Anda di halaman 1dari 13

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH

BANGSA INDONESIA

PANCASILA PRA KEMERDEKAAN


Indonesia Dahulu Kala
Sebagai sebuah bangsa, embrio bangsa
Indonesia dapat dilacak dari abad ke-7M
Ditandai munculnya kerajaan Kutai, Mataram
Kuno, Sriwijaya, Singosari, Majapahit, Demak,
Samudera Pasai, Banten, Tidore, dll
Meskipun dalam perjalanan sejarah setiap
kerajaan/daerah terlibat berbagai konflik
Setiap Kerajaan/Daerah yang ada dalam
wilayah Nusantara memiliki jiwa (soul) yang
sama
Jiwa bangsa yang dijunjung bersama tersebut,
menjaga eksistensi bangsa selama 13 Abad
KHAZANAH BUDAYA BANGSA

Bahkan, pada masa kerajaan ini, istilah Pancasila


dikenali yang terdapat dalam buku
Nagarakertagama karangan Prapanca dan buku
Sutasoma karangan Empu Tantular. Dalam buku
tersebut istilah Pancasila di samping mempunyai
arti berbatu sendi yang lima (dalam bahasa
Sansekerta), juga mempunyai arti pelaksanaan
kesusilaan yang lima (Pancasila Krama), yaitu :
1. Tidak boleh melakukan kekerasan
2. Tidak boleh mencuri
3. Tidak boleh berjiwa dengki
4. Tidak boleh berbohong
5. Tidak boleh mabuk minuman keras
Pertengahan Abad ke-16, Nusantara mulai
kedatangan penjajah (kolonial)
Kolonialisme inilah yang merusak jiwa bangsa
yang di junjung berabad-abad
28 Oktober 1928, Sumpah pemuda
membangkitkan kembali jiwa bangsa
SUMPAH PEMUDA

Sebagai salah satu tonggak sejarah yang


merefleksikan dinamika kehidupan kebangsaan
yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila adalah
termanifestasi dalam Sumpah Pemuda pada
tanggal 28 Oktober 1928 yang berbunyi :

Kami putra dan putri Indonesia mengaku


bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia;
Kami putra dan putri Indonesia mengaku
berbangsa yang satu, bangsa Indonesia;
Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa
persatuan, bahasa Indonesia.
Tidak hanya jiwa bangsa yang masih terkotak-
kotak kedaerahan, tetapi sebagai satu
kesatuan
Muncullah embrio bangsa, sebagai bangsa
Indonesia
Muncul juga organisasi dan tokoh yang mulai
memperjuangkan kemerdekaan bangsa
Indonesia
Sukarno dan tokoh lain mulai memikirkan jiwa
bangsa Indonesia sebagai dasar negara
Apa jiwa bangsa yang dijunjung mulai dahulu
kala itu?
SIDANG BPUPKI PERTAMA

M. Yamin mengusulkan (29 Mei 1945) :


a. Peri Kebangsaan,
b. Peri Kemanusiaan,
c. Peri Ketuhanan,
d. Peri Kerakyatan dan
e. Kesejahteraan Rakyat
. Prof. Dr. Soepomo (30 Mei 1945) :

Mengemukakan teori-teori Negara, yaitu: 1) Teori


negara perseorangan (individualis), 2) Paham
negara kelas dan 3) Paham negara integralistik
SIDANG BPUPKI PERTAMA

Soekarno (1 Juni 1945) :


a. Nasionalisme (kebangsaan Indonesia)
b. Internasionalisme (peri kemanusiaan),
c. Mufakat (demokrasi),
d. Kesejahteraan sosial, dan
e. Ketuhanan Yang Maha Esa (Berkebudayaan)

Alternatifnya Tri Sila bahkan dikerucutkan jadi Eka


Sila.
Tri Sila meliputi: socio-nationalisme, socio
democratie dan ke-Tuhanan. Sedangkan Eka Sila
Gotong Royong
Muncul pertama kali nama pancasila,
meskipun bisa diperas menjadi tri sila: sosio
nasionalisme, sosio demokrasi, dan
ketuhanan, dan diperas lagi menjadi ekasila:
gotong royong
Sebagaian menganggap 1 Juni 1945 sebagai
hari lahir pancasila
Masih menimbulkan perdebatan karena
BPUPKI terdiri dari berbagai golongan
22 Juni muncul piagam Jakarta menghapus 7
kata
Sidang I 29 Juni 1945 1 Juni 1945
Muh. Yamin : 29 JUni 1945
Ususl mengenai Dasar Negara secara
lisan.
Ir. Soekarno : 1 Juni 1945
usul mengenai calon Dasar Negara
Lahir istilah Pancasila

Pembentukan panitia kecil : 1 Juni 1945


tugasnya menampung usulan yang
Sidang masuk
Dan memeriksanya.
BPUPKI
Pembentukan panitia sembilan : 22 Juni
1945
sidang yang berhasil merumuskan
calon
Mukodimah hukum dasar [ piagam
Jakarta
Sidang] II 10 Juni 16 Juni 1945
Merumuskan rancangan Hukum
Dasar
PIAGAM JAKARTA

Untuk menampung usulan-usulan yang bersifat


perorangan, dibentuklah Panitia 9 yang diketuai
oleh Soekarno.
Panitia 9 berhasil merumuskan Rancangan
Mukadimah (Pembukaan) Hukum Dasar yang
dinamakan Piagam Jakarta atau Jakarta Charter
oleh Muhammad Yamin pada 22 Juni 1945 :
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan
syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
PIAGAM JAKARTA

Piagam Jakarta (22 Juni 1945) yang


berisi tujuh kata: dengan
kewajiban menjalankan syariat
Islam bagi pemeluk-pemeluknya
diganti menjadi Ketuhanan Yang
Maha Esa
Peniadaan tujuh kata itu dilakukan
dengan cepat dan legowo demi
kepentingan nasional oleh elit
Muslim: Moh. Hatta; Ki Bagus
Hadikusumo, Teuku Moh. Hasan dan
tokoh muslim lainnya. Jadi elit
Muslim sendiri tidak ingin republik
yang dibentuk ini merupakan
PPKI

Badan bentukan
Pemerintah
Militer
Jepang

Di lantikTgl
9 Agustus Dengan menjunjung tinggi rasa
1945 persatuan
danKesatuan, akhirnya sepakat untuk
Menghilang Kan kata dengan
kewajiban menjalankan Syariat islam
bagi pemeluk - pemeluknya
Pada tgl 18 Agustus 1945 menyadang
sidang
Hasil sidang :
Mengesahkan rancangan hukum
dasar
dengan Prembulunya [ pembukaan ]
memilih Presiden dan wakil Presiden
untuk sementara waktu di bentuklah

Anda mungkin juga menyukai