Anda di halaman 1dari 40

DASAR

ILMU BEDAH

Ronny,S ,dr,SpOT
ilmu Penyakit Bedah

adalah
Ilmu yang mempelajari tentang
penyakit atau kelainan organ tubuh
yang dilakukan pembedahan,dengan
tehnik bedah terhadap organ yang
dilakukan sebelum,selama dan sesudah
pembedahan
PENYAKIT BEDAH

KONGENITAL
INFLAMASI : RADANG INFEKSI
TRAUMA : LUKA FRAKTUR
NEOPLASMA
METABOLIK, DEGENERASI
PENYAKIT KOLAGEN
LAIN-LAIN
LABIOGNATOPALATOSISIS
MASTITIS MAMMAE
VULNUS PENETRANS ABDOMEN
Pembedahan atau Operasi :

Semua tindakan pengobatan


yang menggunakan cara invasif
dengan membuka atau
menampilkan bagian tubuh
yang akan ditangani
Pembedahan

Sayatan
Penampilan kelainan
Perbaikan kelainan
Penutupan dan penjahitan luka
Perawatan pascabedah
Pembedahan atau operasi adalah semua
tindakan pengobatan yang menggunakan
cara invasif dengan membuka atau
menampilkan bagian tubuh yang akan
ditangani.
Pembukaan bagian tubuh ini umumnya
dilakukan dg membuat sayatan.
Setelah bagian yg akan ditangani ditampilkan,
dilakukan tindakan perbaikan yg diakhiri
dengan penutupan dan penjahitan luka.
Penyakit Bedah
Penyakit dgn Indikasi pembedahan
Persiapan oleh dokter pembedah
- tentang penyakitnya
- teknik bedah
Persiapan dan perencanaan bedah
Personil yg ikut dlm pembedahan
Penderita
Siap secara fisik dan psikologis
Tahu kalau akan dibedah dan diobati
Telah dijelaskan tindakan pembedahan
Telah dijelaskan komplikasi yang mungkin
terjadi
Menandatangani informed consent, sebaiknya
keluarganya juga tahu
Dokter Bedah
Menguasai penyakit yang akan dibedah
Mengenal pasien yang akan dibedah
Dapat melakukan dengan penuh keyakinan
Cabang Ilmu Bedah
1.Bedah umum
2.Bedah anak
3.Bedah kulit
4.Bedah ginekologi
5.Bedah jantung dan pembuluh darah
6.Bedah mata
7.Bedah mulut dan maksilofasial
8.Bedah ortopedi
9.Bedah plastik
10.Bedah saraf
11.Bedah trauma
12.Bedah urologi
13.Bedah pembuluh darah
14.Bedah tumor
15.Otolaringologi
16.Transplantasi organ
Kongenital
Kelainan bentuk lokal dapat :

Aplasia/agenesis : tidak berbentuk


Displasia : salah bentuk
Hipoplasia : terbentuk tapi kecil
Hiperplasia : terbentuk tapi besar
Duplikasi : penggandaan
Arrest : terhenti waktu
perkembangan janin
Kongenital
Kongenital
Neoplasma Tulang
TIM OPERASI

1. OPERATOR
2. ASISTEN I, II
3. ANAESTHESIS
4. PERAWAT
- SCRUB NURSE
( INSTRUMENTARIS I,II)
- CIRCULATING NURSE
Operating
20

Room
And
Surgical
Activity
Dasar-dasar Ilmu Bedah
4/21/17
STERILITAS

Sterilisasi adalah setiap proses baik


fisika, kimia dan mekanik yang
membunuh semua bentuk kehidupan
mikroorganisma termasuk
membebaskan alat dan bahan dari
segala bentuk kehidupan suatu
mikroba
STERILISASI
CARA FISIS :
1. AUTOCLAVE
2. OVEN
3. DIGODOG
4. NYALA API/DARURAT
5. RADIASI
6. GAS ETHYLENE OXIDE

CARA KEMIS :
1. SOL. BARD PARKER
2. AQUEOUS BENZAL
KONIUM GERMICIDE
STERILITAS MAJOR

OPERASI
ASEPTIS MINOR

TIM OPERASI
PASIEN
ALAT OPERASI / INSTR
RUANGAN = KAMAR OPERASI (O.K )
Asepsis
Usaha untuk mempertahankan agar alat dan
perlengkapan bedah tetap dalam keadaan
sucihama (de Jong., Syamsuhidayat,1997)

Absence of microorganisms that cause


disease; freedom from infection; exclusion of
microorganisms. Adj,. Aseptic: without
infection (Atkinson, Kohn, 1986)
Antisepsis
Usaha membunuh kuman diluar tubuh agar
tidak dapat masuk lagi melalui luka bedah
dan tumbuh didalam tubuh (de
Jong.,Syamsuhidayat,1997)
Prevention of sepsis by exclusion, destruction,
or inhibitition of growth or multiplication of
microorganisms from body tissue and fluids
(Atkinson., Kohn, 1986)
Alat dan pembedahan
Alat bedah, personil, dokter pembedah, adalah pembawa yang potensial
untuk memindahkan bakteri
Kulit Penderita
Flora komensal, stfilokokus epidermidis
Flora transien, dipindahkan kekulit penderita melalui sumber
pencemaran, S. aureus
Visera
Sumber bakteri, ke luka operasi melalui anus,bedah usus.
Darah
Penderita infeksi/sepsis, darah mengandung virus/ bakteripindah ke
orang lain lewat alat
TEHNIK ASEPTIK
- Dasar pembedahan harus memenuhi
syarat
asepsis
- Keadaan Asepsis diperoleh dengan
Sterilisasi

ANTI SEPTIK :
* YODIUM ( BETADIN / ISODIN)
* ALKOHOL 70%
* FORMALIN , FORMALDEHYD, GLUTARALDEHYDE
* ANTI SEPTIKA KULIT
- HEXACLOROPHENE, SOHEX
* HIBISCRUB SOL (4%)
* HIBITANE (3%)
* RESIGUARD LIQUID
Yang dibutuhkan dalam keadaan
Asepsis :

- Tim Operasi
- Mengenakan baju dan Jas Operasi
- Pasien
- Daerah operasi harus asepsis,di cukur
- Ditutup duk steril
- Alat operasi
- Ruang Operasi (OK)
OPERASI
STERILISASI
KERJA ASEPTIS
TEKNIK HALSTED
PENUTUPAN LUKA BAIK
USAHAKAN SEMBUH PRIMER
BENANG YANG TEPAT
ANTIBIOTIKA

OPERASI MINOR OPERASI MAJOR


INCISI OPERASI HERNIA
EKSISI / DEBR OPERASI APPENDIX
EKSTIRPASI SECTIO ALTA
EKSTRAKSI TRACHEOSTOMI
PUNGSI
CIRCUMSISI
PRINSIP PENANGANAN LUKA
1. ASEPTIK
2. HALUS (CARA KERJA)
3. ALAT HALUS
4. TAJAM
5. JARUM ATRAUMATIK
6. HOMEOSTATIS perdarahan
7. JARINGAN BASAH
8. JARINGAN MATI BUANG
9. HEMAT KULIT
10.HINDARI DEAD SPACE TENSION
11. DRAIN atas indikasi
12. ISTIRAHAT elevasi
14. BALUT LUKA
kontaminasi
sekresi
dead space
LUKA
Causa : LUKA
Fisik
- mekanis
- thermis VULNUS
- elektris
- radiasi

Kemik
- asam
- basa
- garam COMBUSTIO
(luka bakar)
Bakteri Pathogen
streptococcus
staphylococcus

LUKA INFEKSI
GOLDEN PERIODE

BERSIH INFEKSI
KONTAMINASI
0 8

JAM JAM

DEBRIDEMENT PERAWATAN
JAHITAN TERBUKA
PRIMER

JAHITAN PRIMER JARINGAN


GRANULASI

JAHITAN
SEKUNDER
LUKA TERBUKA

1. VULNUS EXCORIATIVUM
2. V. INCICIVUM = SCISSUM
3. V. CAESUM
4. V. TRAUMATICUM
5. V. LACERATUM
6. V. PUNCTUM
7. V. MORSUM
8. V. SCLOPETORIUM :
- V. PENETRANS
- V. PERFORANS
JARUM

ATRAUMATIK

JARINGAN

KULIT
BENAN
G
ABSORBABLE

CATGUT : OTOT SUBRUTIS


CHROMIC : FACIC APENEUMORIS

NON ABSORBABLE

Sutra / Zyde
Cotton
Nylon Kulit Arteri
Dexon
Dermalon
Horse Hair
2

1
Simple Sutures
Simple interrupted
stitch
Single stitches,
individually
knotted (keep all
knots on one side
of wound)
Used for
uncomplicated
laceration repair
and wound
Mattress Sutures
Horizontal mattress stitch
Provides added strength
in fascial closure; also
used in calloused skin
(e.g. palms and soles)
Two-step stitch:
Simple stitch made
Needle reversed and
2nd simple stitch
made adjacent to first
(same size bite as first
stitch)
Mattress Sutures
Vertical mattress stitch
Affords precise
approximation of skin
edges with eversion
Two-step stitch:
Simple stitch made
far, far relative to
wound edge (large
bite)
Needle reversed and
2nd simple stitch
made inside first
near, near (small
bite)
Subcuticular Sutures
Usually a running
stitch, but can be
interrupted
Intradermal horizontal
bites
Allow suture to remain
for a longer period of
time without
development of
crosshatch scarring
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai