OUTLINE BAB I PENDAHULUAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB III METODE PENELITIAN BAB IV PROFIL PUSKESMAS BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Apa saja faktor faktor yang meperngaruhi penemuan kasus pneumonia balita di Puskesmas 4 Ulu Palembang tahun 2016? Tujuan Penelitian Tujuan Umum Mengetahui faktor faktor yang meperngaruhi penemuan kasus pneumonia balita di Puskesmas 4 Ulu Palembang tahun 2016. Tujuan Khusus
Mengidentifikasi jumlah kasus pneumonia balita di Puskesmas
4 Ulu periode 2016. Mampu mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi strength dalam program untuk mencapai angka cakupan temuan kasus pneumonia pada balita di Puskesmas 4 Ulu Palembang Mampu mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi weakness dalam program untuk mencapai angka cakupan temuan kasus pneumonia pada balita di Puskesmas 4 Ulu Palembang Mampu mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi opportunity dalam program untuk mencapai angka cakupan temuan kasus pneumonia pada balita di Puskesmas 4 Ulu Palembang Mampu mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi threats dalam program untuk mencapai angka cakupan temuan kasus pneumonia pada balita di Puskesmas 4 Ulu Palembang Mampu menyusun strategi dalam mengatasi masalah yang ditemukan. Manfaat Penelitian
Dinkes kota IKM/IKK FK
Puskesmas Palembang Unsri Peneliti Masyarakat
Dapat Dapat Diharapkan Mendapatka Dapat
memberikan menjadi dapat n informasi meningkatka wacana dalam menjadi dan n informasi menyusun referensi wawasan pengetahuan berguna kebijakan dan tentang bagi peneliti tentang masyarakat strategi selanjutnya faktor-faktor untuk faktor-faktor program- program dalam yang mengenali yang menyelesaik mempengar sejak dini kesehatan mempengar an tesis atau uhi cakupan penyakit terutama uhi cakupan yang melakukan kasus pneumonia kasus berhubungan penelitian. pneumonia dan pneumonia dengan pada bayi pencegahan pada bayi faktor-faktor dan balita di yang dapat dan balita di yang Puskesmas 4 dilakukan mempengaru Ulu oeh Puskesmas 4 hi cakupan Palembang masyarakat. Ulu kasus tahun 2016. Palembang pneumonia tahun 2016. pada bayi dan balita di Puskesmas 4 Ulu BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pneumonia Pneumonia adalah inflamasi pada parenkim paru dengan adanya konsolidasi pada ruang alveolar. Bronkopneumonia mengacu pada inflamasi yang terfokus pada area bronkiolus dan memicu produksi eksudat mukopurulen yang dapat mengakibatkan obstruksi saluran pernapasan. Penegakkan diagnosis di Puskesmas Tatalaksana Program P2 ISPA Pneumonia masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia terutama pada Balita. Menurut hasil Riskesdas 2007, pneumonia merupakan pembunuh nomor dua pada Balita (13,2%) setelah diare (17,2%).
Rendahnya angka cakupan penemuan pneumonia Balita
tersebut disebabkan antara lain:10 Sumber pelaporan rutin terutama berasal dari Puskesmas, hanya beberapa provinsi dan kabupaten/kota yang mencakup rumah sakit dan sarana pelayanan kesehatan lainnya. Deteksi kasus di puskesmas masih rendahnya karena sebagian besar tenaga belum terlatih. Kelengkapan pelaporan masih rendah terutama pelaporan dari kabupaten/kota ke provinsi. Untuk mencapai tujuan pengendalian pneumonia dan influenza maka ditetapkan KEBIJAKAN operasional sebagai berikut : Advokasi kepada pemangku kepentingan di semua tingkat untuk membangun komitmen dalam pencapaian tujuan pengendalian ISPA. Pengendalian ISPA dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Peningkatan penemuan kasus dan tatalaksana pneumonia Balita sesuai dengan standar di semua fasilitas pelayanan kesehatan. KIE pengendalian ISPA melalui berbagai media sesuai dengan kondisi sosial dan budaya setempat. Ketersediaan logistik pengendalian ISPA menjadi tanggung jawab pusat dan daerah. Pengendalian ISPA dilaksanakan melalui kerjasama dan jejaring dengan lintas program, lintas sektor, swasta, perguruan tinggi dan organisasi non pemerintah baik nasional maupun internasional. Meningkatkan kualitas pelayanan melalui peningkatan kemampuan sumber daya, pembinaan/supervisi, sistem pemantauan dan evaluasi program serta sosialisasi dan pemberdayaan masyarakat. Autopsi verbal dilakukan dalam rangka menentukan penyebab kematian Balita. Penyusunan rencana kontinjensi kesiapsiagaan dan respon pandemi influenza di semua tingkat. Strategi Pengendalian ISPA di Indonesia adalah sebagai berikut : Membangun komitmen dengan pengambil kebijakan di semua tingkat dengan melaksanakan advokasi dan sosialisasi pengendalian ISPA dalam rangka pencapaian tujuan nasional dan global. Penguatan jejaring internal dan eksternal (LP/LS, profesi, perguruan tinggi, LSM, ormas, swasta, lembaga internasional, dll). Penemuan kasus pneumonia dilakukan secara aktif dan pasif. Peningkatan mutu pelayanan melalui ketersediaan tenaga terlatih dan logistik. Peningkatan peran serta masyarakat dalam rangka deteksi dini pneumonia Balita dan pencarian pengobatan ke fasilitas pelayanan kesehatan. Pelaksanaan Autopsi Verbal Balita di masyarakat. Penguatan kesiapsiagaan dan respon pandemi influenza melalui penyusunan rencana kontinjensi di semua jenjang, latihan (exercise), penguatan surveilans dan penyiapan sarana prasana. Pencatatan dan pelaporan dikembangkan secara bertahap dengan sistem komputerisasi berbasis web. Monitoring dan pembinaan teknis dilakukan secara berjenjang, terstandar dan berkala. Evaluasi program dilaksanakan secara berkala. Pemberantasan penyakit ISPA di puskesmas terdiri dari 8 kegiatan pokok sebagai berikut : Promosi penanggulangan pneumonia balita Kemitraan Peningkatan penemuan kasus Peningkatan kualitas tatalaksana kasus ISPA Peningkatan Sumber Daya Surveilan ISPA Pemantauan dan evaluasi Pengembangan program ISPA BAB III METODE PENELITIAN Jenis Deskriptif Kualitatif dengan Peneliti pengamatan langsung an atau observasi
Minggu kedua dan
Tempat ketiga bulan Februari dan 2017 Di PKM 4 Ulu Waktu Palembang Cara Pengumpulan Data Teknik pengambilan data dilakukan dengan cara observasi langsung yaitu melakukan pengamatan atau peninjauan langsung ke lokasi penelitian untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang faktor-faktor yang berperan dalam cakupan temuan kasus pneumonia balita Analisis Data Analisis SWOT digunakan untuk memperoleh pandangan dasar mengenai strategi yang diperlukan dalam mencapai suatu tujuan tertentu, dalam hal ini pengkajian tentang upaya-upaya apa saja yang dapat dijadikan solusi alternatif dalam meningkatkan cakupan temuan kasus Pneumonia di Puskesmas 4 Ulu Palembang. BAB IV PROFIL PUSKESMAS 4 ULU Sejarah Puskesmas 4 Ulu didirikan pada tahun 1975, dimulai dari pusat pelayanan kesehatan Ibu dan Anak serta pengobatan umum. Puskesmas 4 Ulu telah beberapa mengalami perbaikan fisik yaitu pada tahun 2000, tahun 2005, dan renovasi total dilakukan tahun 2007, serta perluasan bangunan juga pembuatan gedung baru untuk laboratorium tahun 2015 sehingga tampak seperti penampilan saat ini. Puskesmas 4 Ulu mulai Agustus 2003 berubah status menjadi Puskesmas Swakelola kemudian akan menuju ke BLU (Badan Layanan Umum). Wilayah kerja Puskesmas 4 Ulu meliputi tiga kelurahan dengan luas wilayah kerja 28500 ha dan jumlah penduduk 57.680 jiwa BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Tabel 1. Distribusi Sampel dengan Diagnosa Serumen Plug Diagnosa Frekuensi Persentase (%) Terdapat serumen 2 100 Plug Total 2 100
Tabel 2. Distribusi Sampel Berdasarkan Usia
Usia n % Ibu 5 Tahun 1 50 >5 Tahun 1 50 Total 2 100 Tabel 3. Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%) Perempuan 0 0 Laki-laki 2 100 Total 2 100
Tabel 4. Distribusi Sampel Berdasarkan
Pendidikan Frekuensi Persentase (%) Pendidikan SD Kebawah 1 50 SLTP 0 0 SLTA 1 50 D1-D2-D3 0 0 S1 0 0 S2 keatas 0 0 Total 2 100 Tabel 5. Distribusi Sampel Berdasarkan Pendidikan Pendidikan Frekuensi Persentase (%) PNS/TNI/POLRI 0 0 Pegawai Swasta 0 0 Wiraswasta/Usaha 0 0 wan Pelajar/Mahasiswa 1 50
Dari hasil penghitungan setiap unsur indeks kepuasaan mengenai mutu pelayanan didapatkan hasil NRR tertimbang sebesar 3,053 atau dengan IKM Unit Pelayanan sebesar 76,325 yang berarti mutu pelayanan yang diberikan Puskesmas 4 Ulu sudah tergolong dalam kelompok B yaitu baik. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Jumlah pasien serumen plug yang datang berobat ke Puskesmas 4 Ulu dalam periode 6 Februari sampai 11 Februari 2017 ada sebanyak 2 orang. 2. Pasien dengan serumen plug yang datang berobat ke Puskesmas 4 Ulu dalam peride 6 Februari sampai 11 Februari 2017 terdapat 1 orang berusia 5 tahun dan 1 orang berusia >5 tahun. 3. Dari hasil penelitian didapatkan pasien dengan serumen plug yang datang berobat ke Puskesmas 4 Ulu dalam peride 6 Februari sampai 11 Februari 2017 berjenis kelamin laki-laki seluruhnya. 4. Dari hasil penelitian didapatkan pasien dengan serumen plug yang datang berobat ke Puskesmas 4 Ulu dalam peride 6 Februari sampai 11 Februari 2017 1 orang berstrata pendidikan SLTA dan 1 orang lainnya berstrata pendidikan SD kebawah. 5. Dari hasil penelitian didapatkan pasien dengan serumen plug yang datang berobat ke Puskesmas 4 Ulu dalam peride 6 Februari sampai 11 Februari 2017 1 orang berstatus sebagai pelajar dan 1 orang lainnya tidak bekerja. 6. Dari total pasien yang datang berobat ke Puskesmas 4 Ulu dalam peride 6 Februari sampai 11 Februari 2017, keduanya mendapatkan tatalaksana berupa tetes telinga (karbogliseril). 7. Dari hasil analisis kuisioner mengenai mutu pelayanan, didapatkan nilai IKM unit pelayanan sebesar 76,325 yang berarti mutu pelayanan Saran 1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk melakukan evaluasi kinerja tim Puskesmas 4 Ulu Palembang. 2. Melakukan pelatihan mengenai tatalaksana kasus serumen plug untuk meningkatkan kualitas pelayanan. 3. Melakukan survei mengenai mutu kualitas pelayanan secara berkala bukan hanya mengenai tatalaksana serume plug. TERIMA KASIH