Anda di halaman 1dari 20

AUTISME MASA KANAK

Rihadini
Pengertian
Gangguan perkembangan yang
komplek, dengan keterlambatan
dalam:
kemampuan interaksi sosial,
komunikasi timbal balik, serta
adanya
perilaku berulang tanpa tujuan
(stereotipik) disertai minat yang
terbatas.
Gejala harus sudah tampak sebelum
usia 3 tahun
ETIOLOGI
1. Faktor psikodinamika dan keluarga
Orang tua yang dingin dianggap yang
menyebabkan anak menjadi autistik
sudah tidak dianggap lagi.
2. Faktor neurologik dan biologik
Komplikasi perinatal sebagian kasus
anak mengalami serangan kejang,
sebagian kasus anak mengalami
pelebaran ventrikel (pada CT scan), pada
anak autistik10-83% kelainan EEG
3. Faktor genetik
2-4% saudara kandung anak autistik
juga menunjukkan gejala autisme
4. Faktor imunologi
Adanya inkompatibilitas imunologi antara ibu dan
embrio atau fetus kemungkinan mempunyai andil
untuk terjadinya autisme
5. Faktor perinatal
Riwayat perdarahan setelah trimester I, mekonium
dalam cairan amnion, penggunaan obat-obat oleh
ibu semasa hamil, serta kondisi hipoksia saat
persalinan lebih banyak didapat pada anak yang
autistik dibanding pada populasi umum.
6. Faktor neuroanatomik
Peningkatan volume otak pada lobus osipetal,
parietal dan temporal pada kelompok anak-anak
autistik
Berkurangnya jumlah sel purkinye diotak kecil
mengakibatkan gangguan perhatian, arousal dan
proses2 sensorik.
7. Faktor biokimia
Pada sebagian pasien autisme kadar serotonin
plasma meningkat.
Peningkatan homovanilic acid (metabolit
dopamin) dalam cairan serebrospinal
perilaku menarik diri serta gerakan stereotipik
8. Faktor lingkungan
Keracunan Hg (merkuri) ketidak seimbangan
immune cells Ig E tinggi, mempengaruhi
respon immune terhadap makanan, mengganggu
fungsi enzym DPPIV (dipeptil peptidase IV), dan
mempengaruhi myelinasasi jaringan syaraf
Pada pemeriksaan rambut anak autistik banyak
ditemukan logam berat (Hg, Pb, As, Al, dan Cd)
9. Teori opioid
Autisme muncul karena adanya opioid berlebihan
dalam sistem syaraf pusat yang berlangsung lama
dan sejak dini. Opioid tersebut dianggap berasal pada
hasil pencernaan yang tidak sempurna dari gluten
dan/ casein berupa morfin like peptides yaitu
casomorfin dan gliadorfin . Teori tersebut juga
berkaitan dengan leaky gut sehingga peptida tersebut
menembus mukosa usus masuk keperedaran darah
dan menembus sawar darah otak.
10. Mikroorganisme patogen dalam
saluran cerna.
Anak autis gangguan pencernaan kronis diare
dan/ konstipasi, nyeri perut, atau kembung pada
faeces ditemukan jamur, bakteri, virus dan parasit
11.Defisiensi nutrisi
Anak autistik ditemukan defisiensi
Zn, Ca, Mg, omega 3 fatty acid, serta,
antioksidan dan berbagai vitamin
gangguan pencernaan, fungsi
imunologi, dan fungsi otak.
12.Autoimunitas
Anak autis anti myelin basic protein,
autoantibodi pada sel pembuluh darah
otak, autoantibodi terhadap protein
filamen neuron dan glia
Kriteria diagnosis PPDGJ
III
AUTISME
Ditandai MASA KANAK
kelainan kualitatif
dalam :

1) Interaksi sosial yang timbal balik


2) Pola komunikasi
3) Minat dan aktivitas yang terbatas,
stereotipik, berulang

Gangguan muncul sebelum usia 3


tahun
A. Minimal satu dari area dibawah ini
terganggunya/ abnormalitas
perkembangan:
1. Kemampuan dalam bahasa reseptif
dan ekspresif dalam komunikasi sosial
2. Perkembangan kelekatan sosial yang
selektif atau interaksi sosial timbal
balik
3. Kemampuan menggunakan mainan
sesuai fungsinya atau bermain pura-
pura
B. Minimal ada 6 gejala total dari 1, 2 dan 3
dengan sedikitnya 2 gejala dari 1 dan satu
gejala dari masing-masing 2 dan 3
1. Hendaya kualitatif dalam interaksi sosial yang timbal
balik
Hendaya nyata dalam perilaku nonverbal seperti kontak
mata, ekspresi wajah, postur tubuh, dan bahasa isyarat
untuk mengadakan interaksi sosial
Gagal membangun relasi dengan sebaya yang sesuai
dengan taraf perkembangan. Contoh : tidak tertarik untuk
bergabung atau bermain dengan anak lain, cenderung asik
untuk bermain sendiri dan tidak mempedulikan anak lain
Tidak ada keinginan untuk berbagi kesenangan dengan
anak lain. Contoh : apabila mempunyai mainan baru anak
tidak memperlihatkannya pada orang lain
Tidak ingin mengadakan hubungan sosial dan emosional
timbal balik. Contoh : tidak memberikan respon emosi
ketika diajak bercanda, main ciluba.
2. Hendaya dalam berkomunikasi :
Keterlambatan dalam perkembangan berbicara
(tetapi tidak disertai dengan usaha untuk
mengkompensasi lewat bahasa isyarat atau mimik)
Hendaya untuk memulai atau mempertahankan
percakapan dengan orang lain
Penggunaan bahasa yang stereotipik dan adanya
pengulangan atau bahasa yang aneh. Contoh:
mengulang kata-kata orang lain (echolali),
mengulang kata-kata iklan tanpa tujuan,
mengulang kata-kata tanpa makna, contoh : pecep-
pecep-pecep, peteka-peteka-peteke, klek-klek-klek
dsb.
Kurangnya variasi dan spontanitas dalam bermain
pura-pura atau permainan imitasi sosial yang
sesuai taraf perkembangannya. Contoh : berpura-
pura memasak, menjadi ayah-ibu dsb.
3. Pola perilaku, minat dan aktivitas yang
terbatas, repetitif dan stereotipi :
Preokupasi dengan satu atau lebih pola
perilaku/minat yang stereotipik. Contoh berjalan
mondar-mandir, menyenangi satu benda
tertentu dan selalu dibawa-bawa kemanapun.
Keterikatan yang kaku terhadap rutinitas dan
ritual khusus yang tidak bermanfaat. Contoh :
harus melewati rute jalan yang sama, harus
menjalani jadwal kegiatan yang teratur sesuai
urutan dan waktu yang sama.
Manerisme motorik yang stereotipik dan
repetitif. Contoh : mengepakkan tangan,
memainkan jari tangan, atau menggerak-
gerakkan tubuh tanpa tujuan.
Autisme tidak khas
Umur onset >3tahun

Tidak terpenuhinya ketiga kriteria


diagnistik

Sering muncul pada retardasi


mental berat, gangguan
perkembangan khas bahasa
reseptif yang berat
DIAGNOSIS BANDING
Gangguan perkembangan pervasif
disebut gangguan spektrum autisme
Sindrom Rett
Sindrom Asperger
Gangguan desintegratif masa
kanak
Gangguan aktivitas berlebih yang
berhubungan dengan retardasi
mental dan gerakan stereotipik
Gangguan perkembangan
pervasiv YTT/ tidak khas
Sindrom Rett (1)
Umur onset 7-24 bulan
Perjalanan gangguan progressive motor
deterioration kehilangan sebagian
atau seluruhnya ketrampilan tangan dan
berbicara yang telah didapat, kemunduran
/ perlambatan pertumbuhan kepala
Gejala khas :
Hilangnya kemampuan gerakan tangan yang bertujuan
dan ketrampilan manipulatif motorik halus yang terlatih
Hambatan seluruh/ sebagian perkembangan berbahasa
Gerakan seperti mencuci tangan yang stereotipik,dengan
fleksi lengan didepan dada atau dagu
Membasahi tangan secara stereotipik dengan ludah
Hambatan dalam mengunyah makanan yang baik
Sindrom Rett (2)
Gejala khas :
Sering terjadi episode hiperventilasi
Hampir selalu gagal dalam pengaturan
buang air besar dan buang air kecil
Sering terdapat penjuluran lidah dan air liur
yang menetes
Kehilangan dalam ikatan sosial
Anak tetap dapat senyum sosial
Menatap seseorang dengan kosong
Cara beridiri dan berjalan cenderung
melebar (broad based),
Otot hipotonik
Koordinasi gerak tubuh memburuk (ataksia)
Sindrom Rett (3)
Gejala klinis :
Skoliosis dan hiposkoliosis yang berkembang
kemudian
Atropi spinal dengan disabilitas motorik yang
berat yang muncul pada saat remaja (50%)
Spastisitas dan rigiditas pada ekstremitas
bawah
Serangan epileptik mendadak (dalam bentuk
kecil-kecil, onset < 8tahun)
Perilaku mencederai diri dengan sengaja dan
preokupasi yang stereotipik kompleks atau
rutin
Sindrom asperger
Ditandai oleh :
Tidak ada hambatan umum dalam
perkembangan berbahasa atau
perkembangan kognitif yang secara jelas
(seperti pada autisme)
Defisiensi kualitatif dalam fungsi interaksi
sosial yang timbal balik
Pola perilaku, perhatian dan aktifitas yang
terbatas, berulang dan stereotipik.
Bisa terdapat atau tidak terdapat
masalah komunikasi seperti pada
autisme, tetapi terdapat keterlambatan
berbahasa yang jelas
PENATALAKSANAAN
1. Terapi perilaku.
Biasanya diawali dengan satu anak satu pelatih, kemudian
beberapa anak bisa digabung sesuai tingkat kemampuannya

2. Terapi biomedis.
Psikotropika risperidon atau haloperidol
Medikamentosa lain sesuai kondisi anak masing-masing atau
bila ada komorbiditas dengan gangguan lain.
Pengaturan diet hindari makanan mengandung casein
(protein pada susu mamalia) dan gluten (protein pada
gandum)
Pemberian enzym pencernaan bila obstipasi atau diare kronik
Pemberian vitamin A, B6, B12, asam folat, C dan E sesuai
kebutuhan harian
Pemberian mineral: Ca, Mg. Zn dan selenium sesuai
kebutuhan
3. Terapi tambahan sesuai kondisi
masing-masing kasus:
Terapi wicara
Terapi okupasi
Terapi sensori integrasi
Terapi musik/ terapi seni

Anda mungkin juga menyukai