Campak 6 bulan dari Campak dosis pertama
24 bulan (2 tahun)

-Imunisasi lanjutan diberikan pd batita yg tlh mendapat imunisasi


Campak, dan DPT-HB/ DPT-HB-Hib 3 (lengkap) pd masa bayi
-Jika semasa bayi, belum mendapat imunisasi Campak, dan atau DPT-
HB/ DPT-HB-Hib 3 (belum lengkap), maka harus dilengkapi sebelum
pemberian imunisasi lanjutan
-Upaya melengkapinya diupayakan bersamaan dengan Bulan Vitamin A
atau kegiatan lainnya
PENCEGAHAN TERJADINYA KIPI
DPT/HB/HIB
Mencegah KIPI akibat reaksi vaksin
Perhatikan dan pahami Kontra Indikasi

Sampaikan pd orang tua bayi/anak 4 pesan MITA (manfaat,


interval, tanggal dan akibat/dampak imunisasi), serta cara
menangani reaksi vaksin yang ringan & dianjurkan segera
kembali apabila ada reaksi yg mencemaskan

Parasetamol diberikan setelah imunisasi diberikan, dapat


diminum 4 x sehari untuk mengurangi gejala demam & rasa
sakit
Penting untuk petugas !
Mengenal dan dapat mengatasi reaksi
anafilaksis
sesuaikan dengan reaksi ringan/berat yg terjadi /

harus dirujuk ke RS dengan fasilitas lengkap


PENCEGAHAN TERJADINYA KIPI

Mencegah KIPI akibat reaksi suntikan

Teknik penyuntikan
Suasana tempat penyuntikan
Atasi rasa takut yg muncul pada anak yg lebih
besar
PENCEGAHAN TERJADINYA KIPI
(UNTUK SEMUA VAKSIN)
Mencegah KIPI akibat KESALAHAN PROSEDUR
Gunakan alat suntik steril untuk setiap suntikan
Gunakan pelarut vaksin yg sudah disediakan oleh
produsen vaksin
Vaksin yg sudah dilarutkan harus segera dibuang
setelah acara imunisasi selesai, BCG setelah 3 jam,
campak setelah 6 jam jangan ditunda
Dalam lemari pendingin tidak boleh ada obat lain,
makanan dan minuman selain vaksin
Pelatihan dan supervisi yg baik

Kesalahan prosedur harus


dilacak, agar tidak terulang kesalahan
yg sama
PENCEGAHAN TERJADINYA KIPI
(SEMUA VAKSIN)
Kebetulan (koinsidens)
Kejadian kebetulan sudah bisa
diperkirakan
jumlah populasi
insidens penyakit
insidens kematian (angka kematian
bayi)
cakupan imunisasi & jumlah
episode imunisasi
PELAPORAN KIPI

Dokter/Bidan praktek swasta dan


Rumah Sakit :

Harus melapor KIPI ke Dinas


Kesehatan dan atau Komda PP-KIPI
setempat
Juga harus melengkapi formulir
pelaporan
Bila perlu bisa meminta bantuan ke
Dinas Kesehatan/Komda PP-KIPI
setempat
KIPI SERIUS DALAM 24 JAM
ALUR PELAPORAN & PELACAKAN KIPI

Menteri Kesehatan

Ditjen PP & PL
Komnas
PP-KIPI Subdit Imunisasi

Komda
PP-KIPI DinKes Provinsi
Provinsi

Komda
PP-KIPI DinKes Kab/Kota Rumah Sakit
Kabupaten Puskesmas Masyarakat
KIPI YANG HARUS DIINVESTIGASI
KIPI yang terjadi pada sekelompok anak yang
diimunisasi di suatu tempat (cluster)

KIPI serius yang menyebabkan:


perawatan RS
kecacatan yang menetap
kematian

Menimbulkan kekhawatiran orang tua dan


masyarakat
KASUS YANG HARUS DILAPORKAN
Semua KIPI
Non Serius: form bulanan
Serius :
Semua kematian
Semua yang dirawat
Semua kejadian yang berat & tidak
biasa
form lengkap (analisis causalitas)
TINDAK LANJUT
Penanganan kasus (sederhana sulit):
diagnosis, pengobatan, kapan merujuk kasus
berat
Komunikasi dg orang tua & anggota
masyarakat untuk meredakan kecemasan
Pelaporan : KIPI berat harus segera
dilaporkan & pd saat yg sama dilakukan
investigasi
Melakukan perbaikan apabila sudah dideteksi
apa yg harus dilakukan
Koreksi thd masalah logistik, pelatihan,
supervisi
TERIMA KASIH
KESEPAKATAN

1.Laksanakan Safety Injection


dalam pelayanan
2.Laporan pencapaian imunisasi RIIL
dan mencapai target
3. Minimal 80% Bayi di desa mendapatkan
Imunisasi Dasar Lengkap
4. Desa UCI = 100%
4. Siap laksanakan pelayanan Imunisasi
DPT HB Hib Tahun 2014

Anda mungkin juga menyukai