Anda di halaman 1dari 43

Laporan Kasus

Oftalmia Neonatorum suspect


Konjungtivitis Gonore ODS
Disusun Oleh:
Angelia Marchely Felicita
112015123

Pembimbing:
dr. Nanda Lessi H.E.P., Sp.M
Identitas
O Nama : By. TS
O Umur : 18 hari
O Agama : Islam
O Pekerjaan :-
O Alamat : Cigombong, Bogor
O Tanggal pemeriksaan : Senin, 9 Oktober
2017
O Pemeriksa : Angel
Anamnesis
Allo anamnesis pada Senin, 9 Oktober 2017
jam 10.05 WIB
O Keluhan utama
O Kedua mata keluar kotoran mata berwarna
kuning kehijauan yang banyak sejak 7 hari
SMRS.
O Keluhan tambahan
O Kedua mata merah, kelopak mata bengkak
dan mata sulit membuka.
RPS
O Pasien datang ke poli mata RSUD Ciawi diantar oleh
neneknya dengan keluhan kedua mata keluar kotoran
mata yang banyak sejak 7 hari SMRS. Kotoran mata
berwarna kuning kehijauan, kental, lengket, tanpa
disertai darah. Kotoran mata ini sering keluar terutama
saat pasien menangis, lalu oleh neneknya dibersihkan
dengan kapas atau tissue, dan tidak lama kotoran mata
akan segera muncul kembali. Keluhan ini disertai
dengan kedua mata merah dan kelopak mata bengkak.
Dua hari SMRS, kelopak mata semakin membengkak
dan seluruh kotoran menutupi mata sehingga kelopak
mata sulit untuk membuka. Pasien menjadi rewel dan
sulit tidur. Keluhan ini baru dirasakan pertama kali oleh
pasien.
O Pada riwayat antenatal, pasien merupakan anak kedua yang
lahir saat ibu usia 20 tahun. Menurut neneknya, ibu pasien
pernah mengeluhkan keputihan saat usia kehamilan 4 bulan
dan berlangsung hingga persalinan. Selama kehamilan ibu
pasien tidak pernah memeriksakan diri ke dokter ataupun
bidan setempat sehingga tidak pernah mendapatkan
pengobatan. Ibu pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga.
Riwayat berganti-ganti pasangan tidak diketahui oleh nenek
pasien. Ibu pasien meninggal saat melahirkan pasien karena
terjadi perdarahan pasca persalinan.
O Pada riwayat persalinan, pasien lahir cukup bulan, dibantu
oleh dukun bersalin. Pasien lahir spontan dan berat badan
lahir 2700 gram. Setelah lahir pasien langsung menangis.
Saat lahir, mata tidak bengkak dan tidak tampak merah. Saat
lahir pasien tidak mendapatkan imunisasi ataupun salep
mata antibiotik. Selama ini pasien tidak mendapatkan ASI,
hanya susu formula saja.
O Riwayat ayah pasien tidak ketahui oleh nenek pasien.
RPD
O Tidak ada keluhan serupa sebelumnya

RPK
O Tidak ada keluhan serupa di keluarga. Riwayat
keputihan pada ibu pasien yang terjadi sejak
usia kehamilan 4 bulan dan berlangsung hingga
persalinan. Riwayat ibu berganti-ganti pasangan
seksual dan riwayat ayah tidak diketahui oleh
nenek pasien.
Pemeriksaan Fisik
O Keadaan umum : Tampak sakit sedang
O Kesadaran : Compos mentis
O Tanda Vital : HR 108x/menit, reguler; Suhu 36,8C; RR
22x/menit, reguler
O Berat Badan : 3500 gram
O Panjang Badan : 54 cm
O Kepala/Leher : Normocephali, tidak ada pembesaran
kelenjar getah bening
O Mulut : Dalam batas normal
O THT : Dalam batas normal
O Thorax, Jantung : Dalam batas normal
O Paru : Dalam batas normal
O Abdomen : Dalam batas normal
O Ekstremitas : Dalam batas normal
Status Ophtalmologi
KETERANGAN OD OS

VISUS

- Visus Blink refleks + Blink refleks +

- Koreksi - -

- Addisi - -

- Distansia pupil Tidak dilakukan Tidak dilakukan

KEDUDUKAN BOLA MATA

- Ukuran Normal Normal

- Eksoftalmus - -

- Endoftalmus - -

- Deviasi - -

- Gerakan Bola Mata Baik ke segala arah Baik ke segala arah

SUPERSILIA

- Warna Hitam Hitam

- Simetris Simetris Simetris


PALPEBRA SUPERIOR DAN INFERIOR
- Edema Ada Ada
- Nyeri tekan - -
- Ekteropion - -
- Entropion - -
- Blefarospasme - -
- Trikiasis - -
- Sikatriks - -
- Punctum lakrimal Terbuka Terbuka
- Fissure palpebral - -

- Tes anel Tidak dilakukan Tidak dilakukan


KONJUNGTIVA SUPERIOR DAN INFERIOR
- Hiperemis - -

- Folikel - -
- Papil - -
- Sikatriks - -

- Hordeolum - -
- Kalazion - -
KONJUNGTIVA BULBI

- Sekret Ada, sekret purulen, banyak Ada, sekret purulen, banyak

- Injeksi Konjungtiva Ada Ada

- Injeksi Siliar - -

- Perdarahan Subkonjungtiva/kemosis - -

- Pterigium - -

- Pinguekula - -

- Flikten - -

- Nevus Pigmentosus - -

- Kista Dermoid - -

SKLERA

- Warna Putih Putih

- Ikterik - -

- Nyeri Tekan - -
KORNEA
- Kejernihan Jernih Jernih
- Permukaan Abrasi Rata
- Ukuran Normal Normal
- Sensibilitas - -
- Infiltrat - -
- Keratik Presipitat - -
- Sikatriks - -
- Ulkus - -
- Perforasi - -
- Arcus senilis - -
- Edema - -
- Test Placido Tidak dilakukan Tidak dilakukan
BILIK MATA DEPAN
- Kedalaman Cukup Cukup
- Kejernihan Jernih Jernih
- Hifema - -
- Hipopion - -
- Efek Tyndall - -
IRIS

- Warna Coklat Coklat

- Kripta - -

- Sinekia - -

- Kolobama - -

PUPIL

- Letak Tengah Tengah

- Bentuk Bulat, isokor Bulat, isokor

- Ukuran 3 mm 3 mm

- Refleks Cahaya Langsung Positif Positif

- Refleks Cahaya Tidak Langsung Positif Positif

LENSA

- Kejernihan Jernih Jernih

- Letak Tengah Tengah

- Test Shadow - -

BADAN KACA

- Kejernihan Sulit dinilai Sulit dinilai


FUNDUS OCCULI

- Batas Tidak dilakukan Tidak dilakukan


- Warna Tidak dilakukan Tidak dilakukan

- Ekskavasio Tidak dilakukan Tidak dilakukan

- Rasio arteri : vena Tidak dilakukan Tidak dilakukan

- C/D rasio Tidak dilakukan Tidak dilakukan

- Eksudat Tidak dilakukan Tidak dilakukan

- Perdarahan Tidak dilakukan Tidak dilakukan

- Sikatriks Tidak dilakukan Tidak dilakukan

- Ablasio Tidak dilakukan Tidak dilakukan

PALPASI

- Nyeri tekan - -

- Masa tumor - -

- Tensi Occuli Normal per palpasi Normal per palpasi

- Tonometry Schiotz - -

KAMPUS VISI

- Tes Konfrontasi Tidak dilakukan Tidak dilakukan


Resume
O Seorang bayi perempuan, By. TS, usia 18 hari, datang ke poli mata RSUD
Ciawi diantar oleh neneknya dengan keluhan kedua mata mengeluarkan
kotoran mata yang banyak sejak 7 hari SMRS. Kotoran mata berwarna
kuning kehijauan, kental, dan lengket dan sering keluar terutama jika
pasien menangis. Keluhan ini disertai dengan mata merah dan kelopak
mata bengkak. Dua hari SMRS keluhan dirasakan semakin memberat
dimana kelopak mata semakin bengkak dan kotoran mata menutupi
seluruh mata sehingga kelopak mata sulit untuk membuka. Keluhan
seperti ini baru pertama kali terjadi.
O Dari riwayat antenatal didapatkan bahwa ibu pasien mengalami
keputihan saat usia kehamilan 4 bulan dan berlangsung terus sampai
persalinan. Ibu pasien tidak pernah mengontrol kandungannya ke dokter
maupun bidan sehingga tidak pernah mendapatkan pengobatan. Pasien
lahir cukup bulan dan ditolong oleh dukun bersalin. Pasien lahir spontan,
langsung menangis, dengan berat badan lahir 2700 gram. Pasien tidak
mendapatkan imunisasi maupun salep mata antibiotik segera setelah
lahir.
O Riwayat ibu dan ayah tidak diketahui secara detail oleh nenek pasien.
OD OS
Visus Blink test + Blink test +
Palpebra Edema Edema
Cts Tidak hiperemis Tidak hiperemis
Cti Tidak hiperemis Tidak hiperemis
Cb Injeksi konjungtiva, tampak Injeksi konjungtiva,
sekret purulen tampak sekret purulen
Sklera Putih Putih
Kornea Jernih, rata Jernih, rata
COA Cukup Cukup
Iris Coklat Coklat
Pupil Bulat, isokor, 3mm, RCL/RTCL Bulat, isokor, 3mm,
+/+ RCL/RTCL +/+
Lensa Jernih Jernih
Diagnosis
O WD:
O Oftalmia neonatorum suspect konjungtivitis
gonore ODS

O DD:
O Oftalmia neonatorum suspect konjungtivitis
clamidia
Pemeriksaan Penunjang
Anjuran
O Pemeriksaan kultur sekret mata
O Pewarnaan gram sekret mata
O Pewarnaan Giemsa goresan konjungtiva
Tata Laksana

Medika Mentosa Non- Medika Mentosa


O Irigasi mata O Pasien di rawat inap
menggunakan normal
saline tiap jam sampai di ruang isolasi
eksudat konjungtiva O Sekret dibersihkan
bersih
O Cefotaxime inj 2 x
dengan kapas basah
500mg IV atau dengan cairan
O Gentamycin ED 6 x 1 infus tiap 15 menit
gtt ODS
Prognosis
OD OS
O Ad vitam : ad bonam ad bonam
O Ad functionam : dubia ad bonam dubia ad bonam
O Ad sanationam : dubia ad bonam dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA

OFTALMIA
NEONATORUM
Anatomi Konjungtiva
O Membran mukosa transparant dan
tipis membungkus posterior
kelopak mata dan permukaan
anterior sklera
O Konjungtiva tarsal yang menutupi
tarsus. Konjungtiva tarsal sukar
digerakkan dari tarsus
O Konjungtiva bulbi menutupi sklera
dan mudah digerakkan dari sklera
di bawahnya.
O Konjungtiva fornises atau forniks
yang merupakan tempat peralihan
konjungtiva tarsal dan konjungtiva
bulbi
O Arteri konjungtiva: a.ciliaris dan
a.palpebralis
O Pesarafan: cabang pertama N.V
Histologi Konjungtiva
O Epitel
O Konjungtiva marginal : lima
lapis sel epitel gepeng
bertingkat
O Konjungtiva tarsalis : dua
lapis sel epitel
O Konjungtiva forniks dan
bulbar : tiga lapis sel epitel
O Konjungtiva limbal: lima-
enam lapis sel epitel gepeng
bertingkat
O Adenoid
O Jaringan ikat dan sel limfosit
O Fibrosa
O Jaringan kolagen dan serat
elastin
O Pembuluh darah dan saraf
Oftalmia Neonatorum
O Konjungtivitis purulen hiperakut yang terjadi
pada neonatus dengan onset munculnya
manifestasi dalam 28 hari pertama
kehidupan
O Umumnya selama perjalanan melalui
jalan lahir yang terinfeksi
Epidemiologi
O Insidens: 0,1% (negara maju), 10% (negara
berkembang)
O Disebabkan oleh Klamidia (4%)
O Disebabkan oleh Gonore (0,3 10%)
O Tidak adanya profilaksis yang memadai
30-40% kasus terutama berhubungan
dengan persalinan pervaginam
Faktor Risiko
O Vagintis pada ibu
O Terdapatnya mekonium pada air ketuban saat
bayi lahir
O Ketuban pecah dini
O Partus yang lama
O Rendahnya tingkat lisozim dan imunoglobulin
dalam konjungtiva neonatal
O Kehamilan kurang dari 36 minggu
O Tidakan pertolongan persalinan yang tidak
higienis dan steril
Patofisiologi

Mekanisme pertahanan
Mekanisme pertahanan sekunder sistem
primer perdarahan konjungtiva,
lisozim dan imunoglobulin
Lapisan epitel yang terdapat pada
lapisan air mata
O Konjungtiva neonatus rentan terhadap infeksi,
karena rendahnya tingkat agen antibakteri dan
protein seperti lisozim dan immunoglobulin A
dan G, dan kelenjar air mata dan salurannya
yang baru mulai berkembang
O Peradangan pada konjungtiva dapat
menyebabkan pelebaran pembuluh darah,
kemosis, dan sekresi berlebihan.
O Eksotoksin dari bakteri dapat menginduksi
terjadi nekrosis, terutama bagi sel epitel
konjungtiva. menghasilkan sekret pada mata
Etiologi dan Manifestasi
O Gonokokal
O Onset : 3 - 4 hari pertama
kelahiran sampai 3
minggu
O Unilateral maupun
bilateral
O Mata merah dan
membengkak disertai
keluarnya sekret purulen
O Berat Kemosis, sekret
yang berlebihan, dan
ulserasi kornea yang
progresif dan perforasi
O Klamidia
O Intraseluler obligat
O Onset: 5 14 hari
O Manifestasi:
O Edema ringan, konjungtiva hiperemis dan
reaksi papiler dengan eksudat ringan sampai
sedang
O Kasus berat munculnya sekret yang banyak
serta terbentuknya pseudomembran
O Infeksi Bakteri Lain
O Gram positif: Staphylococcus aureus, Streptococcus
pneumoniae, Streptococcus
viridans, dan Staphylococcus epidermidis (30-50%)
O Gram negatif: Escherichia coli, Klebsiella
pneumoniae, Serratia marcescens, Proteus,
Enterobacter, dan spesies Pseudomonas
O Onset: minggu pertama kelahiran
O Manifestasi:
O Hiperemis konjungtiva
O Edema palpebral
O Adanya sekret pada mata.
O Herpes Simpleks
O Inti DNA untai-ganda yang dikelilingi oleh
protein
O Memasuki sel melalui peleburan dengan
selaput sel setelah berikatan dengan
reseptor sel khusus berupa glikoprotein
O Onset: minggu pertama kelahiran
O Manifestasi: vesikel pada kornea yang dapat
membentuk gambaran dendrit, vesikula pada
kulit (yang mengelilingi mata)
O Kimiawi
O Akibat aplikasi larutan perak nitrat atau
antibiotik yang digunakan untuk profilaksis
mata
O Biasanya terjadi pada hari pertama
kehidupan
O Menghilang secara spontan dalam waktu 2-4
hari
Penyebab Onset Temuan Klinis Hasil Laboratorium dan
Sitologi
Bahan Kimia (perak Dalam - Hiperemis
nitrat sebagai beberapa - sekret cair maupun Kultur negatif
profilaksis) jam mukoid
2-4 hari Gram negatif diplokokus
Akut Purulen
Gonokokus setelah intraselular pada agar
Konjungtivitis
lahir coklat dan agar darah
- Konjungtivitis
5-14 hari Giemsa-positif inklusi
Klamidia mukopurulen lebih
setelah sitoplasma sel epitel.
jarang dari purulen
lahir Kultur negatif
- Mukus kental
Bakteri lain
(Pseudomonas
aeruginosa, 4-5 hari Kultur positif pada agar
Konjungtivitis mukopurulen
Staphylococcus setelah darah, gram positif
aureus, Streptococcus lahir maupun negatif.
pneumoniae,
Haemophilus)
5-7 hari - Blepharoconjunctivitis Multinucleated Giant Cell,
Herpes simpleks setelah - Keterlibatan kornea positif inklusi sitoplasma,
Diagnosis
O N.gonorrhoeae kultur agar coklat atau agar Thayer-
Martin
O Koloni mukoid cembung, mengkilat dan menonjol dengan
diameter 1-5 mm, transaparan atau opak, tidak berpigmen
dan tidak hemolitik
O Pewarnaan gram bakteri diplokokus gram negatif, tidak
bergerak, diameter kira-kira 0,8 m
O Bakteri lain kultur agar darah
O Klamidia
O Pewarnaan Giemsa
kerokan konjungtiva
hasil ungu
O Pewarnaan Macchiavello
warna merah
O Uji antibodi langsung
dengan imunofloresens
O Herpes
O Gram multinucleated
giant cell
O Pewarnaan papanicolau
inklusi eosinofilik
intranuklear
Tatalaksana
O Profilaksis
O Antenatal: perawatan menyeluruh ibu dan
pengobatan infeksi genital saat dicurigai
terinfeksi
O Natal:
O Proses melahirkan harus dilakukan dengan higienisitas
tinggi dan melakukan tindakan aseptik
O Kelopak mata bayi yang tertutup harus benar-benar
dibersihkan dan dikeringkan
O Postnatal:
O Tetrasiklin topikal 1% atau Eritromisin topikal 0,5% atau
perak nitrat 1% (metode Crede's) ke dalam mata bayi
segera setelah kelahiran
O Suntikan tunggal ceftriaxone 50 mg / kg IM atau IV
(tidak melebihi 125 mg) harus diberikan kepada bayi
yang lahir dari ibu yang tidak diobati
Oftalmia Neonatorum Gonore
O Pemberian irigasi dengan larutan garam salin tiap jam sampai
eksudat dari konjungtiva bersih
O Salep mata Bacitracin 4 kali / hari
O Jika terjadi keterlibatan kornea salep atropin sulfat
O Terapi sistemik
O Ceftriaxone 75-100 mg / kg / hari IV atau IM, dibagi dalam 4
dosis
O Cefotaxime 100-150 mg / kg / hari IV atau IM, per 12 jam.
O Ciprofloxacin 10-20 mg / kg / hari atau Norfloxacin 10 mg /
kg / hari.
O Rentan terhadap penisilin kristal benzyl penisilin G
50.000 unit untuk bayi cukup bulan dengan berat badan
normal dan 20.000 unit untuk bayi prematur atau bayi berat
badan rendah IM, 2 kali sehari, 3 hari.
O Kimia biasa sembuh sendiri
O Bakteri lain tetes mata AB spektrum luas +
salep selama 2 minggu
O Klamidia
O Tetrasiklin topikal 1% atau eritromisin topikal
0,5%, 4x sehari, 3 minggu
O Eritromisin sistemik 125 mg oral, 4x sehari, 3
minggu
O Kedua orang tua juga harus diobati dengan
eritromisin sistemik.
O Herpes simpleks
O Asiklovir 20mg/kg setiap 8 jam selama 14 hari
(21 hari jika keterlibatan SSP) + terapi topikal
asiklovir salep mata 3%, 5 kali sehari
Komplikasi
O Sikatriks kornea
O Ulkus kornea
O Perforasi kornea
O Endoftalmitis
O Gangguan sistem saraf pusat
Pencegahan
O Ibu hamil yang mengetahui dirinya
menderita klamidia, gonorrhea, ataupun
herpes genital perlu berkonsultasi kepada
dokter mengenai perlunya pengobatan
tambahan sebelum melahirkan.
O Dokter kebidanan perlu mempertimbangkan
kelahiran melalui seksiosesaria bila ibu
menderita infeksi vagina berat saat
menjelang kelahiran bayinya.

Anda mungkin juga menyukai