Anda di halaman 1dari 89

Fisiologi Rasa Lapar dan

Kenyang
Pusat pengaturan : hipotalamus
1. Pusat makan : nukleus lateral hipotalamus
2. Pusat rasa kenyang : nukleus ventromedial
hipotalamus
. Kerusakan pusat makan anoreksi berat
pada individu sehat
. Rangsangan pada nukleus ventromedial
berhenti makan
. Lesi pada nukleus ventromedial hiperfagia,
bila persediaan makanan juga banyak
obesitas hipotalamik
Dampak dari Kerusakan Pusat
Makan
Hilang nafsu makan
Pengurusan dan pelemahan tubuh
(inanisi) yang progresif
1. Pe BB nyata
2. Kelemahan otot
3. Pe metabolisme
NB : PUSAT MAKAN DI HIPOTALAMUS LATERAL BEROPERASI
DENGAN MEMBANGKITKAN DORONGAN MOTORIK UNTUK
MENCARI MAKANAN
Fisiologi Rasa Lapar dan
Kenyang
Inti mekanisme pengaturan hipotalamus
utama :
- aferen dari sel-sel glukostat yang peka
terhadap kecepatan pemanfaatan glukosa;
reseptor leptin; reseptor untuk polipeptida
lain
- area integrasi : inti-inti ventromedial,
arkuata, dan paraventrikular; hipotalamus
lateral
Nukleus paraventrikular, dorsomedial
dan arkuata juga berperan penting dalam
pengaturan asupan makanan
Fisiologi Rasa Lapar dan
Kenyang
Nukleus arkuata : bagian hipotalamus;
tempat berbagai hormon asal saluran
pencernaan dan jaringan adiposa
berkumpul mengatur asupan makanan
dan pengeluaran energi
Nukleus-nukleus ini juga mempengaruhi
sekresi beberapa hormon penting dalam
mengatur keseimbangan energi dan
metabolisme seperti :
1. Sekresi asal kelenjar tiroid dan adrenal
2. Sekresi sel-sel pulau pankreas
REGULASI ENERGY BALANCE
JALUR NEUROHUMORAL DI
HIPOTALAMUS
Definisi Obesitas
Peningkatan berat badan melebihi batas
kebutuhan skeletal dan fisik sebagai akibat
akumulasi lemak berlebihan dalam tubuh
(Kamus Kedokteran Dorland)
Suatu penyakit multifaktorial, yang terjadi
akibat akumulasi jaringan lemak berlebihan
sehingga dapat mengganggu kesehatan (IPD)
Kelainan kompleks pengaturan nafsu makan
dan metabolisme energi yang dikendalikan
oleh beberapa faktor (IPD)
Akibat ketidakseimbangan antara 3 komponen
energi, yaitu ambilan makanan, pengeluaran
energi dan penyimpanan energi (IDAI)
Epidemiologi Obesitas
Faktor Risiko Obesitas
IMT > P85
Riwayat keluarga diabetes
Sindrom polikistik ovarium
Akantosis nigrikan
Faktor risiko KV
NB : perlu skrining lab, dimulai saat
pubertas atau usia 10 tahun dan
diulang tiap 2 tahun
Predisposisi
Obesitas bayi 26,5% obesitas remaja
Obesitas anak 50% obesitas remaja
Obesitas anak 33,3% obesitas dewasa
Obesitas remaja 80% obesitas dewasa
Risiko genetik
Kedua ortu obesitas 80% anak obesitas
Salah satu ortu obesitas 40% anak
obesitas
Ortu tidak obesitas 14% anak obesitas
Klasifikasi Obesitas
Berdasarkan penyebab obesitas, dibagi 2 :
1. Obesitas primer (eksogen)
kegemukan terjadi tanpa sebab penyakit
secara jelas, tetapi akibat interaksi faktor
genetik dan lingkungan. Jenis ini paling sering
ditemukan pada anak
2. Obesitas sekunder (endogen/glandular)
kegemukan sebagai bagian dari penyakit
hormonal atau sindrom yang dapat dideteksi
secara klinis. Jenis ini > jarang pada anak
(<1%). Dapat berupa lesi struktural atau
biokimia yang jelas seperti akibat kelainan
kromosom, organ endokrin, penyakit infeksi,
Etiologi Obesitas Endogen
Hormonal Penanda Diagnostik

Hipotiroid TSH , T4

Hiperkortisolisme Dexameth supp test


abnormal
Cortisol urine
Primary hyperinsulinism Insulin , C-peptide

Pseudohipoparatiroidisme Hipokalsiemia, hipofosfatemia,


PTH
Kelainan hipotalamus Tumor, infeksi, trauma etc
Etiologi Obesitas Endogen
Obesitas idiopatik (90% Obesitas endogen (10%
kasus) kasus)
Perawakan tinggi (TB/U P50) Perawakan pendek (TB/U P5)
Riwayat obesitas keluarga (+) Riwayat obesitas keluarga (-)
Fungsi mental pdu dbN Fungsi mental sering retardasi
Usia tulang normal Usia tulang terlambat
Tipe Android Tipe Genoid Pear
Apple
Tempat bagian tubuh sebelah atas bagian tubuh sebelah
penumpuk (dada, pundak, leher, dan bawah, yaitu sekitar perut,
an Lemak muka) pinggul, paha, dan pantat
Sering pria dan wanita yang Wanita
ditemukan sudah mengalami
menopouse
Jenis lemak Lemak jenuh yang lemak tidak jenuh serta sel
mengandung sel-sel besar lemak kecil dan lembek
banyak menumpuk
Resiko lebih tinggi penyakit yang lemak tidak jenuh serta sel
berhubungan dengan lemak kecil dan lembek
metabolisme lemak dan
glukosa seperti penyakit gula,
jantung koroner, stroke,
pendarahan otak, dan
tekanan darah tinggi, dan
kanker payudara
lebih mudah lebih sukar
menurunkan berat menurunkan kelebihan
OBESITAS MENURUT KONDISI SEL

Tipe Hiperlastik
jumlah sel lemak lebih banyak dibandingkan
dengan kondisi normal. Tetapi , ukuran sel
lemak tersebut masih sesuai dengan ukuran
sel yang normal.
biasanya sejak masa anak-anak dan sulit
untuk diturunkan ke berat badan normal.
Bila terjadi penurunan berat tubuh sifatnya hanya
sementara dan kondisi tubuh akan mudah kembali
ke keadaan semula.
Tipe Hipertropik
jumlah sel yang normal, tetapi ukuran sel
lebih besar dari ukuran normal.
biasanya pada orang dewasa dan relatif
lebih mudah menurunkan berat tubuh
dibanding tipe hiperlastik.
Mempunyai risiko lebih mudah terserang
penyakit gula dan tekanan darah tinggi.
Tipe Hiperlastik-Hipertropik
jumlah maupun ukuran sel yang terdapat
pada tubuh seseorang melebihi ukuran
normal.
Proses kegemukan dimulai sejak masa
anak-anak dan berlangsung terus hingga
dewasa.
P
a
t
o
g
e
n
e
s
i
s
Patofisiologi Obesitas
Mutasi gen PPAR 2 pembatasan
diferensiasi adiposit dan akumulasi lipid akan
terganggu
Hipertrofi sel lemak resistensi insulin pada
jaringan otot sekresi insulin oleh pankreas
hiperinsulinemia stimulasi sekresi
enzim LPL penimbunan lemak dalam
adiposit makin ber(+) obesitas terus
berlangsung
Hiperinsulinemia perubahan profil lipid dan
hipertensi risiko utama penyakit KV di masa
dewasa
Tanda-tanda Anak Obesitas
Anak terlihat gemuk
Tidak sehat dan tidak
bersih
Malas Sindrom hipoventilasi
Kurang percaya diri Hipersomnolesi
> Tinggi dari anak Obstructive sleep
normal seumurnya apneu
Double chin Polisitemia
Payudara seolah-olah
berkembang
Perut menggantung ke
bawah
Penis terlihat kecil
Tanda Klinis Lainnya
Pada anak, obesitas biasanya
digambarkan dengan: tall stature, slightly
advanced bone age, kadang pubertas
awal gambaran kebanyakan ini dapat
mengeliminasi hipotiroid & hiperkortisol
Hipotiroid & hiperkortisol pertumbuhan
tulang terhambat, postur pendek,
keterlambatan pubertas
Acanthosis nigricans: hypertrophic
hyperpigmentation dari kulit biasanya
pada posterior leher atau di kerutan kulit
Kondisi ini biasanya berkaitan dg resistensi
Kriteria Obesitas
Kategori Berdasarkan IMT
Kategori IMT Terminologi lama Terminologi yang
direkomendasika
n
<P5 UNDERWEIGHT UNDERWEIGHT
P5 84 HEALTHY WEIGHT HEALTHY WEIGHT
P85 95 AT RISK OF OVERWEIGHT
OVERWEIGHT
> P95 OVERWEIGHT OBESITAS
ATAU OBESITAS
KATEGORI UNTUK ANAK - ANAK

Kategori BB/TB IMT

Gizi kurang < 80% < P50

Gizi baik 80-110% P50-85

Gizi lebih 110-120% P85-95

Obesitas > 120% P95


KLASIFIKASI BERAT BADAN LEBIH DAN OBESITAS
BERDASARKAN IMT DAN LINGKAR PERUT MENURUT
KRITERIA ASIA PASIFIK

Klasifikasi IMT Risiko Ko-Morbiditas


(kg/m2) Lingkar Perut
< 90 cm (Laki- 90 cm (Laki-
laki) laki)
< 80 cm 80 cm
(Perempuan) (Perempuan)
Berat badan < 18.5 Rendah Sedang
kurang
Kisaran normal 18.5 22.9 Sedang Meningkat
Berat badan 23.0
lebih
Berisiko 23.0 24.9 Meningkat Moderat
Obes I 25.0 29.9 Moderat Berat
Obes II 30 Berat Sangat berat
Klasifikasi berdasarkan IMT menurut
WHO
Klasifikasi IMT (kg/m2)
BB kurang < 18.5
Kisaran normal 18.5 24.9
BB lebih > 25

Pra-obes 25 29.9
Obes I 30 -34.9

Obes II 35 39.9
Obes III > 40
Sumber : WHO technical series, 2000 IPD
Kriteria Obesitas Lainnya
Obesitas ringan: kelebihan berat badan
20-40%
Obesitas sedang: kelebihan berat badan
41-100%
Obesitas berat: kelebihan berat badan
>100% (Obesitas berat ditemukan
sebanyak 5% dari antara orang-orang
yang gemuk).
ANAMNESIS

Saat mulainya timbul obesitas : prenatal, early


adiposity rebound, remaja
Riwayat tumbuh kembang (mendukung
obesitas endogenous)
Adanya keluhan : ngorok (snoring), restless
sleep, nyeri pinggul
Riwayat gaya hidup :
a) Pola makan/kebiasaan makan
b)Pola aktifitas fisik : sering menonton televisi
Riwayat keluarga dengan obesitas (faktor
genetik), yang disertai dengan resiko seperti
penyakit kardiovaskuler di usia muda,
hiperkolesterolemia, hipertensi dan diabetes
melitus tipe II
Pemeriksaan Fisik Obesitas
Antropometri :
1. BB
2. TB
3. Lingkar pinggul
4. lipatan kulit
Rumus Perkiraan BB Anak
1. Berat Badan Ideal (BBI) bayi (anak 3-
12 bulan)
BBI = (umur (bln) / 2 ) + 4
2. BBI untuk anak (1-6 tahun)
BBI = (umur (thn) x 2 ) + 8
3. BBI untuk anak (6-12 th)
BBI = (umur (thn) x 7-5) : 2
kasus : BBI = (10x7 -5) : 2 =32,5
kg
4. Remaja dan dewasa
Rumus Perkiraan TB Anak
Anak usia 2-12 tahun
TBI = usia (th) x 6 + 77
Kasus : TBI = 10 x 6 + 77 = 137 cm
Jadi, IMT sesuai umur : BBI/TBI2
: 36/(1,37)2
: 20

IMT pada kasus : BB/TB2


adik: 50/1,96 =25,5 (obese 1)
kakak: 85/2,56 =33,2 (obese 2)
kasus
Pemeriksaan Penunjang
Obesitas
Pemeriksaan Lab
Penyebab hormonal Temuan diagnostik
Hipotiroidisme TSH, tiroksin (T4)
Hiperkortisolisme Uji supresi steroid abN, kortisol
bebas urine (24 jam)
Hiperinsulinisme Insulin plasma, C-peptide
primer
Pseudohipoparatiroidis Hipokalsemia, hiperfosfatemia,
me PTH
Pemeriksaan lainnya
Ukur lemak tubuh
Underwater weight
pengukuran berat badan dilakukan di dalam air
kemudian lemak tubuh dihitung berdasarkan jumlah
air yang tersisa.
DEXA (dual energy X-ray absorptiometry)
menyerupai skening tulang untuk menentukan
jumlah dan lokasi dari lemak tubuh.
Bioelectric impedance analysis (analisa
tahanan bioelektrik)
penderita berdiri diatas skala khusus dan sejumlah
arus listrik yang tidak berbahaya dialirkan ke seluruh
tubuh lalu dianalisa.
BOD POD
merupakan ruang berbentuk telur yang telah
Komorbiditas Obesitas
Komorbidit Evaluasi Pemeriksaan
as
Asma Nafas pendek, Tes faal paru
wheezing, batuk,
exercise intolerance
Insulin Achantosis nigrican, Gula darah, HbA1c,
resisten poliuri, polidipsi, BB, kadar insulin, c-
DM tipe2 genetik peptide, TTGO
Dislipidemia Xanthoma, genetik Chol total, LDL,
HDL, TG
Batu empedu Nyeri abdomen, USG
muntah, ikterus
Hipertensi Pe TD Tes serial urin,
elektrolit, urea
darah, kreatinin,
Komorbidit Evaluasi Pemeriksaan
as
NAFL, NASH Hepatomegali, nyeri AST, ALT, USG, CT-
abdomen Scan, MRI
Obstructive Snoring, gangguan Polysomnografi,
Sleep Apneu tidur, somnolen hipoksia
POS Dysmenorrhea, acne, USG pelvis,
acanthosis, rambut testosteron, LH, FSH
rontok, obes sentral
Behaviour Gangguan makan, Tes psikologis
depresi, prestasi ,
rendah diri
Slipped Nyeri pinggul, pincang X-ray
capital
femoral
apiphysis
Blount Nyeri lutut, pincang, X-ray
disease bowing legs
Penatalaksanaan Obesitas
pada Anak
Tujuan terapi :
mengurangi masukan energi dan
memperbesar penggunaan energi

Analisis :
Umur dimulainya obes
Obesitas dari keluarga
Kebiasaan makan dan aktivitas sehari-
hari
Kelainan endokrin
TATALAKSANA
Tujuan tatalaksana utk anak yg msh
bertumbuh: weight maintenance
Penurunan BB hanya dilakukan utk anak yg
pertumbuhan tulang sudah dilewati, atau anak dg
komplikasi serius dari obes
Penurunan BB (<=0.5kg/mgg), target, cth: 10% BB
Setelah tercapai, BB tsb harus dicoba dijaga utk 6
bulan kedepan, baru melakukan penurunan lagi
Pengaturan diet
Pengurangan 200-500 kal/hr
Komposisi seimbang : KH 50-60%, lemak 30%,
protein 15-20% KH <48%, lemak <30% (PUFA
<10%, kolesterol <300 mg/hr), vitamin & mineral
(Fe, Ca, fluor), tinggi serat (n+5 g)
Aktivitas fisik (20-30 menit/hr)
TATALAKSANA
Terapi intensif
Terapi intensif diterapkan pada anak dengan obesitas berat dan yang
disertai komplikasi yang tidak memberikan respon pada terapi
konvensional, terdiri dari:
Diet berkalori sangat rendah (very low calorie diet)
Farmakoterapi
Terapi bedah
Syarat Diet kalori sangat rendah:
Bila berat badan > 140% BB Ideal atau IMT > 97 persentile.
Hanya diberikan selama 12 hari dengan pengawasan dokter.
Farmakoterapi:
Mempengaruhi asupan energi dengan menekan nafsu makan,
contohnya sibutramin.
Mempengaruhi penyimpanan energi dengan menghambat
absorbsi zat-zat gizi contohnya orlistat, leptin, octreotide dan
metformin.
Meningkatkan penggunaan energi.
Farmakoterapi belum direkomendasikan untuk terapi obesitas
pada anak, karena efek jangka panjang yang masih belum jelas.
Terapi bedah di indikasikan bila berat badan > 200% BB
Ideal.
Mengurangi asupan makanan atau memperlambat pengosongan
lambung dengan cara gastric banding,
Tatalaksana non Farmakologi
Obesitas
MANFAAT PENURUNAN BERAT BADAN PADA
INDIVIDU OBESITAS DAN OVERWEIGHT

Menurunkan perkembangan diabetes


mellitus tipe 2 serta kardiovaskular
Menurunkan tekanan darah
Mengurangi kolesterol total, serum
trigliserida, dan meningkatkan
kolesterol HDL
Mengurangi kadar glukosa darah
serta HbA1c
STRATEGI PENURUNAN
DAN PEMELIHARAAN BB

1. DIET

Tujuan diet :
Mencapai status gizi yang sesuai
Mencapai IMT 18-25 kg/m2
Penurunan BB 0.5-1 kg/minggu
Asupan energi dikurangi 500-1000
kkal/hari dari kebutuhan normal
Protein 1-1,5 g/kgBB/hari atau 15-
20% energi total
Lemak 20-25% dari energi total
KH 55-65% energi total
Vitamin dan mineral sesuai
kebutuhan
Cairan 8-10 gelas/hari
CARA PENENTUAN STATUS GIZI
1.
Basal Metabolisme Rate (BMR)
energi yang dipergunakan oleh aktifitas alat-alat vital
tubuh dan involunter
BMR pria = 66 + (13.7 x BB kg ) + ( 5 x TB cm ) ( 6,8 x
u.thn )
BMR Wanita = 655 + ( 9,6 x BB kg ) + ( 1,8 x TB cm )
(4,7 x u.thn)
2.
Activity
Aktifitas ringan (50% dari energi BMR) dapat dilihat pada
seseorang yang hanya menggunakan otot tangan saja
dalam beraktifitas.
Aktifitas sedang (50-75% energi BMR ) yang dilihat adalah
seseorang yang selalu menfungsikan otot tangan dan kaki.
Aktifitas berat(diatas 75% energi dari BMR) disamping
seseorang menggunakan otot tangan dan kaki juga
menggunakan otot-otot badannya.
3.Spesifik Dinamik Action (SDA)
energi dari hasil metabolisme
yang dipergunakan untuk efek
penguraian zat-zat gizi
SDA = 10% (BMR+Aktifitas)
Stoplight Diet Plan
COLOR GREEN YELLOW RED
Kualitas -Padat -Padat nutrisi - Chol & Fat
nutrisi - Chol & Fat - sugar
- Chol &
Fat
- serat
Tipe Sayur Daging Daging
makana Buah Dairy berlemak
n Nasi Gula
Gorengan
Jumlah Tidak Dibatasi Hindari /
dibatasi jarang
2. AKTIVITAS FISIK
Membantu mencegah kenaikan BB
Mengurangi resiko kv & diabetes
Dapat dimulai dengan aktivitas fisik
ringan, kemudian intensitas ditingkatkan
bertahap.
Perlu motivasi
Kurangi sedentary dgn cara beraktivitas
fisik
OLAHRAGA
Terdiri dari 3 pilar utama :
1. Warming up / pemanasan
2. Main exercise / olahraga inti
3. Cooling down / pendinginan
1. Warming Up / Pemanasan
Dilakukan selama 5 menit
Tujuannya :
1. Otot, jantung, dan paru-paru siap
melakukan kerja yang lebih berat
2. Mempersiapkan metabolisme dalam
tubuh agar dapat bekerja lebih baik
3. Mengurangi kemungkinan terjadinya
cedera
Persiapan :
1. Pilih olahraga yang digemari, aman,
mudah, dan murah.
2. Sebaiknya gunakan pakaian dan sepatu
olahraga yang sesuai dan nyaman.
3. Jangan lakukan olahraga setelah makan
kenyang, sebaiknya tunggu sampai 2
jam.
4. Minum minuman yang sejuk dan sedikit
manis.
2. Main Exercise
Terbagi menjadi 3 hal :
A. Jenis olahraga
- Aerobik
- Anaerobik

B. Intensitas olahraga
C. Lama olahraga
A. Olahraga Aerobik
Adalah olahraga yang dilakukan secara terus menerus
dimana kebutuhan oksigen masih dapat dipenuhi oleh
tubuh
Tipe 1 :
Olahraga dengan naik turunnya denyut nadi yang relatif stabil
Contoh : jalan, jogging, bersepeda
Tipe 2 :
Olahraga dengan naik turunnya denyut nadi secara bertahap
Contoh : senam, dansa, renang
Tipe 3 :
Olahraga dengan naik turunnya denyut nadi secara mendadak.
Umumnya dalam bentuk permainan.
Contoh : sepak bola, basket, voli, tenis lapangan
Olahraga Anaerobik
Adalah olahraga dengan kekuatan
yang besar untuk jangka waktu yang
pendek menggunakan energi yang
berasal dari ATP-PC maupun Asam
Laktat (< 3 menit)
Contoh: Lari 100 m dalam 10 detik
Metabolisme Olahraga

Anaerobik Aerobik
Proses produksi ATP Produksi ATP lebih
cepat lambat
1 molekul glukosa = 2 1 molekul glukosa = 36
ATP ATP
Produk samping as. Produk samping CO2 +
Laktat H2O
Efektif (< 3 menit) Efektif (> 3 menit)
B. Intensitas olahraga :
60% - 80% kapasitas aerobik maksimal
72% - 87% frekuensi jantung maksimal
(Training Zone)

C. Lama olahraga :
15-25 menit/hari (dalam training zone)
3x / minggu
3. Cooling Down /
Pendinginan
Dilakukan selama 5 menit
Tujuan :
Mengembalikan semua fungsi tubuh ke
keadaan normal
Persiapan :
Melakukan gerakan / latihan yang
intensitasnya diturunkan secara graduil /
bertahap
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
Jangan langsung makan kenyang
setelah berolahraga (bila perlu,
makanlah makanan lunak/cairan seperti
bubur kacang hijau).
Minumlah secukupnya bila banyak
berkeringat dan jangan langsung mandi
( 15 menit).
Gantilah pakaian olahraga yang
digunakan bila terlalu basah.
3. TERAPI PRILAKU
Strategi spesifik untuk mengatasi
hambatan yang muncul saat terapi diet
& terapi fisik:
Pengawasan mandiri terhadap kebiasaan
makan & aktivitas fisik
Manajemen stress
Stimulus control
Pemecahan masalah
Contigency management
Cognitive restructuring
Dukungan sosial
Tatalaksana Farmakologi
Obesitas
Ada dua obat resep yang sudah di izinkan oleh Food and Drug
Administration (FDA) untuk pengobatan jangka panjang
obesitas :
Sibutramine
Obat ini merubah persarafan di otak anda, yang membuat
anda lebih cepat merasa kenyang
Efek samping : meningkatkan tekanan darah, sakit kepala,
mulut kering, konstipasi dan insomnia
KI: hipertensi , PJK, gagal jantung kongestif, aritmia atau
riwayat syok
Orlistat (Xenical)
Cara kerja : mencegah penyerapan lemak dalam usus
anda. Lemak yang tidak terserap akan dibuang bersama
tinja
Efek samping : peningkatan gerakan usus
Karena obat ini juga akan menyerap nutrisi selain lemak,
Gol. Cathecolamine Obat yg bekerja pada central
anorectic serotoninergic pathway

Diethylpropion
Fenfluramin
Phentermine
Dexfenfluramin
Mazindol
Fluoexetine
Phenylpropanolamine
Ponderal
Apisate
Isomeride
Duromine
Prozac
Teronac
Kolesterami Klofibrat Gemfibrozi Neomisin Asam
n l Sulfat Nikotinat

Cara Mengikat Sintesa Produk Absorpsi kol. Pelepasan


Kerja as. empedu kol. VLDL dikurangi as. Lemak
Menurun menurun bebas
Indikasi Tipe IIA, IIB Tipe III, IV TipeIII, IV Tipe IIA Semua tipe
dan V. dan V kecuali tipe
Tipe II I
kurang
Efek Sal cerna Sal cerna Sal cerna, Sal Muka
Sampin Konstipasi Batu erupsi cerna,Kolik merah,
g Steatore empeduG kulitGang ususKerusak pruritus,
ang. fungsi hati an ginjal, hepatotoks
Kulit merah,
Fungsi telinga bila ik, Glukosa
iritasi lidah
hati, IV intolerance
+ perianal
libido ,
menurun, hipourikem
BB ia
bertamba
h
Interak Gang. Me+ efek Me+ efek Sinergis Sinergis
OBAT
PENGKONTROL
DESKRIPSI INDIKASI KONTRAINDIKASI
NAFSU MAKAN
& OBESITAS
BMI 27 kg/m2 ATAU > yg
punya faktor risiko
Obat 5- kardiovaskular ATAU 30 Hipertensi berat, aretri
hidroksitriptamin kg/m ATAU > tanpa oklusif perifer, penyakit
(serotonin) yg adanya risiko jantung koroner, aritmia
Sibutramin
merupakan jenis Jika BB < 5% dr BB awal kardia, hipertrofi
indirect-acting (slama 3 bulan); BB stabil prostat, kerusakan
sympathomimetic pd < 5% setelahnya; BB hepar atau renal berat
> 3kg setelah BB
HENTIKAN
Obat BB (bila disertai dgn
Phentermin symphatomimetic penyakit valvula jantung &
agonis hipertensi pulmoner)
Obat BB (bila disertai dgn
Diethylpropion symphatomimetic penyakit valvula jantung &
agonis hipertensi pulmoner)
Usia 18-75 tahun
IMT 28kg/m ATAU > yg
punya risiko
kardiovaskular ATAU 30
Pentanoic acid ester Malabsorpsi intestinal
Orlistat kg/m ATAU > tanpa co-
(GI lipase inhibitor) berat ATAU kolestasis
morbiditas
BB 2,5 kg dgn diet dan
Bupropio Antidepresan yg merupakan
Jaga BB yg relatif & BB
n jenis tetrasiklik & unisiklik
Antidepresan yg merupaka
Fluoxetin jenis seletive serotonin BB
reuptake inhibitor
Antidepresan yg merupaka
Sertralin jenis seletive serotonin BB
reuptake inhibitor
Sulfamat-substitued
Topirama
monosaccharide BB (toksiksitas)
t
(antiseizure)
Zonisami Derivatif sulfonamid
BB
d (antiseizure)
5. TERAPI BEDAH
Horizontal banden gastroplasty
Vertical banded gastroplasty
Roux en Y gastric by pass
Gastric binding
Biliopancreatic by pass
Apabila penatalaksanaan di atas tidak berhasil.
Operasi dipikirkan jika;
Indeks massa tubuh (IMT) anda 40 atau >
IMT anda 35 sampai 39,9 dan anda mempunyai
komplikasi lain yang berhubungan seperti tekanan darah
tinggi dan diabetes.
Efek samping :
Pneumonia
Pembekuan darah
Infeksi
Penurunan berat badan yang terlalu cepat akan
menghasilkan batu empedu, hernia (pada tempat
pemotongan)
Sindrom dumping, suatu kondisi dimana isi perut terlalu
cepat masuk ke usus halus, menyebabkan mual, muntah,
diare, pusing dan berkeringat
STRATEGI TATALAKSANA OBESITAS PADA
ANAK
Umur < 7 Umur > 7
tahun tahun

IMT P85-95 IMT > P95


Komorbid Komorbid Komorbid Komorbid
(+) (-) (-) (+)

MEMPERTAHANKAN BERAT
BADAN

MENURUNKAN BERAT BADAN


AAP. Pediatrics. 2003;112-
424-430
Menetapkan target Untuk penurunan berat badan
penurunan berat badan ditetapkan berdasarkan:
Umur anak (usia 2 - 7 tahun dan
diatas 7 tahun )
Derajat obesitas
Ada tidaknya penyakit penyerta

Pada anak obesitas tanpa komplikasi


dengan usia dibawah 7 tahun,
dianjurkan cukup dengan
mempertahankan berat badan,
sedang pada obesitas dengan
komplikasi pada anak usia dibawah 7
tahun dan obesitas pada usia diatas
7 tahun dianjurkan untuk
menurunkan berat badan.
Pengaturan aktifitas fisik Aktifitas fisik untuk anak usia 6-12 tahun
lebih tepat yang menggunakan
ketrampilan otot, seperti bersepeda,
berenang, menari dan senam. Dianjurkan
untuk melakukan aktifitas fisik selama 20-
30 menit per hari
Pengaturan diet Dalam pengaturan diet ini perlu
diperhatikan tentang :
Menurunkan berat badan dengan
tetap mempertahankan pertumbuhan
normal
Diet seimbang dengan komposisi
karbohidrat 50-60%, lemak 20-30%
dengan lemak jenuh < 10% dan protein
15-20% energi total serta kolesterol <
300 mg/hari.

Diet tinggi serat, dianjurkan pada anak


usia > 2 tahun
Peran serta orang tua, Orang tua menyediakan diet yang
anggota keluarga, teman seimbang, rendah kalori dan sesuai petunjuk
dan guru ahli gizi. Anggota keluarga, guru dan teman
ikut berpartisipasi dalam program diet
Mengubah pola Untuk perubahan perilaku ini diperlukan
hidup/perilaku peran serta orang tua sebagai komponen
intervensi, dengan cara:
Pengawasan sendiri terhadap: berat
badan, asupan makanan dan aktifitas fisik
serta mencatat perkembangannya.
Terapi intensif Farmakoterapi dikelompokkan menjadi
3:
Mempengaruhi asupan energi dengan
menekan nafsu makan (sibutramin)
Mempengaruhi penyimpanan energi
dengan menghambat absorbsi zat-zat
gizi (orlistat, leptin, octreotide dan
metformin)
Meningkatkan penggunaan energi.

Farmakoterapi belum
direkomendasikan untuk terapi
obesitas pada anak, karena efek jangka
panjang yang masih belum jelas.

Terapi bedah di indikasikan bila berat


badan > 200% BB Ideal.
Prinsip terapi ini adalah untuk
mengurangi asupan makanan atau
memperlambat pengosongan lambung
dengan cara gastric banding, dan
mengurangi absorbsi makanan dengan
cara membuat gastric bypass dari
lambung ke bagian akhir usus halus.
Intervensi pada obesitas
anak
Tergantung pada umur, IMT & komorbisitas
(hipertensi, hiperlipidemia, resistensi
insulin)
Pencegahan :
Primer mencegah terjadinya obesitas
Sekunder menurunkan prevalensi obesitas
Tersier mengurangi dampak obesitas
Prinsip :
Penanganan diet : nutrisi seimbang &
kebiasaan makan sehat
Perubahan perilaku & gaya hidup sedentari
Aktivitas fisik program kesegaran jasmani
Komplik
asi
Obesitas
HUBUNGAN OBESITAS SENTRAL
DENGAN DM & DISLIPIDEMIA
Resistensi insulin pada obesitas sentral diduga
merupakan penyebab sindrom metabolik
Insulin berperan penting dalam penyimpanan
lemak maupun sintesis lemak dalam jaringan
adiposa
Insulin merangsang lipogenesis pada jaringan
arterial & jaringan adiposa melalui peningkatan
produksi acetyl-CoA, peningkatan TG dan glukosa
Dislipidemia yang ditandai dengan peningkatan
konsentrasi trigliserid & penurunan kolesterol
HDL merupakan akibat dari pengaruh insulin
terhadap kolesterol transfer protein (CETP) yang
memperlancar transfer kolesterol ester (CE) dari
HDL ke VLDL (TG) katabolisme dari Apo A,
komponen HDL
Resistensi insulin dapat disebabkan oleh banyak
HIPERTENSI
Pada orang yang
obesitas meningkat
sebanyak 10-20%
Penyumbatan oleh
lemak sehingga
jantung memompa
darah dengan cepat
dapat terjadi
hipertensi.
Tekanan darah tinggi
atau di atas 140/90
mm Hg, umumnya
terdapat pada lebih
dari sepertiga orang
obesitas
Penyakit Jantung Koroner
Obesitas dapat menyebabkan penyakit jantung
koroner melalui berbagai cara, yaitu dengan cara
perubahan lipid darah, yaitu
peninggian kadar kolesterol darah
kadar LDL meningkat (kolesterol jahat, yaitu zat yang
mempercepat penimbunan kolesterol pada dinding
pembuluh darah)
penurunan kadar HDL-kolesterol (kolesterol baik,
yaitu zat yang mencegah terjadinya penimbunan
kolesterol pada dinding pembuluh darah)
hipertensi.
Stroke
Seiring dengan meningkatnya tekanan darah,
gula dan lemak darah, maka orang obesitas
sangat mudah terserang stroke karena adanya
sumbatan pada pembuluh darah yang disebabkan
oleh lemak yang mengendap di pembuluh darah
menyebabkan hipertensi kalau lama
dibiarkan akan mengakibatkan kerusakan
pembuluh darah dan menjadi pendarahan
Osteoartritis
Biasanya terjadi pada obesitas, umumnya pada
sendi-sendi besar penyanggah berat badan,
misalnya lutut dan kaki, yang akan membuat
sendi bekerja lebih berat. Karena sendi tersebut
bekerja dengan keras maka terjadi penurunan
fungsi sendi.
Batu Empedu
Pada obesitas dengan BMI diatas 30 didapatkan
kecenderungan timbul batu empedu dua kali lipat
dibandingkan orang normal; pada obesitas
dengan BMI lebih dari 45, ditemukan angka 7 kali
lipat.
Kanker Payudara
Wanita yang telah menopause lebih berisiko
mengalami kanker payudara. Ini terjadi karena
pada wanita menopause yang obesitas terjadi
peningkatan estrogen yang dihasilkan dari
jaringan lemak. Karena jaringan lemak terlalu
banyak maka menghasilkan estrogen dalam
jumlah yang besar sehingga berpengaruh
Faktor Keterangan
Resiko
Obesitas Obes resistensi insulin
Obes tipe apel (lemak didaerah abd) risiko terhadap
berbagai pnykt serius yg terkait sindrom metabolik
Kadar gula kadar gula darah tinggi Glukosa dalam darah akan
tinggi mencapai seluruh organ tubuh dan sistem, seperti arteri
jantung dan vena, ginjal, dan sistem syaraf.
memiliki risiko beberapa penyakit, cth: serangan jantung,
stroke, kebutaan, dan amputasi.
Tekanan Tekanan darah tinggi akan merusak pembuluh darah.
darah tinggi Jika tekanan darah tinggi berlangsung dalam jangka
waktu yang lama, pembuluh darah akan menebal, dan
menjadi kurang fleksibel(arteriosklerosis), dan dapat
mempengaruhi arteri yang memberikan darah ke jantung.
Faktor risiko metabolik sindrom adalah ketika tekanan
darah lebih dari 130/85 mmHg.
Kadar Terlalu banyak kolesterol jahat (trigliserida dan LDL) dan
kolesterol kurang kolesterol baik (HDL) dapat meningkatkan risiko
tidak penyakit jantung koroner. Trigliserida dan kadar HDL
normal merupakan indikator penting metabolic sindrom.
TG Kadar tinggi penimbunan lemak (plag), yang
menyebabkan darah yang mengandung oksigen sulit
Daftar Pustaka
Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M,
Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed: V,
Jilid: III. Interna Publishing. Jakarta. 2009.
Ganong
Guyton and hall
Fauci, Braunwald, Kasper, Hauser, Longo, Localzo.
Endocrin and Metabolites. In:Harrisons Principles
of Internal Medicine. 17th ed. USA:McGrawHill.
2008
Buku ajar endokrinologi anak IDAI edisi 1

Anda mungkin juga menyukai