Anda di halaman 1dari 49

Praktek Farmasi rumah

Sakit
Angkatan
AKFAR ISFI BANJARMASIN
RUMAH SAKIT
Rumah Sakit
Definisi Rumah Sakit
Tujuan rumah sakit
Klasifikasi rumah sakit berdasarkan
pemenkes no.56 th 2015
Contoh masing2 dari rumah sakit
sesuai klasifikasi.TT,BOR,ALOS
KALIMANTAN SELATAN KALSEL
SEHAT 2010

1. Luas Wilayah : 38.882,62 Km2


2. Jumlah Kota : 2 Kota
3. Jumlah Kabupaten : 11 Kabupaten
2 kabupaten Tertinggal Yaitu Batola dan HSU
4. Kecamatan : 137 Kecamatan
5. Kelurahan : 100 Kelurahan
6. Desa : 1975 Desa
7. Rumah Sakit Pemerintah : 13 buah
8. Puskesmas : 212 buah
9. Puskesmas Pembantu : 609
10. Posyandu : 3.472 buah
11. Jumlah Penduduk : 3.343.287 jiwa
12. Tingkat Kepadatan Penduduk : 85 orang/km2
13. Penduduk Miskin : 233.500 jiwa (7,01%)
peringkat 31
14. Jumlah Masyarakat Miskin : 843.837 jiwa (24,9%)
(JAMKESMAS : Jaminan Kesehatam Masyarakat)
KALSEL
SEHAT 2010

UUD 1945

SETIAP ORANG BERHAK


SETIAP ORANG BERHAK HIDUP SEJAHTERA LAHIR DAN
BATIN, BERTEMPAT TINGGAL DAN
MEMPERTAHANKAN HIDUP MENDAPATKAN LINGKUNGAN HIDUP
DAN KEHIDUPANNYA YANG BAIK DAN SEHAT SERTA BERHAK
MEMPEROLEH PELAYANAN KESEHATAN.

KESEHATAN ADALAH
!!! HAK AZASI MANUSIA !!!
HEALTH IS A FUNDAMENTAL
HUMAN RIGHT
5
RUMAH SAKIT PEMERINTAH KALSEL
SEHAT 2010
RUMAH SAKIT SWASTA, TNI/POLRI, KALSEL

BUMN & KHUSUS


SEHAT 2010

JUMLAH 730

JUMLAH TT RS PEMERINTAH 1607 JUMLAH TT SELURUHNYA 2377 STANDART 1 TT/1000 Pddk (1468)
RUMAH SAKIT RUJUKAN PROVINSI, KALSEL
SEHAT 2010

REGIONAL DAN SATELIT

RS Rujukan Regional dikembangkan RS Kelas B Non Pendidikan


UNGGULAN RUMAH SAKIT KALSEL
SEHAT 2010

Mengeliminir persaingan antar RS


Efisiensi dan efektifitas Sumber Daya
KEBIJAKAN PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN KALSEL
SEHAT 2010

1. Regionalisasi Rumah Sakit dan Unggulan pelayanan


Kesehatan (SK. GUB. NO.188.44/0337/KUM/2007) sbb:

a. RSUD. ULIN Banjarmasin sebagai top Referral dengan


status kelas A;
b. RSU dr.H.Moch Ansari Saleh, regional Kota Banjarmasin dan
Kab Batola dengan kelas B Non Pendidikan.
c. RSUD Ratu Zalecha Martapura, regional Kota Banjarbaru,
Kab Banjar dan Kab Tala dengan status kelas B Non
Pendidikan;
d. RSUD H.Damanhuri Barabai, regional Kab Tapin, Kab HSS,
Kab HST, Kab HSU, Kab Tabalong dan Kab Balangan
dengan status kelas B Non Pendidikan;
e. RSUD Kotabaru regional Kab Tanbu dan Kab Kotabaru
dengan status kelas B Non Pendidikan;
f. RSUD Kab/Kota lainnya sebagai RS Satelit dengan kelas C.
INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT
RANTAI PELAYANAN OBAT
Pabrik
Resep
PBF
Status Px
Apotek
Screning Rx
Logistik
Input data
Distribusi Etiket
Penyimpanan Peracikan

Pemanggilan Px

Penyerahan Obat

Informasi
PABRIK
Kemasan Obat Mirip ( Lodia dan
Flamar warna coklat tua)
Nama Obat hampir sama (Leschol
dgn Lesichol, Novalgin dgn Norages,
Losex dgn Lasix)
Cetakan dosis tidak jelas
( Glimepiride 1 mg, 2mg atau metrik
1 mg, 2 mg )
STATUS DAN DATA PASIEN
Dokumentasi semua riwayat
pengobatan pasien.
Dokumentasi semua kebiasaan
pasien seperti merokok, pemakaian
alkohol, obat tradisional/jamu dan
suplemen yang digunakan.
Dokumentasi riwayat alergi dan
kondisi lain seperti sedang hamil,
menyusui dan penggunaan obat
hormonal lainnya.
Penerimaan Resep/SCRENING RESEP

Administration : Nama pasien, nomor


RM, umur dan dokter penulis Resep
Pharmaceutical : Baca Resep, Jenis
obat, Aturan pakai, Jumlah dll
Clinical : Jenis penyakit pasien,
keluhan pasien.
7 benar atau 12 benar
Lanjutan
Pelayanan resep

Pemeriksaan kelengkapan resep


Pemeriksaan kesesuaian farmasetik
Pertimbangan klinik(alergi,interaksi,
kesesuaian dosis)
Konsultasi kedokter kalau ada
keraguan
Lanjutan PENERIMAAN RESEP

Hindari Instruksi lisan, sebaiknya


tertulis atau dengan elektronik.
Lakukan konfirmasi beberapa kali bila
kurang jelas.
Jalin hubungan baik dengan dokter
dan perawat.
Gunakan nomor resep atau rekam
medik sebagai identitas pasien.
PENYIAPAN OBAT

Menyiapkan obat sesuai dgn


permintaan resep
Melakukan peracikan obat bila perlu
Memberikan etiket
Memasukan obat kewadah yg tepat
ETIKET / LABELING
CEK ULANG PENULISAN RESEP, ETIKET
DAN OBAT ( Segitiga emas)
ETIKET

OBAT RESEP
Gunakan etiket otomatic/elektrik untuk
menjamin safety. Bisa ditambah gambar
atau warna.
PENYERAHAN OBAT
Pastikan pasien yang dipanggil sesuai
dengan nomor urut rangkap, nomor
antrian otomatis.
Konfirmasi ulang nama, alamat, dokter
dan keluhan penyakit.
Tulis Identitas pasien untuk telusur bila
terjadi kesalahan.
Pastikan Obat yang diterima sesuai
dengan resep baik jenis, jumlah dan
aturan pakai.
Libatkan pasien dalam memahami obat
yang diterima.
Penyerahan obat

harus dilakukan pemeriksaan kembali


mengenai
nama cara penggunaan serta jumlah dan jenis
obat
Membuat salinan resep kalau diperlukan
Memanggil nama dan nomor tunggu pasien
Memeriksa ulang identitas dan alamat pasien
Menyerahkan obat yg disertai pemberian
informasi
obat
Menyimpan resep pd tempatnya dan
mendukomentasikan yg memudahkan utk
pelaporan
PENYIMPANAN
Berdasarkan Farmakologi.
Berdasarkan Alfabetis dan bentuk
sediaan.
Pemisahan obat yang mirip.
Pemisahan berdasarkan Fast moving.
Pemisahan berdasar High Alert
Medicine (obat berbahaya bila
mencederai)
CARA PENYIMPANAN
OBAT
YANG DILAKUKAN DI RUMAH:
1. JAUHKAN DARI JANGKAUAN ANAK
2. SIMPAN DALAM KEMASAN ASLI, WADAH TERTUTUP RAPAT
3. SIMPAN DI TEMPAT YANG SEJUK (SESUAI YG TERTERA DI
BOX), TERHINDAR DARI MATAHARI
4. OBAT DALAM BENTUK CAIR JANGAN DISIMPAN DI LEMARI
PENDINGIN
5. JANGAN TINGGALKAN OBAT DALAM MOBIL DALAM
WAKTU YANG LAMA
6. JANGAN MENYIMPAN OBAT YANG RUSAK/KADALUARSA
7. OBAT SEDIAAN SUPPOSITORIA DAN OVULA SIMPAN DI
LEMARI ES

23
PENYIMPANAN OBAT

MENYIMPAN OBAT DENGAN BENAR ITU PENTNG


Cara penyimpanan obat yang benar:
Jauhkan dari jangkauan anak-anak
Biarkan obat-obatan berada dalam wadah aslinya
Simpan di tempat yang jauh dari panas (cahaya langsung)
Jangan menyimpan kapsul atau tablet di kamar mandi, tempat
cuci piring, tempat lembab lainnya. Panas atau lembab akan
menyebabkan obat rusak. Jangan meninggalkan kapas penutup
dalam wadah/box/botol yang sudah dibuka, karena kapas itu
akan mengakibatkan lembab (sehingga box/wadah juga menjadi
lembab)
Hindarkan obat yang cair dari pembekuan
Jangan menyimpan obat-obatan dalam lemari es, kecuali yang
dianjurkan
Jangan meninggalkan obat-obatan dalam mobil dalam janbgka
wktu lama
Jangan menyimpan obat-obatan yang sudah lama atau yang
sudah tidak diperlukan lagi

24
PENGGUNAAN OBAT

Salep mata :
UNTUK mencegah kontaminasi salep mata, jangan
biarkan ujung tube salep menyentuh bagian dari mata.
Setelah menggunakan bersihkan ujung tube tersebut
dengan tissue yang bersih & pastikan tube tertutup rapat
Cara penggunaan
Cuci tangan
Tarik kelopak mata bagian bawah hingga membentuk
kantung
Oleskan sedikit salep (umumnya 1 cm atau 0,5 inch)
dalam kantung tersebut, kecuali atas anjuran dokter
Pejamkan mata secara perlahan, biarkan tertutup selama
1 2 menit
Cuci tangan lagi untuk menghindarkan dari sisa obat

25
Lanjutan
Tablet Vagina
Cara menggunakan.
- Pertama,cuci tangan , gunakan aplikator
khusus,ikuti petunjuk khusus yg diberikan oleh
pabrik, jika anda hamil beritahu dokter sebelum
menggunakan aplikator obat
- Berbaring dengan lutut diangkat, gunakan
aplikator utk memasukan obat kedalam vagina
sejauh yg dpt dilakukan tanpa menggunakan
paksaan atau menyebabkan perasaan yg tidak
nyaman. Setelah itu keluarka obat dengan cara
menekan alat penekan, tunggu beberapa menit
. Cuci aplikator dan dengan sabun dan air panas

26
Lanjutan
Suppositoria
Pertama cuci tangan, Buka
pembungkusnya, berbaring dalam
posisi miring,tekan suoppositoria
kedalam rectum dengan jari anda.
Jika suppositotira lembut masukan
dulu kedalam lemari es selama 30
menit
Cuci tangan setelahmemasukan
suppositoria
27
PENGGUNAAN OBAT

Obat tetes telinga :


Untuk mencegah kontaminasi, jangan
menyentuhkan ujung alat ke bagian manapun
pada telinga.
Botol tidak boleh penuh, untuk mengontrol
penetesan
Cara penggunaan
Berbaring dengan posisi kepala dimiringkan, agar
telinga yang akan diobati berada di bagian atas
Teteskan obat kelubang telinga dan biarkan selama 5
menit pada posisi seperti semula, sehingga pbat
dapat masuk kedalam lubang telinga
Untuk anak anak & pasien yg tidak bertahan lama
usahakan paling tidak 1-2 menit
Jangan mencuci alat penetes yg telah digunakan,Lap
ujung alat penetes dgn tisue yg bersih & pastikan
wadah tertutup rapat 28
CARA PEMBUANGAN
OBAT
PEMENDAMAN DALAM TANAH
PEMBUANGAN KE DALAM SALURAN AIR

CARA PEMBUANGAN KEMASAN :


1. WADAH BOTOL/POT PLASTIK
- DIKELETEK ETIKET OBATNYA
- BOTOL DAN TUTUPNYA DIBUANG TERPISAH
2. BOKS/DOOS: SEBELUM DIBUANG TERLEBIH DAHULU
DIGUNTING BARU DIBUANG
3. TUBE SEBELUM DIBUANG TERLEBIH DAHULU
DIGUNTING BARU DIBUANG

29
PANITIA FARMASI DAN TERAPI

Oleh :
IDA WIDYANI
PENDAHULUAN
Dalam pengorganisasian rumah sakit
dibentuk Tim Farmasi dan Terapi (TFT) atau
Panitia Farmasi dan Terapi (PFT) yg
merupakan unit kerja dalam memberikan
rekomendasi kepada pimpinan rumah sakit
mengenai kebijakan penggunaan obat di
rumah sakit, yg anggotanya terdiri dari
dokter yg mewakili semua spesialis dan
apoteker instalasi farmasi serta tenaga
kesehatan lain apabila diperlukan(Permenkes
no.58 tahun 2014)
lanjutan
PFT harus dapat membina hubungan
kerja dgn komite lainnya didalam
rumah sakit yg
berhubungan/berkaitan dgn
penggunaan obat
PFT harus mengadakan rapat secara
teratur sedikitnya 2 bulan sekali dan
utk rumah sakit besar sebulan sekali
RENCANA KEGIATAN PFT 2015
Melakukan seleksi dan evaluasi obat yg akan masuk
dalam formularium
Mengembangkan kebijakan tentang penggunaan obat
dirumah sakit
Mengembangkan standar terapi
Mengidentifikasi permasalahan dlm penggunaan obat
Mengkoordinir penatalaksanaan Reaksi Obat yg tidak
diinginkan
Mengkoordinir penatalaksanaan medication error-
Menyebar luaskan informasi terkait kebijakan
penggunaan obat
Realisasi kegiatan PFT 2015

1. Melakukan seleksi dan evaluasi obat yg akan


masuk dalam formularium.
.Review formularium yg lama dan usulan untuk
revisi formularium.
Rapat : tgl 29 agustus 2015
Tempat : ruang komite medik
Peserta: komite medik dan instalasi farmasi
. Finalisasi revisi formularium
Rapat : tgl 5 september 2015
Tempat : ruang komite medik
Peserta: komite medik dan instalasi farmasi
Lanjutan
2. Mengembangkan kebijakan tentang penggunaan obat
di rumah sakit.
. Review real cost obat dibanding klaim pasien JKN
untuk program Rujuk Balik.
Rapat : tgl 16 September 2015
Tempat : ruang komite medik
Peserta: komite medik ,PFT,Instalasi Farmasi dan
Managemen RS
.Penetapan Automatic Stop Order
Rapat : tgl 28 november 2015
Tempat : Ruang Komite Medik
Peserta : PFT, Komite Medik, PFT, Instalasi Farmasi
Lanjutan
3. Mengembangkan standar terapi
Rapat : tgl 10 oktober 2015
Tempat : ruang komite medik
Peserta: komite medik.
Untuk mengumpulkan standar
terapi dari semua KSM , PFT
membuat surat ke komite medik
pada tanggal 6 November 2015.
Lanjutan
4. Mengidentifikasi permasalahan dlm penggunaan obat.
Sudah dilakukan koordinasi dengan instalasi farmasi
dengan membuat surat keluar perihal pengumpulan
terhadap pemantauan terapi obat pasien dan sudah
ada balasan surat masuk dari instalasi farmasi
rs(Farklin).
5. Mengkoordinir penatalaksanaan Reaksi Obat yg tidak
diinginkan
Sudah dilakukan koordinasi dengan instalasi farmasi
dengan membuat surat keluar perihal penatalaksanaan
Reaksi Obat yg tidak diinginkan dan sudah ada
balasan surat masuk dari instalasi farmasi rs.(farklin)
Lanju tan
6. Mengkoordinir penatalaksanaan medication
error dokter,perawat dan farklin, sudah
dilakukan koordinasi kepada instalasi farmasi
rs perihal pengumpulan laporan medication
error dan KTD.

Sudah dilakukan koordinasi dengan instalasi


farmasi dengan membuat surat keluar perihal
penatalaksanaan medication error dan sudah
ada balasan surat masuk dari instalasi farmasi
rs(farklin).
Lanjutan
7. Menyebar luaskan informasi terkait kebijakan
penggunaan obat
Rapat : 28 November 2015
Tempat : Ruang Rapat komite medik
Peserta : Panitia Farmasi dan Terapi, Komite medik
dan instalasi farmasi
Membahas tentang Penetapan Automatic stop order
dan kepatuhan dalam penggunaan formularium RS
yang mana obat yang digunakan hrs sesuai Fornas,
kalau tidak tersedia baru menggunakan obat generik
bermerk yang sesuai dengan formularium RS.
lanjutan
Monitoring dan evaluasi Kepatuhan
Penggunaan Formularium Obat RS edisi VIII
Rapat : 28 November 2015
Tempat : Ruang Rapat komite medik
Peserta : Panitia Farmasi dan Terapi, Komite
medik dan instalasi farmasi
Membahas tentang kesepakatan mengenai
kepatuhan penggunaan Formularium RS
edisi VIII
lanjutan
Adapun rapat yg harus dilakukan KTF :
Stock obat kosong----instalasi dan PFT,
sudah dilakukan informasi kekosongan obat
dari instalasi farmasi kepada panitia farmasi
dan terapi .
Masalah masalah lain yg berkaitan dgn
obat---jumlah obat yg harus diberikan utk
pasien BPJS dll
Monitoring dan evaluasi Kepatuhan
Penggunaan Formularium Obat RS edisi VIII
POA-PFT 2015
FORMULARIUM RUMAH
SAKIT
Pendahuluan
Berdasarkan Permenkes RI Nomor58
tahun 2014 Tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Rumah
Sakit,Formularium Rumah Sakit
disusun mengacu kepada
Formularium Nasional.Formulariun
Rumah Sakit merupakan daftar obat
yg disepakati staf medis,disusun oleh
Tim Farmasi dan terapi (TFT) yg
ditetapkan oleh Pimpinan Rumah
Lanjutan
Formularium rumah sakit harus tersedia utk semua
penulis resep,pemberi obat,dan penyedia obat di
rumah sakit.Evaluasi terhadap formularium rumah
sakit harus secara rutin dan dilakukan revisi sesuai
kebijakan dan kebutuhan rumah sakit.
Penyusunan dan revisi formularium rumah sakit
dikembangkan berdasarkan pertimbangan
terapetik dan ekonomi dari penggunaan obat agar
dihasilkan formularium Rumah Sakit yg selalu
mutakhir dan dapat memenuhi kebutuhan
pengobatan yg rasional
Tahapan proses penyusunan
Formularium Rumah Sakit
Membuat rekapitulasi usulan obat dari masing-masing
Kelompok Staf Medik Fungsional(KSMF) berdasarkan
standar terapi atau standar pelayanan medik
Mengelompokkan usulan obat berdasarkan kelas terapi
Membahas usulan tersebut dalam rapat Panitia Farmasi
dan Terapi(PFT),jika diperlukan dapat dapat meminta
masukan dari pakar
Mengembalikan rancangan hasil pembahasan Panitia
Farmasi dan Terapi,dikembalikan masing-masing KSMF
utk mendapat umpan balik
Membahas hasil umpan balik dari masing-masing KSMF
lanjutan
Menetapkan daftar obat yg masuk ke
dalam formularium Rumah Sakit
Menyusun kebijakan dan pedoman
untuk implimentasi;dan
Melakukan edukasi mengenai
formularium Rumah Sakit kepada
staf dan melakukan monitoring
Kriteria Menambah/ Mengurangi
Obat pada Formularium RS
Apabila ada alasan yang rasional
untuk pemakaian obat yang tidak
tercantum dlm Formularium, dapat
dimintakan izin
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai