Anda di halaman 1dari 34

PEMECAH GELOMBANG RUBBLE MOUND

Kelompok 2
1. PENGERTIAN

Pemecah Gelombang rubble mound adalah suatu bangunan


yang berfungsi mematahkan energi gelombang yang terbuat dari
tumpukan batu, dapat berupa batu alam atau batu buatan.
Bangunan ini dibuat untuk melindungi suatu daerah tertentu
misalnya pelabuhan atau daerah wisata wisata selain itu untu
menstabilkan muara sungai disebut jetty atau training wall.
2. TIPE-TIPE RUBBLE MOUND

a. Overtopping breakwater
adalah pemecah gelombang yang direncanakan dengan mengijinkan air
melimpas diatasnya. Tipe ini biasanya direncakan untuk daerah yang dilindungi
tidak begitu sensitif terhadap gelombang yang terjadi akibat adanya
overtopping.

b. Non overtopping breakwater


adalah pemecah gelombang yang direncanakan dengan tidak mengijinkan
air melimpas diatasnya. Tinggi mercu pemecah gelombang harus direncanakan
berdasarkan move run up yang akan terjadi.
3. PRINSIP DASAR PERENCANAAN KONSTRUKSI
TUMPUKAN BATU

Pemecah Gelombang tumpukan batu dibangun berlapis dengan lapisan


paling luar terdi dari batu lindung yang paling besar/berat, sedangkan makin
kedalam ukuran batunya makin kecil untuk menghemat biaya konstruksi. Dasar
perencanaan konstruksi ini adalah lapis luar akan menerima beban gaya (dari
gelombang) yang paling besar sehingga ukuranya harus direncanakan
sedemikian berat hingga masih cukup stabil. Syarat utama lapisan dalam adalah
tidak boleh tercuci lewat pori-pori/rongga lapisan luar.
Bentuk pemecah gelombang biasanya sangat ditentukan oleh bahan
bangunan yang tersedia di lokasi pekerjaan. Ukuran batu pemecah gelombang
disesuaikan dengan peralatan yang akan dipergunakan untuk membangun.
4. WAVE RUN-UP
Pengertian : Momentum gelombang yang akan berubah menjadi gerakan air yang meluncur ke atas
lereng dari gelombang yang dipantulkan atau pecah karena menabrak bangunan pemecah
gelombang..
Tinggi Run Up : elevasi vertikal maksimum yang dapat dicapai oleh gerakan air diukur dari muka air
tenang. Sehingga dapat dirumuskan :

R/H = f (.b .n.d)


Keterangan :
R = tinggi run up
H = tinggi gelombang datang
T = periode gelombang
d = kedalaman
n = porositas bahan pelindung
r = kekasaran dinding bangunan
= landai dinding bangunan
5. BAHAN LAPIS LINDUNG
Bahan lapis lindung yang dipakai untuk pemecah gelombang harus memenuhi
syarat:
a. Harus tahan terhadap keadaan lingkungan (tidak mudah lapuk, tidak rusak
karena bahan kimia, tahan terhadap gaya dinamik yang berasal dari
gelombang pecah dsb.)
b. Batu, dengan berat jenis yang cukup besar > 2,6
c. Bahan lapis lindung haruslah cukup kasar sehingga mampu menahan gaya-
gaya yang disebabkan oleh gelombang
d. Bahan lapis lindung yang dipakai haruslah yang relatif murah dengan
pemilihan bahan yang ada di lokasi pekerjaan
6. SIFAT-SIFAT BAHAN LAPIS LINDUNG
a. Rapat massa batuan
Rapat massa batu granit = 2650 3000 kg/m3
Rapat massa batu basalt = 2700 kg/m3
Rapat massa limestone = 2300 2750 kg/m3
Rapat massa beton = 2300 3000 kg/m3
b. Koefisien batu lindung (KD)
Sifat-sifat bahan yang diwakili oleh koefisien KD antara lain : bentuk batu, kekasaran, tingkat
interlocking, lokasi batu dalam pemecah gelombang.
c. Koefisien lapisan
Koefisien ini menunjukan tingkat bahan lapis lindung untuk bergabung berasama dalam suatu
lapisan. Koefisien ini penting untuk menentukan ukuran ketebalan lapisan
d. Koefisien porositas
Koefisien ini menunjukan rasio antar rongga dengan total volume, koefien ini terutama untuk
menenentukan jumlah batu dalam suatu proyek.
7. TIPE-TIPE BAHAN LAPIS LINDUNG
a. Akmon
Dikembangkan oleh : Delft Hydraulics Laboratory (1962)
Spesifikasi Akmon :
Rapat Massa sesuai dengan kualitas beton yang dipakai
Koefisien KD
damage 0 1 2 5
KD 4,8 11,0 12.0 17.0
Koefisien lapisan, K = 1.00
Porositas, n = 55 s/d 60 %
b. Kubus beton
Spesifikasi dari Kubus Beton :
Rapat massa sesuai dengan kualitas beton yang dipakai
Koefisien KD
damage 0 1 2 5
KD 3.5 7.0 8,0 14.0
Koefisien lapisan, K = 1.10
Porositas, n = 47%
c. Dolos
Dolos adalah batu pelindung yang direncaakan khusus agar dapat terjadi saling ikat antar batu pelindung. Batu lapis lindung ini
dikembangkan di afrika selatan karena koefisien KD cukup tinggi, maka pemecah gelombang ini mempunyai kemungkinan rusak dengan tipe
lain : misalnya longsor kebawah, patahnya/rusaknya konstruksi polos tsb. Spesifikasi dari dolos :
Rapat massa sesuai dengan kualitas beton yang dipakai
Koefisien KD = 22 s/d 25
Koefisien lapisan, K = 1.00
Porositas, n = 63%
d. Batu alam
batu alam ini didapatkan dari peledakan bukit batu di daerah quarry. Karakteristik dari batu ini adalah kasar, bersudut dan bentuknya
tidak teratur. Spesifikasi dari batu ini adalah sebagai berikut:
Rapat massa 2400 sd 3000 kg/m3
Koefisien KD
damage 0-5 5-10 10-15 15-20 20-30
KD 4.0 4.9 6.6 8.0 10.0
Koefisien lapisan, K = 1.00 1.15
Porositas, n = 37%
Apabila batu alam tersebut permukaannya halus dan bentuknya lebih teratur dan tidak bersudut-sudut, maka sifat-sifat stabilitasnya
akan berkurang menjadi sebagai berikut:
Rapat massa 2400 sd 3000 kg/m3
Koefisien KD
damage 0-5 5-10 10-15 15-20 20-30
KD 2.4 3.0 3.6 4.1 5.1
Koefisien lapisan, K = 1.02
Porositas, n = 38%
e. Tetrapod dan quardipod
Tetrapod dan quadripod terbuat dari beton dan keduanya mempunyai lengan empat buah yang berpangkal pada satu pusat. Pada tetrapod
sudut antara lengan adalah sama , sedangkan pada quadripod tiga lengan pada posisi horisontal. Spesifikasinya adalah sebagai berikut.
Rapat massa sesuai dengan kualitas betn yang dipakai
Koefisien KD
damage 0-5 5-10 10-15 15-20 20-30
KD 8.3 10.8 13.4 15.9 19.2
Koefisien lapisan, K = 1.04
Porositas, n = 50%
F. Tribar
Batu pelindung ini terdiri dari tiga silinder vertikal yang digabungkan menjadi satu dengan penghubung ditengahnya. Jenis bbetu pelindung
ini di kembangkan di Amerika ada tahun 1958

Rapat massa sesuai dengan kualitas betn yang dipakai


Koefisien KD
damage 0-5 5-10 10-15 15-20 20-30
KD 10.4 14.2 19.4 26.2 35.2
Koefisien lapisan, K = 1.13
Porositas, n = 47%
8. PERENCANAAN PEMECAH GELOMBANG
TUMPUKAN BATU

a. Berat batu
b. Ukuran pemecah gelombang
c. Perlindungan kaki pemecah gelombang
BERAT BATU
Dua buah rumus yang cukup populer untuk menentukan berat batu adalah :
A. Iribarren ( 1938 )

Rumus ini kurang populer karena kuramg didukung oleh penelitian yang cukup banyak. Sangat kurangnya
informasi mengenai penentua nilai Kd dan f menyebabkan perencanaan tidak memiliki ini.
B. Hudson ( 1953 )
Pada tahun 1953 Hudson mengembangkan suatu rumus untuk menentukan berat batu yang lebih
sederhana, sehingga perencanaan dapat mempergunakan rumus tersebut tanpa mendapat kesulitan yang
berarti. Rumus itu lalu disebut rumus Hudson, yang bentuknya sebagai berikut :
Namun demikian rumus Hudson ini mempunyi batasan pemakaianny, batasan tersebut adalah :
1. Hanya berlaku pada lereng bangunan dengan nikai Cot > 1.5
2. Rumus ini dikembangkan berdasarkan gelombang tidak pecak ( Non-breaking Wave ) dan untuk
bagian depan dari pemecah gelombang,
3. Run-Up tidak melebihi puncak pemecah gelombang
4. Tidak memperhitungkan pengaruh periode gelombang
5. Model test dilakukan dengan gelombang regular
UKURAN PEMECAH GELOMBANG
Banyak pemecah gelombang dapat dilihat pada gambar 5.6 ( untuk non-breaking wave condition ) dan
gambar 5.7 ( untuk breaking wave condition )
Tebal lapis batu pelindung ( layer ) dapat ditentukan dengan rumus :
PERLINDUNGAN KAKI PEMECAH GELOMBANG ( TOE PROTECTION )
Agar supaya konstruksi pemecah gelombang cukup stabil terhadap bahaya erosi, maka erosi di ujung kaki
pemecah gelombang harus diatasi dengan konstruksi khusus. Pemakaian Geotectile dalam konstruksi ini
sangat dianjurkan, karena flter granuler sangat sukar dijamin kualitas pelaksanaannya.. Contoh
perlindungan kaki pemecah gelombang dapat dilihat pada gambar 5.8. dan ukuran batu yang dipergunakan
untuk pelindungan kaki kostruksi dapat di tentukan dengan menggunakan grafik pada gambar 5.9
9. PENGARUH PERIODE GELOMBANG
TERHADAP STABILITAS PEMECAH GELOMBANG

a. Dorongan gaya gelombang pada batu pelindung ke atas lereng


b. Tarikan gaya gelombang pada batu pelindung
c. Kombinasi antara tarikan dorongan dan angkatan
DORONGAN GAYA GELOMBANG PADA BATU PELINDUNGAN KE ATAS LERENG

Keadaan ini terjadi pada saat adanya ga kejut ( impac forces ) akibat
adanya gelombang pecah di lereng pemecah gelombang ( plunging ).
Keadaan ini terjadi pada saat angka Iribarren berkisar antara 1.5 2.0 .
Lokasi kerusakan lapis lindung akibat gaya kejut ini biasanya berada di sekitar
SWL.
TARIKAN GAYA GELOMBANG PADA BATU PELINDUNG

Keadaan ini terjadi pada saat air turun ( run-down ) dengan


derasnya. Keadaan ini terjadi pada saat gelombang pecah dengan
tipe surging dengan angka Iribarren > 3
KOMBINASI ANTARA TARIKAN, DORONGAN DAN ANGKATAN ( LIFT YANG
DITIMBULKAN OLEH GAYA GEOMBANG

Keadaan ini terjadi pada saat run-down bertemu dengan gelombang pecah
berikutnya. Hal ini terjadi pada saat angka Iribarren berkisaran antara 2 3
( peralihan antara Pluging dan Surging )
Apabila stabillitas batu lapis lindung ditunjukan dengan angka stabilitas
pada saat tanpa kerusakan Nzd
10. BANGUNAN PEMECAH GELOMBANG

Cara pembangunan:
a. Menggunakan alat terapung
b. Mempergunakan bangunan tetap
c. Mempergunakan helikopter
MEMPERGUNAKAN ALAT TERAPUNG

Pemecah gelombang dibangun dengan mempergunakan alat


terapung yang dapat diberi muatan baik untuk batu ukuran kecil
ataupun ukuran besar. Filter ( core, inti ) biasanya dibangun
dengan menuangkan bahan tersebut dari alat pembawa material
( barges ) sedangkan batu pelindung terluar diatur dengan Cane .
Sedangkan urut urutan pembangunan pemecah gelombang
dapat di lihat pada gambar 5.11
MEMPERGUNAKAN BANGUNAN TETAP

Pembangunan biasanya dilakukan dari bangunan tetap, yang


dibuat khusus untuk keperluan tersebut. Bangunan ini biasanya
seperti jembatan yang diletakan diatas tiang yang nantinya akan
tertimbun oleh bangunan pemecah gelombang. Semua bahan
bangunan untuk keperluan pemecah gelombang di atur dan di
bangun lewat konstruksi tersebut. Namun sering pula
pembangunan dilakukan dari bangunan pemecah gelombang yang
sudah jadi
MEMPERGUNAKAN HELIKOPTER

Apabila medan sangat sulit dan peralatan untuk pembangunan


yang lain sulit diusahakan, maka pemakaian helikopter untuk
pembuatan pemecah gelombang dapat dipertimbangkan. Salah
satu contoh pembangunan pemecah gelombang dengan helikopter
adalah pembangunan pemecah gelombang untuk melindungi Pura,
Tanah Lt, Bali
FLOWCHART PERENCANAAN BREAKWATER

MULAI

INVENTARISASI DAN HIDROOSEANOGRAFI DAN


KEPELABUHAN

INPUT
DATA ANGIN
DATA GELOMBANG
DATA PASANG SURUT
DATA TANAH LENGKAPI
PETA TOPOGRAFI DATA
BATHIMETRI
KARAKTERISTIK DAN
DIMENSI KAPAL
LAY OUT BREAKWATER

DATA T
LENGKAP
Y
A
A

ANALISA DATA:
ANGIN, GELOMBANG, PASANG SURUT, BATHIMETRI DAN GEOTEKNIK

DESAIN BREAKWATER

RE-DESIGN DESAIN DAN PENENTUAN SPESIFIKASI TEKNIK BREAKWATER

CEK KEKUATAN DAN


T
STABILITAS DARI
BREAKWATER
Y

SELESAI

Anda mungkin juga menyukai