Maju Epilepsi Lobus Temporal Fix
Maju Epilepsi Lobus Temporal Fix
Epilepsi adalah suatu penyakit otak yang ditandai dengan kondisi/gejala berikut :
Minimal terdapat 2 bangkitan tanpa provokasi atau 2 bangkitan refleks dengan
jarak waktu antar bangkitan pertama dan kedua lebih dari 24 jam.
Satu bangkitan tanpa provokasi atau 1 bangkitan refleks dengan kemungkinan
terjadinya bangkitan berulang dalam 10 tahun kedepan sama dengan (minimal
60%) bila terdapat 2 bangkitan tanpa provokasi/bangkitan refleks. Sudah
ditegakkan diagnosis sindrom epilepsi.
(PERDOSSI, 2014)
Epilepsi lobus temporalis menurut
International League Againts Epilepsy
(ILAE) and the International Bureau for
epilepsy (IBE) pada tahun 1085
adalah kejang berulang tanpa
provokasi yang berasal dari medial
atau lateral temporalis, biasanya
berupa kejang parsial sederhana
tanpa gangguan kesadaran, dengan
atau tanpa aura, dan dapat berupa
kejang parsial kompleks dengan
gangguan kesadaran
KLASIFIKASI ILAE 1989
Klasifikasi ILAE 1989 untuk epilepsi dan sindrom epilepsi
Sebagian besar penderita epilepsy terutama penderita sindroma eoilepsi tertentu akan mengalami
gangguan kognitif. Prevalensi gangguan kognitif epilepsy berkisar antara 20-50%
Faktor yang mempengaruhi munculnya gangguan kognitif pada epilepsi :
1. Etiologi
2. Tipe bangkitan
3. Sindrom epilepsi ; lobus temporal Epilepsi lobus temporal hampir mempengaruhi semua
aspek kognitif antara lain, atensi, bahasa, fungsi eksekutif, judgement dan problem solving.
Namun, aspek kognitif yang paling dominan adalah gangguan memori.
4. Frekuensi bangkitan
5. Durasi bangkitan
7. Faktor psikis
ETIOLOGI
Hippocampal sclerosis
Hippocampal sclerosis menghasilkan sindrom klinis yang disebut epilepsi
lobus temporal mesial (MSLE)
1. Infeksi
misalnya, herpes ensefalitis, meningitis bakteri,
neurocysticercosis
2. Trauma
3. Keganasan, misalnya, meningioma, glioma, gangliomas
4. Vascular malformasi (arteriovenous malformation, carvernous
angioma)
5. Cryptogenic (sebab dianggap tetapi belum teridentifikasi)
6. Idiopatik (genetik) (Ko, 2014)
TANDA & GEJALA
Gangguan memori
Pasien dengan epilepsi lobus temporal refrakter biasanya memiliki defisit pada
fungsi memori
Aura
1. Gejala autonom sensasi epigastrium seperti naik, berkeringat, peningkatan nadi
2. Gejala somatosensori dan sensori khusus adanya halusinasi, bentuk, ukuran, dan
jarak benda, (micropsia) atau lebih besar (makropsia) dari biasanya)
3. Fenomena psikis rasa takut, dejavu, jamais vu, ilusi visual dan auditori, dan
halusinasi visual atau auditorik kompleks
4. Gejala motorik Otomatisasi pencernaan oral (Oral alimentary automatism) seperti
bibir mengecap, mengunyah, dan menelan. Aktivitas motorik dapat tetap berlangsung
atau bereaksi terhadap lingkungan disekitar, repetitive, stereotip, manual automatism
(Ko, 2014)
GAMBARAN KEJANG PARSIAL SIMPLE & KOMPLEK
LOBUS TEMPORAL
GANGGUAN PSIKOTIK PADA ELT
Vuilleumier dan Jallon menemukan bahwa 2-9% dari pasien dengan epilepsi
memiliki gangguan psikotik dan separuh dari pasien epilepsi dengan psikosis
dapat didiagnosis menderita schizophrenia pula (Algreesah, 2016)
Etiologi dan patogenesis psikosis pada epilepsi diketahui berdasarkan perubahan
neuroanatomi (asimetri amigdala dan anterior segmen hippocampus,
mengecilnya volume gray matter di girus temporal kiri dan tengah dan posterior
kiri gyrus temporal superior, dll) (Algreesah, 2016)
Klasifikasi gangguan psikotik pada epilepsi dibagi menjadi 3 yaitu: (1) ictal, (2)
post ictal (3) Interictal (skizofrenia, depresi, anxietas, dan kelainan afektif bipolar)
(Algreesah, 2016)
GEJALA MIRIP SKIZOFRENIA
Biasanya gejala psikotik tampak pada pasien yang telah menderita epilepsi dalam
jangka waktu yang lama dan onset gejala psikotik didahului oleh perkembangan
perubahan kepribadian yang berhubungan dengan aktivitas otak epileptik
Gejala khas psikosis adalah halusinasi dan waham paranoid
Perbedaan epilepsi lobus temporal dan skizofrenia murni:
Kurangnya gejala negatif skizofrenia
Kurangnya kepribadian premorbid yang lebih baik
DEPRESI
Depresi adalah gangguan mental atau gangguan kronis yang ditandai dengan
perassan sedih, kesepian, putus asa, rendah diri dan menyalahkan diri sendiri
Gejala gangguan perasaan seperti depresi dan manik terlihat lebih jarang pada
epilepsi dibandingkan gejala mirip skizofrenia
Gejala gangguan mood yang terjadi cenderung episodic dan terjadi paling sering
jika fokus epileptic mengenai lobus temporalis
Lopez Rodriguez et al menemukan bahwa episode depresi utama secara statistic
lebih sering terjadi pada pasien dengan kejang temporal lobus kiri dibansingkan
kejang temporal lobus kanan
Ansietas
Panic disorder
Epilepsi lobus oksipital
Kejang psikogenik
Epilepsi absans
Epilepsi lobus frontal
PEMERIKSAAN PENUNJANG
MRI
CT Scan
Positron Emission Tomography
Single Photon Emission Tomography
Magnetic Resonance Spectroscopy
Electroencephaography
TERAPI
TERAPI DOSIS OAE
Terapi lain :
Lobektomi temporal
Elective amygdalohippocampectomy
Pendekatan terhadap pasien dan keluarga terutama
mengenai gangguan kognitif dan perilaku yang dialami
pasien seperti depresi, rasa cemas, dan lain-lain (Intervensi
psikologi)
Penutup
Penutup