Anda di halaman 1dari 28

Referat

GAMBARAN RADIOLOGIS
TUBERKULOSIS PARU

Oleh:

Devi Agustini Rahayu, S.Ked


(04011181320013)
Ratih Haerany Rowiyan, S.Ked
(04011281320044)

Pembimbing:
PENDAHULUAN
Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi
menular yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis (MTB).

Diagnosis TB ditegakkan atas dasar anamnesis,


pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
yaitu pemeriksaan radiologis dan pemeriksaan
bakteriologis.

Diagnosis pasti TB paru ditegakkan berdasarkan


ditemukannya kuman Mycobacterium
tuberkulosis.
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI PARU
ANATOMI PARU
Paru terbagi atas 2 bagian yaitu
paru kanan dan paru kiri.
paru kanan terbagi menjadi tiga
lobus yaitu lobus superior, lobus
medius, lobus inferior. Fissura
obliqua memisahkan lobus
inferior dengan lobus medius
dan lobus superior, sedangkan
fissura horizontalis memisahkan
lobus superior dengan lobus
medius.
Paru kiri terbagi menjadi lobus
superior, lingula dan lobus
inferior. dimana lobus superior
dipisahkan dengan lobus
inferior oleh fissura obliqua.
Sesuai dengan segmen bronkus, lobus paru
dibagi menjadi beberapa segmen yaitu :
ANATOMI PARU
Terdapat percabangan trakea yang
disebut Bifurcatio Trakea (Carina)
setinggi thorakal IV-V yang akan
menjadi bronkus principalis dextra
dan sinistra kemudian bersama
dengan A. V. Pulmonalis, nodus
limfatikus masuk kedalam hilus
pulmo dextra dan sinistra.
Dari hilus bronkus pricipalis
melanjutkan diri menjadi bronkus
lobaris kemudian bronkus
segmentalis, bronkus terminalis lalu
bronkiolus respiratorius kemudian
terdapat ductus alveolus menjadi
alveolus dan kantung alveolar.
Setiap alveolus dipisahkan dari
alveolus didekatnya oleh septa
yang memiliki lubang kecil disebut
pores of khon.
TUBERCULOSIS PARU
Definisi

Tuberkulosis adalah penyakit akibat infeksi


kuman Mycobacterium tuberculosis sistemis
sehingga dapat mengenai hampir semua
organ tubuh, dengan lokasi terbanyak di paru
yang biasanya merupakan lokasi infeksi
primer.
TUBERCULOSIS PARU (lanjutan)
Epidemiologi
Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah
utama kesehatan di Indonesia, dan sebagian
besar negara-negara di dunia.

Laporan TB dunia oleh WHO yang terbaru


(2006), masih menempatkan Indonesia sebagai
penyumbang TB terbesar nomor 3 di dunia
setelah India dan Cina dengan jumlah kasus
baru sekitar 539.000 dan jumlah kematian
sekitar 101.000 pertahun.
TUBERCULOSIS PARU
(lanjutan)
Etiologi
Penyebab tuberculosis adalah Mycobacterium
tuberculosis, Mycobacterium bovis, sangat
jarang disebabkan oleh Mycobacterium avium.
TUBERCULOSIS PARU (lanjutan)
Patofisiologi
TUBERCULOSIS PARU (lanjutan)
Diagnosa
Diagnosis TB ditegakkan berdasarkan gejala klinis,
pemeriksaan fisik, tuberculin tes, pemeriksaan radiologis
dan bakteriologis. Diagnosis pasti TB paru ditegakkan
berdasarkan ditemukannya kuman Mycobacterium
tuberculosis.
Gejala Klinis
Gejala respiratorik: batuk 2 minggu, hemoptisis, sesak napas, nyeri
dada
Gejala sistemik: demam, malaise, keringat malam, anoreksia, berat badan
menurun.
Pemeriksaan Fisik
konjungtiva mata atau kulit yang pucat karena anemia
suhu subfebris atau berat badan menurun.
tanda penarikan paru, diafragma, dan mediastinum.
Pada perkusi redup dan auskultasi suara nafas bronchial.
suara nafas tambahan berupa ronki basah, kasar dan nyaring. Tetapi bila
infitrat ini diliputi oleh penebalan pleura, suara nafasnya menjadi
vesikuler melemah.
Dalam penampilan klinis, TB sering asimtomatis dan penyakit baru
dicurigai dengan didapatkannya kelainan radiologis dada.
GAMBARAN RADIOLOGIS TB PARU
Ada 3 macam proyeksi pemotretan foto toraks
pasien yang dicurigai TB, yaitu:
Klasifikasi TB Paru
TB Primer
Kelainan foto toraks pada tuberculosis primer
ini adalah limfadenopati, parenchymal disease,
miliary disease, dan efusi pleura. Pada paru
bisa dijumpai infiltrat dan kavitas. Salah satu
komplikasi yang mungkin timbul adalah
pleuritis eksudatif, akibat perluasan infitrat
primer ke pleura melalui penyebaran
hematogen. Komplikasi lain adalah atelektasis
akibat stenosis bronkus karena perforasi
kelenjar ke dalarn bronkus. Baik pleuritis
maupun atelektasis pada anak-anak mungkin
demikian luas sehingga sarang primer
tersembunyi dibelakangnya.
TB Primer

Limpadenopathy Paratraceal Kanan


pada Pasien TB Primer
TB Primer

Tuberculosis dengan komplek primer


(hanya hilus kiri membesar). Foto toraks
PA dan lateral
TB Primer

Tuberkulosis dengan Efusi Pleura


Klasifikasi TB Paru
TB Sekunder

Tuberkulosis yang bersifat kronis ini terjadi pada orang


dewasa atau timbul reinfeksi pada seseorang yang semasa
kecilnya pernah menderita tuberculosis primer, tetapi tidak
diketahui dan menyembuh sendiri. Kavitas merupakan ciri
dari tuberculosis sekunder.

Klasifikasikasituberkulosis sekunder menurut American


Tuberculosis Association (ATA).
Tuberculosis minimal
Tuberkulosis lanjut sedang (moderately advance tuberculosis)
Tuberkulosis sangat lanjut (far advanced tuberculosis)
TB Paru Sekunder

Gambaran Kavitas pada TB paru Sekunder


TB Paru Sekunder

Gambaran Fibrosis di Kedua Lobus Atas Paru pada TB Sekunde


TB Paru Sekunder

Gambaran Fibrosis di Kedua Lobus Atas Paru pada TB Sekunde


PENILAIAN GAMBARAN RADIOLOGI TB PARU

TB Paru Aktif
Tampak bercak
berawan disertai
kavitas pada kedua
lapangan paru
Cor: bentuk dan
ukuran dalam batas
normal
Kedua sinus dan
diafragma baik
Tulang-tulang yang
tervisualisasi intak
PENILAIAN GAMBARAN RADIOLOGI TB PARU

TB Paru Lama Aktif


Tampak bercak berawan
pada kedua lapangan
paru atas yang disertai
akvitas, bintik-bintik
kalsifikasi, garis fibrosis
yang menyebabkan
retraksi hilus ke atas.
Cor: bentuk dan ukuran
dalam batas normal
Kedua sinus dan
diafragma baik
Tulang-tulang yang
tervisualisasi intak
PENILAIAN GAMBARAN RADIOLOGI TB PARU

TB Paru Lama Tenang


Tampak bintik-bintik
kalsifikasi serta garis
fibrosis pada kesua
lapangan paru atas.
Cor: bentuk dan
ukuran dalam batas
normal
Kedua sinus dan
diafragma baik
Tulang-tulang yang
tervisualisasi intak
Diagnosis Banding TB Paru secara
Radiologis
TB Paru Primer
Pembesaran KGB pada TB paru primer: Limfoma,
sarkoidosis
Infiltrat unilateral lapangan bawah paru
TB anak: Pneumonia

TB Sekunder
NTM
Silikosis
Respiratory bronchiolitis interstitial lung disease (RB
ILD)
Kavitas pada usia tua, kemungkinan karena tumor paru
kavitas multiple bisa dijumpai juga pada wegener
granulomatosis dan jamur.
KESIMPULAN
Tuberkulosis adalah penyakit akibat infeksi kuman
Mycobacterium tuberculosis sistemis sehingga dapat
mengenai hampir semua organ tubuh, dengan lokasi
terbanyak di paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi
primer.
Diagnosis TB ditegakkan berdasarkan gejala klinis,
pemeriksaan fisik, tuberculin tes, pemeriksaan radiologis dan
bakteriologis. Diagnosis pasti TB paru ditegakkan berdasarkan
ditemukannya kuman Mycobacterium tuberkulosis.
Menurut gambaran radiologis, tuberculosis paru dapat
dibedakan menjadi tuberculosis primer dan tuberculosis
sekunder. Selain itu dapat dibedakan juga menjadi
tuberculosis aktif, tuberculosis lama aktif, dan tuberkulosis
lama tenang.
Daftar Pustaka
Amin Z, Bahar S. Tuberkulosis paru. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I , Simadibrata
KM, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II, Edisi IV. Jakarta : Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI , 2006: 998-1005, 1045-9.
Ekayuda I, editor. Radiologi Diagnostik. Edisi ke-2. Jakarta: Balai penerbit FKUI.2009; 100-1.6.
Gerakan Terpadu Nasional Penanganan TB. 2007. Buku Pedoman Nasional Penanggulangan
TB. edisi 2. cetakan pertama. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Joshua Burrill, FRCR. Christopher J. Williams, FRCR.Gillian Bain, FRCR et all .Tuberculosis ;
Radiological Review . Radiographics Vol 27 No.5 Pg.1255-1265 . September-October 2007.
Klinis Proses-Proses Penyakit, bab 4, Edisi VI. Jakarta: EGC, 2004 : 85264
Kumar. Cotran. Robbins, Buku Ajar Patologi vol.2, Penerbit buku kedokteran EGC,Jakarta,
2007. Hal 556
Moore LK, Agur AMR.Sistem Respirasi, dalam: Moore KL. Edit. Anatomi Klinis Dasar. Edisi ke
8. Bahasa Indonesia. Jakarta: Hipokrates; 2002. Hal. 385-428.
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia.2006. Tuberkulosis, Pedoman Diagnosis dan
Penatalaksanaan di Indonesia, Citra Grafika, Jakarta.
Price. A,Wilson. L. M. Tuberkulosis Paru. Dalam: Patofisiologi Konsep
Rusdy G. M., editor. Radiologi Diagnostik. Edisi ke-2. Yogyakarta: Balai penerbit FKUGM.2008.
Rasad, Sjahriar. Radiologi Diagnostik. Edisi 2. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. 2005.
Tortota GJ, Derrickson BH.2009. Principles of Anatomy and Physiology, edisi ke-12.United
States : John Wiley & Son Inc. 2009. h. 1018-1047.

Anda mungkin juga menyukai