Anda di halaman 1dari 32

LOGO

Energi Terbarukan
Energi Surya Thermal

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Sajian

1 Solar Energy

2 History

3 Solar Collector

4 Performance of Solar Collector


Solar Energy

Matahari merupakan bola gas dengan


diameter 1,39 x 109 m.
Energi surya memancar sampai ke bumi
setelah 8 menit 20 detik satelah
diemisikan dari matahari dengan jarak 1,5
x 1011 m.
Matahari memiliki temperatur blackbody
5762 K dan semakin menuju pusat
semakin besar dari 8 x 106 hingga 40 x 106
K.
Energi total matahari sebesar 3,8x1020
MW yang dipancarkan ke semua arah.
Hanya sebagian kecil energi matahari
yang diterima bumi, yaitu sebesar 1,7x1014
kW, walaupun kecil, energi matahari yang
diterima bumi selama 30 menit setara
dengan kebutuhan energi saat ini selama
setahun.
Solar Energy

Radiation: Transfer energi dalam bentuk


gelombang elektromagnetik
Beam/direct radiation: radiasi matahari
yang diterima suatu bidang secara
langsung, tanpa dihamburkan/disebarkan
atmosfer
Diffuse radiation: radiasi matahari yang
diterima suatu bidang setelah arahnya
dihamburkan oleh atmosfer
Absorbed radiation: radiasi matahari
yang diserap benda
Reflected radiation: radiasi matahari dari
pemantulan benda
Global radiation: radiasi matahari total
dari yang langsung dan yang dihamburkan
diterima oleh permukaan
Solar Radiation Spectrum

Infra Red (panas)


Gas rumah kaca menyerap
dan memancarkan kembali
energi infra red yang dikenal
dengan istilah efek rumah
kaca (greenhouse effect).
Teori global warming
mengungkapkan bahwa
dengan semakin
meningkatnya gas rumah kaca
maka semakin besar
energi/panas yang terjebak
dalam atmosfer sehingga
temperatur permukaan bumi
meningkat.

Terserap atmosfer Diteruskan ke bumi


Solar Radiation Spectrum

Visible Light (Cahaya


Tampak)
Cahaya tampak yang sampai
ke bumi sebagian hilang
karena adanya pantulan dan
terpencar oleh awan,
sebagian lagi terserap oleh
partikel solid yang berada di
awan (debu, jelaga, kotoran,
dll). Sebagian besar cahaya
tampak sampai ke bumi yang
mana dengan adanya cahaya
tersebut mata dapat melihat.

Terserap atmosfer Diteruskan ke bumi


Solar Radiation Spectrum

UV (Ultra Violet)
Sinar UV menjadi perhatian
khusus karena dapat
meyebabkan kanker kulit.
Sebagian besar UV terserap oleh
atmosfer (O3) sehingga hanya
sebagian kecil saja yang sampai
ke bumi (30%). Sinar UV terbagi
menjadi 3 jenis, UV-A, UV-B, dan
UV-C. UV-A merupakan sinar UV
yang memiliki energi paling
rendah (gelombang panjang)
yang juga diindikasi penyebab
kanker kulit, sementara UV-C
merupakan sinar UV yang
memiliki energi paling besar
(gelombang pendek). UV-B
merupakan sinar UV dengan
Terserap atmosfer Diteruskan ke bumi energi medium yang juga
berpengaruh terhadap sintesis
vitamin D saat terkena kulit.
History

Pada tahun 212 BC Archimides


seorang ilmuan Yunani menggunakan
energi pertama kali untuk membakar
sekumpulan pasukan Roma.
Archimides membuat cermin dari
logam sejumlah ratusan digunakan
untuk memantulkan sinar matahari
mengarah pada kapal yang sama,
sehingga kapal tersebut terbakar.

Pada abad ke 18, Antoine Lavoisier,


seorang ilmuan Perancis membuat
furnace untuk meleburkan logam,
seperti besi dan tembaga dengan
menggunakan lensa utama
berdiameter 1,32 m dan lensa kedua
berdiameter 0,2 m. Dari pemanfaatan
sinar matahari tersebut mampu
mencapai temperatur 1750oC.
History

Pada abad ke 19, August Monchot,


tepatnya pada tahun 1864-1878,
membuat mesin tenaga uap yang
panasnya dari sinar matahari yang
dipantulkan. Diuji coba pertama kali
di Perancis, akan tetapi biaya yang
dibutuhkan terlalu besar.

Pada tahun 1901 A.G. Eneas


membuat solar collector model
parabolik reflektor dengan diameter
10 m terbuat dari kaca untuk
penggerak pompa air pada irigasi
pertanian. Air dipanaskan dengan
solar collector kemidian digunakan
untuk menggerakkan mesin uap yang
dihubungkan dengan pompa
sentrifugal.
History

Tahun 1912, Shuman bekerja sama dengan C.V. Boys membuat silinder parabolik
panjang yang memantulkan sinar matahari terfokus pada pipa. Tiap silinder memiliki
panjang 62 m dengan memakan area 1200 m2. Panas yang dihasilkan untuk
mengggerakkan mesin uap pembangkit listrik dengan daya pembangkitan 37-45 kW
yang beroperasi selama 5 jam. Walaupun pembangkit listrik tersebut berhasil dibuat,
namun pada tahun 1915 berhenti operasi karena perang dunia pertama dan harga
bahan bakar yang rendah.
Aplikasi Solar Thermal

Pemanas
Pemanas Air
Air
Aplikasi Solar Thermal

Destilasi
Destilasi Air
Air Laut
Laut
Aplikasi Solar Thermal

Pengering
Pengering
Aplikasi Solar Thermal

Memasak
Memasak
Aplikasi Solar Thermal

Pembangkit
Pembangkit Listrik
Listrik
Aplikasi Solar Thermal

Pendingin/Refrigerasi
Pendingin/Refrigerasi

Dalam sistem refrigerasi absorpsi terdapat dua siklus: siklus refrigeran (air) ditunjukkan oleh A-B-C-
D dan siklus pelarut (larutan garam Litium Bromida) yang ditunjukkan B-C-E-F. Pada titik A
refrigeran dalam keadaan tekanan dan temperatur rendah serta berfasa cair. Kemudian, di
evaporator, refrigeran menyerap kalor dari objek yang didinginkan sehingga fasanya berubah
menjadi gas (titik B). Refrigeran yang berfasa gas ini mengalir ke absorber sehingga diabsorpsi
oleh larutan LiBr, akbatnya larutan kaya akan refrigeran, keadaan ini disebut dengan larutan kuat
(strong solution), kemudian larutan kuat ini dipompakan ke generator (titik C). Pada generator, kalor
digunakan untuk memisahkan antara refrigeran dan pelarut. Karena titik didih refrigeran lebih
rendah dari pada pelarut maka refrigeran menguap menuju kondenser. Uap refrigeran ini kemudian
terkondensasi pada kondenser dengan membuang kalor sehingga fasanya menjadi cair (titik D).
Setelah itu Refrigeran dalam fasa cair ini diekspansi sehingga tekanannya menjadi rendah (titik A).
Siklus ini terus berlangsung sehingga efek refigerasi (proses A-B) terjadi secara kontinu. Disisi lain,
pada siklus pelarut (B-C-E-F), larutan yang miskin akan refrigeran (titik C) diekspansikan untuk
dialirkan ke absorber sehingga mengabsorb refrigeran menjadi larutan kuat. Siklus ini pun
berlangsung terus menerus.
Untuk keperluan pengkondisian udara biasanya digunakan sistem air (H2O) sebagai refrigeran dan
Larutan Litium Bromida (LiBr) sebagai pelarut. Sedangkan untuk keperluan yang membutuhkan
temperatur lebih rendah, seperti pembuatan es, digunakan ammonia (NH3) sebagai refrigeran dan
air (H2O) sebagai pelarut.
Aplikasi Solar Thermal

Pendingin/Refrigerasi
Pendingin/Refrigerasi
Solar Thermal Collector

Solar Collector

Stationary Sun Tracking


Solar Collector Concentrating
Solar Collector
1. Flat plate collectors (FPC) 1. Parabolic trough collector
2. Stationary compound parabolic 2. Linear Fresnel reector (LFR)
collectors (CPC) 3. Parabolic dish
3. Evacuated tube collectors (ETC) 4. Central receiver
Stationary Solar Collector

Flat
Flat Plate
Plate Solar
Solar Collector
Collector
Glazing, satu atau dua lapis kaca
atau material yang mampu
ditembus radiasi matahari.
Pipa, fin, atau pasak, digunakan
untuk mengkonduksikan panas
menuju fluida kerja.
Plat Absorber, Plat datar atau
berbentuk V atau groove untuk
meletakkan pipa.
Header, Untuk jalan masuk atau
keluar fluida kerja.
Insulasi, menjaga agar panas
tidak keluar dari solar collector
Casing, sebagai tempat solar
collector
Stationary Solar Collector

Flat
Flat Plate
Plate Solar
Solar Collector
Collector
Stationary Solar Collector

Compound
Compound Parabolic
Parabolic Collector
Collector

CPC dapat menerima datangnya radiasi dari sudut yang luas. Dengan
menggunakan pantulan internal, radiasi yang masuk dalam celah sudut penerimaan
akan dipantulkan ke permukaan absorber yang terletak pada dasar collector.
Absorber dapat berbentuk silindris ataupun datar. Pada bagian AB dan AC
berbentuk circular, sementara pada bagian BD dan CE berbentuk parabolic. CPC
biasanya dilindungi oleh kaca untuk menghindari debu dan material lain yang masuk
dalam collector dan yang mengurangi pemantulan pada dinding.
Stationary Solar Collector

Evacuated
Evacuated Tube
Tube Collector
Collector

ETC menggunakan perubahan fasa liquid-vapor sehingga memiliki perpindahan panas


yang tinggi. Collector tersebut ditanamkan heat pipe yang ditempatkan dalam pipa
vakum. Pipa vakum tersebut dapat terbuat dari tembaga atau bisa juga dengan kaca,
kemudian diletakkan pada plat tembaga hitam (absorber plate). Heat pipe diisi dengan
sejumlah fluida (metanol/etanol, dll) yang dapat menguap dan mengembun sehingga
sinar matahari dapat menguapkan fluida kerja heat pipe (evaporator) kemudian fluida
kerja heat pipe melepaskan panas pada fluida yang dipanaskan (condensor) hingga
fluida kerja heat pipe mengembun dan kembali ke evaporator.
Stationary Solar Collector

Evacuated
Evacuated Tube
Tube Collector
Collector

Karena mamanfaatkan panas dari penguapan dan pengembunan fluida kerja heat
pipe maka pada ETC dapat terhindar dari overheating.
Dalam perkembangannya, heat pipe pada ETC menggunakan nanofluid sebagai fluida
kerja untuk meningkatkan konduktivitas thermal fluida kerja.
Sun Tracking Concentrating
Collector

Parabolic
Parabolic Trough
Trough Collector
Collector

PTC dibuat dengan bending lembaran material yang memantulkan cahaya menjadi
bentuk parabolik. Pipa hitam terbuat dari logam dibungkus dengan pipa kaca (untuk
mengurangi rugi panas) ditempatkan pada garis fokus receifer. Solar tracking dapat
diarahkan mengikuti pergerakan matahari dari timur ke barat, ataupun pada arah
utara-selatan.
PTC dapat menghasilkan panas sampai temperatur 400oC untuk aplikasi pembangkit
listrik. Aplikasi PTC terbesar terdapat pada pembangkit listrik sebelah selatan
California yang disebut sebagai Solar Electric Generating System (SEGS) dengan
daya pembangkitan 354 MW.
Sun Tracking Concentrating
Collector

Linear
Linear Fresnel
Fresnel Reector
Reector

LFR merupakan teknologi solar collector dengan memanfaatkan banyak cermin untuk
memantulkan sinar matahari pada satu titik yang disebut sebagai receiver. LFR dapat
diimajinasikan sebagai reflektor parabolik yang terpisah satu dengan yang lain.
keuntungan menggunakan LFR dalah dari segi biaya pembuatan yang murah, karena
hanya cermin datar yang disusun sehingga membentuk seperti parabola, kemudian
cermin-cermin tersebut diletakkan diatas tanah sehingga meminimalis struktur
perangkat.
Sun Tracking Concentrating
Collector

Parabolic
Parabolic Dish
Dish Reector
Reector

PDR terdiri dari parabolik reflektor dan receiver. Receiver menyerap radiasi energi
matahari dan mengubahnya menjadi energi panas pada fluida yang disirkulasi. Energi
panas yang dihasilkan dapat dikonversi menjadi listrik dengan memanfaatkan Siklus
Rankine. Pada sistem PDR temperatur fokusnya dapat 500oC. Pada
perkembangannya panas yang dihasilkan pada fokus dish dapat digunakan untuk
mengerakkan Stirling Engine.
Sun Tracking Concentrating
Collector

Heliostat
Heliostat Field
Field Reector
Reector
Heliostat Field Collector disebut juga dengan
Central Receiver Collector. Merupakan solar
collector yang terdiri dari banyak cermin datar
atau cekung untuk memantulkan sinar
matahari yang diarahkan pada satu receiver
pada satu lahan yang luas. Energi panas yang
diserap receiver ditransfer ke fluida yang
disirkulasi yang dapat disimpan dan
selanjutnya dapat digunakan untuk pembangkit
listrik.
Keuntungannya, antara lain:
1. HFC mengumpulkan energi pada satu
receiver sehingga meminimalkan transportasi
pemindahan energi.
2. HFC Memiliki rasio konsentrasi yang besar.
3. HFC dapat menyimpan energi panas.
4. HFC dapat digunakan untuk pembangkit
listrik skala besar lebih dari 10 MW
Performance of Solar Collector
Performance of Solar Collector
Performance of Solar Collector

Contoh
Contoh

Solar collector tipe evacuated tube digunakan untuk memanaskan air . Air
yang masuk bertemperatur 25oC dan keluar pada 50oC, sementara temperatur
lingkungan mencapai 40oC. Berapa efisiensi solar collector tersebut pada saat
intersitas radiasi matahari 750W/m2?

Tm = (Tout-Tin)/2 = (50-25)/2 = 12,5oC


(Tm-Ta)/G = (12,5-40)/750=0,0367
Dengan mengacu pada grafik efisiensi, maka efisiensi solar collector tipe
evacuated tube tersebut sebesar 0,78 atau 78%
Daftar pustaka

Foster, R., Ghassemi, M. & Cota, A., 2010. Solar Energy. Renewable Energy and
the Environment. New York: CRC Press.
Kalogirou, S.A., 2004. Solar Thermal Collector and Application. Progress in Energy
and Combustion Science, pp.231-95.
LOGO

Thank You !
www.themegallery.com

Anda mungkin juga menyukai