Anda di halaman 1dari 15

STABILITAS DAN TRANSPORTASI

( Rujukan) Pasien Gawat Darurat


Dosen : Jerry Pandelaki, S.Kep, NS

Nama : Novindha F. Ramba


Nim : 15140029
Tingkat : II A
Akpe Rukit Tk.III Manado
I . Pendahuluan

Tujuan Kursus :
Penilaian pasien

Stabilisasi pasien

Terapi definitif

Prinsip Manajemen Utama :


Jangan membuat cedera lebih lanjut ( do not
further harm).
II. Menentukan perlunya Rujukan

Kemampuan dokter dan rumah sakit tersebut.


Jangan lakukan tindakan diagnostik yang tidak
perlu.
Perkirakan waktu dan jarak RS rujukan.

Ada tenaga terampil yang mendampingi


Kapan memberikan sedatif ?
ABCDE teratasi

Mengurangi rasa nyeri penderita

Menenangkan penderita

Benzodiazepam
Fentanyl

Propofol

Ketamin

Alkohol

Berbahaya pada syok , intoksikasi, dan tr


capitis
III. Cara Rujukan

A. Dokter yang merujuk


- Memulai Rujukan
- Cara transport
- Perawatan sepanjang perjalanan

B. Doktr penerima Rujukan


- Yakin RS mampu mmenerima
- Bersedia Menerima

Hubungi dahulu dengan dokter penerima


kondisi pasien stabil
IV. Cara Transportasi

DO NO FURTHER HARM

Stabilisasi
Tenaga terlatih
Prediksi kemungkinan selama perjalanan
V. Protokol Rujukan

A. Dokter Yang Merujuk


1. Identitas penderita

2. Anamnesis

3. Penemuan awal serta respon terapi

B. Petugas Yang Mendampingi


4. Pengelolaan airway

5. Cairan yang telah/akan diberi

6. Prosedur khusus

7. Revised Trauma Score, Resusitasi & perubahan


dala perjalanan
C. Dokumentasi
Permasalahan terapi & kondisi terakhir

D. Sebelum Merujuk
1. Airway
a. Intubasi kalau perlu

b. Suction bila perlu

c. NGT untuk cegah aspirasi

2. Breathing
d. Laju nafas k/p O2

e. Ventilasi mekanis

f. Chest tube bila perlu


3. Circulation
a. Kontrol perdarahan luar

b. IV kateter 2 jalur

c. Perdarahan perbaiki dg kristaloid/darah

d. Pasang kateter uretra

e. Monitor jantung

4. SSP
f. Pingsan, bantuan pernapasan
g. Monitol/diuretika bila perlu

h. Imobilisasi
5. Pemeriksaan Diagnostik
a. Rontgen cervical, thorak, pelvis, dan ekstrem

b. CT scan dan angiografi bila perlu

c. Darah rutin dan gas darah, elektrolit

d. EKG dan pulse oximetri

6. Luka
e. Kontrol perdarahan, bersihkan luka

f. Anti tetanus profilaksis


g. Antibiotik

7. Fraktur : bidai dan traksi


E. Pengelolaan selaa transport

1. Monitor tanda vital dan pulse oximetri


2. Bantuan kardioespirasi
3. Transfusi darah bila perlu
4. Pemberian obat tgt dokter
5. Berkomunikasi dg Dokter selama perjalanan
6. Dokumentasi selama transportasi
VI. Transfer Data

Gunakan formulir rujukan


Tambahan data : tanda vital, fungsi SSP, jumlah
urine selama resusitasi maupun perjalanan.
VII. Permasalahan

Transportasi sama seriusnya dengan resusitasi


Masalah selama transportasi harus dapat segera
diantisipasi
Tingkat pelayanan tidak menurun selama proses
transportasi
Data harus tidak ada yang tertinggal formulir
rujukan harus diisi lengkap
Pemeriksaan tambahan tidak diperlukan bila
akan dirujuk jika akan memperlambat
Bila hemodinamik tidak stabil selama resusitasi,
bicarakan waktu pengiriman yang tepat dengan
penerimaan rujukan
VIII. Kesimpulan

A. Prinsip : Do no further harm


B. Kemampuan diri dan institusi harus dikenali,
demikian juga dengan indikasi rujukan.
C. Harus ada komunikasi antara dokter yang
merujuk dengan penerima
D. Petugas pendaping selama rujukan harus
terlatih baik.
Referensi :

Perry & Potter. 2006. Fundamental Keperawatan Volume II.


Indonesia : Penerbit Buku Kedokteran EGC

Suparmi Yulia, dkk. 2008. Panduan Praktik Keperawatan.


Indonesia : PT Citra Aji Parama

Perry, Petterson, Potter. 2005. Keterapilan Prosedur Dasar.


Indonesia : Penerbit Buku Kedokteran EGC

John A. Boswick, Ir. MD. Perawatan Gawat Darurat.


Indonesia : Penerbit Buku Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai