Anda di halaman 1dari 50

Sirosis Hepatis

By : Cindy Belinda S.
03012057
Laporan Kasus
Identitas
Nama : Tn. T
Usia : 56 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat :Desa Dusun Krajan,RT 05,RW 02,
Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
Status : Menikah
Tanggal Masuk RS : 28 Mei 2016 dari IGD
Anamnesis

Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 28 Mei 2016


diBangsal Rengasdengklok RSUD Karawang
Keluhan Utama
OS mengeluh perut membesar sejak 1 minggu sebelum masuk
rumah sakit
Keluhan Tambahan
Lemas
Sesak
Mual dan hematemesis
BAK seperti teh
BAB hitam
Riwayat Penyakit Sekarang

Lemas, sesak
Perut semakin
Nafsu makan, dirasakan
lama semakin
mual berbarengan
membesar
dengan perut
ssejak 1 mg
yang membesar 1
SMRS
BAB berwarna mg SMRS
hitam 3x dgn
konsistensi cair
dan
hematemesis
kanan atas
dikuadran Belum pernah
Nyeri perut mengalami hal
seperti ini
BAK keruh
seperti warna
teh dan tdk
nyeri
Riwayat Penyakit Dahulu
OS mengatakan sebelumnya pernah dibawa ke klinik
dengan keluhan yang sama yaitu perut semakin
membesar setelah diberi obat namun tidak terdapat
perbaikan

OS mempunyai riwayat kencing batu sudah dioperasi 1 thn


lalu

Riwayat hipertensi disangkal

Riwayat DM disangkal

Riwayat penyakit jantung disangkal


Riwayat Kebiasaan

Pasien mengaku sejak usia


Penggunaan obat-obatan
20 thn sudah Perokok
terlarang disangkal
mengonsumsi alkohol

Riwayat imunisasi Riwayat tranfusi darah


hepatitis B tidak diketahui disangkal
Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 28 Mei 2016 di bangsal Rengasdengklok
RSUD Karawang.
Keadaan Umum
Kesan sakit : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
Kesan gizi: LLA 31cm Gizi Cukup
Tanda Vital
Tekanan darah : 110/85 mmHg
Nadi : 96 x/menit
Respirasi rate : 21 x/menit
Suhu : 37,7 oC
Kepala
Normocephali
Rambut hitam distribusi merata tidak mudah dicabut
Mata
Konjungtiva anemis +/+
Sklera ikterik -/-
Telinga
Bentuk normal
Nyeri tekan auricular -/-, sekret -/-
Hidung
Bentuk normal
Septum deviasi (-)
Sekret (-)
Pernafasan cuping hidung (-)
Mulut
Bibir tidak tampak kering dan pucat (-)
Leher
Kelenjar getah bening tidak teraba membesar
JVP tidak mengalami peningkatan (5+3) cmH20
Thorax
Cor
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus Cordis teraba di ICS V, 1 cm medial midklavikula kiri
Perkusi : Batas atas (ICS III linea parasternalis kiri dengan suara redup),
batas kiri (ICS V, 1 jari medial linea midklavikula kiri dengan suara
redup), batas kanan (ICS III- V Linea Sternalis Dextra dengan
suara redup)
Auskultasi : BJ I & II regular, murmur (-), gallop (-)

Pulmo
Inspeksi : Gerak nafas simetris tidak ada bagian hemithorax yang
tertinggal, retraksi sela iga -/-
Palpasi : Gerak nafas simetris tidak ada bagian hemithorax yang tertinggal
Perkusi : sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi : Suara napas vesikuler, wheezing (-/-), ronkhi basah halus dibasal (-/-)
Abdomen
Inspeksi : Buncit, terdapat spider navy di daerah perut dan dada, , tidak
tampak dilatasi vena, tidak tampak smiling umbilicus.
Auskultasi : Bising usus (+) 3 x/menit
Palpasi : Nyeri tekan quadran kanan atas (+), perabaan hepar tidak dapat
ditentukan. Pembesaran spleen di garis schuffner 2.
Perkusi : Shifting dullness (+)

Ekstremitas
Atas : Akral hangat (+/+), Oedema (-/-), Deformitas (-/-),
palmar eritem (- ), flapping tremor (-)
Bawah :Akral hangat (+/+), Oedema (-/-), Deformitas (-/-)
Pemeriksaan Penunjang
No. Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
HERMATOLOGI

DARAH LENGKAP
1. Hemoglobin 8,1 13,0 18,0 g/dL
2. Eritrosit 3,6 4,50 6.50 juta/L
3. Leukosit 7,58 3,80 10,60 ribu/L
4. Trombosit 86 150 440 ribu/L
5. Hematokrit 26.3 40,0 52,0 %
6. MCV 73 80 100 fL
7. MCH 23 26 34 pg
8. MCHC 31 35 36 g/dL
9. RDW-CV 19,9 12,2 15,3 %
KIMIA

1. Bilirubin Total 0,31 s/d 1,00 mg/dL


2. Bilirubin Direk 0,13 s/d 0,25 mg/dL
3. Bilirubin Indirek 0,18 s/d 0,75 mg/dL
4. Albumin 2,7 3,50 5,00 g/dL
5. Globulin 3,81 3,10 3,70 g/dL
6. ureum 66.6 15,0-50,0 mg/dL
7. creatinin 2,43 060-1,10 mg/dL
IMUNOLOGI

1. HBs Ag Rapid Non reaktif Non reaktif


31/5/2016
No. Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
HERMATOLOGI

1. Hemoglobin 7,7 13,0 18,0 g/dL


2. Eritrosit 3,45 4,50 6.50 juta/L
3. Leukosit 4,63 3,80 10,60 ribu/L
4. Trombosit 69 150 440 ribu/L
5. Hematokrit 24,8 40,0 52,0 %
6. MCV 72 80 100 fL
7. MCH 22 26 34 pg
8. MCHC 31 35 36 g/dL
9. RDW-CV 20,2 12,2 15,3 %
2/6/2016
No. Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
HERMATOLOGI
1. Hemoglobin 7,9 13,0 18,0 g/dL
2. Eritrosit 3,51 4,50 6.50 juta/L
3. Leukosit 4,52 3,80 10,60 ribu/L
4. Trombosit 69 150 440 ribu/L
5. Hematokrit 25,5 40,0 52,0 %
6. MCV 73 80 100 fL
7. MCH 23 26 34 pg
8. MCHC 31 35 36 g/dL
9. RDW-CV 20,6 12,2 15,3 %
5/6/2016
No. Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
HERMATOLOGI
1. Hemoglobin 7,8 13,0 18,0 g/dL
2. Eritrosit 3,28 4,50 6.50 juta/L
3. Leukosit 7,06 3,80 10,60 ribu/L
4. Trombosit 98 150 440 ribu/L
5. Hematokrit 24,3 40,0 52,0 %
6. MCV 74 80 100 fL
7. MCH 24 26 34 pg
8. MCHC 32 35 36 g/dL
9. RDW-CV 20,8 12,2 15,3 %

6/6/2016
No. Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
HERMATOLOGI

1. Hemoglobin 6,8 13,0 18,0 g/dL


2. Eritrosit 2,85 4,50 6.50 juta/L
3. Leukosit 8,38 3,80 10,60 ribu/L
4. Trombosit 79 150 440 ribu/L
5. Hematokrit 21,4 40,0 52,0 %
6. MCV 75 80 100 fL
7. MCH 24 26 34 pg
8. MCHC 32 35 36 g/dL
9. RDW-CV 21,3 12,2 15,3 %
Pemeriksaan USG
31-5-2016

Kesan: Cirrhosis hepatis + dilatasi V. porta+


splenomegali + asites
Diagnosis Kerja

Ascites et causa Sirosis Hepatis tipe


Dekompensata

Diagnosis banding

Chronic Kidney Disease (CKD)


Penatalaksanaan dan prognosis

Tatalaksana
R/ Ranitidin 2x1
Curcuma 3x1
Spironolakton 1x1
lasix 2x1
Transfusi PRC II kolf

Prognosis
Ad vitam : Dubia Ad malam
Ad fungsionam: Dubia Ad Malam
Ad sanationam: Dubia Ad Malam
Follow up

Tanggal Subjektif Objektif Assessment Planning

28/5/201 Perut membesar, CA +/+ SI -/- Sirosis Hepatis Kidmin


6 sesak,BAB 1x warna TD 140/70 Tipe 1 fl/hari
hitam, BAK 2x seperti HR 92x/m Dekompensata Ceftriaxon
teh, sulit tidur, RR 22x/m 2x1
T 36,5oC Anemia Ranitidin 2x1
Lingkar perut Curcuma 3x1
110 Lasix 2x1
Nyeri tekan Transfusi PRC
Abdomen +, 2 kolf
asites +,
Rh -/- Gal -/-
Oedem
extremitas - - //
--
Tanggal Subjektif Objektif Assessment Planning

30/5/2016 Perut msh membesar, CA +/+ SI -/- Sirosis Hepatis Kidmin 1


sesak berkurang TD 130/80 Tipe fl/hari
,BAB mencret 5x, HR 68x/m Dekompensata Ceftriaxon 2x1
mual RR 20x/m Ranitidin 2x1
T 37,1 oC Anemia Curcuma 3x1
Lingkar perut Lasix 3x2
109 Spironolakton
Nyeri tekan 2x1
Abdomen +,
asites +, Transfusi PRC
Rh -/- Gal -/- 2 kolf
Oedem
extremitas - - //
--
Tanggal Subjektif Objektif Assessment Planning
31/5/2016 Perut msh membesar, CA +/+ SI -/- Sirosis Hepatis Kidmin 1
sesak berkurang TD 130/80 Tipe fl/hari
,BAB hitam 1x, HR 76x/m Dekompensata Ceftriaxon 2x1
muntah, BAK seperti RR 24x/m Ranitidin 2x1
teh T 36,8 oC Anemia Curcuma 3x1
Lingkar perut Lasix 3x2
109 Spironolakton
Nyeri tekan 2x1
Abdomen +,
asites +,
Rh -/- Gal -/- Transfusi PRC
Oedem 2 kolf
extremitas - - //
--
Tanggal Subjektif Objektif Assessment Planning
1/6/2016 Perut msh membesar, CA +/+ SI -/- Sirosis Hepatis Ceftriaxon 2x1
BAB hitam 1x TD 140/80 Tipe Ranitidin 2x1
semalam, HR 68x/m Dekompensata Curcuma 3x1
mual,muntah RR 24x/m Lasix 3x2
T 37,1 oC Anemia Spironolakton
Lingkar perut 2x1
107 Transfusi PRC
Nyeri tekan 2 kolf
Abdomen +,
asites +,
Rh -/- Gal -/-
Oedem
extremitas - - //
--
Tanggal Subjektif Objektif Assessment Planning
2/6/2016 Perut msh membesar, CA +/+ SI -/- Sirosis Hepatis Ceftriaxon 2x1
BAB mencret, mual TD 140/80 Tipe Ranitidin 2x1
HR 68x/m Dekompensata Curcuma 3x1
RR 24x/m Lasix 3x2
T 37,1 oC Anemia Spironolakton
Lingkar perut 2x1
106 propanolol
Nyeri tekan 1x1
Abdomen -,
asites +, Transfusi PRC
Rh -/- Gal -/- 2 kolf
Oedem
extremitas - - //
--
Tanggal Subjektif Objektif Assessment Planning
3/6/2016 Muntah darah 4x, CA +/+ SI -/- Sirosis Hepatis Ceftriaxon 2x1
BAB hitam TD 140/80 Tipe Ranitidin 2x1
2x,mual,pusing,BAK HR 78x/m Dekompensata Curcuma 3x1
seperti teh RR 20x/m Lasix 3x2
T 36,5 oC Anemia Spironolakton
Lingkar perut 2x1
104 propanolol
Nyeri tekan 1x1
Abdomen -, kalnex 3x1
asites +, vit k 3x1
Rh -/- Gal -/-
Oedem
extremitas - - //
--
Tanggal Subjektif Objektif Assessment Planning
4/6/2016 Muntah darah sudah CA +/+ SI -/- Sirosis Hepatis Ceftriaxon 2x1
tidak ada,masih BAB TD 120/80 Tipe Ranitidin 2x1
hitam ,mual HR 72x/m Dekompensata Curcuma 3x1
RR 24x/m Lasix 3x2
T 36,9 oC Anemia Spironolakton
Lingkar perut 2x1
101 propanolol
Nyeri tekan 1x1
Abdomen -, kalnex 3x1
asites +,
Rh -/- Gal -/-
Oedem
extremitas - - //
--
Tanggal Subjektif Objektif Assessment Planning
6/6/2016 Muntah darah sudah CA +/+ SI -/- Sirosis Hepatis Ceftriaxon 2x1
tidak ada, masih ada TD 140/80 Tipe Ranitidin 2x1
BAB hitam HR 78x/m Dekompensata Curcuma 3x1
RR 20x/m Lasix 3x2
T 36,5 oC Anemia Spironolakton
Lingkar perut 2x1
101 propanolol
Nyeri tekan 1x1
Abdomen -, kalnex 3x1
asites +,
Rh -/- Gal -/-
Oedem
extremitas - - //
--
Analisis Kasus
Tn. T, 56 tahun dirawat di RSUD Karawang dengan diagnosis kerja
ascites et causa sirosis hepatis dekompensata. Berdasarkan
keluhan utama yaitu perut membesar sejak 1 minggu SMRS, OS juga
mengeluh terdapat nyeri pada perut di kuadran kanan atas. Selain itu OS
juga mengeluh sesak nafas. Menurut OS sesak muncul bersamaan dengan
perut yang membesar. Os juga mengeluhkan mual dan Muntah darah
berwarna merah gelap kurang lebih sebanyak 1 gelas aqua. Os mengaku
nafsu makan turun. BAK lancar, berwarna kuning kecoklatan seperti teh.
BAB berwarna hitam dengan frekuensi 3x sejak kemarin.
Dasar diagnosis :
Pasien mengeluh perut semakin membesar
Nyeri perut dibagian perut kuadran kanan atas
Terdapat rasa mual dan hematemesis
Sesak nafas
BAB warna hitam
BAK warna seperti teh
Pada pemeriksaan fisik didapat
CA +/+Inspeksi abdomen : membuncit, spider navy. Palpasi abdomen: kulit
dinding perut terasa tegang , Nyeri tekan epgigastrium (+). Perkusi
abdomen: redup, Shifting dullness positif.
Pemeriksaan Lab
Albumin: 2,7 g/dL, Globulin: 3,81 ,Hb 8,1 g/dl, eritrosit 3,6 x10 6 /uL.
Bilirubin total 0,32 mg/dL, bilirubin direk 0,13 mg/dL, bilirubin indirek 0,18
mg/dL.
Pemeriksaan USG : Permukaan hepar ireguler, v. portal melebar , tepi
tumpul, spleenomegali, asites
Daftar masalah
Sirosis hepatis
Tinjauan pustaka
Definisi
Sirosis hepatis adalah suatu keadaan patologis yang menggambarkan stadium
akhir fibrosis hepatic yang berlangsung progresisf yang ditandai dengan distorsi dari
arsitektur hepar dan pembentukan nodulus regeneratif. Gambaran ini terjadi akibat
nekrosis hepatoselular, jaringan penunjang retikulin kolaps disertai deposit jaringan
ikat, distorsi jaringan vascular, dan regenerasi nodularis parenkim hati.
Epidemiologi

Lebih dari 40% pasien sirosis asimtomatis. Pada keadaan ini sirosis
ditemukan waktu pemeriksaan rutin kesehatan atau pada waktu
autopsy

Keseluruhan insidensi sirosis di Amerika diperkirakan 360 per


100.000 penduduk. Penyebabnya sebagian besar akibat penyakit
hati alkoholik maupun infeksi virus kronik.

Hasil penelitian alkoholik berakhir dengan sirosis hati dengan


prevalensi 0,3%.
Etiologi
Tabel 1. Sebab-sebab sirosis dan/ atau penyakit hati kronik 2
Penyakit infeksi
- Bruselosis
- Ekinokokus Obat dan Toksin
- Skistosomiasis - Alkoholik
- Toksoplasmosis - Amiodaron
- Hepatitis virus ( hepatitis B , hepatitis C, - Arsenic
hepatitis D, sitomegalovirus) - Obstruksi bilier
- Penyakit perlemakan hati non
Penyakit keturunan dan metabolic
alkoholik
- Difisiensi alfa1- antitrypsin - Sirosis bilier primer
- Sindrom fanconi - Kolangitis sclerosis primer
- Galaktosemia
- Penyakit gaucher Penyebab lain atau tidak terbukti
- Penyakit simpanan glikogen - Penyakit usus inflamasi kronik
- Hemokromatosis - Fibrosis kistik
- Intoleransi fluktosa glikogen - Pintas juejunoileal
- Tirosinemia herediter - Sarkoidosis
- Penyakit Wilson
Klasifikasi
Patofisiologi
Manifestasi klinik
Tanda Penyebab
Spider angioma atau spider nevi Estradiol meningkat
Palmar erytema Gangguan metabolisme hormon seks
Perubahan kuku
Muerches lines Hipoalbuminemia
Terrys nails Hipoalbuminemia
Clubbing Hipertensi portopulmonal

Osteoartopati Hipertrofi Chronic proliferative periostitis


Kontraktur Dupuytren Proliferasi fibroplastik dan gangguan deposit
kolagen
Ginekomastia Estradiol meningkat
Hipogonadisme Perlukaan gonad primer atau supresi fungsi
hipofise atau hipotalamus
Ukuran hati : besar, normal, mengecil Hipertensi portal
Splenomegali Hipertensi portal
Asites Hipertensi portal
Caput medusa Hipertensi portal
Murmur Cruveilhier-Baungarten (bising Hipertensi portal
daerah epigastrium)
Fetor hepaticus Diamethyl sulfide meningkat
Ikterus Bilirubin meningkat (sekurang-kurangnya 2-
3 mg/dl)
Asterixis/Flapping tremor Ensefalopati
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium
Jenis pemeriksaan Hasil
Aminotransferase : ALT dan AST Normal atau sedikit meningkat
Alkali fosfatase / ALP Sedikit meningkat
Gamma-glutamil transferase : GT Korelasi dengan ALP, spesifik khas akibat
alcohol sangat meningkat
Bilirubin Meningkat pada SH lanjut prediksi penting
mortalitas
Albumin Menurun pada SH lanjut
Globulin Meningkat terutama lgG
Waktu Prothrombin Meningkat / penurunan produksi faktor
V/VII dari hati
Natrium darah Menurun akibat peningkatan ADH dan
aldosterone
Trombosit Menurun (hipersplenism)
Lekosit dan netrofil Menurun (hipersplenism)
Anemia Makrositik, normositik, dan mikrositik
Pemeriksaan USG :
memperlihatkan ekodensitas hati meningkat dengan ekostruktur
kasar homogen atau heterogen pada sisi superficial, dapat pula
dijumpai pembesaran lobus, sleenomegali, dan vena hepatika, dan
tampak asites

Pemeriksaan endoskopi
gastroskopi dilakukan untuk memeriksa adanya varises di esofagus
dan gaster pada penderita SH
komplikasi

Hipertensi portal Peritonitis bakterial


spontan

Asites Ensefalopati hepatikum

Varises gastroesofagus Sindrom hepatorenal


Tatalaksana
Komplikasi
Sirosis Hati
Terapi
dengan komplikasi Dosis
Asites Tirah baring
Diit rendah garam 5,2 gram atau 90 mmol/hari
Obat antidiuretic : diawali spironolakton, bila 100-200 mg sekali sehari maks 400 mg
respons tidak adekuat dikombinasi Furosemid 8 to 10 g IV per liter cairan parasintesis (jika
Parasintesis bila asietes sangat besar, hingga 4-6 > 5 L)
liter & dilindungi pemberian albumin Direkomendasikan jika natrium serum kurang
Restriksi cairan 120-125 mmol/L
Ensefalopati hepatikum Laktulosa 30-45 mL sirup oral 3-4 kali/hari atau 300 mL
Neomisin enema sampai 2-4 kali BAB/hari dan
perbaikan status mental
4-12 g oral/hari dibagi tiap 6-8 jam; dapat
ditambahkan pada pasien yang refrakter
laktulosa
Varises esophagus Propranolol 40-80 mg oral 2 kali/hari
Isosorbid mononitrate 20 mg oral 2 kali/hari
Saat perdarahan akut diberikan somatostatin
atau ligasi endoskopi
Peritonitis bakterial profilaksis untuk mencegah PBS dengan
spontan Sefotaksim dan Albumin 2 g IV tiap 8 jam
Albumin 1,5 g per kg IV dalam 6 jam, 1 g per kg IV
Norfloksasin hari ke-3
Trimethoprim/sulfamethoxazole 400 mg oral 2 kali/hari untuk terapi, 400 mg
oral 2 kali/hari selama 7 hari untuk
perdarahan gastrointestinal, 400 mg oral per
hari untuk profilaksis
1 tablet oral/hr untuk profilaksis, 1 tablet oral
2 kali/hr selama 7 hari untuk perdarahan
gastrointestinal

Sindrom hepatorenal Transjugular intrahepatic portosystemic shunt efektif menurunkan hipertensi porta dan memperbaiki HRS,
(HRS) serta menurunkan perdarahan gastrointestinal.
Prognosis
Child-Turcotte-Pugh Classification for Severity of Cirrhosis
Points*
Clinical and Lab Criteria
1 2 2
Encephalopathy None Mild to moderate Severe (grade 3 or 4)
(grade 1 or 2)
Ascites None Mild to moderate Severe (diuretic
(diuretic responsive) refractory)
Bilirubin (mg/dL) <2 23 >3
Albumin (g/dL) > 3,5 2,8 3,5 < 2,8
Prothrombin time
Seconds prolonged <4 46 >6
International normalized ratio < 1,7 1,7 2,3 > 2,3
*Child-Turcotte-Pugh Class obtained by adding score for each parameter (total points)
Class A = 5 to 6 points (least severe liver disease)
Class B = 7 to 9 points (moderately severe liver disease)
Class C = 10 to 15 points (most severe liver disease)

Skor 5-6 angka harapan hidup 1 tahun pertama = 100% 2 tahun pertama =
85%
Skor 7-9 angka harapan hidup 1 tahun pertama = 81% 2 tahun pertama =
57%
Skor 10-15 angka harapan hidup 1 tahun pertama = 45% 2 tahun pertama =
35%
Kesimpulan
Mengingat pengobatan sirosis hati hanya merupakan simptomatik
dan mengobati penyulit, maka prognosa Sirosis Hepatis bisa buruk.
Umumnya menegakkan diagnosis diperlukan pemeriksaan klinis dan
pemeriksaan laboratorium terhadap sirosis hepatis tersebut. Namun
penemuan sirosis hati yang masih terkompensasi mempunyai
prognosa yang baik. Oleh karena itu ketepatan diagnosa dan
penanganan yang tepat sangat dibutuhkan dalam penatalaksanaan
sirosis hati.
CHRONIC KIDNEY
DISEASE (CKD)
Definisi
CKD adalah kerusakan ginjal yang berlangsung selama> 3 bulan. Yang dimaksud
terdapat kerusakan ginjal adalah bila dijumpai kelainan struktur atau fungsi
ginjal dengan atau tanpa penurunan GFR, dengan salah satu manifestasi kelainan
patologi atau petanda kerusakan ginjal.

No. Kriteria

1. Kerusakan ginjal (renal damage) yang terjadi lebih dari 3 bulan, berupa kelainan
structural atau fungsional, dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus
(LFG), dengan manifestasi :
Kelainan patologis
Terdapat tanda kelainan ginjal, termasuk kelainan dalam komposisi darah atau
urin, atau kelainan dalam tes pencitraan (imaging test)

2. Laju filtrasi glomerulus (LFG) kurang dari 60 ml/menit/1,73 m2 selama 3 bulan,


dengan atau tanpa kerusakan ginjal
Etiologi
No Penyakit
.
1.Penyakit infeksi : Pielonefritis kronik atau refluks
2.Penyakit peradangan : Glomerulonephritis
3.Penyakit vaskuler hipertensi : Nefrosklerosis maligna
4.Gangguan jaringan ikat : Lupus eritematosus sistematik
5.Gangguan kongenital dan hederiter : Penyakit ginjal polikistik
hederiter, asidosis sistemik progresif
6. Penyakit metabolik : diabetes mellitus, gout, hiperparatiroidisme
7. Nefropati toksik : penyalahgunaan analgesic
8. Nefropati Obstruktif karena obstruksi saluran kemih karena batu
Klasifikasi CKD
Klasifikasi atas dasar derajat penyakit, dibuat atas dasar GFR , yang
dihitung mempergunakan rumus kockroft-Gault sebagai berikut :
GFR (ml/mnt/1,73m) = (140-umur) x berat badan ,
72 x kretinin plasma (mg/dl)
pada perempuan dikalikan 0,85.

Derajat Penjelasan LFG (ml/mn/1,73m2)

1. Kerusakan ginjal dengan LFG normal atau 90

2. Kerusakan ginjal dengan LFG ringan 60 89

3. Kerusakan ginjal dengan LFG sedang 30 59

4. Kerusakan ginjal dengan LFG berat 15 29

5. Gagal ginjal < 15 atau dialysis


Pemeriksaan penunjang
Laboratorium : tes fungsi ginjal , biokimia
darah, urinalisis

Radiologis

Biopsi dan pemeriksaan histopatologi ginjal


Tatalaksana
Rencana Tatalaksana Penyakit Ginjal Kronik Sesuai dengan Derajatnya

Deraj LFG Rencana tatalaksana


at (mlmnt/1,73
m2)
1. 90 Terapi penyakit dasar, kondisi komorbid, evaluasi
pemburukan (progression) fungsi ginjal,
memperkecil risiko kardiovaskular
2. 60 89 Menghambat pemburukan (progression) funsi ginjal
3. 30 59 Evaluasi dan terapi komplikasi
4. 15 29 Persiapan untuk terapi pengganti ginjal
5. < 15 Terapi pengganti ginjal

Anda mungkin juga menyukai