Anda di halaman 1dari 29

PRESENTASI KASUS MEDIK

OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK

Oleh:
dr.Erysha Kartika Anggraini

Pembimbing:
Dr. Benidiktus Setyo Untoro
Dr. Hendryk Kwandang , M.Kes

RSUD Kanjuruhan Kepanjen Kabupaten Malang


PENDAHULUAN
• OMSK adalah radang kronis telinga tengah dengan
adanya lubang (perforasi) pada gendang telinga
(membran timpani), peradangan pada sebagian atau
seluruh mukosa telinga tengah, tuba Eustachius,
antrum mastoid, dan sel-sel mastoid.
• OMSK dapat terbagi atas 2, yaitu otitis media supuratif
kronik tubotimpani dan otitis media supuratif kronik
atikoantral
• Di Indonesia OMSK merupakan salah satu penyakit
yang sering ditemukan di poliklinik dengan prevalensi
otitis media supuratif kronis antara 2,1-5,2%.
LAPORAN KASUS
Identitas
• Nama : Sdr. D
• Usia : 18 tahun.
• Jenis Kelamin : Laki laki.
• Agama/Suku : Islam/Jawa.
• Alamat : Ampelgading
• Tgl periksa : 22 Desember2017
• No. RM : 346xxx
Anamnesa
• Autoanamnesa dengan pasien (22 Desember 2017)
pk: 08:30 di Ruang Poli THT-KL
Keluhan Utama : Telinga kiri dan kanan keluar cairan
Riwayat Penyakit Sekarang
• Pasien datang ke poli THT-KL RSUD Kanjuruhan Kepanjen dengan
keluhan keluar cairan di telinga kiri sejak 2 bulan yang lalu dan
telinga kanan sejak 1 tahun yang lalu. Cairan berwarna kuning
kental sedikit berbau dengan jumlah kurang lebih 3 sendok
sebanyak kurang lebih 3 kali sehari. 6 hari sebelumnya pasien
mengeluh telinga kirinya nyeri disertai demam. Serta telinga
kanan sudah dari dulu memiliki keluhan serupa. Pasien mengaku
sering mengorek-ngorek telinganya dengan cotton bud.
• Px juga mengeluhkan telinga kirinya mengalami
penurunan pendengaran dan terasa grebeg-
grebeg bersamaan dengan keluar cairan di
telinganya. Nyeri tekan telinga -/-, gangguan
pendengaran -/+, darah (-/-), bau (-/+), hidung
buntu (-/-), batuk (+), pilek (+), alergi debu (-),
alregi makanan/minuman (-), alregi obat-obatan
(-) suara serak (-), sakit gigi (-) nyeri menelan (-),
sukar menelan (-).

Riwayat Penyakit Dahulu


• kopokan pada telinga kanan, sejak 1 tahun yang lalu.
Riwayat Keluarga
• Tidak ditemukan riwayat keluarga dengan keluhan
yang sama.
Riwayat Pengobatan :
• Pasien belum berobat sama sekali sejak keluhan
telinganya muncul. Pasien hanya minum ultraflu 3x
1 dan OBH 3X c1 untuk mengobati pilek dan
batuknya
Riwayat Alergi : disangkal
Riwayat penyakit sistemik : tidak ada
Riwayat Trauma : disangkal
Riwayat Sosial : siswa SMA
Pemeriksaan Fisik
Pasien tampak sakit ringan, compos mentis, GCS 456.
• Tanda Vital
– Tekanan darah : tidak di evaluasi
– Laju denyut jantung : 80 x/menit reguler.
– Laju pernapasan : 20 x/menit.
– Suhu aksiler : 36 OC.
• Kepala
– Bentuk : normosefal, benjolan massa (-)
– Ukuran : mesosefal.
– Rambut : tebal,hitam.
– Wajah : simetris,bundar,rash(-),sianosis (-), edema (-).
– Telinga : Hiperemia -, normotia , lanjut di status telinga
– Hidung : sekret (-) jernih, pernafasan cuping hidung(-),
perdarahan (-), hiperemi (-).
– Mulut : mukosa bibir basah, mucosa sianosis (-), lidah
kotor (-).

• Leher : tidak ditemukan kelainan


• Thorax (paru dan jantung) :tidak ditemukan kelainan
• Abdomen : tidak ditemukan kelainan
• Ekstremitas : tidak ditemukan kelainan
• Pemeriksaan neurologis : meningeal sign (-)
Status Lokalis THT
Kanan Kiri
Telinga Pembengkakan retro aurikuler - -
Fistula auris kongenital - -
Nyeri tekan - -
Meatus acusticus externus :
 Hiperemi - -
 Edema - -
 Penyempitan - -
 Furunkel - -
 Fistel - -
 Sekret, sifat + mukopurulen + mukopurulen
 Granulasi -
 Polip - -
 Kolesteatoma - -
 Foetor - -
 Benda asing - -
Membran timpani : -
 Intak - -
 N/Retraksi/bombans perforasi perforasi
 Hiperemi - +
 Perforasi - +
 Pulsasi - +
 Refleks Cahaya - -
Test Fistulasi Tidak dievaluasi Tidak dievaluasi
Hidung Deformitas - -
Hematoma - -
Krepitasi - -
Nyeri - -

Rhinoskopi anterior :
Vestibulum - -
 Edema - -
 Sekret - -
 massa - -
Kavum nasi
 luas Lapang Lapang
 mukosa Licin Licin
 hiperemi - -
 massa - -
 sekret - -
Konka
 edema - -
 pucat - -
 hiperemi - -
Septum hiperemi - -
Fenomena palatum mole + +
Rinoskopi posterior :
Septum nasi Deviasi –
Kauda Konka Kesan massa –
Meatus nasi Kesan massa –
Muara tuba eustachius Kesan massa –
Fossa rosenmuller Dalam batas normal
Atap nasofaring Dalam batas normal
Koane Dalam batas normal

Transluminasi SF T T
SM T T
Tenggorok Palatum molle N N
Uvula Di tengah
Tonsil T1 T1
 Hiperemi - -
 Kripte melebar - -
 Detritus - -
Arcus anterior - -
Arcus posterior - -

Faring : edema (-), hiperemi (-), lendir (-), granula (-), post nasal drip (-)

Laringoskopi indirek
Hipofaring :N
Epiglotis : hiper: (-) massa: (-)
Supraglotis :N
Korda vokalis :N
Edema : (-)
Massa : (-)
Gerak : add +/+ abd +/+
Gambar:

Regio colli Pembesaran kelenjar getah bening (-)


DIAGNOSIS
Diagnosis :
Otitis Media Supuratif Kronik ADS

Diagnosa Banding : OME


Rencana Diagnosis :-
RencanaTerapi
 Cuci telinga dengan H2O2 3% 6 x 6 gtt ADS
 Ofloxacin tetes telinga 2x4 gtt ADS
 Co-Amoxiclav tablet 3x625 mg/hari
 Natrium Diclofenac 2x50 mg
 Kontrol ke poli THT 5 hari lagi
Rencana Monitoring
 Keluhan keluar cairan pada kedua telinga pasien
 Nyeri
Rencana Edukasi
 Menjelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai penyakit
yang diderita yaitu Otitis Media Supuratif Kronik yang terjadi
kemungkinan karena infeksi bakteri. Infeksi ini kemungkinan
disebabkan oleh seringnya mengorek-korek telinga pasien,
keterlambatan pengobatan dan higienitas yang kurang
 Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien mengenai
komplikasi yang bisa terjadi yaitu bisa terjadi infeksi kronis yang
dapat berulang bila tidak ditangani dengan baik.
 Menjelaskan tatalaksana (medikamentosa dan non
medikamentosa) dan prognosis penyakit kepada pasien.
 Edukasi untuk kontrol ke poli THT 5 hari kemudian.
 Edukasi untuk tidak mengorek-ngorek telinga.

Prognosis
 Dubia ad
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi telinga tengah
Membran Tuba
Timpani : Eustachius :
pars tensa dan hubungkan
pars flaksida kavum timpani
Dengan
nasofaring

Kavum
Timpani : Rongga
Berisi udara mastoid
OTITIS MEDIA SURATIF KRONIK

Definisi
Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) adalah radang
kronis telinga tengah dengan adanya perforasi pada membran
timpani dan riwayat keluarnya cairan sekret dari telinga lebih
dari 2 bulan, baik terus menerus atau hilang timbul.
OMSK
Epidemiologi
• Pasien OMSK meliputi 25% dari pasien-pasien yang
berobat di poliklinik THT rumah sakit di Indonesia.
• Berdasarkan Survei Nasional Kesehatan Indera
Penglihatan dan Pendengaran oleh Departemen
Kesehatan R.I Telinga, Hidung, dan Tenggorok (THT)
di Indonesia prevalensi otitis media supuratif kronis
antara 2,1-5,2%.4 Data poliklinik THT RSUP H. Adam
Malik Medan tahun 2016 menunjukkan pasien OMSK
merupakan 26% dari seluruh kunjungan pasien.
Otitis Media Supuratif Kronis
Etiologi
Bakteri Virus
Penyebab 95% kasus pada OMSK. prevalensi sekitar 5-7%
Didapatkan dari isolasi bakteri terhadap  respiratory syncytial virus
kultur cairan atau efusi telinga tengah. (RSV)
 influenza virus
 Streptococcus pneumoniae (40%)  adenovirus (sebanyak 30-40%)
 Haemophilus influenzae (25-30%)  parainfluenza virus (10-15%)
 Moraxella catarhalis (10-15%)  rhinovirus atau enterovirus
 Kira-kira 5% kasus dijumpai
Streptococcus pyogenes (group A
betahemolytic), Staphylococcus (Kerschner, 2007)
aureus, dan organisme gram negatif
(pada anak dan neonatus yang MRS)
OMSK
Faktor Resiko
 Umur : bayi dan anak-anak >>
 Ras : ras Native American, Inuit, dan Indigenous
Australian menunjukkan prevalensi yang lebih tinggi
dibanding dengan ras lain
 Faktor genetik
 Status ekonomi : kemiskinan kepadatan penduduk
 Lingkungan
 Abnormalitas kraniofasial kongenital
OMSK
Patogenesis
OMSK
Diagnosis
Ditegakkan dari : Anamnesa, Pem. Fisik dan Pem. penunjang
Menurut Kerschner (2007), kriteria diagnosis OMSK harus memenuhi
Tiga hal:
 Otorrhea secara terus menerus atau hilang timbul lebih dari 2 bulan.
 Cairan dapat berwarna kuning/ kuning-kehijauan/ bercampur darah/
jernih atau berbau.
 Gangguan pendengaran.
OMSK
Diagnosa Banding
OMSK
Tatalaksana
1. Non Medikamentosa
membersihkan dan mengeringkan saluran telinga
dengan kapas lidi. Obat cuci telinga berupa Nacl 0,9%,
asam asetat% atau Hidrogen Peroksida 3%.
2. Medikamentosa
Antibiotik topical golongan ofloxacin 2x4 tetes
per hari di telinga yang sakit.
Antibiotik oral.
OMSK
Antibiotik Analgetik
Berdasarkan american guidline of
AOM and CDC of AOM
Analgesik antipiretik :
First line : Paracetamol
 Amoxicilin
 Eritromisin (bila alergi penisilin) NSAID :
 Natrium diclofenak
Second line :
 Ibuprofen
 Co-Amoxciclave
 Sefalosporin  Asam mefenamat
 Trimetropim sulfamethoxazole
OMSK
Pembedahan :
 Timpanosintesis
 Timpanoplasti
OMSK
Komplikasi
 komplikasi intratemporal (perforasi membran
timpani, mastoiditis akut, paresis nervus fasialis,
labirinitis)
 Komplikasi ekstratemporal (abses subperiosteal)
 Komplikasi intracranial (abses otak, tromboflebitis)

Prognosis
Dubia ad bonam dengan diagnosa yang tepat dan tata
laksana adekuat
PEMBAHASAN
 Penegakan diagnosa OMSK pada pasien ini
berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan Fisik.
 Sesuai epidemiologi  OMSA dapat mengenai
usia berapapun meskipun sering pada anak-anak
 Terapi yang diberikan pada pasien sesuai teori 
cuci telinga, antibiotik, dan analgetik-
antiinflamasi
KESIMPULAN
OMSK adalah peradangan pada sebagian atau
seluruh mukosa telinga tengah, tuba Eustachius, antrum
mastoid, dan sel-sel mastoid. Otitis media supuratif
kronik adalah peradangan telinga tengah dengan gejala
dan tanda-tanda yang bersifat kronis.
Penegakan diagnosis dilakukan atas dasar
anamnesis dan pemeriksaan fisik. Terapi dibedakan
berdasarkan stadium dari penyakit
Pada pasien ini, ditemukan bahwa pasien
menderita OMSK telinga dextra sinistra, sehingga pada
pasien ini direncanakan terapi dengan medikamentosa
dan diberikan komunikasi edukasi mengenai penyakit dan
tata laksananya.

Anda mungkin juga menyukai