Anda di halaman 1dari 18

TINEA

Etiologi
• Tinea : penyakit pada jaringan yang mengandung zat tanduk, misalnya
stratum korneum pada epidermis, rambut, dan kuku yang disebabkan oleh
kelompok jamur dermatofita.
• Jamur dermatofita mempunyai sifat memakan keratin yang termasuk kelas
Fungi imperfecti.
• Terbagi atas 3 genus :
a.Trichophyton sp  21 spesies, jaringan terinfeksi rambut, kulit, dan kuku
b.Epidermophyton sp  2 spesies, jaringan terinfeksi kulit dan kuku
c. Microsporum sp  17 spesies, jaringan terinfeksi rambut, kulit, dan kuku
• Terbagi 3 berdasarkan tempat hidup :
a.Geofilik : tanah  manusia/hewan
b.Zoofiflik : hewan  manusia
c. Antropofilik : manusia  manusia
Gejala Klinis
Tinea kapitis
• Tanda kardinal : populasi resiko tinggi dan terdapat kerion atau gejala klinis yang khas
berupa skuama tipikal, alopesia, dan perbesaran kelenjar getah bening.
• Anamnesis : gatal, kulit kepala bersisik, alopesia
• Pemeriksaan fisik :
o Grey patch  rambut di area lesi berubah warna menjadi abu-abu, tidak berkilat, dan
mudah patah. Lesi tampak berskuama, hyperkeratosis, erbatas tega. Fluoresensi lampu
Wood berwarna hijau.
o Kerion umumnya karena zoofilik atau geofilik.
o Black dot  Disebabkan oleh organisme endotriks antropofilik. Rambut mudah patah
pada permukaan skalp, meninggalkan kumpulan titik hitam pada daerah alopesia (black
dot). Kadang masih terdapat sisa rambut normal di antara alopesia. Skuama difus juga
umum ditemui
Tinea korporis
• Anamnesis : ruam gatal di badan, ekstremitas, atau wajah.
• Pemeriksaan fisik : mengenai kulit berambut halus, gatal saat
berkeringat, tampak lesi berbatas tegas, polisiklik, tepi aktif polimorfi
yang teridiri atas eritema, skuama, kadang papul dan vesikel di tepi,
normal di tengah (central healing).
Tinea kruris
• Anamnesis : Ruam kemerahan gatal di paha bagian atas dan inguinal.
• Pemeriksaan fisik : Lesi serupa tinea korporis berupa plak anular
berbatas tegas dengan tepi meninggi yang dapat pula disertai papul
dan vesikel. Terletak di daerah inguinal, dapat meluas ke suprapubis,
perineum, perianal dan bokong. Area genital dan skrotum dapat
terkena pada pasien tertentu. Sering disertai gatal dengan maserasi
atau infeksi sekunder.
Tinea pedis
• Anamnesis : Gatal di kaki terutama sela-sela jari. Kulit kaki bersisik, basah dan mengel
• Pemeriksaan fisik :
o Tipe interdigital (chronic intertriginous type): tipe tersering dan terdapat skuama,
maserasi dan eritema pada daerah interdigital dan subdigital kaki, terutama pada tiga
jari lateral. Pada kondisi tertentu, infeksi dapat menyebar ke telapak kaki yang
berdekatan dan bagian dorsum pedis. Oklusi dan ko-infeksi dengan bakteri dapat
menyebabkan maserasi, pruritus, dan malodor (dermatofitosis kompleks atau
athlete’s foot).
o Tipe hiperkeratotik kronik: tampak skuama difus atau setempat, bilateral, pada kulit
yang tebal (telapak kaki, lateral dan medial kaki), dikenal sebagai “moccasin-type.”
Dapat timbul sedikit vesikel, meninggalkan skuama kolaret dengan diameter kurang
dari 2 mm. Tinea manum unilateral umumnya berhubungan dengan tinea pedis
hiperkeratotik sehingga terjadi “two feet-one hand syndrome”.
o Tipe vesikobulosa: tampak vesikel tegang dengan diameter lebih dari 3 mm,
vesikopustul, atau bula pada kulit tipis telapak kaki dan periplantar. Jarang dilaporkan
pada anak-anak.
o Tipe ulseratif akut: terjadi ko-infeksi dengan bakteri gram negatif menyebabkan
vesikopustul dan daerah luas dengan ulserasi purulen pada permukaan plantar. Sering
diikuti selulitis, limfangitis, limfadenopati
Tinea manum: biasanya unilateral, terdapat 2 bentuk yaitu
• Dishidrotik: lesi segmental atau anular berupa vesikel dengan
skuama di tepi pada telapak tangan,jari tangan, dan tepi lateral
tangan.
• Hiperkeratotik: vesikel mengering dan membentuk lesi sirkular
atau iregular, eritematosa, dengan skuama difus. Garis garis tangan
menjadi semakin jelas. Lesi kronik dapat mengenai seluruh telapak
tangan dan jari disertai fisur.
Tinea unguim
• Onikomikosis merujuk pada semua infeksi pada kuku yang disebabkan oleh jamur
dermatofita, jamur nondermatofita, atau ragi (yeasts).
• Dapat mengenai kuku tangan maupun kuku kaki, dengan bentuk klinis:
Onikomikosis subungual proksimal (OSP)
Onikomikosis subungual distal lateral (OSDL)
Onikomikosis superfisial putih (OSP)
Onikomikosis endoniks (OE)
Onikomikosis distrofik totalis (ODT)
• Klinis dapat ditemui distrofi, hiperkeratosis, onikolisis, debris subungual,
perubahan warna kuku, dengan lokasi sesuai bentuk klinis
Tinea imbrikata
• Penyakit ditandai dengan lapisan stratum korneum terlepas dengan bagian
bebasnya menghadap sentrum lesi.
• Terbentuk lingkaran konsentris tersusun seperti susunan genting.
• Bila kronis, peradangan sangat ringan dan asimtomatik. Tidak pernah mengenai
rambut.
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan sediaan langsung kerokan kulit atau kuku menggunakan
mikroskop dan KOH 20%: tampak hifa panjang dan atau artrospora.
• Kultur agar agar Sabouraud plus (Mycosel, Mycobiotic) pada suhu 28
C selama 1-4 minggu.
• Lampu Wood berfluoresensi pada tinea kapitis yang disebabkan oleh
Microsposrum spp. (Microsporum audouini dan M.canis kecuali
M.gypsium).
Diagnosis Banding
• Tinea kapitis  Alopesia areata, psoriasis, dermatitis seboroik,
trikotilomania, liken plano pilaris, liken simpleks kronis, abses.
• Tinea korporis  Psoriasis, pitiriasis rosea, Morbus Hansen tipe PB/ MB,
eritema anulare centrifugum, tinea imbrikata, dermatitis numularis.
• Tinea kruris  Eritrasma, kandidosis, dermatitis intertriginosa, dermatitis
seboroik, dermatitis kontak, psoriasis, lichen simpleks kronis
• Tinea pedis + manus  Dermatitis kontak, psoriasis, keratoderma, skabies,
eksema dishidrotik, xerosis.
• Tinea unguium  Psoriasis, paronychia, trauma, aging.
• Tinea imbrikata  Tinea korporis.
Terapi
Topikal Sistemik
Tinea Kapitis Sampo antimikotik: selenium Spesies Microsporum
sulfida 1% dan 2,5% 2-4 Griseofulvin fine particle/microsize
kali/minggu. 20-25 mg/kgBB/hari dan
ultramicrosize 10-15 mg/kgBB/hari
selama 8 minggu.
Sampo ketokonazol 2% 2 hari sekali Spesies Trichophyton
selama 2-4 minggu. Terbinafin 62,5 mg/hari untuk BB
10-20 kg, 125 mg untuk BB 20-40
kg dan 250 mg/hari untuk BB >40
kg selama 2-4 minggu
Tinea Korporis + Kruris + Pedis Golongan alilamin (krim terbinafin, Terbinafin oral 1x250 mg/hari.
butenafin) sekali sehari selama 1-2 Anak Anak-anak 5 mg/kgBB/hari
minggu. selama 2 minggu.
Tinea Imbrikata Terbinafin 62,5-250 mg/hari selama
4-6 minggu.
Tinea Unguium Terbinafin oral 1x250 mg/hari
selama 6 minggu untuk kuku
tangan dan 12-16 minggu untuk
kuku kaki.
Edukasi
• Menjaga kebersihan diri.
• Mematuhi pengobatan yang diberikan untuk mencegah resistensi obat.
• Menggunakan pakaian yang tidak ketat dan menyerap keringat.
• Pastikan kulit dalam keadaan kering sebelum menutup area yang rentan terinfeksi
jamur.
• Gunakan sandal atau sepatu yang lebar dan keringkan jari kaki setelah mandi.
• Hindari penggunaan handuk atau pakaian bergantian dengan orang lain. Cuci
handuk yang kemungkinan terkontaminasi.
• Skrining keluarga
• Tatalaksana linen infeksius: pakaian, sprei, handuk dan linen lainnya direndam
dengan sodium hipoklorit 2% untuk membunuh jamur atau menggunakan
disinfektan lain.
• Clinical Dermatology 5th Edition.
• Fitzpatricks Dermatology in General Medicine 8th Edition.
• PPK Perdoski 2017.

Anda mungkin juga menyukai