Anda di halaman 1dari 30

SGD 12

SKENARIO
Nona A, umur 25 tahun mengeluh nyeri di daerah epigastrium.
Rasanya perih dan menusuk-nusuk. Keadaan ini sudah
berlangsung lebih kurang dari 1 minggu sejak dia putus hubungan
dengan pacarnya. Dia juga sering sendawa dan ada rasa asam
dimulut. Pada pemeriksaan vital sign dalam batas normal, palpasi
di regio hypocondrium kiri dan kanan tidak ada kelainan (hepar
dan lien tidak teraba), palpasi pada regio epigastium ada nyeri
tekan. Auskultasi pada epigastrium: hypogastrium, lumbalis dan
inguinalis.
Dokter menjelaskan pada pasiennya karena adanya pengaruh
psikis menyebabkan gangguan pada sistem simpatis dan
parasimpatis sehingga produksi asam lambung meningkat. Dokter
menganjurkan supaya makan makanan yang lunak untuk
mempermudah proses absorpsi diintestinum tenue.
Terminologi
Epigastrium : Bagian dati dinding perut
diatas pusat
Regio hypocondrium : bagian yang
terletak sinister bawah perut
Intestimun tenue: merupakan organ
pencernaan usus halus
Peristaltik : gerakan yang terjadi pada
otot-otot saluran pencernaan
Psikis : jiwa manusia
Identifikasi Masalah
1. Apa hubungan gangguan psikis
dengan keluhan OS?
2. Organ apa saja yang tedapat pada
regio epigastrium?
3. Apa yang menyebabkan OS sering
sendawa dan ada rasa asam dimulut?
4. Faktor apa saja yang menyebabkan
meningkatnya asam lambung
Analisa Masalah
1. Apa hubungan gangguan psikis dengan keluhan OS?
Jawab : stres tidak nafsu makan + peningkatan kerja
saraf parasimpatik kontraksi lambung (HCl
meningkat) dan peristaltik usus meningkat terasa
perih dan menusuk-nusuk di perut + nyeri tekan dan
bising peristaltikmeningkat.
2. Organ apa saja yang tedapat pada regio epigastrium?
Jawab:
-. Hepar
-. Gaster
-. Lien
-. Oesofagus
Analisa Masalah
3. Apa yang menyebabkan OS sering sendawa dan
ada rasa asam dimulut?
Jawab: karena peningkatan HCl peningkatan gas
lambung Kompensasi sendawa + rasa asam
pada mulut
4. Faktor apa saja yang menyebabkan
meningkatnya asam lambung?
Jawab:
-. Psikis
-. Makan tidak teratur
-. Asupan makanan yang kurang baik
Mapping Concept
SISTEM
PENCERNAAN

FISIOLOGI HISTOLOGI
ANATOMI

SEL-SEL
ORGAN- PROSES PADA
ORGAN PENCERNAA SALURAN
SALURAN N PENCERN
PENCERNAA AAN
N
LO
Mahasiswa/i mampu mengetahui,
memahami serta menjelaskan
tentang:
Anatomi, fisiologi dan histologi
saluran pencernaan
Mekanisme terjadinya asam lambung
Mekanisme saluran pencernaan
Anatomi dan Fisioloogi Saluran
Pencernaan
Sistem pencernaan makanan pada manusia
terdiri dari beberapa organ terdiri dari:
Rongga Mulut (cavum oris)
Oesafagus (kerongkongan)
Lambung (gaster)
Usus halus (intestinum tenue)
Usus besar (intestinum care)
Rectum
Anus
Cavum Oris Kelenjar Ludah

Rongga mulut dibatasi oleh


Kelenjar ludah
beberapa bagian, yaitu menghasilkan saliva
sebelah atas oleh tulang Kelenjar ludah terdiri
rahang dan langit-langit
(palatum), sebelah kiri dan dari:
kanan oleh otot-otot pipi, Kelenjar sublingual
serta sebelah bawah dan Kelenjar submandibular
rahang bawah.
Kelenjar parotid
Gigi(dentis): berfungsi dalam
proses mastikasi Fungsi saliva :
Lidah (lingua) Melarutkan makanan
Lidah berfungsi untuk membantu secara kimia
mengunyah makanan yakni
Melembabkan dan
dalam hal membolak-balikkan
makanan dalam rongga mulut, melumasi makanan
membantu dalam berbicara Mengurai zat tepung
Sebagai indera pengecap
menjadi polisakarida
LIDAH
Esofagus (kerongkongan) Lambung
Lambung merupakan organ
Esofagus merupakan berbentuk J yang terletak
saluran sempit dibawah rusuk sebelah kiri
berbentuk pipa yang Panjangnya 20 cm dengan
menghubungkan diameter 15 cm
faring dengan pH lambung 1-2
Lambung terdiri atas cardia,
lambung (gaster)
fundus dan lambung,
Panjangnya 25 cm, antrum, kanal pylorus dan
diameter 2.5 cm pylorus
Fungsi lambung :
pH cairannya 5-6
Penyimpanan makanan
Fungsi menggerakkan Memproduksi kimus
makanan dari faring Digesti protein
Meproduksi mucus
ke lambung melalui Memproduksi glikoprotein
gerak peristaltis penyerapan
Usus Halus (Intestinum
tenue)
Usus halus adalah
berlangsungnya sebagian Usus halus terbagi
besar pencernaan dan atas tiga bagian,
penyerapan yaitu:
panjangnya sekitar 6 m, Duodenum :
berdiameter 2,5 cm panjangnya 25 cm,
pH 6,3-7,6 diameternya 5 cm
Fungsi usus halus : Jejenum : panjangnya
Mengakhiri proses 1m sampai
pencernaan makanan 1,5m,diameternya 5 cm
Usus halus secara selektif Ileum : panjangnya 2 m
mengabsorpsi produk sampai 2,5
digesti m,diameternya 2,5 cm
Perbedaan Jejenum dan Ileum
Beda Jejenum Ileum
Vaskularisasi Vasa, jejunales Vasa,iliales
Posisi 2/3 oral 1/3 anal
Letak Kiri atas cavum Kanan bawah cavum
abdomen Abdomen cavum
pelvis
Jumlah Arcade 1-2 3-5
Vascular
Vasa Recta Panjang Pendek
Banyaknya Sedikit Banyak
vaskularisasi
warna Lebih terang (pink Lebih gelap(merah)
pucat)
Diameter lumen Lebih kecil Lebih besar
Ketebalan dinding Lebih tebal Lebih tipis
Vili chorialis Sedikit Banyak dan panjang
Limfosit Tersebar rata/soliter Teragresi / berkumpul
Lemak Disimpan di dekat Diseluruh bagian
Usus Besar (Colon)
Usus besar adalah saluran
yang berhubung dengan Usus besar dibedakan
bagian usus (ileum) dan
menjadi tiga bagian,
berakhir dengan anus
yaitu:
Yang panjangnya sekitar
1,5m, diameter kurang Coecum : merupakan
6,3 cm. pH nya 7,5-8 pembatas antara
Fungsi usus besar ileum dengan kolon
Mengabsorpsi 80% - 90% air Kolon: pada kolon
dan elektrolit dari kimus
yang tersisa dan mengubah terjadi gerakan
kimus dari cairan menjadi mencampur isi kolon
massa semi padat
Memproduksi mucus
dengan gerakan
Mengeksresikan zat sisa mendorong
dalam bentuk feses
Rektum Anus
Anus
Rektum merupakan
merupakan lubang pada
tempat
ujung saluran
penampungan
pencernaan
sementara feses
sebelum Setelah rektum
dibuang melalui terenggang
anus. karena terisi
Yang panjangnya penuh, timbul
12-13 cm keinginan
untuk defekasi
Histologi Saluran
Pencernaan
Rongga Mulut
Dilapisi oleh epitel
squamous kompleks Lapisan saluran
non keratin sebagai pencernaan secara
pelindung yang juga umum dari luar
melapisi permukaan kedalam :
dalam bibir tunika mukosa
a. Bibir terdiri atas: submukosa
. Pars cutane muskularis
. Pars mukosa serosa/adventesia
. Pars intermedia
LAMBUNG
Kelenjar Dalam Lambung

Kelenjar gastrik kardia & pilorus sekresi mukus


alkali
Kelenjar gastrik antrum pilorik sekresi hormon
Kelenjar fundus & badan gastrik berbagai sel
sekretori :
Mucus neck cell sekresi mukus (asam)
Parietal cell sekresi HCl dan faktor intrinsik
Chief cell sekresi pepsinogen
Pepsinogen diubah mjd pepsin oleh HCl dan pepsin itu
sendiri melalui mekanisme umpan balik positif
Enteroendocrine cell sekresi gastrin, endorfin, histamin,
serotonin, kolesitokinin & somatostatin ke lamina propria
Mekanisme saluran pencernaan
Aktivitas dalam saluran cerna
Ingesti : pengambilan makanan masuk ke saluran cerna
Propulsi :Menelan dan peristaltis
Peristaltis : gerakan kontraksi dan relaksasi otot2 pada
dinding organ
Digesti mekanik :mengunyah, mencampur, mengaduk
makanan
Digesti kimiapenguraian makanan/katabolik
Absorpsi :gerakan nutrien dari sal cerna ke darah atau
limpa
Defekasi: eliminasi buangan padat yang tidak dapat
dicerna
Regulasi Sekresi Asam
Lambung
Sel parietal : Ikatan reseptor + gastrin,
Reseptor asetilkolin, gastrin asetilkolin peningkatan
dan histamin menstimulasi kadar Ca intraselular
produksi asam lambung aktivasi pompa proton H/K
Reseptor PGE2 dan I2 ATPase sekresi HCl ke
menginhibisi produksi asam lumen
lambung
Ikatan reseptor + histamin
Gastrin: hormon di lambung
aktivasi enzim adenilat
dan duodenum respon
siklase aktivasi pompa
ingesti makanan
proton H/K ATPase sekresi
Histamin: dilepaskan dari sel HCl ke lumen
dimukosa lambung dan Ikatan reseptor + PG E2 dan
berdifusi ke sel parietal I2 menghambat enzim
Pepsin: enzim proteolitik adenilat siklase
mencernakan protein inhibisisekresi HCl
Pengaturan sekresi lambung
Mekanisme neural & hormonal
mengatur pengeluaran cairan lambung
Mekanisme stimulasi dan inhibisi terjadi
dalam 3 fase :
Fase sefalik (refleks) sebelum makanan
masuk
Fase gastrik makanan masuk ke lambung
Fase intestinal makanan masuk ke
duodenum
Fase sefalik melalui saraf Fase gastrik
vagus
Eksitasi mencakup :
Eksitasimencakup:
Distensi lambung
Melihat & memikirkan
makanan Aktivasi kemoreseptor
Stimulasi reseptor rasa & oleh peptida, kafein &
bau peningkatan pH
Menuju hipotalamus, Pelepasan gastrin ke
medula oblongata dalam darah
(nukleus vagus)
Stimulasi kelenjar lambung Peningkatan
Inhibisi mencakup: pelepasan HCl
Hilangnya nafsu makan & Inhibisi mencakup :
depresi pH < 2
Penurunan dalam stimulasi Gangguan emosional
bagian parasimpatik
yg menurunkan kerja
parasimpatis
Fase intestinal
Fase eksitasi :
pH rendah; secara parsial makanan
yang terdigesti masuk ke duodenum &
mendorong aktivitas kelenjar gastrin
melalui gastrin intestinal
Fase inhibisi (refleks enterogastrik)
distensi duodenum, keberadaan khimus
berlemak, asam atau hipertonis, &/atau
iritan dalam duodenum
Aktivitas kontraksi lambung
Peristaltik &
Gelombang peristaltik
bergerak ke pilorus peccampuran
dengan keceptan 3 paling kuat terjadi
gelombang/menit dekat pilorus
Ritme elektrikal dasar ini
diatur oleh sel pacemaker
Khimus akan:
(sel Cajal) pada lapisan Dihantarkan
longitudinal mengatur
sejumlah kecil ke
kecepatan kontraksi
Stimulus saraf & duodenum atau
hormonal Mendorong
Memulai stimulus kembali ke
Mengatur kekuatan lambung untuk
stimulus
pencampuran
lebih lanjut
Respon pengisian lambung
Daya tampung lambung +1L makanan
Tekanan dlm lambung tetap rendah sampai
mendekati batas daya tampung 1L
kelenturan otot polos lambung memungkinkan
ukurannya berubah pada tonus yang tetap
Respon yang dimediasi oleh refleks :
Relaksasi reseptif makanan berjalan melalui
esofagus, relaksasi otot lambung
Relaksasi adaptif lambung dilatasi pada saat terisi
Plastisitas kemampuan intrinsik otot polos untuk
memberikan respon tekanan-relaksasi
Pengaturan pengosongan lambung

Pengosongan lambung diatur oleh :


Refleks enterogastrik neural
Mekanisme hormonal (enterogastron)
Mekanisme ini menginhibisi sekresi
lambung & pengisian duodenum
Khimus kaya karbohidrat secara cepat
bergerak melalui duodenum
Khimus berlemak secara lambat dicerna
sehingga lebih lama tinggal di dalam
lambung
Referensi
Scanlon, Valeriae, 2007. Buku Ajar Anatomi
Fisiologi Edisi 3. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Jakarta
Eroschenko P. Victor. 2010. Atlas Histoloogi
difiore dengan kolerasi fungsional Edisi 11. EGC.
Jakarta
Sherwood, Laurale. 2001. Fisiologi Manusia dari
Sel ke Sistem Edisi 11. EGC. Jakarta
J. Crowin, Elizabeth, 2001. Buku Saku
Patofisilogi. Penerbit Buku kedokteran EGC.
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai