Anda di halaman 1dari 63

MATERI/BAHAN MATA KULIAH

IBADAH DAN AKHLAK

A. Tujuan Umum
Setelah akhir perkuliahan, agar mahasiswa memahami nilai konsep
,praktek ibadah dan akhlak

B. Pokok Bahasan

1. LEARNING CONTRACT
a. Konsep MAP
b. Learning Objective [LO]
c. Pokok Bahasan dan Referensi
d. Sistem Penilaian
e. Strategi Pembelajaran

2. IBADAH DALAM ISLAM


a. Pengertian dan dasar hukum Islam
b. Ruang lingkup Ibadah
c. Prinsip-prinsip Ibadah
d. Urgensi Ibadah

3. Hakikat shalat
a. Pengertian dan dasar hokum disyariatkannya shalat
b. Kedudukan shalat
c. Pengaruh shalat dalam kehidupan individu dan social
d. Keutamaan shalat jamaah
e. Urgensi shalat
f. Kualitas shalat

4. TUNTUNAN SHALAT
a. Toharoh
b. Shalat
c. Rukun shalat
d. Sunnah, makruh shalat
e. Yang membatalkan shalat
f. Kaefiyyah (tata cara) shalat

5. HAKIKAT ZAKAT
a. Pengertian dan dasar disayariatkannya zakat
b. Macam dan mekanisme zakat
c. Pengaruh zakat bagi kehidupan individu dan sosial
d. Urgensi zakat, infaq dan shadaqoh

1
MATERI/BAHAN MATA KULIAH
IBADAH DAN AKHLAK

6. HAKIKAT PUASA
a. Pengertian dan dasar disayratkanya puasa
b. Macam-macam puasa dan ketentuan hukumnya
c. Syarat rukun dan yang membatalkannya

7. UJIAN TENGAH SEMESTER [UTS]

8. HAKIKAT HAJI DAN UMRAH


a. Pengertian dan dasar disyariatkannya haji dan umrah
b. Macam-macam haji, umrah serta ketentuan hukumnya
c.Pengaruh haji dan umrah bagi kehidupan
d. Konsep haji mabrur

9. HAKIKAT AKHLAK RASULULLAH SAW


a. Pegngertian dan dasar hokum akhlak
b. Ruang lingkup akhlak
c. Urgensi Akhlak .

10. AKHLAK MUSLIM TERHADAP ORANG TUA DAN GURU


a. Akhlak terhadap orang tua
b. Akhlak terhadap guru

11. AKHLAK MUSLIM DALAM KELUARGA


a. Membina keluarga sakinah
b. Ketauladanan dalam keluarga

12. AKHLAK MUSLIM DALAM MASYARAKAT DAN NEGARA


a. Akhlak terhadap masyarakat
b. Akhlak terhadap negara

13. AKHLAK MUSLIM DALAM PROFESI (KEILMUAN)


a. Etos kerja Islami
b. Etika profesi Islami

14. UJIAN AKHIR SEMESTER [UAS]

2
MATERI/BAHAN MATA KULIAH
IBADAH DAN AKHLAK

MODEL KULIAH DAN SISTEM PENILAIAN

A. KULIAH :
1. CERAMAH TANYA JAWAB
2. DISKUSI KELAS
3. TUGAS-TUGAS
- KELOMPOK
- INDIVIDUAL

B. PENILAIAN :
1. KOMPONEN PENILAIAN
- UJIAN TENGAH SEMESTER = 30 %
- UJIAN AHIR SEMESTER = 30%
- DISKUSI DAN TUGAS = 25%
- PRESENSI = 15%
TOTAL = 100%.

2. PROSEDUR PENILAIAN
- PENILAIAN ACUAN PATOKAN [PAP]
- PENILAIAN ACUAN NORMA [PAN]

CONTOH PENILAIAN

NO KOMPONEN NILAI BOBOT


01 UTS 85 x 30% 25.5
02 UAS 85 x 30%
03 TUGAS,DISKUSI, 80 x 25%
KEAKTIPAN
04 PRESENSI 14 x 15%
JUMLAH

MENGGUNAKAN :
- PENILAIAN ACUAN PATOKAN [PAP]
- PENILAIAN ACUAN NORMA [PAN]

3
MATERI/BAHAN MATA KULIAH
IBADAH DAN AKHLAK

STRATEGI PEMBELAJARAN

Kegiatan perkuliahan, lebih banyak didasarkan pada collaborative


learning, meskipun demikian individual learning tetap akan
digunakan sesuai dengan tujuan dan materi yang dipelajari. untuk
itu, alternatif strategi perkuliahan yang digunakan di antaranya
sebagai berikut:

INTERACTIVE LECTURING

ACTIVE DEBATE [PERDEBATAN AKTIF]

THE POWER OF TWO [KEKUATAN BERDUA]

QUESTIONS STUDENTS HEVE [PERTANYAAN SISWA]

POINT-COUNTERPOINT [SALING BERADU PENDAPAT]


DLL

4
MATERI/BAHAN MATA KULIAH
IBADAH DAN AKHLAK

IBADAH DALAM ISLAM

1. SYARI :
a. UMUM : Segala aktivitas yang bertolak dari
niat yang ikhlas mencari keridloan Allah
b. KHUSUS: Pelaksanaannya telah ditentukan
Allah dan Rasulnya berdasarkan Al-Quran dan Hadis

2. HASBI ASH-SHIDDIQY
Penghambaan diri secara totalitas untuk mencapai keridloan Allah

3. IBNU TAEMIYYAH
Tunduk mutlak kepada Allah dan disertai cinta sepenuhnya kepadaNya

4. IBNU KATSIR
Himpunan kesempurnaan cinta, tunduk dan takut kepada Allah

DASAR HUKUM ISLAM (IBADAH)

(21 ( ) 1

(6 ) (2

. :( 3
, :
( )

( )4
(31

... (5
()

5
MATERI/BAHAN MATA KULIAH
IBADAH DAN AKHLAK

RUANG LINGKUP IBADAH


I . IBADAH UMUM :

ibadah yang mencakup segala aspek kehidupan dalam


rangka mencari keridloan Allah.
Unsur terpenting (niat) yang ikhlas (menempuh jalan yang
halal dan menjauhi jalan yang haram)

II. IBADAH KHUSUS :

ibadah yang macam dan cara pelaksanaannya


ditentukan dalam syara ,
bersifat tetap,mutlak,manusia tinggal melaksanakan
sesuai dengan peraturan dan tuntunan yang ada, tidak boleh
mengubah,menambah,mengurangi Misal: wudlu,shalat,puasa
ramadlan,zakat,haji.

III. PRINSIP-PRINSIP IBADAH

A. Yang berhak disembah hanya Allah ,ayat-ayat Al-Quran:

(4: ( ) 1
( 36 ( ) 2
(48 )
(36 ( )3

B. Ibadah tanpa perantara (hubungan manusia dengan Allah


langsung), dapat dilaksanakan dimanapun
,
(186 )
C. Ikhlas komponen ibadah yang akan diterima ( niat)
D. Ibadah sesuai tuntunan

E. Memelihara keseimbangan (rohani-jasmani) Q.Al-qosos 77
F. Mudah dan meringankan

(286 ) ...

( ) ...

6
MATERI/BAHAN MATA KULIAH
IBADAH DAN AKHLAK

URGENSI IBADAH

Tujuan seluruh yang wujud di alam ini (Adz-dzariyat:56)

(56 )

Iman untuk membersihkan hati dari syirik


Shalat mensucikan diri dari takabur
Zakat untuk pemerataan rezeki
Puasa menguji keikhlasan manusia
Haji untuk mendekatkan umat Islam yang satu dengan yang
lainnya
Mewajibkan amar maruf untuk kemaslahatan manusia
Mewajibkan nahi munkar untuk menghardik orang-orang
yang kurang akal
Mewajibkan silaturrahmi untuk menambah bilangan
persaudaraan
Mewajibkan qisos untuk memelihara darah
Menegakkan hukum hudud (pidana) untuk membuktikan
besarnya keburukan barang-barang yang yang diharamkan
Mewajibkan menjauhi minuman keras untuk memelihara
akal
Mewajibkan menjauhi perbuatan pencurian untuk
mewujudkan pemeliharaan diri (keamanan harta)
Mewajibkan menjauhi perbuatan untuk pemeliharaan
keturunan
Meninggalkan homseks dan lesbian untuk mengembangkan
keturunan
Mewajibkan kesaksian untuk memperlihatkan sesuatu yang
benar
Mewajibkan menjauhi dusta untuk memuliakan kebenaran
Mewajibkan perdamaian untuk memelihara manusia dari
ketakutan
Mewajibkan memelihara amanah untuk menjaga
kepercayaan
Mewajibkan taat untuk memberi nilai yang tinggi kepada
imam (pemimpin Negara)

7
MATERI/BAHAN MATA KULIAH
IBADAH DAN AKHLAK

HAKIKAT SHALAT

A. PENGERTIAN SHALAT
o Doa ( Q.S.Attaubah (9): 103:

) (103
o Rahmat (Q.S.Al-Ahzab (33):56:


) (56

o Hubungan antara hamba dengan Tuhan yang tata caranya


diatur dan dituntun sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad .

DASAR HUKUM DISYARIATKAN SHALAT


) (31

) (103

B. KEDUDUKAN SHALAT

Sendi ibadah yang pokok


Salah satu sendi ajaran Islam dan ajaran Islam ditegakkan
oleh lima sendi yang pokok

) (

Amal ibadah yang paling awal akan diperhitungkan pada hari


kiamat
... ) (

8
MATERI/BAHAN MATA KULIAH
IBADAH DAN AKHLAK

Salah satu unsur takwa yang mutlak,disamping iman kepada


yang ghaib dan membelanjakan sebagian hartanya
Pintu menuju kebahagiaan .(Q.Al-Muminun (23):1-9
Ibadah shalat tidak memberatkan
Peringatan bagi orang-orang yang melalaikan shalat

PENGARUH SHALAT DALAM KEHIDUPAN INDIVIDU DAN SOSIAL

o Sosial: keutuhan masyarakat Islam dalam


menyembahAllah, saling mengenal dan membantu, membina
kerukunan social

o Individu: Sebelum melakukan shalat harus suci dari hadas


kecil dan besar, membersihkan jiwa dan pikirannya dari segala
larangan Allah,supaya merasakan nikmat shalat,latihan mental dan
rohani sekaligus latihan fisik

KEUTAMAAN SHALAT JAMAAH

Menanamkan rasa kebebasan


Menanamkan rasa persaudaraan dan persamaan

URGENSI SHALAT

o Aspek rohani; mendekatkan diri kepada Allah (ingat Allah),


mencegah perbuatan keji dan munkar
o Aspek jasmani;suka kebersihan,kerapian dan rajin, disiplin
serta gerakan jasmani yang wajar

KUALITAS SHALAT

o Shalat yang dilakukan sesuai dengan tuntunan Nabi


(khusyu), syarat dan rukunya terpenuhi
o Mampu menghadirkan Allah dalam shalat atau setidak-
tidaknya yakin di dalam hatinya bahwa Allah selalu melihat seluruh
gerak-gerik kita (IHSAN DALAM IBADAH)
o Meningkatkan dan menghayati betul setiap bacaan dalam
shalat /diartikan

9
MATERI/BAHAN MATA KULIAH
IBADAH DAN AKHLAK

TUNTUNAN SHALAT

A. TAHARAH
Bersuci/melakukan sesuatu yang membolehkan seseorang
melaksanakan salat, seperti wudlu,tayamum,mandi dan
menghilangkan najis
Taharah dari hadas ada tiga ( wudlu,mandi dan tayamum)
Alat untuk bersuci:

1. Mandi dan wudlu ( air)


2. Tayamum (debu)

Niat taharah sebagai berikut:


1. Niat wudlu : Sengaja aku wudlu untuk menghilangkan hadas
kecil wajib karena Allah taala

2. Niat tayamum :Sengaja aku tayamum untuk
menghilangkan hadas kecil
untuk shalat ( karena Allah)

3. Niat mandi (besar) :Sengaja aku mandi untuk


menghilangkan hadas besar karena habis mimpi (basah) /
karena menstruasi/karena jinabat/melahirkan, wajib karena
Allah taala

10
MATERI/BAHAN MATA KULIAH
IBADAH DAN AKHLAK

4. Dasar hukum taharah:

: :
( ) ...

Artinya: Dari Abi Hurairah ra.berkata,Rasul saw bersabda: Allah tidak


akan menerima salat (seseorang) tanpa bersuci terlebih dahulu

Allah tidak akan menerima salat seseorang yang belum berwudlu


(tidak sah salat seseorang yang belum wudlu terlebih dahulu)

5. Syarat dan fardlu wudlu:


a. Niat
b. Membasuh muka
c. Membasuh tangan (dari keseluruhan mulai ujun jari sampai
kedua siku)
d. Menyapu kepala (Al-Maidah:6)
e. Membasuh kaki (wa arjulakum il al-kabain, dan basuh
kedua kakimu)
f. Tartib (melakukan rukun wudu sesuai dengan urutan pada
ayat Al-Quran
g. Islam (selain muslim tidak diwajibkan wudlu)
h. Tamyiz (memasuki usia dewasa)
i. Air mutlak atau suci dan mensucikan.Air dipandang cukup
didasarkan pada keyakinan orang yang wudlu
j. Tidak ada yang menghalangi anggota wudlu
k. Masuk waktu salat (khusus yang hadasnya berkepanjangan)

6. Sunah wudlu :
a. Membaca basmalah pada awalnya
b. Membasuh kedua telapak tangan sampai kepergelangan
(3X)
c. Berkumur
d. Memasukkan air ke hidung kemudia membuangnya
e. Meratakan sapuan ke seluruh tubuh
f. Menyapu kedua telinga
g. Menyela-nyela janggut/jenggot dengan jari
h. Mendahulukan yang kanan dari yang kiri
i. Melakukan setiap perbuatan bersuci 3X

11
MATERI/BAHAN MATA KULIAH
IBADAH DAN AKHLAK

j. Melakukan perbuatan wudlu secara beruntun (tdk berselang


lama)
k. Menghadap kibalat
l. Menggosok anggota wudlu,khusunya tumit
m. Menggunakan air dengan hemat

7. Batal wudlu:
a. Keluar sesuatu ( kencing, keluar angin,madzi dan wadi dari
qubul dan atau dubur, kecuali air mani sendiri baik keluar dengan
sendirinya atau dikeluarkan (Q.Al-Maidah:6), karena ia wajib mandi
besar. Adapun keluar madzi (cairan yang keluar dari dzakar laki-laki
karena pikiran berat/kecapekan dll) hal ini cukup dibasuh
dzakarnya tidak wajib mandi, tetapi wajib wudu
b. Tidur
c. Hilang akal karena gila, mabuk, marah,penyakit atau lainnya
d. Bersentuh kulit laki-laki dan perempuan
e. Menyentuh kemaluan manusia dengan perut telapak tangan
tanpa alas

2. Tayamum
Menyampaikan tanah (yang suci) kewajah dan kedua tangan
dengan beberapa syarat tertentu
Disyariatkan pada tahun ke-6 Hijrah
Dasar hokum tayamum (Al-Nisa:43 :Dan jika kamu sakit
atau sedang dalam perjalanan (musafir) atau kemabli dari tempat
buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemuadian
kamu tidak mendapatkan air,maka bertayamumlah kamu dengan
tanah yang suci
Syarat tayamum:
a. Ada uzur (sakit, musafir karena benar-benar tidak ada air)
b. Masuk waktu salat
c. Mencari air setelah masuk waktu salat sesuai ketentuan
(ada uzur)
d. Tidak dapat menggunakan air karena uzur syarI (takut
pencuri, ketinggalan rombongan)
e. Tanah yang murni dan suci
Rukun tayamum:
a. Niat istibahah (membolehkan)
b. Menyapu wajah (Al-Nisa43)
c. Menyapu kedua tangan hingga kedua siku
d. Tartib (berurutan)
Yang membatalkan tayamum:= yang membatalkan wudlu

12
MATERI/BAHAN MATA KULIAH
IBADAH DAN AKHLAK

B. SHALAT
o Syarat sah salat:
a. Suci badan dari hadas dan najis
b. Menutup aurat dengan pakaianyang bersih dan suci
c. Mengetahui masuk waktu salat
d. Menghadap kiblat

o Cara mengerjakan salat (rukun dan sunat salat)


a. Rukun salat:

Niat
Berdiri jika sanngup
Takbiratul ihram
Membaca surat Al-fatihah
Ruku dan tumaninah dalam ruku
Itidal dan tumaninah dalam Itidal
Sujud dan tumaninah dalam sujud
Duduk di antara dua sujud dan tumaninah
Duduk akhir
Tasyahhud dan membaca salawat dalam tasyahud
Mengucapkan salam dan berniat keluar dari salat dan
berniat keluar dari salat

b. Sunat-sunat salat:

o Adzan dan iqamat


o Tasyahhud awal
o Membaca qunut dalam salat subuh dan witir pada
paruh kedua bulan ramadlan (Rasulullah dalam salat subuh
selalu membaca qunut sampai beliau meninggal,HR.Ahmad)
o Meletakkan telapak tangan kanan di atas telapak
tangan kiri
o Membaca doa iftitah setelah takbir
o Membaca tawwudz ketika akan baca fatihah
o Membaca dengan keras (subuh, maghrib, isya)atau
pelan (dhuhur,ashar) atau tergantung tempat

13
MATERI/BAHAN MATA KULIAH
IBADAH DAN AKHLAK

o Mengucapkan amin setelah selesai membaca al-


fatihah
o Membaca surat setelah baca al-fatihah
o Bertasbih pada waktu ruku
o Meletakkan kedua tangan di atas paha ketika duduk
di antara dua sujud
o Iftirasy (duduk di antara dua sujud =duduk istirahat)
o Tawarruk pada duduk akhir
o Membaca salam yang ke dua
o Memalingkan muka ke kanan dan ke kiri ketika
membaca salam

c. Makruh salat:

Meletakkan telapak tangannya di dalam lengan


bajunya ketika takbiratul ihram, rukuk dan sujud
Menutup mulutnya rapat-rapat
Terbuka kepalanya
Bertolak pinggang
Memalingkan muka ke kiri dan ke kanan
Memejamkan mata
Menengadah ke langit
Menahan hadas
Berludah
Mengerjakan salat di atas kuburan
Melakukan hal-hal yang mengurangi kekhusyukan
salat

d Hal-hal yang membatalkan salat :

o Berhadas
o Terkena najis yang tidak dimaafkan
o Berkata-kata dengan sengaja walau dengan satu
huruf yang memberikan pengertian, kecuali mengucapkan
subhanallah ketika imam lupa dalam salat
o Terbuka auratnya
o Mengubah niat, misalnya ingin memutuskan salat
o Makan atau minum meskipun sedikit

14
MATERI/BAHAN MATA KULIAH
IBADAH DAN AKHLAK

o Bergerak berturut-turut tiga kali seperti melangkah


atau berjalan
o Membelakangi kiblat kecuali salat dalam kendaraan
o Menambah rukun yang berupa perbuatan, seperti
ruku dan sujud
o Tertawa
o Mendahului imamnya dua rukun (dalam salat
jamaah)
o Murtad (keluar dari Islam)

e. Beberapa kemungkinan:

Jika lupa melaksanakan yang fardlu (rukun) saat


mengerjakan salat kemudian ingat ketika gerakan salat yang
terlupakan itu belum sempurna, maka haruslah segera
memperbaiki sesuai dengan tertib salat. Apabila gerakan salat
yang terlupakan itu sudah sempurna, wajib menunaikan rukun
salat yang terlupakan, kemudian melaksanakan sujud sahwi
(sujud karena lupa)
Jika lupa melaksanakan sunnat abadl , maka tidak
perlu diulangi yakni meneruskan salat itu hingga selesai, dan
disunatkan sujud sahwi sebelum salam
Jika lupa melaksanakan sunat haiat maka tidak perlu
diulangi dan tidak perlu sujud sahwi
Sujud sahwi dilaksanakan sebelum salam dan
disunatkan dikerjakan dua kali, bacaannya adalah:

f. Macam-macam shalat :

1) Shalat wajib (maktubah = shalat fardlu; subuh, dhuhur,


ashar, maghrib, isya)
2) Shalat sunnah :
o Rawatib
o Shalat jamaah
o Idain
o Istisqo
o Gerhana
o Tarawih
o Witir
o Dhuha

15
MATERI/BAHAN MATA KULIAH
IBADAH DAN AKHLAK

o Tahajud
o Hajat
o Tahiyyatul masjid ,dll yang diatur tersendiri baik waktu
dan pelaksanaannya

g. Shalat Jumat,jamak dan qashar

1. Shalat Jumat
Termasuk shalat fardlu setiap individu ( Q.S.Al-Jumat :
9),dan hadis nabi: Pergi jumat itu wajib atas tiap-tiap orang
yang sudah dewasa.Dalam hadis lain :Barang siapa
meninggalkan salat jumat tiga kali karena memandang
enteng padanya, maka Allah akan mencap hatinya. (HR.Abu
Dawud dan Turmudzi), Tidak ada kewajiban jumat bagi
musafir

Syarat sah jumat sebagai berikut:


Diadakan di lingkungan bangunan tempat tinggal
orang-orang yang melakukan salat jumat
Berjamaah ,dengan jumlah minimal 40 orang
(Ahmad,Syafii)
Dilakukan sepenuhnya pada waktu dzuhur
Dua khutbah sebelum salat, (hadis) Rasul selalu
berkhutbah dua kali pada hari Jumat,duduk di antara
keduanya, dan beliau berkhutbah dengan berdiri

Rukun khutbah:
o Membaca tahmid,shalawat kepada Nabi (al-
shalah)
o Mewaistkan takwa,berdoa bagi orang-orang
mukmin
o Membaca Al-Quran sekurang-kurangnya satu
ayat yang mengandung sempurna ,pada salah satu
khutbah

Syarat khutbah:
o Dilakukan waktu dhuhur
o Khutbah dilakukan lebih dulu dari shalat
o Berdiri bila sanggup
o Duduk di antara dua khutbah
o Suci dari hadas,suci badan, pakaian dan
tempatnya dari najis,menutup aurat

16
MATERI/BAHAN MATA KULIAH
IBADAH DAN AKHLAK

o Menyaringkan suara hingga terdengar oleh ahli


jumat
o Mengucapkan rukun-rukunya dengan bahasa
arab

2. Shalat Jama dan qashar:


Jama:

o Menggabungkan dua salat dengan melaksanakannya


pada waktu yang ditepkan untuk salah satunya
o Jama taqdim (didahulukan),jika salat dzuhur dan asar
dilaksankannya pada waktu slat dzuhur,maghrib dan
isya dilaksanakan pada waktu maghrib
o Jama takhir (diakhirkan) dilakukan sebaliknya
dengan jama taqdim
o Dasar hukum (hadis riwayat Muadz bin Jabbal):
Kami keluar bersama Rasulullah pada perang
Tabuk.Beliau menjama dzhuhur dengan ashar, dan
maghrib dengan Isya.Pada suatu hari beliau menunda
salat kemudian keluar,lalu melakukan salat dzuhurdan
ashar dengan jama;kemudian kembali,berikutnya beliau
keluar melakukan salat maghrib dan Isya dengan jama
pula

o Syarat jama:
o Tartib (sesuai dengan urutan waktu salat yang akan
dijama)
o Niat jama ketika takbiratul ihram salat pertama atau
setidak-tidaknya sebelum selesai salat tersebut
o Wala (pelaksanaan secara beruntun)
o Sebagai musafir masih berlanjut ketika ia memulai
salat kedua
o Jama takhir berniat pada waktu salat pertama
o Mukimin diperbolehkan menjamak salat karena
hujan,salju dan yang sejenis (hadis )Nabi melakukan
salat di Madinah delapan rakaat dengan jama dan
tujuh dengan jama; dzuhur dengan asar dan magrib
dengan isya (HR.Bukhori Muslim) bukan karena
keadaan takut dan tidak bepergian

17
MATERI/BAHAN MATA KULIAH
IBADAH DAN AKHLAK

Qashar :
o Meringkas/memendekkan pelaksanaan salat yang
semestinya empat rakaat menjadi dua rakaat (Q.S.Al-Nisa :
101) Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka
dibolehkan kamu mengqasar salamu, jika kamu takut
diserang orang-orang kafir

o Sahnya salat qasar sebagai berikut:


a. Bukan dalam perjalanan maksiat
b. Jarak yang ditempuh 89 km
c. Menuju ke suatu tempat tertentu
d. Berniat qasar pada saat takbiratul ihram
e. Tidak berimam kepada orang yang salat
sempurna
f. Dilakukan setelah melampui batas kota yang
menjadi awal safarnya
g. Dilakukan penuh dalam keadaan musafir
penuh
h. Mengetahui diperbolehkannya mengqasar
salat tersebut

HAKIKAT ZAKAT

A. PENGERTIAN DAN DASAR DISYARIATKANNYA ZAKAT

Terkandung harapan untuk memperoleh berkah,


membersihkan jiwa, dan memupuknya dengan kebajikan
Etimologis = tumbuh, bertambah banyak,suci
Terminologi = bagian tertentu dari harta benda yang
diwajibkan Allah untuk sejumlah orang yang berhak menerimanya;
pengambilan sebagian harta dari orang Islam yang mencukupi
nisab untuk kesejahteraan orang Islam yang berhak
Bagian pokok ajaran Islam, salah satu rukun Islam ketiga
(social ekonomi), harmonis hubungan sesame manusia

18
MATERI/BAHAN MATA KULIAH
IBADAH DAN AKHLAK

Hukumnya wajib bagi setiap muslim yang memenuhi syarat-


syaratnya
Ada petugas yang mengelola (Amilin)
Ditetapkan sanksi-sanksi hukum kepada mereka yang
enggan melaksanakannya
Dalil-dalilnya/dasar disyariatkannya zakat sbb:
1. Pungutlah zakat dari harta-harta mereka yang akan
membersihkan dan menyucikan mereka (Q.S.Attaubah:103)
2. Q.S.Al-Baqarah :43: Dan dirikanlah salat,tunaikan
zakat dan rukuklah bersama orang-orang yang rukuk
3. Q.S.Annur:56:Dan dirikanlah salat, tunaikan zakat
dan taatlah kepada Rasul, supaya kamu diberi rahmat
4. Q.S.Alhajj:78: maka dirikanlah salat, tunaikan
zakat dan berpeganglah kepada tali Allah.Dia adalah
perlindunganmu,maka Dia adalah sebaik-baik Pelindung dan
sebaik-baik penolong
5. Hadis Nabi :

...
Sesungguhnya Allah telah mewajibkan zakat atas mereka
(orang Yaman) dari harta-hartanya,diambil dari orang-orang
kayanya dan diserahkan kepada mereka yang fakir
(HR.Bukhari )

6. Istikhlaf (penugasan sebagai khalifah di bumi), harus


memenuhi Aturan Allah berkaitan dengan harta
7. Solidaritas social (manusia hidup perlu bantuan orang
lain)
8. Persaudaraan (pertukaran manfaat dan memberi
tanpa menanti imbalan

B. MACAM DAN MEKANISME ZAKAT

1. Zakat Mal (harta) untuk masing-masing jenis:


o Emas = nisab = 94 gram (1 tahun), kadar zakat = 2,5
%
o Perak = nisab = 672 gram(1 tahun), kadar zakat = 2,5
%
o Permata = nisab=senilai 94 gram emas (1 tahun) = 2,5
%
o Rumah dan tanah (yang wajib dizakati) = nisab senilai 94
gram emas (1 tahun) = 2,5%

19
MATERI/BAHAN MATA KULIAH
IBADAH DAN AKHLAK

o Kendaraan (yang wajib dizakati), senilai 94 gram (1 tahun)


=2,5%
o Uang simpanan,deposito,surat berharga,senilai 94 gram
emas (1 tahun) = 2,5%
o Perniagaan, senilai 94 gram emas (1 tahun) =2,5%
o Binatang ternak :
kambing, biri-biri,domba , nisab = 40 ekor (1 tahun),
kadar zakatnya:
40 120 ekor = 1 ekor
121 200 ekor = 2 ekor
201 300 ekor = 3 ekor
setiap tambah 100 ekor, bertambah satu ekor
kadar zakatnya
sapi ,kerbau, kuda , nisab = 30 ekor ( 1tahun) , kadar
zakatnya:
30 39 ekor = 1 ekor umur 1 tahun
40 49 ekor = 2 ekor umur 2 tahun
60 69 ekor = 3 ekor umur 1 tahun
setiap tambah 10 ekor, tambah satu ekor umur
dua tahun
Binatang ternak lainnya, nisab senilai 94 gram emas
(1 tahun),kadar zakat:
o Tumbuh-tumbuhan (hasil pertanian,perkebunan)= nisab
senilai 759 kg, beras
Atau 1.350 kg gabah (setiap panen), kadar zakat = 5% jika
pengairan sulit,10% Jika pengairan mudah
o Barang tambang, temuan (rikaz):; nisab = senilai 94 gram
emas (pada waktu
Ditemukan, kadar zakat 20%.Catatan: karena barang temuan harus
diserahkan Kepada Negara dan penemu wajib mendapat imbalan,
maka imbalan itulah yg Harus dikeluarkan zakatnya
o Hasil Profesi , nisab senilai 94 gram emas (1 tahun), kadar
zakat 2,5%

2. ZAKAT NAFS / ZAKAT FITRAH

o Barang yang digunakan untuk membayar zakat fitrah adalah


makanan pokok dari
Masyarakat setempat (beras,gandum dan lain-lain)
o Kadar minimal yang harus dikeluarkan 2,5 kg /3,5 liter sesuai
dengan yang dikonsumsi sehari-hari

20
MATERI/BAHAN MATA KULIAH
IBADAH DAN AKHLAK

o Hukumnya wajib (jumhur ulama), mulai terbenam matahari


pada malam hari raya , sebelum salat id atau sejak awal ramadlan
o Setiap jiwa terkena kewajiban ini ( orang yang masih
sakaratul maut sekalipun) dengan syarat memiliki kelebihan
makanan untuk keperluan sehari-hari pada sat hari raya
o Pendistribusiannya memprioritaskan kaum fakir dan miskin

C. PENGARUH ZAKAT BAGI KEHIDUPAN INDIVIDU DAN SOSIAL

o Mengkikis sifat-sifat kikir seseorang yang mengamalkannya,


melatih untuk bersifat dermawan dan pandai bersyukur atas nikmat
Allah (Q.S.Attaubah:103)
o Menciptakan ketenangan dan ketentraman hidup, baik bagi
penerima maupun pemberinya
o Mengembangkan harta benda (Q.S.Al-Baqarah:276)
o Dapat membantu mewujudkan keadilan social di tengah-
tengah masyarakat

D.MUSTAHIK ZAKAT

Amil (petugas yang mengutip, mencatat harta yang


terkumpul, membagi-bagi dan mengumpul para wajib zakat,
pengumpul para mustahik.Para pejabat pemerintah tidak
termasuk kelompok ini
Fakir ( orang yang tidak memiliki harta/usaha yang memadai
sehingga sebagaian besar kebutuhannya tidak dapat dipenuhinya,
walaupun punya rumah )
Miskin (orang yang memiliki harta/usaha yang dapat
menghasilkan sebagian kebutuhannya ( makanan, minuman,
pakaian dll) tetapi tidak mencukupi
Muallaf (orang yang hatinya dijinakkan, ada yang kafir dan
muslim)
Fi al-riqab (para budak yang akan dijanjikan merdeka bila
membayar sejumlah harta kepada tuannya)
Gharimun (orang yang berutang) untuk memenuhi
kebutuhan sendiri, mendamaikan perselisihan, karena menjamin
utang orang lain
Ibnu sabil (orang yang melakukan perjalanan untuk tujuan
mubah, tidak untuk maksiat)
Fi sabilillah (orang yang berperang di jalan Allah secara
sukarela, tanpa mendapat gaji dari pemerintah

21
MATERI/BAHAN MATA KULIAH
IBADAH DAN AKHLAK

22
MATERI/BAHAN MATA KULIAH
IBADAH DAN AKHLAK

HAKIKAT PUASA

A. PENGERTIAN DAN DASAR DISYARIATKANNNYA PUASA

Etimologi = menahan diri dari sesuatu/ meninggalkan


sesuatu ( makan, minum, berbicara dan aktivitas lainnya
Terminologi = menahan diri dari makan, minum dan
berhubungan seks, sejak terbitnya fajar hingga tenggelamnya
matahari dengan mengharap ridla Allah
Puasa = seperempat iman ( Al-Ghazali ), separuh
kesabaran ( Hadis Nabi), kesabaran = separuh iman )
Ibadah wajib yang paling mendalam pada jiwa muslim
pengamalnya

DASAR DISYARIATKAN PUASA:

a. Q.s.Al-baqarah 183
b. Hadis nabi: Hadis dari Ibnu Umar ra. Berkata: orang-orang
melihat terbitnya hilal (awal bulan), lalu saya memberitahukan
kepada Rasulullah, bahwa saya melihatnya, maka beliau
berpuasa dan menyuruh orang-orang untuk berpuasa (HR.Abu
Dawud dan disyahkan Hakim dan Ibnu Hibban)

B. MACAM-MACAM PUASA DAN KETENTUAN HUKUMNYA

1. PUASA WAJIB ( Puasa ramadlan, kafarat, nadzar)


Puasa Ramadan wajib bagi setiap mukallaf selama satu bulan
penuh
o Dimulai tanggal satu sampai akhir Ramadan disempurnakan
dengan bayar zakat fitrah
o Rukun (unsure-unsur yang harus ada dalam puasa
Ramadan) :
a. Niat pada malam hari ( barang siapa tidak niat di malan hari
tidak sah )
b. Menahan diri dari dari segala yang membatalkan puasa

oPuasa qadla (diwajibkan setiap muslim yang berhalangan


menunaikan puasa Ramadan karena udzur)
oPuasa kafarat ( wajib dilaksanakan setiap muslim yang yang tidak
berpuasa pada bulan Ramadan karena khilaf (bersetubuh dengan
sengaja di siang hari Ramadan, membunuh tidak sengaja,

23
MATERI/BAHAN MATA KULIAH
IBADAH DAN AKHLAK

mengerjakan sesuatu yang diharamkan dalam haji, tidak sanggup


menyembelih binatang karena merusak sumpah dzihar dengan istri;
kafaratnya adalah memerdekakan seorang budak, dan berpuasa
dua bulan berturut-turut/memberi makan 60 orang miskin
oPuasa nadzar (puasa yang diwajibkan sendiri oleh muslim atas
dirinya untuk mendekatkandiri kepada Allah

2. Puasa sunnah

o Seseorang yang berpuasa bisa memilih sendiri waktu waktu


yang tepat baginya untuk berpuasa sesuai kemampuan dan
keadaannya, kecuali pada waktu hari raya idul fitri, idul
adha,tasyriq ( 3 hari setelah idul adha)
o Enam hari pada bulan syawal
o Puasa hari arafah (khususnya yang tidak melaksanakan haji)
o Puasa hari asyura dan tasua
o Puasa tiga hari setiap bulan (tanggal 13,14,15 )
o Puasa hari senin kamis ( hari itu hari yang padanya aku
dilahirkan, hari yang padanya aku bangkitkan, dan diturunkan
wahyu kepadaku
o Puasa bulan Muharram dan Syaban

CARA MELAKSANAKAN PUASA

o Rukun / fardlu puasa : niat , khusus untuk puasa wajib


disyaratkan tayin (menentukan jenis puasa yang dilakukan itu
misalnya puasa fardlu ramadlan). Contoh niat:

oHal-hal yang membatalkan puasa:

a. Makan dan minum (al-Baqarah:187)


b. Al-huqnah (memasukkan sesuatu kedalam rongga melalui
kemaluan dubur atau qubul
c. Muntah dengan sengaja, sekalipun diyakinkan tidak ada yang
kembali masuk setelah keluar melalui mulut, jika tidak
disengaja/disengaja tetapi tidak mengetahui bahwa hukunya
haram/muntah karena dipaksa, puasanya tidak batal

24
MATERI/BAHAN MATA KULIAH
IBADAH DAN AKHLAK

d. Bersetubuh, walau tidak sampai keluar mani (Q.S.Al-


Baqarah:187)
e. Keluar mani sebab mubasyarah (bersentuhan kulit tanpa
alas), menciumdengan syahwat dsb,kecuali keluar mani
sebab pandangan mata, mimpi
c. Haid/menstruasi,nifas
d. Gila dan murtad

oSunnah-sunnah puasa: Menyegerakan berbuka, meangakhirkan


sahur

oHikmah Puasa : sarana melatih mental dan kedisiplinan sera


memupuk kepedulian sosial

25
MATERI/BAHAN MATA KULIAH
IBADAH DAN AKHLAK

AKHLAK

AKHLAK MUSLIM TERHADAP ORANG TUA DAN GURU

a. Akhlak Terhadap Orang tua

o Hukumnya wajib, Al-Quran menempatkan bakti kepada

orang tua pada posisi kedua setelah bakti kepada Allah, seperti

firmannya:




Artinya: Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan
menyembah selain kepada-Nya dan hendaklah kamu berbuat baik
kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di
antara keduanya atau kedua-duannya sampai berumur lanjut
dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu
mengatakan kepada keduanya perkataan ah dan janganlah kamu
membentak mereka, dan ucapkanlah kepada mereka perkataan
yang mulia.( Q.S. Al-Isra:17);23)

dan hadis Nabi berikut ini:


: : ,

, : : , :

( ) :

Artinya: Dari Ibnu Masud, dia berkata: saya bertanya kepada


Rasulullah saw. Amal yang mana yang tercintai bagi Allah taala?
Sabda Nabi : shalat pada waktunya. Saya bertanya, lalu yang
mana? Nabi bersabda: Berbuat baik kepada kedua orang tua. Saya
bertanya: lalu yang mana? Sabda Nabi: berjuang di jalan Allah
( HR. Mukhari-Muslim)

26
MATERI/BAHAN MATA KULIAH
IBADAH DAN AKHLAK

Ayat maupun hadis tersebut telah memberikan penegasan tentang

urgensi sikap positif terhadap kedua orang tua yang berada pada

posisi kedua berbakti kepada Allah SWT. Bahkan ayat tersebut

memberikan petunjuk teknis yang menyangkut persoalan sikap

kepada orang tua yang harus dihindari, yakni perkataan yang kasar

yang menyinggung perasaan hati orang tua, yang kurang sopan

dan lain sebagainya. Oleh karenanya ada beberapa hadis yang

bisa dipakai pedoman tentang aspek hukum yang terkandung di

dalamnya, seperti berikut ini:

: ,

( )

Artinya: Dari Ibnu Umar, Nabi SAW, bersabda: Ridla Allah


(Tuhan) adalah tergantung pada ridla orang tua, dan murka
(marah) Allah juga tergantung marahnya orang tua. (HR. Tirmidzi)

Catatan:

Dari beberapa hadis tersebut di atas meskipun berbeda baik

susunan lafadz maupun sanad/rawinyanya, akan tetapi

kesemuanya mempunyai persamaam yang prinsipiil yaitu:

1. Berbuat baik atau berbakti kepada orang tua itu benar-benar

diajarkan oleh agama Islam dan wajib bagi setiap anak pada

umumnya dan anak didik (siswa atau mahasiswa) pada

khususnya

27
MATERI/BAHAN MATA KULIAH
IBADAH DAN AKHLAK

2. Berbuat baik terhadap orang tua (bapak ibu) termasuk amal

yang dicintai Allah SWT., demikian pula berbuat baik kepada

orang yang dikasihi oleh orang tuanya (bapaknya). Untuk

berbuat baik ini yakni agar supaya terpenuhi dengan sebaik

mungkin, maka perlu pengorbanan, sampai kepada

pengorbanan material untuk itu

3. Untuk mendapatkan ridla Allah SWT. Berbuat baik terhadap

orang tua menjadi syarat dari padanya. Sudah barang tentu

tidak semua ridla orang tua termasuk di dalamnya, sebab ridla

dan tidaknya orang tua itu masih harus dinilai dari segi lain,

apakah itu kearah masiyat atau tidak. Apabila benar-benar

keridlaan orang tua itu menjurus ke arah masiyat, maka

dilarang oleh agama. Dengan demikian ridla orang tua itu harus

dilihat dengan nilai penglihatan agama (religy)

4. Dari pengalaman Said bin Abi Waqas ra (sahabat Nabi) di

kala permulaannya dia masuk Islam diceritakan panjang lebar,

yang pada prinsipnya dia tidak mendapat ridla dari ibunya

masuk Islam, akan tetapi dia tetap masuk Islam dan

mendapatkan ridla atau dibenarkan oleh Allah SWT.

Lengkapnya ceritera adalah sebagai berikut:

Said berceritera: saya seorang lelaki yang berbuat baik


kepada ibu saya. Di kala saya masuk Islam, maka ibu saya
berkata: Hai Said, apakah arti Islam yang kamu ceriterakann

28
MATERI/BAHAN MATA KULIAH
IBADAH DAN AKHLAK

itu? (pilihlah), kamu tinggalkan Islam itu ataukah saya tidak


makan dan tidak minum sehingga saya mati? Kamu dikata
orang sebagai pembunuh ibu? Maka saya menjawabnya: Hai
ibu, janganlah berbuat itu! Saya tidak akan tinggalkan Agama
saya ini selama-lamanya. Kata Said: Ibu saya selama selama
sehari semalam dalam keadaan tidak makan (dann tidak
minum), dan paginya dalam keadaan kepayahan. Maka di hari
lain ibu saya sehari semalam tidak makan juga, paginya dalam
keadaankepayahan sekali. Maka ketika saya tahu keadaan ibu
demikian itu, datanglah saya kepadanya, dan saya berkata: Hai
ibu, tahulah kamu, demi Allah seandainya kau mempunyai
seratus nyawa maka dia keluar satupersatu, maka saya tidak
akan meninggalkan agama saya ini (Islam) selamanya. Maka
jika kau mau, makanlah, dan jika kau mau tinggalkanlah tidak
makan.

Oleh perawinya (yang menceriterakan hadis ini) dikatakan

bahwa ketika ibunya Said tahu kekerasan anaknya itu lalu

makanlah. Maka turunklah ayat 15 Surat Lukman yang artinya:

Dan jika keduanya(ibu bapak) memaksa kamu agar supaya

kamu mempersekutukan Aku dengan Tuhan yang lain, yang

kamu tidak ketahui, maka janganlah kamu turuti (perintah

paksaan itu), keduanya . Dan pergauilah keduanya di dunia

dengan baik (menurut sepatutnya).

Apabila ibu tidak seperti yang dialami oleh Said bin Abi Waqas

seperti dalam cerutera di atas, yakni baik, maka Islam

memerintahkan agar diperbuat baik, dilayani sebaik mungkin

lebih dari ayah. Dalam hal ini hadis lain dari Abu Hurairah juga,

dia berkata:

, :

29
MATERI/BAHAN MATA KULIAH
IBADAH DAN AKHLAK

: : , : , :
( ) : ,
Artinya: Datanglah seorang kepada Rasulullah,siapakah yang
berhak aku layani dengan sebaik-baiknya? Jawab beliau:
ibumu. Kemudian siapa? Jawab beliau: ibumu, kemudian
siapa? Jawab Jawab beliau: ibumu, Kemudian siapa?ab beliau:
ibumu, lalu siapa lagi? Jawab beliau: Ayahmu. (HR Muttafaq
alaih)
Berbuat baik anak kepada orang tua pada hadis-hadis tersebut

di atas adalah menunjukkan pada waktu orang tua/pendidik masih hidup.

Yang menjadi pertanyaan/ persoalan adalah: apakah setelah orang tua

meninggal dunia masih mungkin untuk berbuat baik kepada mereka.

Berikut ini ada hadis yang menyangkut pertanyaan itu yakni:

: :

, , . :

. ,

()

Artinya: Dari Abu Said dia berkata: Datang kepada Rasulullah SAW.
Seorang laki-laki maka dia bertanya: Hai Rasulullah, apakah saya masih
dapat berbuat baik (berhidmat) kepada kedua orang tua saya sesuadah
mereka meninggal dunia? Sabda Rasulullah SAW: tentu dapat :
doakanlah kedua orang tua, mohonkan keampunan bagi eduanya,
laksanakanlah perjanjian-perjanjian (hutang-hutang) keduanya yang
masih ada setelah keduanya meninggal dunia, teruskanlah silaturrahmi
keduanya yang masih ada, dan muliakanlah sahabat-sahabat keduanya.
(HR Abu Daud dan Baihaqi dari Abi Said).

Kesimpulannya adalah baik firman Allah dan sabda Rasulullah

tersebut dapat dipakai sebagai motivasi atau pemacu gerak langkah

seorang anak untuk berakhlakul karimah.

30
MATERI/BAHAN MATA KULIAH
IBADAH DAN AKHLAK

b. Akhlak kepada Guru/Dosen/ Kiyai/ulama

Dalam proses pendidikan (formal maupun non formal)

diperlukan guru/dosen/Kiyai sebagai fasilitator yang memungkinkan

terciptanya kondisi yang baik bagi subyek didik (siswa/mahasiswa,

santri dll) untuk belajar. Kehadiran seorang guru/dosen dalam proses

pembelajaran tersebut mutlak adanya. Oleh karena itu dosen/guru

memiliki serangkain tanggungjawab profesional untuk secara terusa

menerus meningkatkan wawasannya dalam kompetensinya.

Serangkaian usaha keras dari para guru/dosen tersebut

seharusnyalah mendapat imbalan sikap hormat secara proposional

dan prosedural yang tercermin melalui akhlakul karimah anak

didik/mahasiswa. Akhlak terhadap guru/dosen tercermin melalui sikap

hormat secara proporsional seperti datang tepat waktu, berpakaian

rapi dan Islami, mendengarkan saat guru/dosen menerangkan,

menjawab saat guru/dosen bertanya, aktif ambil bagian dalam

emberikan kontribusi pemikiran saat diberi kesempatan diskusi

31
MATERI/BAHAN MATA KULIAH
IBADAH DAN AKHLAK

kelas, melaksanakan tugas di rumah (makalah, resume, review

dan lain-lain)

Untuk merealisasikan kewajiban mahasiswa kepada Dosen

tersebut dapat dengan mudah apabila dibiasakan. Dalam hal ini Ali bin

Abi Thalib (sahabat Rasul) memberikan motivasi kepada muslim/ah

seperti pernyataan berikut:

Saya adalah hamba dari orang yang pernah mengajar saya,

sekalipun hanya satu huruf (Mukti Ali, 1991,41)

Kesimpulannya adalah: seseorang yang mencari ilmu tidak

akan bisa memperoleh ilmu dan tidak bisa memanfaatkan ilmu yang

diperolehnya, kecuali dengan memuliakan ilmu dan menghargai

guru/dosen. Memuliakan di sini adalah mempelajari secara tekun dan

berusaha mengembangkannya, sedang menghargai guru adalah

dengan berakhlakul terhadapnya. Hal ini Imam Ghozali mengingatkan

kepada muslim/ah seperti pernyataan berikut:

Seorang guru/dosen sama halnya dengan Rasulullah

(sederajat penghargaan dari Allah) .

32
MATERI/BAHAN MATA KULIAH
IBADAH DAN AKHLAK

AKHLAK MUSLIM DALAM KELUARGA

A. Membina Keluarga Sakinah

1. Menegakkan silaturrahmi dengan sesama muslim/ah

seperti: tetangga dan keluarga teman dan lain-lain. Berbicara

Silaturrahmi ini Rasul memberikan peringatan tegas kepada

umatnya seperti hadis berikut ini:

... ...

Tidak akan masuk surga orang yang memutus tali

silaturrahmi kepada sesama manusia...

2. Saling menjaga dan menegakkan hak dan kewajiban

bersama meliputi:

a. Kewajiban suami terhadap istri.


Seperti dikemukakan (Hamim Ilyas:2004,14) di samping
menegaskan beberapa hak bagi isteri yang harus dipenuhi oleh
suami (nafkah,muasyaroh bilmaruf dan tidak dibuat
menderita),al-Quran mengajarkan hak dan kewajiban suami-
isteri.Ini ditengarai dalam al-Quran sendiri yang
mengemukakan rumusan yang adil dan universal.Sebagaimana
difirmankan Allah,Mereka (para isteri)memiliki hak yang

33
MATERI/BAHAN MATA KULIAH
IBADAH DAN AKHLAK

seimbang dengan kewajiban mereka secara maruf (Q.S.Al-


Baqoroh,2:228).Sebagai tolok ukur untuk menentukan
keseimbangan hak dan kewajiban suami-isteri,maruf ,menurut
Muhammad Abduh,meliputi empat kriteria,yaitu kodrat
alamiah,agama,kebiasaan dan kepribadian luhur.Berdasarkan
kriteria ini,maka hak dan kewajiban isteri di suatu daerah dan
waktu,bahkan kelas social tertentu, bisa berbeda dengan hak
dan kewajiban isteri di daerah,waktu dan kelas sosial
tertentu,bisa berbeda dengan hak dan kewajiban isteri di
daerah,waktu,dan kelas social yang lain,factor yang mesti
diperhatikan adalah bahwa kebiasaan yang boleh menjadi
criteria itu adalah kebiasaan yang tidak menghalalkan perkara
haram dan mengaharamkan yang halal.
Sebagaimana (M.Nawawi:1992:13) telah memaparkan konsep
perimbangan hak suami dan isteri itu ukuranya dengan
penilaian yang baik di masyarakat dan dipandang baik menurut
syara;yaitu bergaul dengan baik dan tidak membuat bahaya
dari pihak suami dan pihak isteri. Dalam hal ini Ibnu Abbas
memberikan pengertian perimbangan: Saya senang berhias
untuk isteri sebagaimana isteri senang berhias untuk saya
karena ayat tersebut:
: )
(228
Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan
kewajibannya menurut cara yang makruf.Akan tetapi para
suami mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya
(Q.S.Al-Baqoroh:228)
Suami mempunyai kedudukan menguasai isteri,maksudnya
adalah kelebihan dalam hak wajibnya isteri taat kepada para

34
MATERI/BAHAN MATA KULIAH
IBADAH DAN AKHLAK

suami,karena mas kawin yang diberikan para suami kepada


para isteri.Demikian juga dalam hal yang sama ,diriwayatkan
dari Nabi SAW.,bahwa beliau bersabda pada haji wada,yaitu
haji yang terakhir bagi Nabi ketika hari Jumat.Sesudah beliau
memuji dan menyanjung Allah Taala serta memberikan nasehat
para hadirin,beliau seraya bersabda:
...
Artinya:Ingatlah wahai kaum muslimin, kalian hendaknya
memberikan wasiat yang baik kepada kaum wanita
Maksudnya hendaknya kalian menerima wasiatku ini dan
mengamalkannya untuk kaum wanita agar dapat bersikap halus
kepada isteri karena kebutuhan wanita terhadap orang yang
mengurus urusannya. Wasiat yang baik itu mengandung dua
arti,yaitu untuk berbuat baik kepada isteri dan untuk menerima
wasiat Nabi melakukan kebaikan.
Secara detail (Djamaan Nur:1993:97-98), mengupas hak dan
kewajiban suami isteri tersebut secara garis besar sebagai
berikut:
1) Suami isteri wajib saling cinta-mencintai,hormat-
menghormati,saling setia dan saling memberikan bantuan lahir
batin
2) Suami isteri wajib memikul kewajiban yang luhur untuk
membina dan menegakkan rumah tangga yang bahagia dan
sejahtera lahir batin.
3) Suami isteri memiliki kewajiban untuk mengasuh dan
memelihara anak-anak mereka,baik mengenai pertumbuhan
jasmani,rohani maupun kecerdasan
4) Suami isteri wajib memelihara kehormatan masing-masing.

35
MATERI/BAHAN MATA KULIAH
IBADAH DAN AKHLAK

Agar kewajiban-kewajiban di atas dapat terselenggara dengan


baik,maka suami dan isteri tersebut harus bertempat tinggal
yang tetap yang disepakati bersama.Hak dan kedudukan isteri
dalam kehidupan rumah tangga maupun dalam pergaulan
masayarakat adalah sama dengan kedudukan suami.Suami
bertindak sebagai kepala keluarga, sedangkan isteri bertindak
sebagai ibu rumah tangga.Firman Allah SWT:

(21 )
Dan di antara tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan
untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri,supaya kamu
cenderung dan tenteram kepadanya.Dan dijadikanNya di
antaramu rasa kasih dan saying,sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang
berfikir. (QS.Ar-Rum:21)
Firman Allah SWT.:



Dan bergaullah dengan mereka secara patut.Kemudian bila
kamu tidak menyukai mereka,maka bersabarlah karena
mungkin kamu tidak menyukai sesuatu padahal Allah
menjadikan padanya kebaikan yang banyak (QS.An-Nisa:19)
Dan sabda Rasulullah SAW:

( )
Bersabda Rasulullah saw.: Orang-orang mukmin yang paling
sempurna imannya ialah yang paling baik akhlaknya,dan

36
MATERI/BAHAN MATA KULIAH
IBADAH DAN AKHLAK

sebaik-baik kamu adalah orang yang paling baik kepada


isterinya (HR.At-Turmudzi)

Perlakuan baik terhadap isteri bukan dikarenakan belas


kasihan suami dan bukan disebabkan isteri ,akan tetapi
memang sejalan dengan prinsip umum agama untuk berbuat
baik kepada sesama, di samping juga seimbang dengan
kewajiban isteri terhadap suaminya yang dituntut agama.Lebih
dari itu,perintah ini ditekankan kepada para suami untuk
menegaskan bahwa perlakuan kasar dan tidak
berperikemanusiaan yang banyak dipraktekkan sebelumnya
oleh banyak tradisi,tidak diterima oleh Al-Quran.Bukankah ayat
19 surat 4 itu didahului oleh larangan menjadikan perempuan
sebagi bagian dari harta pusaka dan larangan
menyusahkannya karena hendak mengambil kembali sebagian
dari sesuatu yang telah diberikan kepadanya?
Kendatipun perbuatan,sikap,dan tutur kata yang halus
sangat ditekankan kepada suami terhadap isterinya
sebagaimana tuntunan Nabi,perbuatan kasar seperti memukul
juga diperbolehkan apabila memang diperlukan,yaitu ketika
isteri dalam keadaan nusyuz (QS.4:34). Sebagaimana
dicontohkan (Naqiyah Mukhtar:1997: 28) tentang
diperbolehkannya suami memukul isterinya ,yaitu:
Apabila isteri tidak mengindahkan kehendak suami untuk
berhias dan menolak untuk diajak ke tempat tidur .Jika isteri
keluar rumah tanpa izin suami,memukul anaknya ,menyobek
pakaian suami,dan memegang jenggot suami sambil
berkata:Hai keledai ,hai bodoh, sekalipun suami mencaci maki
isteri terlebih dahulu.Apabila isteri membuka auratnya
(mukanya) kepada lelaki yang bukan mahromnya,berbicara
dengan laki-laki,berbicara dengan suami agar orang lain
mendengarkan suaranya,memberikan sesuatu dari rumah
suami yang tidak wajar diberikan,atau karena tidak mandi haid.

37
MATERI/BAHAN MATA KULIAH
IBADAH DAN AKHLAK

Dari contoh yang diketengahkan ini dapat dipahami bahwa isteri


yang tidak patuh secara total dalam hal kebaikan kepada
suaminya dikategorikan nusyuz .Dalam Al-Quran kata nusyuz
hanya ditemukan dua kali dan digunakan baik untuk perempuan
(4:34) maupun laki-laki (4:128).Kata ini merupakan pernyataan
terjadinya ketidak harmonisan dalam perkawinan,karena salah
satu pasangan tidak memenuhi kewajibannya terhadap yang
lain.Akan tetapi,ketika kata nusyuz ini diterapkan kepada
isteri,pada umumnya sebagian besar ulama mengartikannya
dengan ketidakpatuhan isteri kepada suami,padahal kata ini
dipilih oleh Al-Quran lebih menggambarkan adanya respon
emosional pribadi dari pada mengikuti perintah dari luar
sehingga kemudian diikuti oleh sikap taat.
Ketika terjadi keretakan dalam perkawinan,Al-Quran
memberikan jalan keluar sebagai berikut:Pertama adalah
peringatan dan nasihat yang baik (4:34),langkah ini sesuai
dengan prinsip umum Al-Quran untuk melakukan musyawarah
antara dua pihak yang berselisih sehingga mencapai
perdamaian.Apabila cara ini tidak berhasil,maka boleh ditempuh
cara kedua,yaitu pisah tempat tidur (4:34) dengan harapan
dapat meredakan ketegangan yang sedang berlangsung dan
memberikan peluang kepada suami isteri untuk memikirkan
persoalan yang dihadapi dengan lebih baik.Cara kedua ini
akan mempunyai arti apabila suami isteri memang selalu tidur
bersama,tidak sebagaimana lelaki yang melakukan
poligami.Akan tetapi,tidaklah demikian bagi (Naqiyah
Mukhtar:1997:28),karena ia tidak memberikan batasan waktu
tertentu untuk berpisah tempat tidur sehingga dapat terus

38
MATERI/BAHAN MATA KULIAH
IBADAH DAN AKHLAK

berlangsung kendatipun sampai dua tahun,sekalipun pendapat


sebagian ulama menyebutkan hanya dalam waktu satu bulan.
Apabila cara kedua ini belum cukup,maka dapat
menggunakan cara ketiga,yaitu memukul (4:43) dengan wajar
dan tidak meninggalkan bekas.Hal ini dapat dilakukan apabila
memang berguna;jika tidak,maka suami tidak perlu memukul
isterinya bahkan akan lebih baik apabila suami
memaafkannya.Apabila ketiga cara tersebut di atas gagal,maka
dapat menggunakan cara keempat,yaitu dengan menggunakan
perantara dari kedua keluarga suami dan isteri (4:35).Untuk
meningkatkan pengetahuan yang memadai dalam membina
keutuhan dan kekuatan rumah tangga suami isteri berhak
mendapatkan pengajaran agama.Di antaranya adalah hokum-
hukum bersuci,ibadah wajib dan sunnah,dan budi pekerti yang
baik.
Pengajaran keagamaan tersebut adalah pengetahuan dasar
dan pengetahuan minimal yang harus diketahui baik oleh suami
maupun isteri.Sebagai orang yang dipimpin,isteri memang
selayaknya mendapatkan pengajaran dari orang yang
memimpinnya,yaitu suaminya.Jika suaminya,sebagai pemimpin
rumah tangga belum mempunyai bekal pengetahuan agama
untuk mengajar isterinya sudah semestinya ia belajar terlebih
dahulu atau belajar bersama-sama,bahkan apabila isteri lebih
menguasai ilmu-ilmu keagamaan isteri diharapkan mengajarkan
ilmu agama terasebut kepada suaminya (tawashaw bil haq
tawashaw bissobr).
Di era sekarang ini seperti di Indonesia dengan adanya
program wajib belajar sembilan tahun,wajib belajar sampai
tingkat sekolah menengah pertama,pengetahuan keagamaan

39
MATERI/BAHAN MATA KULIAH
IBADAH DAN AKHLAK

seperti dicontohkan di atas,tentunya sudah diketahuinya,


sehingga kewajiban belajar baik laki-laki perempuan lebih
meningkat,sesuai dengan tuntunan Nabi untuk selalu belajar
selama hidup,mulai dari dalam ayunan sampai keliang
lahat.Lebih-lebih bagi orang yang melangsungkan hidup rumah
tangga,yang mempunyai peranan sangat besar dalam
pendidikan anak-anaknya.

b.Kewajiban Isteri Terhadap Suami

Di samping menegaskan hak dan kewajiban bersama


sebagaimana tersebut di atas,penulis kemukakan kewajiban
isteri terhadap suami diharapkan bisa dipahami secara detail
dan sistematis.Sebagaimana disebutkan (Djamaan
Nur:1993:99) bahwa kewajiban isteri terhadap suami adalah:
b.1.Isteri wajib taat kepada suaminya,seperti firman Allah SWT.:
(34 )
Oleh sebab itu wanita yang shaleh ialah wanita yang taat
kepada Allah lagi memelihara diri di balik pembelakangan
suaminya oleh karena Allah telah memelihara mereka. (QS.An-
Nisa:34)

Yang dimaksud taat dalam ayat ini ialah tunduk dan patuh
kepada Allah SWT., dan kepada suami.Perkataanntaat biasanya
hanya digunakan kepada Allah,tetapi di dalam ayai ini
digunakan pula untuk suami.Hal ini menggambarkan bagaimana
seharusnya sikap isteri yang baik kepada suaminya.Allah SWT.
Menerangkan,isteri harus berlaku demikian karena suami itu
telah memelihara isterinya dengan sungguh-sungguh dalam

40
MATERI/BAHAN MATA KULIAH
IBADAH DAN AKHLAK

kehidupan rumah tangganya.Beberapa komponen tersebut


adalah seperti berikut :

b.1.1.Isteri wajib memelihara diri di balik pembelakangan suami


terutama jika suami bepergian.Jangan sekali-kali melakukan
perbuatan yang dapat menimbulkan kecurigaan suami,sehingga
suami tidak merasa tenang pikirannya dalam bepergian.Tentu
saja melakukan perbuatan terlarang tidak saja akan
menghancurkan rumah tangga,tetapi juga akan mendapat siksa
yang sangat berat dari Allah SWT.

b.1.2.Isteri memimpin rumah tangga suaminya.Memimpin tidak saja


dalam pengaturan,tetapi juga memimpin sikap dan akhlak
anggota keluarga serta melatih diri anggota keluarga sehingga
dapat berakhlak seperti akhlak Rasulullah saw.Sebagaimana
sabda Nabi dalam haditsnya:
:
( )
Isteri itu pemimpin rumah tangga suaminya dan ia akan dimintai
pertanggung jawaban atas pimpinannya itu (HR.Mutafaq alaih)

Makna lahir hadits tersebut di atas adalah menunjukkan sinergi


tanggung jawab yang perlu dikendalikan isteri,baik dia sebagai
ibu rumah tangga ,sebagai pendamping suami .Mengenai hak
dan kewajiban suami isteri di dalam Undang-undang disebutkan
bahwa suami isteri memikul kewajiban yang luhur untuk
menegakkan rumah tangga dan menjadi sendi dasar dari
susunan masyarakat.Untuk itulah dikatakan oleh (Depag
RI:2002:12), bahwa: (a) hak dan kedudukan isteri adalah

41
MATERI/BAHAN MATA KULIAH
IBADAH DAN AKHLAK

seimbang dengan hak dan kedudukan suami dalam kehidupan


dan pergaulan hidup bersama dalam masyarakat,(b) masing-
masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum,(c)
suami adalah kepala keluarga dan isteri ibu rumah tangga.
Meminjam istilah yang dipakai Al-Ghazali mengenai kata
yang paling bisa diaplikasikan dengan pernyataan hadist
tersebut bahwa yang paling berat dalam hal ini adalah amanah
(kepercayaan suami kepada isteri ) yang kelak akan diaudit
(ditanya) oleh Allah via MalaikatNya.

c. Kewajiban Suami Terhadap Isteri


Berbicara mengenai kewajiban suami terhadap isteri ada yang
berbentuk kebendaan seperti mahar dan nafkah, dan ada yang
berbentuk rohaniah, seperti perlakuan adil jika suami berpoligami
dan tidak boleh membahayakan isteri dan sebagainya.Menurut
(Djamaan Nur:1993:100-105),bahwa kewajiban suami terhadap
isteri (selain kewajiban mahar) adalah sebagai berikut:
1) Kewajiban nafkah.Adapun yang dimaksud nafkah di sini
adalah pengeluaran hak yang harus dikeluarkan oleh orang
yang wajib memberi nafkah kepada seseorang,baik berbentuk
makanan, pakaian maupun papan tempat tinggal,pembantu
rumah tangga dan pengobatan. Hukum nafkah ini adalah wajib
bagi suami terhadap isterinya,ayah terhadap anak-anaknya,
atau tuan terhadap budaknya.Sebagaimana disebutkan (Imam
Taqiuddin dalam Djamaan:1993:101) bahwa ada tiga sebab
yang menimbulkan kewajiban nafkah, yaitu:hubungan kerabat,
keluarga, hubungan pemilikan tuan dengan budaknya dan
hubungan perkawinan. Dari pengertian tersebut di atas dapat
disimpulkan bahwa nafkah adalah sesatu yang diberikan suami

42
MATERI/BAHAN MATA KULIAH
IBADAH DAN AKHLAK

kepada isteri,kerabat dan kepada miliknya untuk memenuhi


kebutuhan pokok mereka (makanan,pakaian,tempat tinggal).
Ditinjau dari orang-orang yang berhak menerima nafkah,nafkah
terdiri dari nafkah isteri,nafkah kerabat dan nafkah barang atau
sesatu yang dimiliki.Sedangkan dasar hukum nafkah isteri
adalah sebagaimana tercantum dalam firman Allah berikut ini:



(232 )
Para ibu hendaklah menyususkan anaknya selama dua tahun
penuh yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuannya.Dan
kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu
dengan cara yang maruf.Seseorang tidak dibebani melainkan
sesuai dengan kadar kesanggupannya.Janganlah seseorang ibu
menderita kesengsaraan karena anaknya dan seseorang ayah
karena anaknya, dan walaupun berkewajiban demikian.(QS.Al-
Baqoroh:233)

Firman Allah SWT :



(6 )

Tempatkanlah mereka para isteri di mana kamu bertempat tinggal


menurut kemampuan,dan janganlah kamu menyusahkan mereka
untuk menyempitkan hati mereka.Dan jika mereka isteri-isteri yang
sudah ditalak itu,perempuan-perempuan yang sedang hamil,maka
berikanlah kepada mereka nafkahnya sampai mereka bersalin.
(QS.Attolak:6)

Lebih lanjut dikatakan (DEPAG RI:2002:16), bahwa kewajiban


suami terhadap isteri :

43
MATERI/BAHAN MATA KULIAH
IBADAH DAN AKHLAK

a) Memebrikan nafkah lahir dan batin sesuai dengan


kemampuan serta mengusahakan keperluan keluarga terutama
sandang,pangan dan papan.(QS.Annisa:34)
b) Memelihara,memimpin dan membimbing dan membina
keluarga agar menjadi keluarga yang saleh dan terjauhkan dari
siksaan neraka seperti firman Allah QS.Attahrim:6)
c) Membantu tugas isteri terutama dalam hal mendidik dan
memelihara dan membina anak dengan penuh rasa tanggung
jawab dan kasih saying
d) Memberi kebebasan berpikir dan bertindak kepada isteri
sesuai dengan ajaran agama,tidak mempersulit apabila
membuat susah lahir dan batin yang dapat mendorong isteri
berbuat salah
e) Dapat mengatasi keadaan, mencari penyelesaian dengan
cara maruf dan bijaksana dan tidak bertindak sewenang-
wenang.
Dari uraian tersebut di atas adalah sesuai dengan sabda Rasul
bahwa suami menjadi pemimpin keluarganya dan
dipertanggungjawabkan dari kepemimpinannyaOleh karena
itulah suami berhak untuk menjadi pemimpin atas
isterinya,sebagaimana dinyatakan dalam Al-Quran (4:34).Laki-
laki (suami) diberi hak untuk pemimpin atas isterinya,dalam ayat
di atas,karena dua alas an.Pertama,karena suami diberi fadll
(kelebihan),dan kedua,karena suami telah dibebani kewajiban
nafkah kepada isterinya.Kedua syarat di atas harus dipenuhi
oleh seorang suami;apabila tidak,tentunya hak sebagai
pemimpin tidak dapat dipertanggung jawabkan .Bahkan secara
realitasnya suami mempunyai kelebihan yang bersifat hakiki
dan syari.Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kelebihan

44
MATERI/BAHAN MATA KULIAH
IBADAH DAN AKHLAK

laki-laki atas perempuan mencakup kelebihan


fisik,psikologis,intelektual dan keagamaan.
Selain yang senada dengan pemahaman tersebut di
atas,sebagian ulama menafsirkan kata fadll tersebut dengan
beragam sebagaimana yang dikutip (Naqiyah Mukhtar:1997:30)
bahwa sebagian menafsirkankannya dengan memberikan
contoh bahwa laki-laki dalam menggunakan pertimbangan akal
lebih dari pada perempuan,yang berjalan di bawah bimbingan
perasaan.Sekalipun juga dikatakan bahwa perasaan
perempuan yang sangat halus itu tidak selalu merupakan
kelemahan,tetapi justru merupakan keistimewaan yang sangat
dibutuhkan oleh keluarga terutama untuk memlihara dan
membimbing anak.
Sebagian ulama yang lain memahami kelebihan laki-laki atas
perempuan itu dalam hal material,sehjalan dengan qiwamah
lainnya,yaitu membelanjakan harta di samping sesuai dengan
ketentuan pembagian waris.Sebagian ulama lagi
menginterpretasikan fadll dengan kelebihan laki-laki secara
umum,yang diperoleh dalam pengalaman hidupnya dan
dimanfaatkan secara social untuk mencari nafkah.Dalam hal
ini ,perempuan bukan tidak dapat merubah keadaannya,yang
pada giliranya dapat memperoleh sesuatu sebagaimana yang
dicapai laki-laki bahkan hal ini harus diupayakan karena
qowwam laki-laki terhadap perempuan mesti
ditingalkan.Dengan demikian tampak bahwa kata fadll tersebut
diinterpretasikan sebagi kelebihan dalam hal social
ekonomi,yang tentunya tidak absolute dan termasuk dalam
bidang mumalah yang dapat berubah,berbeda dengan hal-hal
yang termasuk dalam hal ibadah yang tidak dapat dirubah.

45
MATERI/BAHAN MATA KULIAH
IBADAH DAN AKHLAK

Perbedaan pendapat di kalangan ulama dalam memahami


kata fadll tersebut dapat disebabkan oleh beberapa factor.Di
antaranya adalah ayat sendiri tidak menjelaskan kelebihan
macam apakah yang ada pada laki-laki (suami) sehingga dapat
diinterpretasikan sesuai dengan pemahaman, kecenderungan
dan kepentingan penafsirannya.Memang Al-Quran dalam ayat
di atas tidak menrangkan kelebihan amacam apakah yang ada
pada laki-laki.Akan tetapi lkata fadll digunakan oleh Al-Quran
tidaklah untuk menyatakankelebihan yang inheren dan absolute
sebagaimana yang diduga sebagian mufassir.Kata tersebut
digunakan di antaranya utuk menyatakan kelebihan antara
manusia yang satu dengan yang lain,yang tidak terbatas pada
jenis kelamin (4:34),kelebihan sekelompok orang dari yang lain
karena perjuangan yang dilakukan (4:95),kelebihan sejumlah
orang atas lainnya dalam hal material (16:71),dan kelebihan
beberapa Nabi atas lainnya (2:253) sekalipun juga dinyatakan
bahwa Allah tidak membedakan antara para rasulNya
(2:285).Lebih dari itu ada juga kesamaan diantara keduanya.

d.Hak suami
Sebagaimana disebutkan (DEPAG RI:2002;15), mengenai hak
suami dalam rumah tangga mencakup hal-hal sebagai berikut:
d.1.Suami berhak mendapatkan perlakuan dan pelayanan yang
baik dari isteri selaku kepala keluarga/pemimpin rumah
tangga,dalam batas-batas yang ditentukan oleh norma agama
dan susila,seperti firman Allah dalam Al-Quran surat Annisa
tersebut di atas

46
MATERI/BAHAN MATA KULIAH
IBADAH DAN AKHLAK

d.2.Mengarahkan kehidupan keluarga agar menjadi keluarga


yang taqwa seperti firman Allah dalam Al-
Quran(QS.Adzdzariyat:56):
Tidaklah Aku jadikan jin dan manusia,kecuai untuk
mengabidikan diri kepada-Ku, dan firman Allah yang lainnya:
Dan suruhlah keluargamu mengerjakan sembahyang dan
tetaplah dengan suruhan ini(QS.Thaha:132)

Apabila suami berhak menjadi pemimpin atas


isterinya,kemudian sejauh manakah hak suami untuk dipatuhi
oleh isterinya,dengan kata lain,adalah disesuaikan dengan
kewajiban isteri terhadap suami sebagaimana yang telah
penulispaparka tersebut di atas pada bagian kewajiban isteri
terhadap suaminya.

e. Hak Isteri
Senada dengan hak suami, maka isteripun juga mempunyai

hak yang oleh ( DEPAG RI;2002:13) dikemukakan sebagai

berikut:

a) Hak mengenai harta,yaitu isteri berhak mendapatkan

mahar atau mas kawin dan nafkah

b) Hak mendapatkan perlakuan yang baik dari suami

seperti yang disebutkan oleh Al-Quran (QS.Annisa:19) yang

artinya: Dan bergaullah dengan mereka (isteri) dengan cara

yang patut,kemudian jika kamu tidak menyukai mereka

(maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai

47
MATERI/BAHAN MATA KULIAH
IBADAH DAN AKHLAK

sesuatu padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang

banyak

c) Hak memperoleh perhatian dan penjagaan dari

suaminya .Maksudnya agar suami selalu menjaga

keselamatan dan kehormatan isterinya,tidak menyia-nyiakan

dan menjaga agar senantiasa melaksanakan perintah Allah

seperti disebutkan oleh Al-Quran (QS.Attahrim:6) yang

artinya: Hai orang-orang yang beriman ,peliharalah dirimu

dan keluargamu dari api neraka.

Apabila dicermati hak Isteri seperti tersebut di atas, maka

bagaimana menurut Al-Quran untuk menjadi suami dan isteri yang baik

dan benar adalah suami dan isteri yang taat kepada Allah yang

melaksanakan norma-norma Islam.

Rumusan mengenai hak dan kewajiban suami isteri dalam keluarga

sebagaimana dikemukakan Al-Quran dan hadits dapat dikatakan memiliki

konteks teologis dan kultural tertentu.Artinya masing-masaing komponen

tugas kewajiban maupun hak yang harus dilaksanakan disesuaikan

dengan sumber hukum Islam yang disepakati (Al-Quran,hadits,Ijma dan

qiyas sebagai alternative ijtihad).

48
MATERI/BAHAN MATA KULIAH
IBADAH DAN AKHLAK

49
MATERI/BAHAN MATA KULIAH
IBADAH DAN AKHLAK

AKHLAK MUSLIM TERHADAP MASYARAKAT DAN NEGARA

A. Akhlak Muslim Terhadap Masyarakat

Sebagai makhluk sosial, makhluk yang diciptakan Allah untuk

senantiasa bermasyarakat dalam kehidupan komunal. Harus

mempunyai prinsip dan pedoman yang jelas. Dalam hal ini sebagai

bukti Islam adalah agama yang kaaffah (totalitas). Karena itu Islam

tidak boleh meniru gaya/model pergaulan sebagai yang dilakukan

oleh orang-orang yang di luar Islam . Misalnya : Free life, Free seks

dan eksploitatif

Islam menganut asas keseimbangan antara

a. Hak dan kewajiban

b. Individu dan masyarakat

c. Hak individu dan kewajiban individu

d. Hak masyarakat dan kewajiban masyarakat

Akhlak Muslim terhadap Masyarakat adalah sebagai berikut:

1. Harus menjadikan masyarakat sebagai lapangan dakwah

dan aktualisasi nilai-nilai ke-Islaman. Artinya harus menyadari

sepenuhnya bahwa dakwah adalah kewajiban yang harus

ditunaikan, sehingga masyarakat akan dipahami sebagai media

untuk dakwah. Dalam setiap pergaulan kemasyarakatan

50
MATERI/BAHAN MATA KULIAH
IBADAH DAN AKHLAK

muslim/ah harus senantiasa mengemban misi akhlakul karimah

seperti tercantum dalam QS.Fussilat (41):33:

Artinya: Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang


yang menyeru kepada Allah , mengerjakan amal saleh dan
berkata, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang
berserah diri

2. Senatiasa melakukan amar maru nahi munkar .Artinya,

seorang muslim/ah tidak bisa menjadi seorang yang permisif,

tidak mau tahu serta cuek dengan lingkungan di mana dia berada.

Di manapun muslim/ah harus senantiasa mengajak dan

memerintahkan untuk berbuat kebaikan, dan sebaliknya, haruslah

senantiasa mencegah dan melarang setiap perbuatan yang

munkar, yang menyelisihi aturan yang telah digariskan oleh Allah

dan RasulNya. Kesemuanya ini dilakukan sesuai /sebatas

kemampuannya. Dan orang yang disebut khaira ummat (sebaik-

baik umat) adalah apabila mau menegakkan amar maruf nahi

munkar (menyeru kebaikan dan mencegah kemunkaran).

Pernyataan tersebut sesuai dengan hadis nabi:

: :

( )

Artinya:Abu Said al-Khudhry ra. Berkata: Saya telah mendengar

Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa di antara kalian melihat

51
MATERI/BAHAN MATA KULIAH
IBADAH DAN AKHLAK

kemungkaran,hendaklah dia merubahnya dengan tangannya, dan

bila tidak dapat maka dengan hatinya, dan itu selemah-lemahnya

iman. (HR. Muslim). Di samping itu dalam Al-Quran juga

disebutkan bahwa orang terdahulu yang pernah disiksa Allah

antara lain karena tidak melaksanakan amar makruf nahi munkar

tersebut (QS. Al-Maidah : 79)

3. Harus mempunyai peran dan nilai positif (bermanfaat) bagi

masyarakatnya. Memberikan kontribusi dan peranan yang nyata

dan bermanfaat, sehingga hidup di masyarakat merupakan

sebuah moment dan kesempatan untuk mengaktualisasikan

kemampuan dirinya dalam berbuat baik atau beramal saleh

4. Seorang muslim senantiasa akan dirasakan benar arti

kehadiran dan keberadaannya dalam sebuah masyarakat, seperti

hadis nabi beikut:

( ) ,

Artinya : Abdullah bin Amr bin al-Ash r.a. berkata: Nabi SAW
bersabda: seorang muslim yaitu seorang yang dapat
selamat/menyelamatkan sekalian orang muslimin dari gangguan
lidah dan tangannya. Dan seorang muhajir (yang berhijrah), yaitu
orang yang meninggalkan semua larangan Allah. (HR. Bukhari
Muslim)

52
MATERI/BAHAN MATA KULIAH
IBADAH DAN AKHLAK

Dengan prinsip-prinsip seperti tersebut di atas, diharapkan akan

dapat tercipta tata masyarakat yang dikehendaki oleh Islam, yaitu

masyarakat yang mempunyai ciri-ciri:

o Tauhidullah ( mengesakan Allah)


o Ukhuwwah (persaudaraan)
o Bersatu dalam ikatan tali Allah
o Musawah (persamaan)
o Taawun ( tolong menolong)
o Adalah (keadilan)
o Musyawarah
o Ummatan wasathan (umat yang penengah/harmonis)
o Takaful al-ijtima (tanggung jawab sosial)
o Fastabiqul khairat ( berlomba dalam kebaikan)
o Tasamuh (toleransi)
o Hurriyyah ( kebebasan)
o Istiqamah ( teguh pendirian)
o Jihad ( membela yang benar)
o Ijtihad ( pengembangan pikir)

B. Akhlak Muslim Terhadap Negara

Manusia sebagai khlaifah fil-ardli terutama sebagai muslim/ah

bertanggungjawab untuk memelihara dan menjaga agar sebuah

negara bisa melindungi dan menjaga warganya. Dalam hal ini bisa

dicermati dari dua aspek sebagai beikut:

I. Sebagai pemimpin umat Islam maka:

o Sebagai pemegang komando (perintah tertinggi)

sekaligus sebagai pelayan masyarakat ( khadimul umah)

o Sebagai seorang yang harus berada di depan yang

memberikan suri teladan kepada masyarakatnya/rakyatnya

53
MATERI/BAHAN MATA KULIAH
IBADAH DAN AKHLAK

o Sebagai orang yang paling bertanggungjawab atas

berjalannya dan berlangsungnya negara (pemerintahan)

Perlu diketahui ada beberapa kelompok manusia yang tidak boleh

dijadikan pemimpin umat Islam , yaitu:

1. Orang-orang kafir (QS. Al-Anfal:73, An-Nisa:138, Al-Araf:3-4

2. Orang-orang Yahudi dan Nasrani (QS.Al-Maidah:51-53)

3. Yang mempermainkan agama atau mempermainkan shalat

(QS. Al-Maidah :56-57)

4. Musuh Allah dan musuh orang mukmin (QS.Al-mumtahana:1)

II. Sebagai warga negara, maka harus:

o Mentaati pemimpin /pemerintah selama mereka tidak

bermaksiat kepada Allah dan Rasul. Inti ketaatan hanya

kepada Allah, Rasul dan pemerintah (ulil amri)

o Mengoreksi dan mengevaluasi perjalanan negara

(QS. Al-Ashr:1-3). Budaya kritik yang proporsional dalam

koridor Islam .

o Bela negara (QS. ATTaubah,41)

o Ikut bertanggungjawab terhadap keberlangsungan

negara. (al-Maidah:2)

o Menggunakan dan menuntut haknya sebagai warga

negara meliputi:

a. Hak politik :

54
MATERI/BAHAN MATA KULIAH
IBADAH DAN AKHLAK

1. hak memilih

2. hak musyawarah

3. hak kontrol rakyat

4. hak memecat

5. hak pencalonan

6. hak menjadi aparat negara

b.Hak Asasi :

1. Persamaan di depan hukum dan peradilan

2. Kebebasan pribadi, hak memiliki, kebebasan agama dll.

Kesimpulannya adalah: akhlak muslim terhadap negara itu terefleksi dari

penuaian kewajiban serta pemenuhan hak yang dilakukan secara baik

dan adil.

AKHLAK MUSLIM DALAM PROFESI (KEILMUAN)

Islam adalah agama kerja, artinya, bahwa sebagai sebuah din (agama )

yang lengkap, Islam meletakkan kerja sebagai suatu amal yang harus

dilakukan oleh setiap orang Islam. Dalam Al-Quran maupun hadis kata

aml disebut berulang-ulang, belum lagi dengan penyebutan lewat

ungkapan yang lain (kiasan). Sebagai salah satu contoh dalam Al-Quran

55
MATERI/BAHAN MATA KULIAH
IBADAH DAN AKHLAK

disebutkan : ...Alladzina aamanu waamilushashalikhati... dan dalam

salah satu hadis terutama yang ada kaitannya dengan pekerjaan yang

terbaik adalah yang inovatif mau berkarya dengan tangan sendiri (tidak

menunggu belas kasihan orang lain) . Misalnya:

... , ...

Artinya : perbuatan ya Rasul yang paling baik? Rasul menjawab


adalah perbuatan seseorang dengan tangannya sendiri
(inovatif,kreatif), dan tiap-tiap usaha yang aik (islami).

Untuk lebih memudahkan pembahasan dalam bab ini perlu dibahas

aspek-aspeknya antara lain:

A. Etos Kerja Islami

Allah telah menanggung rezeki bagi setiap makhluk yang ada di

muka bumi ini, sebagaimana firmannya:QS. Hud:6, yang artinya: Dan

tidak ada suatu binatang melata-pun di bumi melainkan Allah-lah yang

memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan

tempat penyimapanannya, semua tertulis dalam kitab yang nyata. Dan

Allahpun menegaskan dalam firmannya bahwa Allah tidak akan

mengubah kondisi seseorang selama orang (umat) tersebut tidak

merubahnya sendiri (QS. Arradu:11). Artinya rezeki itu diberikan kepada

umat manusia yang mau bekerja

Islam memberikan apresiasi dan penghargaan yang tinggi kepada

umat manusia yang mau bekerja beraktivitas dengan beberapa prinsip

berikut ini:

56
MATERI/BAHAN MATA KULIAH
IBADAH DAN AKHLAK

a. Perintah untuk giat bekerja setelah selesainya ibadah.

Allah berfirman:

(10: )

Artinya: apabila telah ditunaikan shalat, maka

bertebaranlah kamu di muka bumi, dan carilah karunia Allah

dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu kamu

beruntung. (QS. Al-Jumah:10)

Perintah tersebut di atas ada pengertian penting; pertama

setiap selesai ibadah harus bekerja untuk mencri apa yang

dianugerahkan Allah. Intinya adalah bekerja dan

beribadah/doa, kedua; dalam bekrja haruslah didasari

dengan ibadah dan ingat kepada Allah, sehingga banyaknya

rezeki dankesibukan yang tinggi tidak akan menggoyahkan

iman danmenjadi seseorang berpikiran materialistis

(QS. Al-Qashas: 77).

2. Perintah untuk selalu beraktivits, dan dilarang kosong

(menganggur). Allah berfirman dalam Al-Quran:

# #

Artinya: Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu

urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusdan

yang lain) QS.Al-Insyirakh:7-8.

57
MATERI/BAHAN MATA KULIAH
IBADAH DAN AKHLAK

Ayat itu menunjukan bahw awaktu kosong itu tidak baik.

Dalam pepatah arab disebutkan al-faragh mafsadah

(kekosongan itu adalah kerusakan). Di dalam ayat yang lain

disebutkan bahwa agar Nabi Muhammad menyeru kaumnya

untuk beraktivitas (QS. AZZumar:39) yang artinya:Islam

tetap memahami profesionalitas dan pembidangan sesuai

dengan kemampuan dan kondisi masing-masing orang

3. Larangan meminta-minta. Dalam hadis dikatakan

bahwa tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah.

Lebih baik bekerja, meskipun pekerjaan itu oleh orang-orang

dinilai sebagai pekerjaan kasar. Dan sebaik-baik hasil adalah

yang diperoleh dengan karyanya sendiri. Sebagaimana

dalam sebuah hadis Nabi:

: :

( )

Artinya: Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah SAW


bersabda: Demi sekiranya salah seorang dari kamu itu pergi
mencari kayu baker dan dipikul di atas punggungnya, lebih
baik dari pada meminta-minta pada orang-orang, baik diberi
atau ditolak (HR. Bukhari Muslim)

4. Tidak boleh berputus asa bila menemui kegagalan

atau kesulitan. Berputus asa adalah tindakan yang biasa

dilakukan orang-orang kafir. Karena itu untuk mewujudkan

suatu pribadi dan masyarakat yang tangguh diperlukan

58
MATERI/BAHAN MATA KULIAH
IBADAH DAN AKHLAK

penghayatan terhadap esensi bekerja dengan segala

kemuliaannya, sehingga akan tercipta budaya yang khas ini

dalam setiap kehidupan muslim.

B. Etika Profesi

Etika profesi adalah etika yang harus ditegakkan dalam bekerja.

Dalam Islam, diatur dengan jelas tentang bagaimana sebuah pekerjaan

yang halal harus dijalani dan dilakukan. Islam mempunyai garis yang

tegas dan jelas tentang etika produksi dan etika konsumsi, yaitu:

1. Meletakkan kerja sebagai sebuah amal saleh yang dilakukan

dalam konteks dan tahapan yang runtut atas iman, ilmu dan amal.

Karena itulah, maka kerja akan bernilai ibadah. Dari sinilah, maka

seorang muslim akan memandang kerja dengan dua pandangan,.

Pertama, sebagai suatu aktivitas yang bernilai ibadah, dan kedua,

sebagai sebuah aktivitas untuk memperoleh keuntungan finansial.

Karena itu, bagi seorang muslim, kegagalan dalam memperolewh

finansial tidak boleh menjadikan keputusasaan, karena itu hanyalah

merupakan salah satu aspek dari kerja tersebut.

2. Menunaikan kerja sebagai suatu penuaian amanah yang

harus dilakukan secara profesional. Pada hakikatnya setiap waktu,

kesempatan dan aktivitas akan dimintai pertanggungjawabannya

oleh Allah. Dengan memahami hal ini, dalam melakukan sebuah

59
MATERI/BAHAN MATA KULIAH
IBADAH DAN AKHLAK

pekerjaan seseorang tidak boleh melakukan seenaknya ataupun

asal-asalan. Setiap kerja haruslah dilakukan dan dikelola dengan

managemen yang baik. Islam sama sekali tidak menginginkan

bahwa seorang muslim melakukan kerja hanya sepenuhnya

digantungkan kepada Allah dengan mengabaikan ikhtiar dan

usaha. Sebaliknya, ada kerinduan pada dirinya untuk mencapai

hasil yang seoptimal mungkin dan malu apabila pekerjaannya tidak

dilaksanakan dengan baik karena itu merupakan salah satu bentuk

penghianatan kerja. Profesionalisme dan kesempurnaan adalah

nilai yang dikehendaki Islam.

3. Melakukan kerja dengan wawasan masa depan dan

wawasan ukhrawi. Artinya , dalam melakukan kerja, seseorang

harus mengingat kepentingan hari depannya. Sehingga dalam

bekerja tidak hanya menggunakan kesempatan untuk mencari

keuntungan pribadi sebanyak mungkin dengan melupakan apa

kelanjutannya di hari depan, kerugian-kerugian dannresikonya.

Karena bisa jadi keuntungan akan banyak didapat tetapi orang

lainakanmerasakan akibatnya. Sikap ini biasa disebut dengan

oportunistik (aji mumpung) . Pada prinsipnya Islam akan

menentang semua bentuk kesenangan yang didapat dengan

menzalimi orang lain. Yang dimaksdu dengan bekerja dengan

wawasan ukhrawi adalah bahwa dalam melaksanakan setiap kerja,

60
MATERI/BAHAN MATA KULIAH
IBADAH DAN AKHLAK

seorang muslim harus merasakan semua akibat di akhirat nanti.

Oleh karenanya, seorang muslim tidak boleh dengan sengaja

melakukan kecurangan dan tindakan-tindakan yang

diharamkan/dilarang dalam menyelesaikan sebuah kerja. Tidak

akan menipu walau orang lain tidak mengetahuinya, tidak akan

korupsi danmanipulasi walaupun tidak ada bukti yang bisa diajukan

untuk menunut. Melanggar itu semua sama halnya dengan pesan

firman Allah berikut ini:

, ,

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah


dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah
diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada
Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan. (QS.Al-Hasyr:18)

Kesimpulannya adalah bahwa dalam konsep Islam , bekerja

merupakan sebuah aktivitas yang bukan hanya bersifat duniawi,

melainkan juga bersifat ukrawi. Artinya, Islam melibatkan aspek

transendental dalam beribadah, sehingga bekerja tidak hanya bisa dilihat

sebagai gejala perilaku ekonomi, tetapi juga perilaku ibadah. Keduanya

dilakukan sekaligus dalam satu waktu (QS.Al-Qasas ;77).

Kata Penutup

Alhamdulillah telah dapat diselesaikan penulisan hand out/modul materi


bahan kuliah Ibadah Akhlak , mudah-mudahan dapat bermanfaat untuk
pihak-pihak yang membaca terutama mahasiswa yang mengambil mata
kuliah ibadah akhlak . Tentunya tulisan ini tidak lepas dari kesalahan.

61
MATERI/BAHAN MATA KULIAH
IBADAH DAN AKHLAK

Karena itu kritik yang membangun sangat ditunggu demi kebenaran modul
ini.
Wallahu Alam bi al-Showab, Wabillahirrahman warridlo.
Penulis,

Dra. Sri Haningsih M.Ag

DAFTAR PUSTAKA

A. Mukti Ali, Metode Memahami Islam

Atho Mudzhar, 1998, Pendekatan Studi Islam Dalam Teori dan


Praktek, Pustaka Pelajar Offset, Yogyakarta.

Agus Maftuh Abegebriel,2004,Negara Tuhan,Yogyakarta,Multi karya


Grafika

Amin Abdullah,M. 1999, Studi Agama Normativitas atau Historisitas?,


Pustaka Pelajar Yogyakarta.
--------------------------------------------, Ilmu Al-Akhlaq, terjemaham
Bakhtiar effendi

Djamaan Nur,1993,Fiqih Munakahat,Semarang:Toha Putra

Departemen Agama Republik Indonesia,2002,Modul Fasilitator Kursus


Calon Pengantin,Jakrta:Ditjen BIMAS Islam dan Penyuluhan
HajiProyek PeningkatanKeluarga Sakinah

Hamim Ilyas,2004,Makalah Seminar Nasional


TentangAkarFundamenatlisme Dalam Diskursus Tafsir Al-
Quran di Hotel Saphir Yogyakarta, 13 Juni 2004

Muslich Shabir 1993,Tanbihul Ghafilin,Semarang,Toha putra

Nurcholish Majid, 1995, Islam Agama Kemanusian, Membangun


Tradisi dan Visi Baru Islam Indonesia, Paramadina, Jakarta.

Mohammed Arkoum, 1996, Rethinking Islam, Pustaka Pelajar,


Yogyakarta.

Sidik tono dkk 1988,Ibadah dan Akhlak dalam Islam, Yogyakarta;UII


Press

62
MATERI/BAHAN MATA KULIAH
IBADAH DAN AKHLAK

Syekh Nawawi bin Umar Al-Jawi,1993,Uqudulijen,Semarang,Toha


Putra

Taufiq Abdullah dan Rusli Karim, Metode Penelitian Agama

63

Anda mungkin juga menyukai