Anda di halaman 1dari 25

DETEKSI DINI

PELAPORAN DAN
PEMBUATAN RUTIN DARI
FASKES TINGKAT ATAS
SAMPAI TINGKAT BAWAH
Kelompok 2 :
Fairuz Amalia 2014710072
Nia Mailan Astin 2014710010
Rizka Amirah 2014710011
Siti Sarah 2014710062
Kusta

Filariasi Detek Polio


s si dini

Hepatit
is
Pelaporan dan
pembuatan
rutin dari
faskes

Tingkat Tingkat
atas bawah
DETEKSI DINI KUSTA
HOST :
Manusia yg
kontak dengan
penderita (harus
ada lesi dan
berulang-ulang) ENVIRONTMENT :
Sanitasi tempat
AGENT : Bakteri tinggal buruk
Mycobacterium Sinar matahari
Leprae tidak masuk ke
dalam rumah,
lembab

ETIOLO
GI
TANDA DAN GEJALA
Bercak putih seperti panu (lama
kelamaan melebar)
Adanya bintil-bintil kemerahan yang
tersebar pada kulit
Ada bagian tubuh yang tidak
berkeringat
Rasa kesemutan pada anggota badan
atau raut muka
Muka benjol-benjol dan tegang yang
disebut facies leomina (muka singa)
Mati rasa karna kerusakan syaraf tepi
Bila luka, lalu ditekan dengan jari tidak
sakit
KLASIFIKASI

Tipe pausi Bacillary


Kusta kering
Bercak keputihan seperti panu, mati rasa dan
tidak berkeringat
Hasil pemeriksaan bakteriologis (-)
Tidak menular
Tipe Multi Bacillary
Kusta basah
Bercak putih kemerahan, terjadi penebalan pada
bercak
Hasil pemeriksaan bakteriologis (+)
Sangat mudah menular
STRATEGI
PENGENDALIAN KUSTA
DI INDONESIA
Peningkatan penemuan kasus secara dini di masyarakat
Pelayanan kusta berkualitas
Penyebarluasan informasi tentang kusta di masyarakat
Eliminasi stigma terhadap orang yang pernah mengalami
kusta dan keluarganya
Pemberdayaan orang yang pernah mengalami kusta
Kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan
DETEKSI DINI POLIO

Poliomyelitis (polio) adalah penyakit virus


yang sangat menular, yang terutama
mempengaruhi anak-anak 1-15 tahun bahkan
semua umur.Virus ini menyebar dan dapat
menyerang sistem saraf dan dapat
menyebabkan kelumpuhan.
KLB

Kejadian polio dapat dinyatakan berakhir setelah paling sedikit


selama enak bulan sejak ditemukan virus polio terakhir, tidak
ditemukan virus polio. Keadaan tersebut sebagai hasil dari
serangkaian upaya penanggulangan dan berdasarkan
pemantauan ketat melalui pelaksanaan surveilans AFP dan
virus polio.
PENYELIDIKAN
EPIDEMIOLOGI
1. Identifikasi adanya penularan setempat
2. Identifikasi wilayah dan populasi berisiko
terjadinya kasus atau daerah risiko tinggi
terjadinya penularan
3. Identifikasi desa yang perlu segera dilaksanakan
imunisasi polio terbatas
4. Identifikasi provinsi yang akan melaksanakan
imunisasi mopping up
PENANGGULANGAN KLB

Menghentikan transmisi virus polio liar di seluruh


wilayah indonesia, dan upaya pencegahan kecacatan
yang lebih berat karena menderita poliomielitis.
Penanggulangan klb meliputi tatalaksana kasus dan
pemberian imunisasi.

Penatalaksanaa :
1. Penemuan dan perawatan dini
2. Mencegah terjadinya penularan
3. Rehabilitasi medik
SISTEM KEWASPADAAN
DINI KLB
Surveilans AFP : Pengamatan dilakukan pada semua
kelumpuhan yang terjadi secara akut dan sifatnya
layuh (flaccid)
Tujuan surveilans AFP :
1. Identifikasi daerah risiko
2. Monitoring program eradikasi polio
3. Sertifikasi bebas polio
Adanya laporan kasus dari negara-negara yang
berpotensi menyebarkan virus polio, penyuluhan,
serta menghilangkan sumber penularan juga
merupakan kewaspaan dini polio.
HEPATITIS

Yang berarti Radang Hati atau


Bengkaknya Hati .

Gejalanya: Demam Tinggi, rasa lemah, tidak nafsu makan, muntah-


muntah, mual, lemas, Air seni berwarna Pekat, sakit sendi, serta kulit
dan mata menjadi kuning
HEPATITIS
C
B D
Penyebab E
A Penyebab HDV
Penyebab HCV Penyebab
Penyebab HEV
HBV Sirosis
HAV
Kanker Hati
Penularan Penularan
Penularan Memerluka - Fecal
- Transfusi Penularan
- Fecal Oral n HBV Oral
Darah - Transfusi
- Sanitasi - Sanitasi
- Penasun Darah
Buruk Penularan Buruk
- Berganti- - Penasun
- Personal - Transfusi - Personal
ganti - Berganti-
Hygiene Darah Hygiene
Pasangan ganti - Penasun
Rendah Rendah
Pasangan - Berganti-
Pencegah
Pencegaha ganti Pencegah
an Pencegah
n Pasangan an
- Imunisasi an
- PHBS - PHBS
Hepatitis B - Hindari
- Ling. Pencegah - Ling.
- Hindari faktor
Bersih an Bersih
faktor Resiko - Imunisasi
- Makan & - Makan &
Resiko
Minum Hepatitis Minum
Bersih B
Filariasis
Merupakan Penyakit yang disebabkan oleh cacing filaria yang dapat
menular dengan perantaraan nyamuk sebagai vektor.

Penyakit ini bersifat menahun(Kronis) dan bila tidak mendapat


pengobatan dapat menimbulkan cacat menetap seumur hidup
berupa pembesaran kaki, lengan, serta alat kelamin baik
perempuan maupun laki-laki yang menimbulkan dampak psikologis
bagi penderita dan keluarganya.
s i s K ronis
Filaria gejala &
a i m e m iliki ang
i t a n d i n is y
A k u td t a n d a kl e saran
a s i s l a : m b
Filari a n g eja
a m a e li pu ti pe pada
deng ulang se l m e t a p
b er a p a t y g men n g an,
m m d i , le
Dema ri (dema hat 7 t ungka atau buah
a istira ekerja a ra ,
3-5 h b i l a p a y u d
g
hilan i setelah
b zakar
u l ag
tim b berat
Cara Diagnosis Dini Penyakit Filariasis

Pemeriksaa
2 Pemeriksaa
n darah
Pemeriksaan jari/ vena
n Klinis
langsung dengan
darah segar pewarnaan
pada ujung
1 jari
3
Eliminasi Filariasis global melalui 2pilar :

Memutuskan mata rantai


penularan filariasis dgn POPM
Filariasis di daerah endemis 1
kali setahun dalam 5 tahun
berturut-turut.
Mencegah dan membatasi
kecacatan dengan
penatalaksanaan kasus
filariasis mandiri.
Ket:
POPM (Pemberian Obat Pencegahan
Massal)
IMUNISASI WAJIB - Imunisasi
Rutin
s i ya ng
i m u n isa
Vaksin m e l i puti
e r i nt ah
ka n p em
disedi a
i s , y a itu
9 J en PT-HB-
len D
Pentava ib
H
Vaksin
B
Hepatitis Tetanus Difteri (Td)
an
rekombin
BCG am pak
ral C
trivalen O
ine
Polio Vacc activa t ed Polio
(tOPV) In
V)
Vaccine (IP
bivalen Oral Polio
Vaccine (bOPV)
r i Tet a nu s ( D T)
Difte
Menurut UU No. 82 tahun 2014

Penanggulangan penyakit Menular adalah upaya


kesehatan yang mengutamakan aspek promotif dan
preventif yang ditujukan untuk:
- Menurunkan dan menghilangkan angka kesakitan,
kecacatan, dan kematian
- Membatasi penularan serta penyebaran penyakit agar
tidak meluas antar daerah maupun antar negara serta
berpotensi menimbulkan KLB.
UU No. 82 tahun 2014 pasal 8 Target
ra m
g
Pro a ng
gul
a n g
P e n k it
a
Eliminasi
P eny
Upaya an ar
u l
Reduksi
pengurangan Men
Upaya penyakit secara Eradikasi
pengurangan berkesinambung Upaya pembasmian
yang dilakukan secara
angka kesakitan an di wilayah
berkelanjutan melalui
dan/ atau tertentu
pemberantasan dan
kematian agar sehingga angka
eliminasi untuk
secara bertahap kesakitan dapat
menghilangkan
menurun ditekan serendah penyakit secara
mungkin.
Pengertian SP2TP

SP2TP adalah kegiatan pencatatan dan pelaporan


data umum, sarana, tenaga dan upaya pelayanan
kesehatan di Puskesmas yang bertujuan agar
didapatnya semua data hasil kegiatan Puskesmas
(termasuk Puskesmas dengan tempat tidur,
Puskesmas Pembantu, Puskesmas keliling, bidan di
Desa dan Posyandu) dan data yang berkaitan,
serta dilaporkannya data tersebut kepada jenjang
administrasi diatasnya sesuai kebutuhan secara
benar, berkala dan teratur, guna menunjang
pengelolaan upaya kesehatan masyarakat
Sistem Pencatatan dan
Pelaporan Tingkat
Puskesmas(SP2TP)
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas (SP3)
merupakan instrumen vital dalam sistem
kesehatan. Informasi tentang kesakitan,
penggunaan pelayanan kesehatan di puskesmas,
kematian, dan berbagai informasi kesehatan
lainnya berguna untuk pengambilan keputusan dan
pembuatan kebijakan di tingkat kabupaten atau
kota maupun kecamatan (Santoso, 2008).
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas mencakup 3 hal:
(1) pencatatan, pelaporan, dan pengolahan;
(2) analisis; dan
(3) pemanfaatan.

Pencatatan hasil kegiatan oleh pelaksana dicatat dalam


buku-buku register yang berlaku untuk masing-masing program.
Data tersebut kemudian direkapitulasikan ke dalam format
laporan SP3 yang sudah dibukukan. Koordinator SP3 di
puskesmas menerima laporan-laporan dalam format buku tadi
dalam 2 rangkap, yaitu satu untuk arsip dan yang lainnya untuk
dikirim ke koordinator SP3 di Dinas Kesehatan Kabupaten.
Koordinator SP3 di Dinas Kesehatan Kabupaten meneruskan ke
masing-masing pengelola program di Dinas Kesehatan
Kabupaten.
Frekuensi pelaporan sebagai berikut:
(1) bulanan;
(2) tribulan;
(3) tahunan.

Laporan bulanan mencakup data kesakitan, gizi, KIA, imunisasi, KB,


dan penggunaan obat-obat. Laporan tribulanan meliputi kegiatan
puskesmas antara lain kunjungan puskesmas, rawat tinggal,
kegiatan rujukan puskesmas pelayanan medik kesehatan gigi.
Laporan tahunan terdiri dari data dasar yang meliputi fasilitas
pendidikan, kesehatan lingkungan, peran serta masyarakat dan
lingkungan kedinasan, data ketenagaan puskesmas dan puskesmas
pembantu.
THANKS

Anda mungkin juga menyukai