Anda di halaman 1dari 3

2. Apa yang didapat dari hasil biakan?

Tinea corporis banyak disebabkan oleh jamur T. rubrum, M.canis, dan T. tonsurans.
Maka dari hasil kultur akan dikatakan positif apabila hasil kultur membentuk koloni
dengan morfologi:
- Ticrosporum rubrum : bagian tengah kultur meninggi dengan pinggiran berwarna
maroon. Urease negative.
- Ticrosporum tonsurans: bagian tengah kultur memberikan gambaran seperti bahan
suede (beludru) dengan pinggiran seperti berbulu, berwarna putih hingga kekuningan
atau maroon.
- Microsporum canis: datar, putih sampai kuning terang, berbulu kasar.

3. Tabulasi pengobatan tinea corporis et cruris

Tinea corporis et cruris Topikal Sistemik


Imidazole : mikonazol, Dewasa:
klotrimazol, sertakonazole Terbinafine, 250 mg/hari 2–
dioleskan 2 kali sehari; 4 minggu
tiokonazol, ketokonazol, Itraconazole, 100 mg/hari 1
oksikonazol dioleskan 1 kali minggu
sehari. Diberikan 2-4 Fluconazole, 150–300
minggu mg/minggu 4–6 minggu
Griseofulvin, 500 mg/hari
Alilamin : terbinafine, 2–4 minggu
butenafine. Dioleskan 1 kali
sehari selama 1-2 minggu Anak:
Terbinafine, 3–6
Tolnaftat : 2-3 kali sehari, mg/kg/hari 2 minggu
selama 2-4 minggu Itraconazole, 5 mg/kg/hari
1 minggu
Siklopiroksolamine 1% 2 Griseofulvin, 10–20
kali sehari selama 2-3 mg/kg/hari 2-4 minggu
minggu
Salep Whietfield dioleskan
2 kali sehari selama 2-4
minggu

Salep 2-4 dioleskan 2 kali


sehari 2-4 minggu

4. Cara pemeriksaan KOH


a. Bersihkan kulit yang akan dikerok menggunakan alcohol swab
b. Kerok kulit pasien yang terdapat bercak dan skuama dengan menggunakan scalpel no.
15 di tepi lesi aktif dari arah dalam lesi keluar dan menempatkannya diatas kaca
objek.
c. Teteskan KOH 10% pada kaca objek
d. Tutup dengan kaca penutup
e. Lewatkan kaca objek diatas api
f. Lihat dibawah mikroskop dengan pembesaran okuler 10x dan objektif 40x.

Pada tinea corporis didapatkan gambaran hifa panjang bersekat dan bercabng diserta
arthospora.

5. Sebutkan efloresensi primer dan sekunder?


Efloresensi primer:
a. Macula: kelainan kulit berbatas tegas, berupa perubahan warna semata-mata,
berukuran <0,5 cm tanpa adanya peningkatan atau cekungan permukaan kulit.
b. Patch: macula yang berukuran > 0,5 cm
c. Papul: penonjolan diatas permukaan kulit, berbatas tegas dengan ukuran < 0,5 cm
berisi zat padat.
d. Plak: papul yang berukuran > 0,5 cm
e. Nodul: massa padat, berbatas tegas, infiltrate terletak dikutis ataupun subkutis, ukuran
> 0,5 cm
f. Tumor: konsistensi kulit yang lembut ataupun keras dapat mobile atau terfiksir
dengan ukuran > 2 cm.
g. Wheal: peninggian kulit yang ditandai dengan edema lokal, superficial, yang timbul
mendadak, menghilang perlahan-lahan dalam hitungan jam, tidak lebih dari 24 jam,
dengan ukuran bervariasi.
h. Vesikel: benjolan pada kulit yang mengandung cairan dengan ukuran < 0,5 cm dan
mempunyai dasar.
i. Bullae: penonjolan diatas kulit, berisi cairan jernih, berukuran > 1 cm .
j. Pustule : benjolan pada kulit yang mengandung material yang bersifat purulent dan
biasanya pinggirannya merah karena reaksi inflamasi.
Efloresensi sekunder:

a. Skuama: lapisan pada kulit yang kering atau kasar dan terdiri atas keratin berlapis
b. Krusta: serum, nanah, atau darah yang mongering bercampur dengan epitel dan
terkadang debris.
c. Erosi: hilangnya sebagian atau seluruh lapisan epidermisdan sembuha tanpa adanya
scar.
d. Ekskoriasi: kerusakan jaringan sampai stratum papilaris dermis.
e. Fisura: celah apda epidermis yang berbentuk lurus, dan menembus dari epidermis
sampai ke dermis.
f. Ulkus: celah yang berbentuk bulat atau ireguler yang disebabkan oleh hilangnya
epidermis secara menyeluruh ditambah dengan adanya bagian dermis yang
menghilang.
g. Sikatrik: jaringan ikat baru yang menggantikan dermis karena adanya lesi atau injury
sebagai proses penyembuhan normal.
h. Likenifikasi: penebalan pada kulit yang membentuk alur-alur kulit.

Anda mungkin juga menyukai