Anda di halaman 1dari 24

PENDAHULUAN

PROSES PERUBAHAN UUD NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945


Latar Belakang
Tuntutan Reformasi Sebelum Perubahan Tujuan Perubahan
Perubahan
- Kekuasaan Tertinggi di Menyempurnakan
Antara Lain : Pembukaan tangan MPR
Batang Tubuh
aturan dasar,
- Amandemen UUD 1945 - Kekuasaan yang sangat
- 16 bab mengenai :
- Penghapusan doktrin besar pada presiden
Dwi fungsi ABRI - 37 pasal - Tatanan negara
- Pasal-pasal terlalu
- Penegakan hukum, HAM, - 49 ayat - Kedaulatan Rakyat
luwes sehingga dapat
dan pemberantasan KKN - 4 pasal Aturan Peralihan - HAM
menimbulkan multitafsir
- Otonomi Daerah - 2 ayat Aturan Tambahan - Pembagian Kekuasaan
- Kewenangan pada presiden
- Kebebasan Pers Penjelasan - Kesejahteraan sosial
untuk mengatur hal-hal
- Mewujudkan kehidupan - Eksistensi negara
penting dengan
demokrasi demokrasi dan negara
undang-undang
hukum
- Rumusan UUD 1945
- Hal-hal lain sesuai
tentang semangat
dengan perkembangan
penyelenggara negara
aspirasi dan kebutuhan
belum cukup didukung
bangsa
ketentuan konstitusi

Hasil Perubahan Sidang MPR Kesepakatan Dasar Dasar Yurisdis

- Pembukaan - Sidang umum MPR 1999 - Tidak mengubah - Pasal 3 UUD 1945
- Pasal-pasal : Tanggal 14-21 Okt 1999 Pembukaan UUD 1945
- Tetap mempertahankan Negara
- Pasal 37 UUD 1945
* 21 bab - Sidang tahunan MPR 2000 Kesatuan Republik Indonesia - TAP MPR No.IX/MPR/1999
* 73 pasal Tanggal 7-18 Agt 2000 - Mempertegas sitim presidensiil - TAP MPR No.IX/MPR/2000
* 170 ayat - Sidang tahunan MPR 2001 - Penjelasan UUD 1945 yang - TAP MPR No.XI/MPR/2001
memuat hal-hal normatif akan
* 3 pasal aturan peralihan Tanggal 1-9 Nov 2001 dimasukan ke dalam pasal-pasal
* 2 pasal aturan tambahan - Sidang tahunan MPR 2002 - Perubahan dilakukan dengan cara
Tanggal 1-11 Agt 2002 adendum
PENDAHULUAN
NASKAH RESMI UUD NEGARA RAPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945
Naskah Undang-Undang dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945 dan
diberlakukan kembali dengan Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli
1959 serta dikukuhkan secara aklamasi pada tanggal 22 Juli 1959
Oleh Dewan Perwakilan Rakyat (Sebagaimana tercantum dalam
Lembaran Negara Nomor 75 Tahun 1959)

Naskah Perubahan Pertama Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945 (Hasil Sidang Umum MPR Tahun 1999)

Naskah Perubahan Kedua Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945 (Hasil Sidang Tahunan MPR Tahun 2000)

Naskah Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945 (Hasil Sidang Tahunan MPR Tahun 2001)

Naskah Perubahan Keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945 (Hasil Sidang Tahunan MPR Tahun 2002)
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1954
Dalam Satu Naskah (Risalah Rapat Paripurnan ke-5 Sidang Tahunan
MPR tahun 2002 Sebagai Naskah Perbantuan Dan Kompilasi Tanpa
Ada Opini)
BAB I. BENTUK DAN
KEDAULATAN

Negara Indonesia ialah Negara


Kesatuan, yang berbentuk Republik
[Pasal 1 (1)]

Kedaulatan berada di
Negara Indonesia Tangan rakyat dan
Adalah negara hukum Dilaksanakan menurut
UUD
[Pasal 1 (3) ***]
[Pasal 1 (2) ***]
LEMBAGA-LEMBAGA DALAM SISTEM KETATANEGARAAN
menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

UUD 1945

DPR MPR DPD


BPK Presiden MA MK KY
Bank
kpu Kementrian Badan-badan lain
sentral negara Yang fungsinya
Dewan Berkaitan dengan
pertimbangan Kekuasaan
kehakiman
TNI / POLRI

Perwakilan Pemerintahan Daerah Lingkungan


BPK Provinsi Provinsi Peradilan Umum
Lingkungan
Gubernur DPRD Peradilan Agama
Lingkungan
Pemerintahan Daerah Peradilan Militer
Kabupaten/Kota Lingkungan
Bupati/ Peradilan TUN
DPRD
Walikota
Lembaga-lembaga Negara yang Memegang Kekuasaan Menurut UUD

DPR Presiden MA MK
BAB II. MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT

ANGGOTA ANGGOTA
DPR MPR DPD
dipilih melalui dipilih melalui
pemilu Pasal 2 (1)**** pemilu
BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA
Syarat, Masa Jabatan, dan Wewenang Presiden/Wakil Presiden

Presiden/
Wakil Presiden

Wewenang, Kewajiban, dan Hak


BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA
Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden

Presiden
Pemilu dan
Wapres
BAB III. KEKUASAAN PMERINTAHAN NEGARA
Pengusulan Pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden

Presiden
Dan/atau Wakil
Presiden terus
menjabat

Usul DPR
Tidak diterima

Usul DPR
diterima

Presiden
Dan/atau Wakil
Presiden terus
menjabat
terbukti

Tidak terbukti
BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA
Pemelihan Wakil Presiden Dalam Hal Terjadi Kekosongan
Wakil Presiden
[Pasal 8 (2)***]

MPR

Mengajukan Selambat-lambatnya
Presiden Dua calon Dalam waktu 60 hari Wapres
Wapres Menyelenggarakan terpilih
Sidang MPR untuk
Memilih Wapres
BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA
Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Dalam Hal Keduanya Berhalangan Tetap
Secara Besamaan [Pasal 8 (3)****]

Presiden
dan
Wapres

Mengusulkan
Pasangan
Calon presiden
Dan Wapres

Mengusulkan
Pasangan
Calon presiden
Dan Wapres
BAB III. KEKUASAN PEMERINTAHAN NEGARA

DPR Presiden MA

dengan
pertimbangan Menyatakan perang, mmbuat perdamaian
Dan perjanjian dengan negara lain dan
Internasional
[Pasal 11 (1)****dan (2)***]

Menyatakan keadaan bahaya


dengan (Pasal 12)
pertimbangan
Mengangkat dan menerima duta
[Pasal 13 (2)* dan (3)*] dengan
pertimbangan
Memberi grasi dan rehabilitasi
dengan [Pasal 14 (1)*]
pertimbangan
Memberi amnesti dan abolisi
[Pasal 14 (2)*]
Memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda
Kehormatan yang diatur dengan
Undang-undang
(Pasal 15 *)
BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA
Kementrian Negara dan Dewan Pertimbangan

Presiden
BAB IV. PEMERINTAHAN DAERAH

Gubernur,
Bupati, Anggota
PEMERINTAHAN DAERAH DPRD dipilih
Walikota
Dipilih secara KEPALA melalui
DPRD
PEMERINTAH DAERAH pemilu
Demokratis
[Pasal 18 (4)**] [Pasal 18 (3)**]
BAB VI. PEMERINTAHAN DAERAH
Hubungan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
BAB VII. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

Anggota DPR

Anggota DPR DPR Dapat


Diberhentiakn
Dari jabatannya,
Dipilih melalui Memegang Yang syarat-
Pemilihan umum Kekuasaan Syarat dan tata
[Pasal 19 (1)**] Membentuk UU Caranya
Diatur dalam
[Pasal 20 (1)*] Undang-undang
[Pasal 19 (1)**]
BAB VII. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
Pembentukan Undang-Undang dalam hal RUU
tidak disahkan
dalam waktu 30
hari, RUU
tersebut sah
menjadi UU dan
mendapat
wajib
persetujuan bersama diundangkan
[Pasal 20 (5)**]
DPR Presiden
memegang RUU dibahas
oleh DPR dan
kekuasaan Presiden berhak
membentuk UU mengesahkan UU
untuk mendapat mengajukan [Pasal 20 (4)*]
[Pasal 20 (1)*] persetujuan RUU
bersama [Pasal 5 (1) *]
Anggota berhak [Pasal 20 (2)*]
mengajukan
usul RUU
[Pasal 21*] tidak boleh
tidak mendapat diajukan lagi
persetujuan bersama dalam
persidangan
masa itu
[Pasal 20 (3)*]
BAB VII. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
Pembentukan UU yang terkait dengan kewenangan DPD
dalam hal RUU
tidak disahakan
dalam waktu
30 hari, RUU
tersebut sah
mendapat menjadi UU
mersetujuan bersama dan wajib
diundangkan
[pasal 20 (5)*]
DPD DPR
dapat Mengesahakan
mengajukan memegang RUU dibahas Presiden
kekuasaan oleh DPR dan UU
RUU yang sesuai
membentuk Presiden untuk [pasal 20 (4)*]
dengan
kewenangannya UU mendapat berhak
[Pasal 22D (1)***] [Pasal 20 (1)*] mengajukan
persetujuan
RUU
bersama [Pasal 5 (1) *]
[Pasal 20 (2)*]
ikut membahas
anggota
dan memberikan
berhak
pertimbangan
atas RUU yang mengajukan tidak mendapat tidak boleh
usul RUU diajukan lagi
sesuai dengan
[Pasal 21] persetujuan bersama
kewenangannya dalam
[Pasal 22D (2)***] persidangan
masa itu
[pasal 20 (3)*]
BAB VII. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
Praturan Pemerintah Sebagai Pengganti Undang-Undang
(Perpu)

setuju menjadi UU

Presiden
Perpu itu
dalam hal ihwal harus
kegentingan mendapat
yang memaksa, persetujuan DPR
berhak menetapkan DPR
Perpu [Pasal 22 (2)]
[Pasal 22 (1)]

tidak Harus dicabut


setuju [Pasal 22 (3)]
BAB VIIA. DEWAN PERWAKILAN DAERAH

Anggota DPD dipilih dari


setiap provinsi melalui pemilu Anggota DPD dapat
[Pasal 22C (1)***] diberhentikan dari
jabatannya, yang syarat-
Anggota DPD dari setiap
provinsi jumlahnya sama dan DPD syarat dan tata caranya
diatur dalam
jumlah seluruh anggota DPD
itu tidak lebih 1/3 jumlah undang-undang
anggota DPR [Pasal 22D (4)***]
[Pasal 22C (2)***]
BAB VIIB. PEMILIHAN UMUM

Parpol/
Gabungan Partai Politik Perseorangan
parpol

PEMILIHAN UMUM KPU


luber jurdil setiap lima tahun

Presiden anggota anggota anggota


dan Wapres DPR DPRD DPD
BAB VIII. HAL KEUANGAN
Penyusunan APBN

mengajukan
[Pasal 23 (2)***]

RAPBN

memberi
Presiden DPR pertimbangan DPD
[Pasal 23 (2)***]

Tidak
membahaas Pemerintah Pemerintah
bersama Menjalankan Menjalankan
[Pasal 23 (2)***]
persetujuan Ya
RAPBN
APBN APBN

tahun lalu
[Pasal 23 (3)***]
BAB VIII. HAL KEUANGAN
Pajak, Pungutan Lain, Macam dan Harga Mata Uang,
dan Hal-Hal Lain Mengenai Keuangan Negara

Pajak dan pungutan lain


bersifat memaksa untuk keperluan
negara
(Pasal 23A***)

diatur dengan

Undang-
Undang
diatur dengan ditetapkan dengan

Hal-hal lain
Macam dan harga
mengenai keuangan
mata uang
negara
(Pasal 23B****)
(Pasal 23C***)

Anda mungkin juga menyukai