Anda di halaman 1dari 28

CASE REPORT SESSION (CRS)

OTITIS MEDIA SUPURATIF AKUT (OMSA) /


OTITIS MEDIA AKUT (OMA)

Dosen Pembimbing: dr. Umi Rahayu, Sp.THT KL


Disusun oleh:
Ikbal A. Saputra, S.ked

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


BAGIAN ILMU KESEHATAN JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2016
Pendahuluan
• Otitis media sendiri merupakan peradangan
sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah,
tuba eustachius, antrum mastoid, dan sel-sel
mastoid. 1
• Beberapa penelitian menyebutkan bahwa infeksi
ini diperkirakan terjadi pada 25% anak  Infeksi
umumnya terjadi pada dua tahun pertama
kehidupan, sedangkan insiden puncak kedua
terjadi pada tahun pertama masa sekolah. 2,3
A. Identitias Pasien
3

• Nama : Tn. M
• Umur : 25 tahun
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Alamat : Broni
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Tidak bekerja
• Pekerjaan Orang Tua : Swasta
• Pendidikan Pasien : SMA
• Pendidikan Orang Tua : SMA
B. Keluhan Utama
4

OS Merasa Nyeri telinga kanan sejak tadi


malam.
C. Riwayat Perjalanan Penyakit
5

 Os merasa ada benda asing dalam telinganya ketika


sahur  terganggu.
 Nyeri telinga kanannya sampai saat pemeriksaan.
 Os juga merasa “bengap” pada telinga kanannya,
namun pendengarannya tidak menurun.
 tidak ada cairan yang keluar dari telinganya
 tidak ada riwayat trauma sebelumnya.
 Os juga mengeluh pilek sudah ± 2 hari yang lalu,
pileknya encer dan berwarna bening disertai dengan
bersin-bersin.
 Sebelumnya, ± 1 bulan ini Os memang sering pilek
namun tidak lama dan tidak parah seperti keluhan saat
ini, pileknya tidak disertai batuk.
 Os juga tidak demam, os hanya merasa badannya
“hangat-hangat kuku”.
Riwayat Pengobatan
7

Os belum pernah berobat, ini pertama


kalinya pasien mengobati keluhannya di
THT.
8
Riwayat penyakit dahulu 8

 Riwayat sakit seperti ini


sebelumnya (-),
 Hipertensi (-),
 Riwayat DM (-),
 Riwayat alergi obat (-),
 Riwayat asma (-).
Riwayat penyakit keluarga
9

 Tidak ada anggota keluarga lain yang menderita


penyakit yang sama dengan OS.
 Keluarga pasien tidak pernah mengalami keluhan pada
telinga, hidung, dan tenggorokan.
 Riwayat hipertensi dan DM dalam keluarga tidak ada.
10

TELINGA HIDUNG TENGGOROK LARING


Ka / Ki Ka/ki

Gatal : -/- Rinore : +/+ Sukar Menelan : - Suara parau : -

Dikorek : +/- Buntu : +/- Sakit Menelan : - Afonia :-

Nyeri : +/- Bersin Trismus :- Sesak napas : -

Bengkak : -/- * Dingin/Lembab : - Ptyalismus :- Rasa sakit : -

Otore : -/- * Debu Rumah :+ Rasa Ngganjal : - Rasa ngganjal : -

Tuli : bengap /- Berbau : -/- Rasa Berlendir : -  

Tinitus : -/- Mimisan : -/- Rasa Kering :-  

Vertigo : - Nyeri Hidung : -/-    

Mual :- Suara sengau : -    

Muntah : -      
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
11

PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran : compos mentis
Pernapasan : 22 x/menit
Suhu : 38,2 °C
Nadi : 109 x/menit
TD : 120/80 mmHg
Anemia : -/-
 
Sianosis : -/-
Stridor inspirasi : -/-
Retraksi suprasternal : -
Retraksi interkostal : -/-
Retraksi epigastrial : -/-
a) Telinga

Daun Telinga Kanan Kiri

Anotia/mikrotia/makrotia - -
12
Keloid - -
Perikondritis - -
Kista - -
Fistel - -
Ott hematoma - -
Nyeri tekan tragus - -
Nyeri tarik daun telinga - -
Liang Telinga Kanan Kiri

Atresia - -
Serumen - -
Epidermis prop - -
Korpus alineum - -
Jaringan granulasi - -
Exositosis - -
Osteoma - -
Furunkel - -
Membrana Timpani Kanan Kiri
Hiperemis + -
Edema + -
Retraksi - -
Bulging + -
Atropi - -
Perforasi - -
Bula - -
+, namun sulit
Sekret -
diidentifikasi
Refleks Cahaya - Arah jam 7
Intak + +
Retro - aurikular Kanan Kiri
Fistel - -
Kista - -
Abses - -
Pre - aurikular Kanan Kiri
Fistel - -
Kista - -
Abses - -
a) Hidung
Rinoskopi Anterior Kanan Kiri

Vestibulum nasi Hiperemis (-), livide (-) Hiperemis (-), livide (-)
Sekret (-), hiperemis (-), Sekret (-), hiperemis (-),
Kavum nasi
Edema mukosa (-) Edema mukosa (-)
Selaput lendir DBN DBN
Septum nasi Deviasi (-) Deviasi (-), luka (-)
Lantai + dasar
DBN DBN
hidung
Hipertrofi (-), hiperemis(-),
Konka inferior Edema (+), pucat (+)
pucat (-), livide (-)
Meatus nasi inferior Tertutup konka yang edema DBN
Konka media Tertutup konka yang edema DBN
Meatus nasi media Tertutup konka yang edema DBN
Polip - -
Korpus alineum - -
Massa tumor - -
Rinoskopi
Kanan Kiri
Posterior
Sekret (-), hiperemis (-), Sekret (-), hiperemis (-),
Kavum nasi
Edema mukosa (-) Edema mukosa (-)
Selaput lendir DBN DBN
Koana DBN DBN
Septum nasi Deviasi (-) Deviasi (-)
Hiperemis (-), livide (-), Hiperemis (-), livide (-),
Konka superior
hipertrofi (-) hipertrofi (-)
Hiperemis (-), livide (-), Hiperemis (-), livide (-),
Konka superior
hipertrofi (-) hipertrofi (-)
Meatus nasi media DBN DBN
Muara tuba DBN DBN
Adenoid DBN DBN
Massa tumor - -
Fossa rossenmuller - -
Transiluminasi
Kanan Kiri
Sinus
Tidak dilakukan
a) Mulut
Hasil
Selaput lendir mulut DBN
Bibir Sianosis (-) raghade (-)
Lidah Atropi papil (-), tumor (-)
Gigi Kalkulus (-), Caries (-)
Kelenjar ludah DBN

b) Faring
Hasil

Uvula Bentuk normal, terletak ditengah


Palatum mole hiperemis (-), benjolan (-)
Palatum durum Hiperemis (-), benjolan (-)
Plika anterior Hiperemis (-)
Dekstra : tonsil T1, hiperemis (-),
permukaan rata, kripta tidak melebar
detritus (-), mobilitas (+)
Tonsil
Sinistra : tonsil T1, hiperemis (-),
permukaan rata, kripta tidak melebar
detritus (-), mobilitas (+)
Plika posterior Hiperemis (-)
Mukosa orofaring Hiperemis (-), granula (-)
a) Laringoskopi indirect
Hasil

Pangkal lidah
Epiglotis
Sinus piriformis
Aritenoid Sulit dinilai

Sulcus aritenoid
Corda vocalis
Massa

b) Kelenjar Getah Bening Leher


Kanan Kiri
Regio I DBN DBN
Regio II DBN DBN
Regio III DBN DBN
Regio IV DBN DBN
Regio V DBN DBN
Regio VI DBN DBN
area Parotis DBN DBN
Area postauricula DBN DBN
Area occipital DBN DBN
Area supraclavicula DBN DBN
a) Pemeriksaan Nervi Craniales
Kanan Kiri
Nervus III, IV, VI DBN DBN
Nervus VII DBN DBN
Nervus IX DBN
Nervus XII DBN

2.1 PEMERIKSAAN AUDIOLOGI

Tes Pendengaran Kanan Kiri


Tes rinne + +
Tes weber Tidak ada lateralisasi
Tes schwabach Sama dg pemeriksa/N Sama dg pemeriksa/N
Tes berbisik 6/6
Kesimpulan : Fungsi Pendengaran telinga kanan dan kiri normal
Diagnosis 16

OTITIS MEDIA AKUT (OMA) stadium supuratif


auricula dekstra + rhinitis akut.
PENATALAKSANAAN
1. Analgetik :
O kalium diklofenak 50 mg No. X, 2x1
2. Antibiotik :
O Amoksisisilin klavulanat 1 tablet 375 mg (250 mg amoksisilin
dan 125 mg asam klavulanat), No XXX, 3x1
3. Obat tetes hidung :
O HCl Efedrin 1% dalam larutan fisiologis.
Rencana terapi : miringotomi
Monitoring
O Minta pasien untuk kontrol ulang 3 hari kemudian, atau setelah
obat yang diberikan habis. Lihat apakah ada perbaikan dari
keluhan yang dialami pasien.
KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi)
OMenjelaskan mengenai penyakit pasien, termasuk faktor yang
memperberat penyakit tersebut.
OMenjelaskan kepada pasien mengenai tujuan dan manfaat dari
pengobatan yang diberikan kepada pasien.
OMemberitahu kepada pasien akan pentingnya kontrol ulang dan
terapi yang adekuat untuk penyakitnya.
OMemberitahukan kepada pasien untuk menutup telinga ketika
mandi untuk mencegah telinga menjadi lembab dan tidak lagi
mengorek telinga.
OMengingatkan pasien untuk datang tiga hari lagi dengan
membawa orangtua untuk dilakukan miringotomi.
OMenyarankan pasien untuk tetap menjaga higienitas dan
memakan makanan yang bergizi.
 
PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
DEFINISI
10

• Otitis Media adalah peradangan pada


sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah,
tuba Eustachius, antrum mastoid, dan sel-sel
mastoid.2
• Otitis media supuratif akut (OMSA) adalah
infeksi akut telinga tengah dengan gejala dan
tanda yang bersifat cepat dan singkat yang
berlangsung selama 3 minggu atau kurang
PATOGENESIS
Stadium OMA
1. Stadium Oklusi Tuba Eustachius
2. Stadium Hiperemis (Pre-Supuratif)
3. Stadium Supuratif
4. Stadium Perforasi
5. Stadium Resolusi
GEJALA KLINIS
Rasa nyeri
Terdapat gangguan pendengaran berupa rasa penuh di telinga/ rasa
kurang mendengar.
Peningkatan suhu tubuh

KRITERIA DIAGNOSIS
1.Penyakitnya muncul secara mendadak dan bersifat akut.
2.Ditemukan adanya tanda efusi.
3.Terdapat tanda atau gejala peradangan telinga tengah, yang
dibuktikan dengan adanya salah satu di antara tanda berikut,
seperti kemerahan atau erythema pada membran timpani, nyeri
telinga atau otalgia yang mengganggu tidur dan aktivitas normal.
TATALAKSANA

 Oklusi tuba >> obat tetes hidung HCL efedrin 1% dalam larutan fisiologis.

 Hiperemis >> antibiotik, obat tetes hidung dan analgetik.

 Supurasi >> antibiotik, miringotomi.

 Perforasi >> diberikan obat cuci telinga H202 3% selama 3-5 hari, antibiotik
sampai 5 minggu.

RESOLUSI >> DAPAT DILANJUTKAN ANTIBIOTIK SAMPAI 3 MINGGU.


Daftar Pustaka
• Van den Broek, Feenstra. Buku saku Ilmu Kesehatan Tenggorok, Hidung, dan Telinga. Edisi
ke-12. Jakarta : EGC, 2010
• Helmi Djaafar dan restuti RD. Kelainan Telinga Tengah dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga Hidung Tenggorokan. Edisi Keenam. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, 2010 hal. 64-77.
• Boies R. Lawrence, Adam L. George. Penyakit Telinga Tengah dan Mastoid. Alih bahasa :
Wijaya Caroline. BOIES Buku Ajar Penyakit THT. Edisi ke-6. Jakarta : EGC, 1997
• Healy GB. Rosbe KW. Otitis Media and Middle Ear Effusions. In: Ballenger’s
Otorhinolarygology Head and Neck Surgery. Sixteenth edition. BC Decker Inc. Ontario,
2003, 249-59
• Buchman,C.A.et al.2003.Infection ofThe Ear.In:Essencial Otolaryngology Head and Head
Surgery .8th Ed.Lee,K.J (Eds) New York:Mc-Graw Hill Pp:484-6
• Canter RJ. Acute suppurative otitis media. In : Kerr AG, ed. Scott Brown’s Otolaryngology.
Sixth edition. Vol. 3. Butterworth-Heinemann, London, 1997, 3/9/1-7.
• Kerschner, J.E., 2007. Otitis Media. In: Kliegman, R.M., ed. Nelson Textbook of Pediatrics.
18th ed. USA: Saunders Elsevier, 2632-46.
• World Health Organization. Burden of Illnessand Management Options Child and
Adolescent Health and Development Prevention of Blindness and Deafness (serial online).
Geneva, Switzerland, 2004. Diakses tanggal 12 Juni 2016. Available https://www.who.org/
• Donaldson JD. Acute Otitis Media. Updated Oct 28, 2011. Available from:
http://www.emedicine.medscape.com. Accessed Juni 12, 2016
• Ghanie A. Penatalaksanaan otitis media akut pada anak. Tinjauan pustaka. Palembang:
Departemen THT-KL FK Unsri/RSUP M.Hoesin;2010
• Titisari, H., 2005. Prevalensi dan Sensitivitas Haemophilus Influenzae pada Otitis Media
Akut di PSCM dan RSAB Harapan Kita. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
• Rubin, M.A., Gonzales, R., Sande, M.A., 2008. Pharyngitis, Sinusitis, Otitis, and Other
Upper Respiratory Tract Infections. In: Fauci, A.S., ed. Harrysons’s Principles of Internal
Medicine. 17th ed. USA: McGraw-Hill Companies, Inc., 205-214.
• Helmi. Diagnosis dan penatalaksanaan otitis media. Dalam: Satelit symposium.
Penanganan mutakhir kasus telinga hidung tenggorok, Jakarta, 2003.
• Jacky Munilson, Yan Edward, Yolazenia. Penatalaksanaan Otitis Media Akut. Universitas
andalas. Hal.1-9. Diakses 12 Juni 2016.
• Askaroellah Aboet.Terapi pada Otitis Media Supuratif Akut.Majalah Kedokteran Nusantara
Volume 39 y No. 3 y September 2006.hal 356-58. Diakses 12 Juni 2016.
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai