Anda di halaman 1dari 81

Askep Infeksi Kulit

Akibat Parasit

Santi Damayanti,S.Kep.Ns
1. Skabies

• Skabies : infeksi kulit akibat Sarcoptes scabiei .


• Kutu sarcoptes Scabiei :
– Kutu betina dewasa buat terowongan (kanalikulus)
miliar, panjang > 1cm disuperfisial kulit. ujung
kanalikuli tempat sembunyi & bertelur S.S betina &
bertelur 3-5 butir/hari.
– Telur  larva : 3-4 hari
– Larva  dewasa : 10 hari
– Tungau jantan mati sesudah kopulasi, betina mati 2-3
mg setelah buat terowongan & bertelur
Sarcoptes Scabiei
Cont………….
• Penularan kontak fisik/benda (pakaian,
tempat tidur, handuk)
• Sering di ketemukan pada seseorang dengan
higiene sanitasi buruk,populasi padat,kumuh.
• Banyak menyerang anak,walau pada orang
dewasa dapat terkena.
Manifestasi Skabies
• Lesi multipel, lurus / bergelombang, warna
coklat/hitam menyerupai benang terutama
diantara jari tangan & pergelangan tangan
• Lokasi : permukaan ekstensor siku,lutut, pinggir
kaki, ujung-ujung sendi siku, sekitar papila
mammae, lipatan aksila, lipatan payudara, lipat
paha/lipat gluteus, penis, scrotum
Manifestasi Skabies

• Gatal hebat karena reaksi imunologi terhadap


kutu & faecesnya
• Gatal meningkat pada malam hari
• Vesikel
• Papula
• Ekskoriasi
• krusta
Skabies
Cont……
• Pemeriksaan diagnostik :
Scraping superfisial epidermis yang terdapat
terowongan / papula mencari sarcoptes scabei
dewasa,larva,telur/skibala dlm terowongan.
Penatalaksanaan

• Umum :
– Meningkatkan personal higiene&higiene sanitasi
(Mandi air hangat dg sabun, mencuci/menjemur
alat tidur)
– Hindari kontak kulit langsung/mell alat dg
penderita
• Khusus :skabisida
– Sulfur presipitatum 2-5% krim/salep,dioles
diseluruh tubuh sesudah mandi,3-4x berturut-
turut.
– krotaminon dioles tipis dibiarkan 12-24 jam
Penkes

• Anjurkan untuk mencuci linen dengan air


panas kmd diseterika
• Anjurkan memakai salep kortikosteroid topikal
setelah memakai skabisida
• Jelaskan cara pemakaian skabisida
• Jelaskan cara penularan & pencegahannya
2. Pedikulosis (infeksi Kutu)

Ada 3 varietas kutu pada manusia :


1. Pediculus Humanus capitis (kutu kepala)
2. Pediculus Humanus Corporis (kutu Badan)
3. Phthirus Pubis (kutu Kemaluan)
a. Pedikulosis Kapitis

• Infestasi kutu pediculus humanus var.


capitis pada kulit dan rambut kepala
• Kutu betina melekatkan telur di batang
rambut dengan substansi yang liat.
• Telur menetas menjadi kutu muda : 10 hari,
menjadi dewasa : 2 minggu
Pedikulosis Kapitis

• Manifestasi Klinis :
– Gatal
– Terdapat kutu & telurnya (bentuk oval, mengkilap &
warna perak yang sulit dilepas)
– Tampak krusta melekat dirambut & beberapa rambut
saling melekat
– Lokasi :bagian belakang kepala(regio oksipitalis) &
area telinga (regio parietalis)
Penatalaksanaan Pedikulosis Kapitis

• Umum :
– Jaga kebersihan kepala,rambut sering dicuci &
dirawat, Sisir rambut dengan sisir kutu yang telah
dicelup dengan cuka.
– Cuci linen dengan air panas(54 0C)/dicuci dg dry
cleaning
• Khusus :
– Keramas dg sampo lindane/senyawa piretrine dg
piperonil butoksida.
– Jika ada infeksi sekunder di beri anti biotik :
penisilin, eritromisin
Pedikulosis Kapitis

• Cara penularan :
kontak langsung/tidak langsung (sisir,sikat
rambut,wig,topi linen)
• Komplikasi :
– Pioderma
– Pruritus hebat
– dermatitis
b. Pedikulosis Korporis
• Penyakit kulit yg di sebabkan pediculus
humanus var. corporis
• Sering menjangkiti pada seseorang :
– Jarang mandi
– Hidup dalam lingkungan rapat
– Tidak pernah ganti baju
– Didaerah beriklim dingin tempat orang memakai
pakaian tebal
Pedikulosis Korporis
• Manifestasi Klinis :
– Daerah yg sering terkena :
leher,pinggang,ketiak,inguinal,badan & paha
– Gigitan kutu  perdarahan kecil & khas
– Gatal
– Guratan linier yg paralel & disertai bekas garukan
– Kasus menahun : kulit tebal, kering, bersisik & gelap
Penatalaksanaan

• Umum :
Meningkatkan kebersihan dengan memakai
pakaian bersih
• Khusus :
– Pakaian harus di rebus & dijemur dipanas matahari
– Gama benzen heksaklorida 1%,dioleskan
&didiamkan 15 mnt
c. Pedikulosis pubis

• Infeksi rambut dan kulit pubis oleh phthirus


pubis
• Ditularkan melalui kontak manusia. (hubungan
seks)
• Tuma yang melekat pada rambut pubis dan
dapat dilihat dengan mata telanjang,
menyebabkan pruritus intens.
Manifestasi Pedikulosis pubis

– Lokasi :pubis,ketiak, dada, aksila, janggut, alis


& bulu mata
– Papula miliar dg urtikaria
– Gatal terutama pada malam hari
– kutu & telur di batang rambut
– makula berwarna kelabu-biru
– Sering disertai dengan penyakit kelamin
menular (gonore,kandidiasis,sifilis)
Penatalaksanaan Pedikulosis pubis

• Umum :
– Rambut kemaluan,ketiak,jenggot dicukur
– Mandi dengan sabun
– Pencabutan rambut secara mekanis
• Khusus :
– Gama benzen heksaklorida 1% ( krim/lotion) dioles
1x/hr.
– Pedikulida berbahan dasar piretrin dioleskan 2 kali
sehari selama 8 hari
– Infeksi sekunder :antibiotik penisilin/eritromisin
Phthirus Pubis
Pedikulosis Pubis
INFEKSI KULIT OLEH JAMUR

Tinea kapitis :
•Penyakit jamur superfisial akibat dermatofit yang
menyerang lapisan superfisial epidermis di kepala.
• etiologi : dermatofita : T.rubrum &mentagrophytes
•Lebih banyak menyerang daerah beriklim
panas, lembab, personal higine buruk, kontak dg
hewan peliharaan (anjing/kucing)
Tinea kapitis
• Manifestasi klinis :
1. Gray patch ring worm : papula miliar sekitar muara rambut,
Rambut rapuh & mudah patah,meninggalkan alopesia warna
coklat
2. Black dot ring worm : infeksi jamur dlm rmbt (endotriks),luar
rmbt (eksotriks), rmbt puts tepat dipermukaan
kulit,meninggalkan makula coklatbintik hitam.
3. Kerion :pustula dg skuamasi akibat radang lokal,rmbt putus
mdh dicabut.
4. T. favosa :bintik merah kuning ditutup krusta, berbau busuk
(mousy odor), rmbt putus mdh dicabut.
Tinea Kapitis
Tinea Kapitis

• Penatalaksanaan :
– Sistemik : Griseofulvin 10-25 mg/kg BB ,dewasa :
500mg/hr
– Topikal : Keramas 2-3 kali seminggu dg
shampoantimikotik(lar.asam salisilat,as.benzoat,sulfur
presipitatum
• Penkes :
– Jelaskan tentang cara penularan & pencegahannya
– Anjurkan untuk meningkatkan personal higiene
– Anjurkan untuk memakai sisir & sikat rambut sendiri
Tinea pedis
(Athlete’s Foot/kutu air)
• Infeksi jamur superfisial di pergelangan,
telapak & sela-sela jari kaki
• Etiologi :epidermophyton, trichophyton,
microsporum.
• Sering diketemukan pada seseorang yang
sering mandi di tempat umum/berenang
dikolam renang, sepatu sempit.udara panas &
lembab
Tinea pedis

• Manifestasi klinis :
– Lokasi : interdigitalis (antar jari ke 3,4& 5), telapak
kaki
– Fisura beberapa milimeter-0,5 cm
– Sisik halus putih kecoklatan
• Pemeriksaan penunjang :
– Scraping/kerokan kulit : hifa +
– Sinar wood : fluoresensi +
Tinea Pedis
Tinea Pedis
• Penatalaksanaan :
– Perendaman bagian yang sakit dengan larutan salin Burowi/PK
– Preparat anti fungi topikal ( mikonazol,klotrimazol) dioleskan
pada daerah yang terinfeksi
• Penkes :
– Anjurkan untuk menjaga kaki selalu kering
– Anjurkan untuk menyelipkan kapas di sela-sela jari kaki pada
malam hari
– Anjurkan memakai kaus kaki yang berbahan katun
– Anjurkan memakai bedak anti jamur yang ditaburkan2 kali
sehari
Tinea Kruris

• Infeksi jamur pada lipat paha ,dapat meluas ke


paha bagian dalam & daerah pantat
• Sering terdapat pada pelari, orang gemuk &
yang menggenakan pakaian ketat
Tinea Kruris
Tinea kruris
• Penatalaksanaan :
– Preparat topikal : klotrimazol, mikonazol / halop rogin 3-4
minggu
– Griseofulvin oral untuk infeksi yang lebih parah
• Penkes :
– Anjurkan untuk menghindari panas & kelembaban yang
berlebihan
– Anjurkan untuk tidak memakai pakaian dari nilon,pakaian ketat
& pakaian basah
– Daerah lipat paha harus di keringkan dengan seksama & di
bedaki dengan preparat topikal antijamur tolnaflat (tinactin)
Tinea Unguium
(onikomikosis)

• Infeksi jamur pada kuku


• Etiologi : Tricophyton (T.Rubrum,T.mentagrophytes)
/ candida albicans
• Manifestasi Klinis :
– Kuku tebal
– Rapuh
– Tidak mengkilap
– Tertimbun debris pada ujung-ujung kuku
– Lempeng kuku dapat terlepas & hancur
Tinea Unguium
Tinea Unguium
Tinea Unguium

• Penatalaksanaan :
– Griseofulvin oral : 6 bulan –1 tahun jika kuku
jari tangan ikut terkena
– Topikal : lotion amfoterisin-
B,mikonazol,klotrimozol,nistatin
Tinea Versikolor (panu)
• Infeksi jamur superfisial yg ditandai makula di
kulit, skuama halus disertai rasa gatal.
• Etiologi : malssezia furfur
• Menyerang hampir semua umur & semua bangsa
• Faktor predisposisi : personal higiene buruk,
kulit lembab banyak keringat
Cont………
• Manifestasi klinis :Makula hipopigmentasi
diseluruh permukaan kulit, lipat paha, ketiak,
leher, punggung, dada, lengan, wajah.
• Penatalaksanaan :
– Umum : meningkatkan personal higiene
– Khusus : ketokonazol 200mg/hari selama 10 hari
Infeksi Kulit Oleh Virus

• Herpes Simpleks Herpes Simpleks :


Infeksi virus herpes simpleks (VHS)
merupakan erupsi vesikuler, akut, nyeri &
rekuren yg disebabkan virus DNA herpes
virus type I & II
Type Herpes Simpleks
• Type I VHS :
- disebabkan oleh herpes labilis
- biasa menyerang anak-anak
- penularan melalui udara/kontak langsung
- Lesi di mata,rongga mulut,tenggorokan&
jari tangan.
• Type II VHS :
- Penularan mll hub.seksual
- Lesi di genetalia,pada pria :glans penis,
preputium,sekitar dubur,bokong&paha bagian
atas.Pada wanita:labia,vagina&serviks uteri
Pathofisiologi
Invasi virus herpes

Vesikel berkelompok pd dasar yg eritematosa

Virus menyebar&menyerang ujung saraf otonom&sensorik

mjd laten dlm ganglia syaraf


Stress,demam,radiasi
UV,trauma,kelelahan
Reaktivasi virus laten

rekurensi
Manifestasi Klinis Herpes
Simplek
• Nyeri lokal • Kelompok vesikel 
• Lesi vesikel kecil- purulenkrusta.
kecil dg dasar
• Lesi nyeri dan gatal
merah
• Penyebarannya paling
• Eritema
sering area bibir,sekitar
berkelompok
mulut & genetalia.
• Hipertermia
• Lesi sembuh dalam 2
• Otot nyeri, minggu
• lemah
Herpes Simplek
Herpes Simplek
Penatalaksanaan Herpes Simpleks

• Acyclovir 200mg 5x/hr selama 10 hari (oral)


• Acyclovir 5mg/kg BB/8jam mll IV
• Jika vesikel pecah : kompres dg PK 1/5000,
antiseptik povidon iodine, idroksuridine (IDU)
5-40 % untuk menekan sintesis DNA.
Askep Herpes Zooster
• Definisi :
- Infeksi kulit terdiri dari vesikel berkelompok
dg dasar lesi warna merah,eritema
- Lesi berkelompok unilateral, memanjang
mengikuti segmen kulit jalur saraf
spinal/syaraf kranial (dermatom) disertai
nyeri sedang-berat
Herpes Zooster

• Etiologi:
Virus varicella zooster
• Faktor Pencetus :
- Kemoterapi
- Radiasi
- Kortikosteroid (prednison) dosis
tinggi&jangka lama.
Pathofisiologi Herpes Zooster

Invasi virus varicella mll kontak sekret vesikel&droplet

Menyerang ruam saraf perifer,radang sel-sel ganglia saraf spinal

Kerusakan ganglia saraf spinal

Rash,vesikel berkelompok,unilateral,eritema bagian dasar lesi


memanjang mengikuti spinal nerve pathway
Manifestasi Klinis Herpes zooster
• Erupsi
• Vesikel
berkelompok,
unilateral
memanjang
• Nyeri sedang-berat
• Vesikel mudah
pecah mjd krusta
Penatalaksanaan Herpes
zooster
• Istirahat
• Cegah vesikel tidak pecah, untuk hindari
infeksi sekunder sekunder dg antibiotik
topikal (kloramfenikol salf 2 %) & bedak
salisil 2%
• Acyclovir
• Analgetik
• Anti inflamasi
• Antibiotik (kloramfenikol & tetrasiklin)
Varicella

•Varicella disebabkan oleh virus


herpes zooster.
•menular, terutama pada anak-anak
•Jika menyerang pd dewasa gejala
biasanya lebih berat
•Varicella mempunyai masa inkubasi
10-20 hari.
Manifestasi Klinis Varicella
• Papula merah muda berdiameter 2-4 mm
• Papula – vesikula - mengering - krusta. Lesi biasanya
berkelompok, penyebarannya diwajah, kulit kepala, badan
dan ekstremitas.
Gejala umumnya:
• Sakit kepala
• Demam sedang
• Anoreksia
• Malaise dapat berlanjut setelah lesi pecah.
Varicella
Penatalaksanaan Varicella

• Mempertahankan lesi kulit tetap kering dan


menghilangkan pruritus dengan losion sesui
dengan kebutuhan
• Kolaborasi :
Acyclovir, analgetik, anti inflamasi, antibiotik
k/p
Diagnosa Keperawatan
• Kerusakan Integritas kulit b/d
– Edema difuse
– Krusta
– Lesi dermal
• Nyeri akut b/d
– Peradangan
– Lesi
– pruritus
• Resiko injuri b/d infeksi bakteri
• Defisit Pengetahuan tentang penyakit & perawatannya b/d
kurang informasi
• Gangguan body image
• Risiko Infeksi sekunder b/d in adekuat pertahanan tubuh
sekunder
Askep Luka Bakar
Etiologi:
• Thermal : api,air panas,bara api,benda panas
• Chemical : kontak, menelan, menghirup / injeksi
zat asam, alkalis
• Electrical : kontak dengan listrik tegangan tinggi
• Radiasi ultraviolet
kedalaman penyebab gejala Keadaan penyembuhan
luka
Derajat 1: •Ultraviolet •Kesemutan •Memerah,putih •Sembuh lengkap
(superfisial / •Api •Hiperestesia jika ditekan 1mg
epidermis ) intensitas •Nyeri reda •Tanpa edema •Pengelupasan kulit
jika
rendah
didinginkan

Derajat 2: • tersiram Air •Nyeri •Bulla •Sembuh 2-3 mg


(partial- mendidih •Hiperestisia •Epidermis •Pembentukan
thckness/ •Terbakar •Sensitif thd retak parut&depigmentasi
epideris&seb Udara dingin •Permukaan •Infeksi dpt menjadi
api
luka basah kan derajat 3
agian dermis)
•edema

Derajat 3: •Api •Tidak nyeri •Luka bakar • pembentukan


(full- •Cairan •Syok warna putih spt escar/parut
Thickness/ mendidih •Hematuri bahan •Hilangnya kontour
epidermis,selur dalam waktu kulit/gosong serta kulit
uh dermis& lama •Kulit retak, •Perlu
subcutan,tulan •Arus listrik lapisan lemak pencangkokan
g) tampak •Hilangnya jari
•edema tangan/ekstremitas
Luka Bakar Derajat 1 (Superfisial)
Deep Derajat 2 (Partial Thickness)
Derajat 3 (Full-thicnes)
Derajat 3 (Full-thicnes)
Penghitungan (Rule of Nine) Dewasa

Anterior: Posterior:
• Kepala:4,5% kepala:4,5%
• Dada:9% pungung:9%
• Perut:9% pingggang:9%
• Kaki kanan:9% kaki kanan:9%
• kaki kiri:9% Kaki kiri:9%
• Genital:1%
Pathofisiologi
Luka bakar (>30%)

Cedera inhalasi lisis sel kehilangan barier kulit


&aspirasi hemolisi Kapiler rusak
CO2 penurunan
anemia, respon imun
hematuria permeabilitas

Kerusakan epitel edema&bula risiko


infeksi

nyeri Peningkatan Penguapan

Edema laring hipovolemi

Sesak nafas shock


Fase penatalaksanaan luka bakar
fase durasi Prioritas penatalaksanaan

Emergensi Dari awal injury-resusitasi -pertolongan pertama


cairan -pencegahan shok
-pencegahan distres pernafasan
-deteksi dan perawatan luka lain
-pengkajian dan perawatan luka

Akut Dari awal terjadinya -perawatan dan penutupan luka


diuresis-penutupan luka -pencegahan komplikasi,infeksi
-tambahan nutrisi

Rehabilitasi Dari penutupan luka- -pencegahan kontraktur


tingkatan optimal individu -rehabilitasi fisi,okupasi&vokasional
baik secara ffisik maupun -rekontruksi fungsi kosmetik &konseling
psikologis psikologis
Perawatan Di Tempat Kejadian

• Mematikan api : metode drop and roll,dg


selimut/kain basah
• Mendinginkan luka bakar: guyur /rendam dengan
air sejuk
• Melepas benda penghalang(perhiasan,jam)
• Menutup luka bakar(kasa steril/kain bersih)
• Mengirigasi luka bakar kimia
Penatalaksanaan & Pencegahan shok
• Resusitasi cairan:
1. Konsensus :2-4 ml x kgBB x % TBSA
½ diberikan dalam 8 jam pertama,sisa diberikan dalam 16
jam berikutnya
2. Evans-F:
- koloid:1ml x kgBB x %TBSA
- elektrolit:1ml xkgBB X%TBSA
- Glukosa(5%dalam air):2000ml
hari I :1/2 diberikan dlm 8 jam pertama,sisa diberikan
dalam 16jam berikutnya
hari II:koloid & elektrolit ½ dari hari I,glukosa semuanya
Lanjutan…..
3. Brooke – Army formula
-koloid:0,5 ml x kgBB x %TBSA
-elektrolit:1,5 ml x kg BB x %TBSA
-glukosa(5% dlm air):2000ml
Hari I:1/2 diberikan dalam 8 jam I,sisa dalam 16 jam
berikutnya
Hari II:1/2 koloid,1/2elektrolit,glukosa semua
4. Parkland/Baxter formula
RL:4ml x kgBB x% TBSA
Hari I:1/2 diberikan dalam 8jam I,sisa diberikan dalam 16
jam berikut
Hari II:bervariasi ditambah koloid
Diagnosa Keperawatan & Intervensi
1. Gangguan pertukaran gas b/d inhalasi asap,obstruksi jalan nafas
atas
intervensi:
a.kaji pernafasan: suara nafas, RR, ritme,
kedalaman, kesimetrisan.
b.berikan 02
c.observasi: eritema pada bibir/mukosa,luka bakar
pada wajah
d.monitor AGD,oksimetri
e.siapkan untuk intubasi (k/p)
Lanjutan….
2.Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d penumpukan
sekret,edema
intervensi:
a.pertahankan kepatenan jalan nafas dengan
cara: posisi yang tepat,pembersihan sekret,
pemasangan jalan nafas(jika diperlukan)
b.berikan 02 humidifikasi
c.ajarkan klien untuk nafas dalam,batuk efektif
Lanjutan…..
3. Defisit volume cairan b/d peningkatn permeabilitas kapiler
intervensi:
a.observasi TTV
b.monitor urine output tiap jam&timbang BB
klien
c.tinggikan posisi kepala klien dan area yang terbakar
d.berikan terapi cairan sesuai dengan kebutuhan
Askep Fase Akut
• Pengkajian
Monitor TTV, residu volume gaster, keadaan luka
• Masalah keperawatan pd fase akut :
1.Nyeri akut
2.Defisit volume cairan
3.Risiko infeksi
4.Kerusakan integritas kulit
• Intervensi fase akut :
– Pencegahan infeksi
– Pertahankan intake cairan yang adekuat
– Pertahankan integritas kulit
– Reduksi nyeri
– Pencegahan komplikasi
Pencegahan Infeksi
1. Pembersihan luka :
Hidrotherapi (shower,bed bath):
suhu air dipertahankan 37,8oC,dilakukan selama 20-30mnt,
selama dimandikan ekstremitas dimobilisasi
2. Wound dressing/Penggantian balutan :
-exposure method
-occlusive method
4. Debridemen luka
Natural,mekanik,pembedahan
5. Terapi topikal antibakteri
Silver sulfodiazine (silvadene) silver nitrate, mafenidine asetat
(sulfamylon), betadine,gentamisin sulfat,nitrofurazon
6. Grafting (tandur kulit)
Skin Graft
Intervensi Fase Rehabilitasi

• Pencegahan hipertrofi pada jaringan scar


• Toleransi pada aktifitas ditingkatakan
• Body image-konsep diri ditingkatkan
• Pencegahan komplikasi (kontraktur,adaptasi
psikologis)
Makacih…

Anda mungkin juga menyukai