Anda di halaman 1dari 39

CASED BASED DISSCUSSION Vincentius Kevin Prathama

1915136
OTITIS MEDIA SUPURATIF Preseptor :

AKUT dr. M. Indra Sapta, Sp.THT-


KL
PEMBAHASAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. M.F
Umur : 11 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Desa Utuh, Kecamatan Tengarang, Semarang
ANAMNESIS
Keluhan utama : Nyeri telinga kanan RPK : Tidak ada keluarga yang mengalami hal
serupa
RPS : Pasien mengeluhkan nyeri telinga kanan
sejak 3 hari lalu. Intensitas nyeri jika diukur Kebiasaan : Pasien sering makan es dan jajanan ciki
dengan skala VAS yaitu 4, disertai rasa penuh di
dalam telinga kanan. Pasien juga mengeluhkan Anamesis sistemik
pilek dan sakit tenggorok sejak seminggu lalu  Kepala : Nyeri (-) pusing (-)
disertai demam ringan. Penurunan fungsi  Mata : Tidak ada keluhan
pendengaran dan keluarnya cairan dari telinga  Telinga : Nyeri telinga kanan
kanan disangkal oleh pasien.
 Hidung : Keluar ingus dan sedikit mampet
Riwayat berobat : -  Mulut : Tidak ada akeluhan
RPD : Pasien tidak pernah mengeluh hal serupa  Pencernaan : BAB dan BAK tidak ada keluhan
sebelumnya. Beberapa bulan terakhir sudah  Pernafasan : Tidak ada keluhan
beberapa kali pilek dan batuk. Riwayat alergi (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran : Compos mentis  Tenggorok : Mukosa orofaring hiperemis, tonsila
Keadaan umum : Sakit ringan palatina ukuran T1/T1
BB/TB : 40 kg/135 cm  Leher : tidak terdapat pembesaran KGB
Tanda vital :  Toraks : Bentuk dan pergerakan simetris.
 Respirasi : 20 x/menit  Cor : Bunyi jantung I dan II normal, murmur (-)
 Nadi : 88 x/menit  Pulmo : VBS +/+, Ronkhi -/-, wheezing -/-
 TD : 120/80  Abdomen : Datar, lembut, bising usus normal.
 Suhu : 37,6 0C  Extremitas : Akral hangat, sianosis (-)
Status Generalis
 Kepala
 Mata : Konjungtiva tidak anemis , sklera tidak
ikterik
 Hidung : Mukosa cavum nasi hiperemis, terdapat
sekret kuning kehijauan
 Telinga kanan : Dalam batas normal
 Telinga kiri : Dalam batas normal
Status THT

Status Lokalis Telinga


Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra

Kel. Kongenital - -

Trauma - -

Radang - -
Daun Telinga
Kel. Metabolik - -

Nyeri tarik - -

Nyeri tekan - -

Cukup lapang (N) Cukup lapang Cukup lapang

Sempit - -

Dinding Liang Telinga Hiperemi - -

Edema - -

Massa - -

Bau - -

Warna - -
Sekret/Serumen
Jumlah - -

Jenis - -
 Status Lokalis Telinga
Kelainan Dekstra Sinistra
Pemeriksaan
Warna Hiperemis Putih
Utuh Refleks cahaya + +
intak +
Membran Timpani +
Jumlah perforasi - -
Perforasi
Jenis - -
Tanda radang - -
Fistel - -
Mastoid Sikatrik - -
Nyeri tekan - -
Nyeri ketok - -
Rinne Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Schwabach Tidak dilakukan
Tes Garpu tala
Weber Tidak dilakukan
-
Kesimpulan
Audiometri Tidak dilakukan 
Status Lokalis Hidung
Status Lokalis Hidung
Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra
Pemeriksaan Kelainan Rinoskopi anterior Vestibulum Vibrise + +
Deformitas - Radang - -
Kelainan congenital - Kavum nasi Cukup lapang (N) N N
Hidung luar Trauma - Sempit + +
Radang - Lapang - -
Massa - Sekret Jenis Mukopurulen Mukopurulen
Rhinoskopi Post nasal drip - Jumlah Cukup banyak Cukup banyak
posterior Bau Bau busuk Bau busuk
Pendarahan -
Konka inferior Ukuran Hipertrofi Hipertrofi
Warna Hiperemis Hiperemis
Permukaan Licin Licin
Edema + +
Konka media Ukuran Eutrofi Eutrofi
Warna Merah muda Merah muda
Permukaan Licin Licin
Edema - -
Septum Cukup lurus/deviasi Cukup lurus
Permukaan licin licin
Warna Merah muda Merah muda
Massa - -
Status Lokalis Faring
Pemeriksaan Kelainan
Palatum mole + Simetris/tidak Simetris
Arkus faring Warna Merah muda
Edema -
Bercak/eksudat -
Dinding Faring Warna Hiperemis
Permukaan -
Tonsil Ukuran T1 - T 1
Warna Merah muda
Permukaan Licin
Detritus -
Eksudat -
Peritonsil Warna Merah muda
Edema -
Abses -
Karies/radiks -
Gigi
Kesan -
Warna Merah muda
Bentuk Normal
Lidah
Deviasi -
Massa -
DIAGNOSIS BANDING
Suspect Otitis media supuratif akut a/r auris dextra stadium hiperemis + Rinofaringitis akut
Suspect Otitis media serosa a/r auris dextra + Rinofaringitis akut

DIAGNOSIS KERJA
Otitis media supuratif akut a/r auris dextra stadium hiperemis + Rinofaringitis akut
ANATOMI TELINGA
OTITIS MEDIA
SUPURATIF AKUT
DEFINISI EPIDEMIOLOGI
Peradangan pada mukoperiosteum Lebih sering terjadi pada bayi dan
yang melapisi rongga telinga tengah anak-anak (puncak insidensi usia 6-11
(cavum timpani, antrum mastoid, bulan).
membran timpani, tuba auditiva, dan
selula mastoidea) yang terjadi dalam Insidensi OMSA meningkat sejalan
waktu < 3 minggu. dengan meningkatnya insidensi ISPA
pada anak.

Lebih sering terjadi pada musim


hujan/musim dingin.
FAKTOR RISIKO ETIOLOGI
Bayi (tuba eustachius pendek,
lebar, dan letak agak horizontal)
dan anak.

Infeksi saluran napas berulang

Bayi yang tidak mendapat ASI


eksklusif.
Stadium Hiperemis Stadium Eksudasi Stadium Supurasi

Hiperemis mukosa Keluarnya serum, Cairan eksudat akan


saluran tuba fibrin, eritrosit, cepat mengisi cavitas
eustakius, kavitas leukosit, PMN dari timpani → membran
timpani dan akhirnya kapiler-kapiler yang timpani rupture baik
meluas ke antrum dan berdilatasi dan spontan/dengan
sel-sel udara mastoid permeable, sel-sel miringotomi, → cairan
epitel kuboid berubah akan keluar melalui
menjadi sel-sel goblet kanalis auditorius
yang memproduksi eksternus → mula-
mukus mula
hemoragik/serosangui
neus → mukopurulen
Stadium koalesen Stadium komplikasi Stadium resolusi

Gangguan drainase Retroaurikuler, Bila membrane timpani tetap


secret → obstruksi di paralisis nervus utuh → membrane timpani
lipatan mukosa facialis, labirinitis, normal kembali

epitimpanium → abses perisinus,


Bila terjadi perforasi → secret
dekalsifikasi dan tromboflebitis sinus akan berkurang dan akhirnya
resorpsi tulang sigmoideus, abses mengering
otak, meningitis, dan
petrositis Bila daya tahan tubuh baik
resolusi dapat terjadi walaupun
tanpa Pengobatan

Perforasi menetap, secret


permanen/ hilang timbul →
otitis media kronis
GEJALA KLINIS
1. Stadium Hiperemis
a. Otalgia ringan
b. Oklusi tuba → rasa penuh dalam telinga
c. Otoskopi → injeksi pembuluh darah membran timpani
2. Stadium Eksudasi
a. Otalgia dan febris lebih jelas
b. Pendengaran terganggu (tuli konduktif)
c. Nyeri tekan mastoid
d. Otoskopi → membran tympani cembung & hiperemis
3. Stadium Supurasi
a. Sekret mengandung mukus → membran timpani telah perforasi → otalgia
berkurang, demam menurun, suhu kembali normal → pendengaran berkurang
tapi keadaan umum makin membaik
b. Otoskopi → setelah cairan telinga dibersihkan, terlihat perforasi membrana
timpani
4. Stadium Koalesen
 Otalgia muncul lagi, biasanya nocturnal
 Demam sedikit meningkat, nyeri tekan mastoid, tanda abses dapat ditemukan
 Otore biasanya sudah berlangsung > 2minggu
 Otoskopi → meatus akustikus eksternus sempit oleh karena dinding posterosuperior mengalami
penebalan (sagging)
5. Stadium Komplikasi
 Infeksi meluas ke jaringan sekitar (abses subperiosteum retroaurikuler, parese nervus fasialis,
labirinitis, abses perisinus/ekstradural, thrombophlebitis sinus sigmoideus, abses otak, meningitis,
petrositis)
6. Stadium Resolusi
 Otore berkurang / tidak ada
 Pendengaran membaik hingga normal
 Otoskopi → perforasi membran timpani ukuran kecil atau sudah menutup
PEMERIKSAAN
Pemeriksaan Fungsi Pendengaran: Pemeriksaan Penunjang:
1. Tes Bisik 1. Audiometri (audio acustic
2. Tes Garpu Tala emission /pure tone audiometri)
a. Tes Rinne 2. Timpanometri
b. Tes Weber 3. X-ray mastoid (Schuller dan
c. Tes Swabach Stenver)
PENATALAKSANAAN NON
FARMAKOLOGIS
Konseling dan edukasi
 Pengobatan harus adekuat agar membran timpani kembali normal
 Beri tahu keluarga untuk mencegah ISPA, menangani dan memberi pengobatan adekuat
apabila terkena ISPA
 Menganjurkan pemberian ASI minimal 6 bulan-2 tahun
 Asupan gizi harus adekuat
 Saat telinga sedang berlubang, hindari aktivitas seperti berenang

Rujuk :
 Indikasi miringotomi :
 Nyeri berat, demam tinggi, komplikasi seperti paresis nervus fasialis, mastoiditis,
labirinitis, dan infeksi sistem saraf pusat.
 Mengalami kegagalan terhadap dua kali terapi antibiotik pada satu episode OMA.
 Membran timpani tidak menutup dalam 3 bulan
PENATALAKSANAAN
FARMAKOLOGIS
Stadium hiperemis : antibiotik
Stadium eksudasi : antibiotik + miringotomi
Stadium supurasi : antibiotik + miringotomi
Stadium koalesen : terapi antibiotik dilanjutkan sampai 3 minggu
Stadium komplikasi : Terapi sesuai dengan komplikasi
Dekongestan :
 Lokal :
 HCL efedrin 0,5% atau oksimetazolin 0,025% untuk <12 tahun (tetes hidung)
 HCL efedrin 1% atau oksimetazolin 0,05% untuk >12 tahun (tetes hidung)
 Sistemik :
 Pseudoefedrin 30 mg
Obat cuci telinga : H2O2 3% (3-5 hari) diberikan pada stadium supurasi
Antipiretik dan analgetik :
 Paracetamol 10 mg/kgbb/kali
 Ibuprofen 3x 50mg
Antibiotik:
 Golongan penicillin
 Amoxicillin: 50-100 mg/kgBB/hari atau Ampicillin 50-100mg/kgBB dibagi dalam
3 dosis
 Amoxiclav: 25-50mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis
 Cephalosporin generasi 2: cefuroxime 2dd 125-250mg p.c
 Golongan Macrolide
 Erythromycin 20-40mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis 7 hari
 Azithromycin sehari sekali 10mg/kgBB/hari single dose 5 hari
 Clarithromycin 7,5mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis sehari selama 5-10 hari
 Golongan Sulfonamid
 Cotrimoxazole: kombinasi TMP 80mg dan SMX 400mg tab untuk dewasa 2x2 tab
(2x1 tab forte) ; anak (TMP 40mg dan SMX 200mg) suspense 2x5ml / 2x1 tab.
Terapi 10-14 hari, anak >6rtahun 5-7 hari
TERAPI BEDAH
Miringotomi : pada stadium eksudasi atau
supurasi yang belum perforasi
 Dibuat sayatan kecil pada kuadran antero-
inferior untuk mengeluarkan cairan dari
cavum tympani
 Dapat mengurangi otalgia dan demam,
namun akan muncul otore, perlu
diinformasikan pada pasien & keluarganya
Mastoidektomi simpleks : pada stadium
mastoiditis/komplikasi
 Membuka mastoid dari arah belakang telinga
untuk drainase cairan inflamasi
PENCEGAHAN
Pengobatan ISPA secara tuntas.
Utamakan pemberian ASI, bukan susu formula.
Menghindari kontak langsung dengan anak-anak yang sedang sakit atau terserang
infeksi.
KOMPLIKASI
Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK)
Abses subperiosteum retroaurikuler
Abses perisinus/ekstradural
Thrombophlebitis sinus sigmoideus
Petrositis
Mastoiditis akut
Paresis/ paralisis N. facialis
Labirinitis akut
Meningitis
Abses otak
Ketulian
Keterlambatan bicara pada bayi
PROGNOSIS
Prognosis quo ad fungsionam dan sanationam adalah dubia ad bonam jika pengobatan
adekuat. Bila daya tahan tubuh baik atau virulensi kuman rendah, maka resolusi dapat terjadi
walaupun tanpa pengobatan.

OMSA berubah menjadi OMSK bila perforasi menetap dengan sekret yang keluar terus
menerus atau hilang timbul. OMSA dapat menimbulkan gejala sisa berupa otitis media
serosa bila sekret menetap di kavum timpani tanpa terjadinya perforasi.

Anda mungkin juga menyukai