menggambarkan alam pikiran, sikap, perilaku, ucapan, proses pemikiran, persepsi, dan kognisi pasien. Pemeriksaan status psikatri adalah pencatatan sistematik status psikiatri yang berfungsi membantu diagnosis dini dan menentukan penatalaksanaan dan prognosis. Aspek yang diperiksa 1. Deskripsi umum . Penampilan : Menarik, tidak menarik, postur tubuh, pakaian, sisiran rambut, sehat atau sakit, tampak tua atau tampak muda, marah, bingung, ketakutan, tidak nyaman, apatis, feminin, maskulin, dll Penampilan umum Sikap tubuh, kekakuan, retardasi psikomotor, canggung, meremas- remas tangan, pandangan mata Sikap terhadap pemeriksa Kooperatif, bermusuhan, defensif, merayu, suka mengelak, mencari perhatian, dll Kesadaran 1. Disorientasi : gangguan orientasi waktu, tempat, orang. 2. Kesadaran berkabut : kejernihan ingatan yang tidak lengkap. 3. Stupor : hilangnya reaksi dan ketidak sadaran lingkungan sekeliling. 4. Delirium : bingung, gelisah, disorientasi, takut dan halusinasi. 5. Somnolen : mengantuk yang abnormal. 6. Drowsiness : cenderung selalu tidur Pembicaraan Keras, cepat, lambat, diam saja, seperti ada tekanan, spontan, gangguan artikulasi (disartria), defisiensi dalam berbahasa (afasia) 1. Logorrhea : bicara yang banyak sekali, bertalian dan logis. 2. Disprosodi : hilangnya irama bicara yang normal. 3. Gagap : pengulangan atau perpanjangan suara atau suku kata yang menyebabkan gangguan kefasihan bicara yang jelas. 4. Kekacauan : bicara yang aneh dan distrimik, yang mengandung semburan yang cepat dan menyentak. 2. Keadaan spesifik Presepsi Presepsi merupakan hasil interaksi antara 2 faktor, yaitu faktor rangsangan dan faktor pengaruh dari rangsangan A. Gangguan presepsi 1. Halusinasi : presepsi sensori yang palsu tidak disertai dengan stimuli eksternal yang nyata, mungkin tredapat atau tidak terdapat interpretasi waham tentang pengalamanhalusinasi. 2. Halusinasi auditoris : presepsi bunyi yang palsu. 3. Halusinasi visual : presepsi palsu tentang penglihatan yang berupa citra yang berbentuk dan citra yang tidak berbentuk. 4. Ilusi : mispresepsi terhadap stimuli eksternal yang nyata. 5. Delusi : keyakinan semu yang tidak benar, dan tidak dapat dikoreksi dengan pikiran sehat B. Gangguan yang berhubungan dengan gangguan kognitif 1. Agnosia : ketidakmampuan untuk mengenali dan menginterpretasikan kepentingan kesan sensoris. 2. Anosognosia : ketidakmampuan untuk mengenali suatu defek neurologi yang terjadi pada dirinya. 3. Agnosia visual : ketidakmampuan untuk mengenali benda atau orang. 4. Somatopagnosia : ketidak mampuan untuk mengenali suatu bagian tubuh sebagai milik tubuhnya sendiri. 5. Aura : sensasi perasaan akan adanya bahaya seperti rasa penuh pada lambung, wajah memerah, dan perubahan respirasi, perubahan kognisi dan keadaan mood biasanya terjadi sebelum serangan. C. Gangguan yang berhubungan dengan fenomen koversi dan disosiatif 1. Kepribadian ganda : satu orang yang tampak pada waktu yang berbeda menjadi dua atau lebih kepribadian dan karakter yang sama sekali berbeda. 2. Dissosiasi : mekanisme pertahanan yang tidak disadari meliputi pemisahan dari kelompok proses mental atau proses prilaku dari sisa aktivitas psikis seseorang. Proses berpikir Gangguan spesifik pada bentuk pikir 1. Sirkumstansialitas : berbicara yang tidak langsung dan lambat dalam mencapai tujuan tetapi akhirnya dari titik awal mencapai tujuan yang diharapkan. 2. Tangensialitas : ketidakmampuan untuk mempunyai asosiasi pikiran yang diarahkan oleh tujuan. 3. Inkoherensi : pikiran yang biasanya tidak dapat dimengerti. 4. Ekolalia : pengulangan kata-kata atau frase-frase seseorang oleh seseorang lain secara psikopatologis. 5. Asosiasi longgar : penyimpangan yang mendadak dalam urutan pikiran tanpa penghambatan. 6. Flight of ideas : verbalisasi atau permainan kata-kata yang cepat dan terus menerus yang menghasilkan pergeseran terus menerus dari satu ide ke ide lain.
7. Blocking : terputusnya aliran berpikir secara tiba-tiba
sebelum pikiran atau gagasan diselesaikan. Gangguan spesifik pada isi pikir 1. Waham : keyakinan palsu, didasarkan pada kesimpulan yang salah tentang kenyataan eksternal, tidak sejalan dengan inteligensia pada pasien dan latar belakang kultural, yang tidak dapat dikoreksi dengan suatu alasan. 2. Waham bizar : keyakinan palsu yang aneh, mustahil, dan samasekali tidak masuk akal. 3. Waham nihilistik : perasaan palsu bahwa diringa, orang lain, dan dunia adalah tidak ada atau berakhir. 4. Waham kebesaran: gambaran kepentingan, kekuatan atau identitas seorang yang berlebihan.
5. Sisi pikir : waham bahwa pikiran pasien dihilangkan dari ingatannya
oleh orang lain atau tenaga lian.
6. Siar pikir : waham bahwa pikiran pasien dapat didengar oleh orang lain seperti pikeran mereka sedang disiarkan ke udara.
7. Obsesi : ketakutan yang patologis dari suatu pikiran atau perasaan
yang tidak dapat di tentang yang tidak dapat di hilangkan dari kesadaran oleh usaha logika, yang disertai dengan kecemasan. 8. Kompulsi : kebutuhan yang patologis untuk melakukan suatu impuls yang jika ditahan, menyebabkan kecemasan, perilaku berulang sebagai respon suatu obsesi atau dilakukan menurut aturan tertentu, tanpa akhir yang sebenarnya dalam diri selain dari pada untuk mencegah sesuatu dari terjadi di masa depan.
9. Fobia : rasa takut patologis yang resisten, irasional,
berlebihan dan selalu terjadi terhadap suatu jenis stimulasi atau situasi tertentu, menyebabkan keinginan yang memaksa untuk menghindaristimulus yang ditakuti. Fobia sederhana : rasa takut dengan obyek yang jelas. Fobia sosial : rasa takut akan keramain masyarakat. Agorafobia : rasa takut terhadap tempat yang terbuka. Akrofobia : rasa takut terhadap tempat yang tinggi. Algofobia : rasa takut terhadap rasa nyeri Ailurofobia : rasa takut terhadap kucing. Panfobia : rasa takut terhadap segala sesuatu. Klaustrofobia : rasa takut terhadap tempat yang tertutup. Zoofobia : rasa takut terhadap binatang. Mood dan afek Mood adalah emosi meresap yang dipertahankan, subjektif dan diperlihatkan seseorang kepada orang lain. 1. Euforia : elasi kuat dengan perasaan kuat dengan perasaan kebesaran. 2. Depresi : kesedihan yang psiko patologis. 3. Anhedonia : hilang minat menarik diri dari semua aktifitas rutin yang menyenangkan. 4. Elasi : perasaan menyenangkan dan gembira yang berlebihan, puas diri sendiri atau optimis. 5. Irtable : mudah tersinggung Afek : ekspresi emosi yang terlihat 1. Afek serasi : irama emosional sesuai gagasan, pikiran, atau pembicaraan yang menyertai. 2. Afek tidak serasi : ketidak sesuaian antara perasaan emosional dengan gagasan pikiran atau pembicaraan yang menyertai. 3. Afek tumpul : penurunan berat intensitas irama perasaan yang di ungkapkan keluar. 4. Afek sempit : penurunan intensitas irama perasaan yang kurang parah dibawah afek tumpul. 5. Afek datar : tidak ada atau hampir tidak ada ekspresi afek, suara monoton dan wajah tidak bergerak. 6. Afek labil : perubahan irama perasaan cepat dan tiba-tiba tidak berhubungan stimuli eksternal. Emosi lain 1. Kecemasan : ketakutan disebabkan dugaan bahaya dari dalam atau luar. 2. Agitasi : kecemasan berat diserati kegelisahan motorik. 3. Ketegangan : peningkatan aktifitas motorik dengan psikologis yang tidak menyenangkan. 4. Panik :cemas akut episodik dan kuat. 5. Ambivalensi :teradap sama-sama dua impuls yang berlawanan. Gangguan orientasi Untuk mengetahuinya harus dilakukan uji terhadap ketiga jenis memori yaitu : Recall Recent Remote A. Gangguan daya ingat 1. Amnesia : ketidakmampuan sebagian atau keseluruhan untuk mengingat pengalaman masa lalu 2. Paramnesia : pemalsuan ingatan oleh distorsi pengingatan. 3. Hipermnesia : peningkatan derajat penyimpangan dan pengingatan. 4. Represi : suatu mekanisme pertahanan yang di tandai oleh pelupaan secara tidak disadari terhadap gagasan yang tidak diterima. 5. Letologika : ketidakmampuan sementara untuk mengingat suatu nama atau kata benda yang tepat. 6. Blackout : amnesia yang di alami oleh alkoholik berkaitan dengan perilaku selama minum. B. Tingkat daya ingat 1. Segera (immediate) : reproduksi atau pengingatan hal-hal yang dirasakan dalam beberapa detik sampai menit. 2. Baru saja (recent) : peringatan peristiwa yang telah lewat beberapa hari. 3. Agak lama (recent past) : pengingatan peristiwa yang telah lewat selama beberapa bulan. 4. Jauh (remote) : pengingatan peristiwa yang telah lama terjadi. Intelegensia Intelegensia adalah kemampuan untuk mengerti, mengingat, menggerakan dan menyatukansecara konstruktif pelajaran sebelumnya dalam menghadapi situasi yang baru. A. Retardasi mental : kurangnya inteligensia sampai derajat dimana terdapat gangguan pada kinerja sosial dan kejuruan : -. ringan (IQ 50 atau 55 70) -. sedang (IQ 35 atau 40 50 atau 55) -. berat (IQ 20 atau 25 35 atau 40) -. sangat berat (IQ dibawah 20 atau 25). B. Demensia : pemburukan fungsi intelektual organik dan global tanpa pengaburan kesadaran.
C. Pseudodemensia : gambaran klinis
yang menyerupai demensia yang tidak disebabkan oleh suatu kondisi organik. Insight Merupakan tingkat kesadaran pasien akan penyakitnya Derajat 1 : penyangkalan total atas penyakitnya Derajat 2 : sedikit menyadari bahwa dirinya sakit dan memerlukan bantuan namun pada saat yang sama menyangkalnya Derajat 3 : sadar bahwa dirinya sakit, namun menyalahkan orang lain, faktor organik, atau faktor eksternal Derajat 4 : kesadaran bahwa penyakit disebabkan oleh sesuatu yang tidak ia ketahui Derajat 5 : pengakuan bahwa pasien sakit sakit dan bahwa gejala/kegagalan penyesuaian sosial disebabkan oleh perasaan/gangguan dari pasien sendiri Derajat 6 : sehat. Menyadari sepenuhnya tentang situasi dirinya disertai motivasi untuk lebih baik