Anda di halaman 1dari 4

Satuan Pendidikan : SMAN 2 BLORA

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi pekerti


Kelas/Semester : XI/ Ganjil
Materi Pokok : Taat kepada aturan, perilaku kompetitif dalam kebaikan dan kerja keras
Alokasi Waktu : 4 x pertemuan

Materi Pembelajaran
a. Membaca, identifikasi, asbabun nuzul, dan isi kandungan QS. An Nisa (4): 59 dan QS. Al Maidah
(5):48 dan hadis terkait:
QS. An Nisa (4): 59
‫ا َأُّي ا اَّلِذي آ ُنوْا َأِط ي وْا الّل َأِط ي وْا الَّر وَل ُأ يِل اَأل ِر ِم نُك َفِإن َناَزْعُت يِف َش ٍء ُّدو ِإىَل الّلِه‬
‫ْي َفُر ُه‬ ‫ْم َت ْم‬ ‫ْم‬ ‫ُع َه َو ُع ُس َو ْو‬ ‫َي َه َن َم‬
‫َو الَّر ُس وِل ِإن ُك نُتْم ُتْؤ ِم ُنوَن ِبالّلِه َو اْلَيْو ِم اآلِخ ِر َذِلَك َخ ْيٌر َو َأْح َسُن َتْأِو يًال‬
Artinya :” Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di
antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada
Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari
kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (Qs. An-Nisa’ : 59)
QS. Al Maidah (5):48
‫َو َأنَز ْلَنا ِإَلْيَك اْلِكَتاَب ِباَحْلِّق ُمَص ِّد ًقا ِّلَم ا َبَنْي َيَد ْيِه ِم َن اْلِكَتاِب َو ُمَهْيِم ًنا َعَلْيِه َفاْح ُك م َبْيَنُه م َمِبا َأنَز َل الّلُه َو َال‬
‫َتَّتِبْع َأْه َو اءُه ْم َعَّم ا َج اءَك ِم َن اَحْلِّق ِلُك ٍّل َجَعْلَنا ِم نُك ْم ِش ْر َعًة َو ِم ْنَه اًج ا َو َلْو َش اء الّلُه َجَلَعَلُك ْم ُأَّم ًة َو اِح َد ًة‬
. ‫َو َلـِكن ِّلَيْبُلَو ُك ْم يِف َم آ آَتاُك م َفاْس َتِبُقوا اَخلْيَر اِت ِإىَل اهلل َمْر ِج ُعُك ْم ِمَج يًعا َفُيَنِّبُئُك م َمِبا ُك نُتْم ِفيِه ْخَتَتِلُفوَن‬
Artinya : “Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan
apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-
kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah
kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu.
Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah
menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu
terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada
Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu
perselisihkan itu” (Qs. Al-Maidah : 48)
Hadits:

‫َمْن َأَطاَعيِن َفَقْد َأَطاَع الَّلَه َو َمْن َيْع ِص يِن َفَقْد َعَص ى الَّلَه َو َمْن ُيِط ْع اَأْلِم َري َفَقْد َأَطاَعيِن َو َمْن َيْع ِص اَأْلِم َري َفَقْد‬
)‫َعَص ايِن (رواه البخارى‬
Artinya: Barang siapa mentaatiku sungguh dia telah mentaati Allah, dan barangsiapa
bermaksiat kepadaku, maka dia telah bermaksiat kepada Allah. Barangsiapa
mentaati seorang pemimpin, sungguh dia telah mentaatiku, dan barang siapa
bermaksiat kepada seorang pemimpin, maka dia telah bermaksiat kepadaku. (HR.
Al-Bukhari).
b. Membaca, identifikasi, asbabun nuzul, dan isi kandungan QS. At Taubah (9): 105 dan hadis
tentang perintah bekerja keras
‫ِة‬ ‫ِب‬ ‫ِإ‬ ‫ِم‬
‫َو ُقِل اْع َم ُلوْا َفَس َيَر ى الّلُه َعَم َلُك ْم َو َرُس وُلُه َو اْلُم ْؤ ُنوَن َو َس ُتَر ُّدوَن ىَل َعاِمِل اْلَغْي َو الَّش َه اَد َفُيَنِّبُئُك م َمِبا ُك نُتْم‬
‫َتْع َم ُلوَن‬
Artinya : “Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin
akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan
yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (Qs.
At-Taubah : 105)
Hadits:
)‫بَاِكُر ْو ا ِىف َطَلِب الِّرْز ِق َو اَحْلَو اِئِج َفِإَن ْالَغَد َو َبرَك ٍة َو َجَناٍح (روه الطرباىن والبزار‬

‫َم ا َأَك َل َأَح ٌد ِم ْن بين‬: ‫ َيُقوُل‬، ‫ ِمَس ْعُت َرُس وَل الَّلِه َص َّلى الَّلُه َعَلْيِه َو َس َّلَم‬: ‫ َقاَل‬، ‫َعِن اْلِم ْق َد اِم بن َم ْع ِدي َك ِر ٍب‬
‫َو َك اَن َداُو ُد َعَلْيِه الَّس الُم َيْأُك ُل ِم ْن َعِم ِل‬:‫ َقاَل َنُّيِب الَّلِه‬،‫آَدَم َطَعاًم ا ُه َو َخ ْيٌر َلُه ِم ْن َأْن َيْأُك َل ِم ْن َعِم ِل َيَد ْيِه‬
)‫ (رواه الطرباىن‬.‫َيَد ْيِه‬

) ‫ِاْع َمْل ِلُد ْنَياَك َك َأَّنَك َتِعْيُش َأَبًد ا َو اْع َمْل َأِلِخ َر َتَك َك َأَّنَك ُمَتْو ُت َغًّدا (رواه الطرباىن وابن عشاكر‬

a. Isi kandungan
1. Taat kepada aturan
2. Berkompetisi dalam kebaikan

Manusia yang selamat dan bahagia adalah manusia yang mengikuti seruan iman.
Iman senantiasa mengajak manusia untuk taat dan patuh hanya kepada Allah SWT.
Ketaatan dan kepatuhan ini akan membiasakan manusia beramal saleh. Agar manusia
mampu meningkatkan kwalitas amal saleh, manusia perlu memahami, menghayati dan
melakukan terhadap ciri-ciri manusia yang akan meraih kebahagiaan. Ada empat ciri
seseorang yang akan meraih kebahagiaan;
a. Manusia yang senantiasa melihat orang di atasnya dalam urusan akherat
b. Manusia yang senantiasa melihat orang di bawahnya dalam urusan dunia
c. Manusia yang tidak pernah melihat kebaikan yang pernah dilakukan
d. Manusia yang tidak pernah melupakan kesalahan yang telah berlalu, sampai ia
bertaubat
3. Bekerja keras

b. Bentuk perilaku sebagai wujud pengamalan isi QS


1. Bentuk perilaku taat kepada aturan di rumah, sekolah dan masyarakat
a. Bentuk perilaku taat kepada aturan di rumah
1) Bangun pagi
2) Memohon doa kepada orang tua ketika berangkat sekolah
3) Pulang sekolah tepat waktu
4) Membantu pekerjaan orang tua
5) Melakukan salat jama’ah bersama orang tua
6) Belajar setiap malam
b. Bentuk perilaku taat kepada aturan ketika di sekolah
Selama di sekolah, seorang pelajar wajib mentaati semua jenis aturan di
sekolah. Pada umumnya, aturan di sekolah dikemas ke dalam bentuk tata tertib
sekolah. Tata tertib ini disusun oleh sekolah, agar setiap pelajar dalam melakukan
tugas belajar di sekolah secara disiplin, tertib, nyaman, damai dan berwawasan
lingkungan yang religious, sehingga tujuan belajar dapat tercapai dengan sukses.
Jangan sekali-kali melanggar tata tertib sekolah. Melanggar tata tertib sekolah
berarti akan mempersulit diri dan menghambat kesuksesan belajar. Sedangkan taat
terhadap tata tertib sekolah akan menyelamatkan diri dan menentukan sukses
belajar.
c. Bentuk perilaku taat kepada aturan ketika di masyarakat
Sebagai seorang pelajar, disamping sebagai anggota rumah tangga, warga
sekolah, juga warga masyarakat. Sebagai anggota masyarakat, seorang pelajar juga
wajib mentaati aturan masyarakat. Aturan masyarakat, secara umum tidak tertulis,
tetapi cukup mengikat. Diantara aturan masyarakat adalah; menegakkan etika
sopan dan santun dengan anggota masyarakat, kerja bakti untuk kebersihan
lingkungan, ronda malam untuk keamanan lingkungan, mengikuti kegiatan remaja,
dan sebagainya.
2. Bentuk perilaku kompetisi dalam kebaikan di rumah, sekolah dan masyarakat
Agar menjadi manusia yang sukses, pola hidup kompetisi harus dilakukan
dimana saja, baik di rumah, sekolah, maupun di masyarakat. Ketika di rumah, orang
tua berfungsi sebagai kompetitornya. Setiap saat dalam kehidupan di lingkungan
keluarga, seorang anak wajib berkompetisi dengan orang tua dalam setiap persoalan
kebaikan. Sehingga anak mampu menjadi generasi yang terbaik.
Suasana kehidupan pelajar untuk terus bersaing harus dimiliki dan diterapkan
di sekolah. Kompetitornya adalah semua anak yang pandai dan memiliki kebaikan
unggul, seperti; belajar tekun, prestasi unggul, kemampuan berinfaq, bertutur kata
sopan, kemampuan melakukan salat Duha, jama’ah salat Zuhur, dan berbagai bentuk
kebaikan dan prestasi lainnya.
Bentuk perilaku kompetisi di lingkungan masyarakat yang seharusnya
dilakukan secara terus-menerus oleh seorang pelajar adalah upaya untuk menjadi remaja
terbaik di lingkungannya, seperti; berpenampilan yang bersahaja, sopan santun, rendah
hati, selalu berkreasi dan berpartisipasi terbaik dalam setiap kegiatan di lingkungan
masyarakat.
Pada prinsipnya, seorang pelajar setiap saat untuk terus mengasah diri dengan
ilmu dan perilaku, sehingga mampu menjadi sosok manusia terbaik. Ukuran manusia
terbaik sesuai seruan nabi Muhammad SAW adalah;
‫َخ ْيُر الَّناِس َأْنَف ُأُه ْم ِللَّناِس َو َال َتُك ْو ُن َك ْه ًال َعَلى الَّناِس‬
Artinya Sebaik-baik manusia adalah manusia yang bermanfaat kepada orang
: lain. Dan janganlah menjadi orang yang memberi beban kepada orang
lain (Al Hadis)

3. Bentuk perilaku bekerja keras di sekolah, rumah dan di masyarakat


Perilaku bekerja keras harus diwujudkan dimanapun berada. Karena bekerja
keras kunci utama untuk meraih kesuksesan. Orang yang bersantai-santai, tidak akan
mampu meraih sukses. Tidak akan ada bentuk kesuksesan, tanpa adanya kesungguhan.

Hanya manusia yang mampu mewujudkan semboyan; ‫( َمْن َج َّد َو َج َد‬barang siapa
yang bersungguh-sungguh, maka ia akan dapat), ia akan mampu meraih sukses.
Tentu, jenis kesuksesan adalah sesuai dengan peran dan fungsi sebagai seorang
pelajar dan sesuai dengan tempatnya.

Anda mungkin juga menyukai